PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Toksoplasmosis.
2. Untuk lebih mengenal dan mengetahui penyebab, gejala, siklus hidup serta cara
penanganan untuk penyakit Toksoplasmosis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan
penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia (Hiswani, 2005). Parasit ini
merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseseluler. Menurut
Wiknjosastro (2007), toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada
saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi
abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus,
iridosiklisis dan retardasi mental.
2.2. Epidemiologi
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada binatang mengerat (Cytenodactylus
gundi) di Afrika pada tahun 1908 (Levine, 1995). Toxoplasma gondii termasuk Genus
Toxoplasma; Subfamili Toxoplasmatinae; Famili Sarcocystidae; Subkelas Coccidia; Kelas
Sporozoa; Filum Apicomplexa (Soulsby, 1982). Toxoplasma gondii dibedakan menjadi lima
tipe, masing-masing tipe terdiri atas berbagai galur, dapat diisolasi di tempat dari berbagai
belahan dunia. Setiap tipe memiliki karakteristik biologik dan patogenitas yang berbeda
(Chandra, 2002).
Di Indonesia prevalensizat anti Toxoplasma gondii yang positif pada manusia berkisar
antara 2% dan 63% pada orang Eskimo prevalensinya 1% dan di El Salvador, Amerika
Tengah 90%. Prevanlensi zat anti T.gondii pada binatang di Indonesia adalah sebagai berikut:
pada kucing 35-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75%, dan pada ternak lainnya
kurang dari 10%. Pada umumnya prevalensi zat anti yg positif meningkat dengan umur, tidak
ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.Di dataran tinggi prevalensi lebih rendah,
sedangkan daerah tropic prevalensinya lebih tinggi.Prevalensi toksoplasmosis kongenital di
beberapa Negara diperkirakan sebagai berikut: Belanda 6,5 dari 1000 kelahiran hidup, New
York 1,3‰, Paris 3‰, dan Vienna 6-7‰.
2.3. Morfologi
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk
yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit)
(Hiswani, 2005). Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan
3
ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti
mitokondria dan badan golgi (Sasmita, 2006). Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes
perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai hospes definitif.
Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Takizoit juga dapat
memasuki tiap sel yang berinti. Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang
membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil
hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot
jantung, dan otot bergaris. Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk
kista mengikuti bentuk sel otot (Gandahusada, 2003).
Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron. Ookista mempunyai
dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan
selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing
sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu.
Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, berkembang biak secara
seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian.
4
Gambar 1.1 Siklus hidup Toxoplasma gondii
Sumber: CDC, 2010
B. Tanda penting
Toksoplasmosis kongenital
Tetralogi toksoplasmosis kongenital, yaitu :
Korioretinitis bilateral
Hidrosefalus/mikrosefali
Kalsifikasi serebral
Gangguan psikomotor :
Perkembangan mental Atropi nervi
terganggu Limfadenopati
Meningoensefalomielitis Splenomegali
Iritis Hepatomegali
Iridosiklitis
Toksoplasmosis akuisitas ada 4 bentuk, yaitu :
Limfadenopati Sefalgi
Splenomegali Mialgi
Eritematosa singkat demam
6
Wanita hamil yang terkena infeksi Toxoplasma umumnya hanya menunjukkan gejala
ringan dan tidak jelas, mirip flu, kadang ada pembesaran kelenjar leher. Sedangkan janin
yang terkena infeksi dalam kandungan, gejalanya kadang tidak ditemukan, kalau ditemukan
dapat berupa pertumbuhan janin yang terhambat, kepala janin membesar (Hidrosefalus).
Pada bayi baru lahir (neonatus) yang terinfeksi dapat di temukan tanda-tanda kuning
berlebihan, Juling, Tuli, Anemia, Pengapuran di otak, kepala membesar (hidrosefalus),
Radang otak, Paru, Hati, Kebutaan, Diare dan tanda – tanda lain yang tidak spesifik.
Apakah setiap ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma janinnya pasti akan tertular? Ternyata
tidak, tergantung juga pada usia kehamilan; pada usia kehamilan sebelum 3 bulan, hanya 1 –
7 % yang tertular; kehamilan 3 – 6 bulan, 10 - 27 % yang tertular dan kehamilan 6 – 9 bulan,
sekitar 30 – 60 % yang tertular.
7
Abdomen:
1. Nyeri
2. Acites
3. Diare
4. Mual dan muntah
Integument:
1. Suka berkeringat malam
2. Suhu tubuh meningkat
3. Timbulnya rash pada kulit
Muskuloskletal:
1. Nyeri
2. Kelemahan
Hepar:
1. Hepatomegali
2. Ikterus
2.8. Diagnosis
A. Pemeriksaan Laboratorium Serologi
Sabin-Feldman (Dye Test)
IFA (Indirect Flourescence Antibody)
CF (Complement fixation)
IHA (Indirect Haemaglutination Antibody)
ELISA/DS-IgM-ELISA
IgA, IgM, IgG
Antibodi Toxoplasma yang umum diperiksa adalah Anti Toxoplasma IgG, Anti Toxoplasma
IgM, dan Anti Toxoplasma IgG Aviditas.
