Anda di halaman 1dari 34

PATOFISIOLOGI DAN PENEGAKAN

DIAGNOSIS HIV AIDS


HIV/AIDS
dr.A. Evy Adrianti S, SpPK
MUH WAHDIYAT
HIV : Human ImmunodeficiencyVirus.

Merupakan virus penyebab AIDS. Terdapat dalam cairan tubuh


pengidapnya seperti darah, air mani, atau cairan vagina.
Pengidap HIV akan tampak sehat sampai HIV menjadi AIDS
dalam waktu 5-10 tahun.
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
AIDS merupakan suatu sindrom yang menurunkan kekebalan
tubuh yang disebabkan HIV, sehingga tubuh tidak dapat
memerangi penyakit.
HIV&AIDS
 Tipe: viral
 Cara penularan:
 hubungan seks vaginal, oral dan anal.
 Darah/produk darah yang terinfeksi
 Penggunaan jarum suntik bergantian
 Penularan dari ibu ke bayi saat mengandung, melahirkan maupun menyusui
 Gejala:
 Tidak ada gejala pada saat terinfeksi pertama kali
 Gejala awal seperti flu, demam, kehilangan nafsu makan, BB menurun, lemah
dan pembengkakan saluran getah bening (menghilang setelah seminggu
sampai satu bulan)
 Virus akan dormant selama beberapa tahun
 Virus melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga menimbulkan infeksi
oportunistik
 Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orang.

 Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai

lebih dari 10 tahun.

 Selama periode ini, virus terus berkembang biak secara aktif

menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan tubuh


SIKLUS REPLIKASI VIRUS

Viral entry

Viral
postentry

6
(Cellular and Molecular Immunology)
Viral entry
(Cellular and Molecular Immunology)
7
Bagaimana gejala AIDS?
Setelah terinfeksi HIV biasanya tidak ada gejala dalam waktu 5-10
tahun, kemudian AIDS mulai berkembang dan menunjukkan gejala
sebagai berikut :
 Kehilangan berat badan secara drastis.
 Diare yang berkelanjutan.
 Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak.
 Batuk terus menerus.
 Bila anda terinfeksi HIV, segera lakukan tes darah.
5 TANDA MINOR……
A. Batuk kering tidak
sembuh-sembuh
B. Kulit gatal di seluruh
tubuh
C. Herpes zoster (mirip
cacar air) yang tidak
kunjung sembuh
D. Candidiasis, mengangkat
ruam pada mulut, lidah,
tenggorokan
E. Pembengkakan kelenjar
(leher, ketiak,
selangkangan) dengan
atau tanpa infeksi aktif.
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang
paling lanjut
A. Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan
tidak dikategorikan sebagai AIDS.
B. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan
infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak
sembuh- sembuh)
C. Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya
yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang
parah, dan TBC paru-paru).
D. Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada
saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru
dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai
indikator AIDS.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tes Pemantauan
Tes Diagnostik
Terapi

EIA / rapid test CD4

Western blot Viral load

NAT Limfosit total

12
Alur Tes HIV
Strategi III

– Reagen I 
sensitivitas ≥ 99%
– Reagen II 
spesifisitas ≥ 98%
– Reagen III 
spesifisitas ≥ 99%

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2015 tentang Pelayanan
Laboratorium Pemeriksa HIV
13
dan Infeksi Oportunistik
Western blot

14
Manual of Commercial Methods in Clinical Microbiology
Nucleic acid amplification test
(NAT)

• Deteksi asam nukleat


• Diagnosis (CDC 2014)
• Diagnosis pada bayi
• Polymerase chain reaction (PCR)

15
CD4
• Indikator fungsi imun pasien
• Monitor efektivitas terapi ARV
• Prediktor risiko infeksi oportunistik 
profilaksis
• N = 450 – 1.500 sel/μL
• Flowcytometry
• Pengukuran
– Sebelum memulai terapi
– Setiap 3 – 6 bulan (2 tahun)  per tahun
– Perubahan status klinis

16
HIV/AIDS
 Tidak menular melalui:
 Bersentuhan, pelukan, ciuman
 Sharing alat makan dan minum
 Gigitan nyamuk
 Keringat, air mata, air kencing,
ludah
 Berenang bersama
 Memakai WC umum
 Deteksi dini hanya dengan tes
HIV
 VCT
 PITC
HIV/AIDS
 Pengobatan:
 Belum ada pengobatan
 Anti retroviral terapi untuk memblok perkembangan virus
 Pengobatan infeksi oportunistik
 Konsekuensi yang mungkin:
 Hampir semua penderita akan menjadi AIDS dan meninggal karena IO
 Pada bayi dengan ibu Hiv kemungkinan tertular 20-30% tanpa adanya
pencegahan
 Pencegahan:
 Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV
 Penggunaan kondom menurunkan resiko penularan
 Pemeriksaan pada darah donor
 Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa darah
yang akan diterima bebas HIV
 Gunakan alat suntik sekali pakai
 Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa diri.
PROGRAM HIV AIDS
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
 Tindakan Pencegahan
 Testing dan konseling
 Pengobatan, Pelayanan dan perawatan
Respon Kementerian Kesehatan
• LKB
• JEJARING RUJUKAN
LAYANAN HIV • TRIPLE ELIMINASI
BERKESINAMBUNGA  ELIMINASI
N PENULARAN HIV,
SIFILIS DAN
• KERANGKA UNTUK HEPATITIS B, DARI
AKSELERASI TES HIV IBU KE BAYI
DAN MEMPERLUAS
AKSES TERAPI ARV