Anti Toxoplasma IgM terbentuk pada awal infeksi, biasanya hanya bertahan 1 – 2
bulan saja, setelah itu hilang, tetapi kadang juga bisa menetap 1 sampai 2 tahun, bila positif
berarti baru atau sedang infeksi dan perlu pengobatan. Anti Toxoplasma IgG terbentuk
8
setelah IgM, biasanya 2 – 3 minggu setelah infeksi, dapat bertahan lama sampai bertahun –
tahun, bila hasil pemeriksaan positif berarti pernah infeksi, infeksinya bisa masih baru atau
bisa juga sudah lama. Anti Toxoplasma IgG Aviditas merupakan pemeriksaan tambahan
untuk menentukan Anti Toxoplasma IgG yang positif tersebut masih baru atau sudah lama
terbentuk, bila Aviditas rendah ( < 0, 200 ) berarti infeksi masih baru dan perlu pengobatan,
bila Aviditas tinggi ( > 0, 300 ) berarti infeksi lama dan tidak perlu pengobatan, bila Aviditas
diantara 0, 200 sampai 0, 300 berarti lama infeksi belum dapat ditentukan, perlu pemeriksaan
ulang 2 – 3 minggu lagi.
9
Yang paling penting dicegah adalah terjadinya Toksoplasmosis kongenital, yaitu anak
yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik, merupakan beban
masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial yang dilakukan selambatnya
sampai kehamilan 21-24 minggu, mengurangi kejadian Toksoplasmosis kongenital kurang
dari 50 %, karena lebih dari 50 % Toksoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer pada
trimester terakhir kehamilan (Chahaya, 2003). Pencegahan dengan obat-obatan, terutama
pada ibu hamil yang diduga menderita infeksi primer dengan Toxoplasma gondii, dapat
dilakukan dengan spiramisin. Vaksin untuk mencegah infeksi Toksoplasmosis pada manusia
belum tersedia sampai saat ini.
2.10. Pengobatan
Obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh stadium takizoit Toxoplasma
gondii dan tidak membasmi stadium kista, sehingga obat dapat memberantas infeksi akut,
tetapi tidak dapat menghilangkan infeksi menahun, yang dapat menjadi aktif kembali.
Pirimetamin dan sulfonamid bekerja secara sinergistik, maka dipakai sebagai
kombinasi selama 3 minggu atau sebulan. Pirimetamin menekan hemopoiesis dan dapat
menyebabkan trombositopenia dan dan leukopenia. Untuk mencegah efek samping, dapat
ditambahkan asam folinat atau ragi.
Pirimetamin diberikan dengan dosis 50-75mg/hari untuk dewasa selama 3 hari
kemudian dikurangi menjadi 25mg/hari (0,5-1mg/kg berat badan/hari) selam beberapa
minggu pada penyakit berat. Karena waktu paruh adalah 4-5hari, pirimetamin dapat diberikan
2 hari sekali atau 3-4 hari 1x.
Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria, diberikan dengan
dosis 50-100mg/kg berat badan/hari selama beberapa minggu atau bulan.
Spiramisin yaitu antibiotik macrolide, yang tidak menembus plasenta, tetapi ditemukan
dengan konsentrasi tinggi diplasenta. Spiramisin diberikan dengan dosis 100mg/kg berat
badan/hari selama 30-45 hari. Obat ini dapat diberikan pada ibu hamil yang mendapat infeksi
primer, sebagai obat profilaktik untuk mencegah transmisi Toxoplasma gondii ke janin dalam
kandungannya. Obat ini diberikan sampai aterm atau sampai janin terbukti terinfkesi
Toxsoplasma. Bila janin terbukti terinfeksi T.gondii pengobatan yang diberikan adalah
pirimetamin, sulfonamid dan asam folinat dan diberikan setelah kehamilan 12 minggu atau
18 minggu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma
gondii. Toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat
kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam
kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus,
mikrosefalus, iridosiklisis dan retardasi mental.
Daur hidup Toxoplasma gondii melalui dua siklus yaitu siklus enteroepitel dan siklus
ekstraintestinal. Siklus enteroepitelial di dalam tubuh hospes definitif seperti kucing.
Siklus ekstraintestinal pula di dalam tubuh hospes perantara seperti manusia, kambing
dan domba.
Cara penularannya terbagi menjadi 2 :
a. Toksoplasmosis kongenital, transmisi toksoplasma kepada janin terjadi
melalui plasenta bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil.
b. Toksoplasmosis akuista, infeksi dapat terjadi bila makan daging mentah atau
kurang matang
Pencegahannya :
a. Toksoplasmosis kongenital dengan memberikan obat-obatan kepada Ibu hamil
b. Toksoplasmosis akuista dengan memberikan menjaga kebersihan hewan
peliharaan, memberikan daging matang dan mencuci sayuran dengan bersih.
Pengobatan penyakit Toksoplasmosis untuk saat ini hanya bisa membunuh stadium
takizoit T.gondii seperti pirimetimin, sulfonamid, dan spiramisin.
11
DAFTAR PUSTAKA
12