2012 2013 2017 2018

• STRATEGIC USE OF ARVs


(SUFA) SEBAGAI STRATEGI • FAST TRACK 90-
OPERASIONAL 90-90: “TEST AND
• DESENTRALISASI LAYANAN TREAT ALL” 
TES DAN TERAPI HIV KE PENGOBATAN
LAYANAN PRIMER HIV UNTUK
SEMUA ODHA
• INISIASI TERAPI ARV DINI
YANG
UNTUK POPULASI KUNCI
TERDIAGNOSA
DAN POPULASI BERISIKO
HIV POSITIF
Terima Kasih
22
Dampak Penyakit terkait Inflamasi pd Odha
Dampak HIV terhadap Inflamasi,
Koagulasi dan Kesehatan
PENINGKATAN JUMLAH LAYANAN HIV
6,000
5,449
5,000

4,000

+450%
3,000

2,000

1,000
990 +215% 896
284
0
Sampai 2013 Juni 2018
Layanan Tes HIV Layanan PDP

2012
2012 2013
2013 2017
2017 2018
2018
KIE
 Tujuan:
 Melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat
dan benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat luas agar dapat
mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi
dirinya dan orang lain dari penularan HIV;
 Mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non
diskriminasi terhadap para mengidap HIV/penderita AIDS serta
lingkungannya yang terdekat : isteri/suami, keluarga, teman
sekerja dan sepergaulan;
 Memberikan penjelasan luas tentang Kebijaksanaan dan Strategi
Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta
pelaksanaannya sesuai situasi dan kondisi setempat.
Kelompok Sasaran KIE
 Masyarakat umum:
 Cara penularan, kemungkinan dampak, cera pencegahan,
pemberian informasi yang tepat dan benar
 Petugas kesehatan (swasta, pemerintah dna masyarakat)
 Pemberian informasi dasar tentang penularan dan penyebaran
HIV serta cara pencegahannya, pemeriksaan untuk deteksi dini,
motivasi pasien untuk pemeriksaan HIV sukarela dan melakukan
konseling yang tepat. melaksanakan kewaspadaan (universal
precautions) dalam perawatan penderita untuk melindungi
dirinya dan penderita lain.
Kelompok Sasaran KIE
 Perorangan dan lembaga-lembaga
 Gerakan pendidikan pencegahan HIV/AIDS misainya, para guru
dan pemimpin/pemuka-pemuka agama dan masyarakat,
lembaga keagamaan dan media massa.
 Wanita dan Remaja
 Wanita dan remaja penting sekali baik sebagai anggota
masyarakat yang dalam hidup sehari-hari rawan terhadap
penularan HIV/AIDS tetapi juga berpotensi sebagai pendidik
dan motivasi yang sangat ampuh
Kelompok Sasaran KIE
 Orang beresiko Tinggi
 Orang-orang yang pekerjaan atau gaya hidupnya menyebabkan
mereka menghadapi kemungkinan resiko lebih tinggi untuk
ketularan dan menularkan HIV seperti misalnya : para tuna
susila, pasangan dari suami/isterinya, pecandu narkotika
suntikan dan orang-orang tertentu yang karena pekerjaannya
menyebabkan dia terpisah dari keluarga untuk waktu lama dan
melibatkan diri dalam hubungan seksual dengan "pasangan
sementara“
 Penderita HIV dan AIDS
 diberi pengetahuan tentang hidup dengan penyakitnya dan cara-
cara untuk mencegah penularan kepada orang lain.
Tindakan Pencegahan
 Tujuan:
 Menjamin tersedianya peralatan, pelayanan, informasi dan
dukungan untuk setiap orang yang ingin melindungi dirinya dan
orang lain terhadap penularan HIV
Testing dan Konseling HIV
 VCT (Voluntary Counseling and tetsing)
 Tes secara sukarela yang diawali dengan konseling mengenai
HIV/AIDS
 PITC (Provider Initiative Testing and Counseling)
 Tes yang dilakukan atas saran petugas kesehatan karena melihat
gejala yang mengarah ke HIV, dites dahulu baru dikonseling
Pengobatan, Pelayanan dan
Pengobatan (CST)
 Perwatan komprehensif
 Perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan
pelayanan dukungan secara holistik, komprehensif dan luas
untuk ODHA (Orang Dengan HIV Aids), dan keluarganya
 Perawatan berkesinambungan
 Perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan
pelayanan dukungan secara holistik, komprehensif dan luas
untuk ODHA (Orang Dengan HIV Aids), dan keluarganya
MITOS seputar HIV/AIDS
 HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan
 Tidak benar karena semua orang bisa tertular baik remaja, dewasa, anak-anak
maupun bayi
 HIV/AIDS merupakan penyakit orang barat/turis
 Tidak benar karena penyebaran HIV tidak berdasarkan pada ras
 HIV/AIDS hanya menular lewat hubungan seks
 Tidak benar, penularan bisa melalui semua aktifitas yang berhubungan dengan
pertukaran cairan tubuh
 HIV/AIDS penyakit kaum homoseksual
 Tidak benar, semua golongan dapat terular
 HIV/AIDS banyak diderita oleh pekerja seks
 Tidak benar, setiap orang beresiko untuk tertular
 HIV/AIDS dapat menular melalui kontakk sosial sehari-hari
 Tidak benar, HIV/AIDS tidak dapat menular tanpa ada pertukaran cairan tubuh

Anda mungkin juga menyukai