Anda di halaman 1dari 28

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER

Brillianda Yulita Putridita


030.14.034

Pembimbing
dr.Etra Ariadno, spPD
Pendahuluan

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia

Indonesia merupakan negara endemis, jumlah kasus semakin bertambah

Disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui nyamuk Aedes, dan


mempunyai 4 serotipe.
Definisi

Dengue fever : gambaran klinis yang ringan yang disebabkan oleh infeksi
virus dengue tanpa disertai peningkatan permeabilitas kapiler dan
gangguan proses pembekuan darah

Dengue hemorrhagic fever : suatu kondisi yang disebabkan infeksi virus


dengue disertai dengan peningkatan permeabilitas kapiler, gangguan
proses pembekuan darah, dan dapat menyebabkan kondisi shock
Epidemiologi
merupakan 10 penyebab kesakitan
dan kematian di Asia Tenggara

Indonesia merupakan daerah


endemis DBD

Secara nasional DBD merupakan 1


dari 8 penyebab kematian tertinggi
akibat penyakit infeksi
Epidemiologi
Etiologi
Virus dengue
Genus: Flavivirus
Famili: Flaviviridae

DEN-1 DEN-2 DEN-3 DEN-4


Faktor risiko

Host Vector

Enviroment
Patogenesis
Patogenesis

DHF

hipotesis secondary hipotesis antibody


heterologous dependent
infection enhancement
Patofisiologi
Kriteria diagnosis
■ Gejala
-Demam yang berlangsung selama 2-7 hari
-Semua bentuk perdarahan ( petechiae, purpura, epistaxis, perdarahan gusi, hematemesis
melena) dan/atau torniquet Test/rumple leed (+)
-Hepatomegali
-Shock (takikardia, perfusi buruk, pulsasi arteri lemah, tekanan arteri <20 mmHg, hipotensi)
■ Laboratorium
-Trombositopeni (<100000)
-Hemokonsentrasi (Ht >20% dari nilai normal)
■ Penegakan diagnosis kerja demam berdarah dengue cukup memenuhi point i dan ii pada gejala +
trombositopeni dan hemokonsentrasi
Grading DHF WHO 1997 dan 2011
Grade Tanda dan gejala Laboratorium
DF Demam + min 2 gejala diantara: Leukopeni (<5000)
 Sakit kepala Trombositopeni (<150000)
Ht meningkat 5-10%
 Nyeri Retroorbital
 Myalgia
 Arthtralgia
 Bercak merah
 Torniquet Tes (+)
 Tidak ada tanda kebocoran
plasma

DHF Grade I Demam + torniquet Test (+) Trombositopeni < 100000


Peningkatan Ht >20%
DHF Grade II Gr I + perdarahan spontan Trombositopeni < 100000
Peningkatan Ht >20%
DHF Grade III Gr II + kegagalan sirkulasi ( pulsasi Trombositopeni < 100000
(Dengue shock Syndrome) lemah, tekanan arteri <20 mmHg, Peningkatan Ht >20%
hipotensi)
DHF Grade IV Gr III + tanda Shock ( BP dan Trombositopeni < 100000
(Dengue Shock Syndrome) pulsasi arteri tidak ditemukan) Peningkatan Ht >20%
Grading
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Probable dengue demam dan 2 criteria:
• Nausea, munta

DHF WHO • bercak merah


• nyeri

2009
• Tourniquet test positive
• Leukopenia

Dengue with Warning signs/ dengue • Nyeri abdomen


dengan tanda bahaya • muntah terus menerus
• tanda akumulasi cairan
• perdarahan Mucosal
• Lethargy
• pembesaran hepar >2 cm
• Laboratory: Ht meningkat + penurunan cepat
platelet count

Severe Dengue Severe plasma leakage


leading to:
• Shock (DSS)
• akumulasi cairan dengan respiratory
distress
Severe bleeding
Kerusakan organ
• Liver: SGOT atau SGPT >=1000
• CNS: gangguan kesadaran
Perjalanan penyakit
Dengue shock syndrome

Merupakan syok hipovolemik yang terjadi pada DBD, yang diakibatkan


oleh peningkatan permeabilitas kapiler yang disertai perembesan plasma

Umumnya terjadi di sekitar penurunan suhu tubuh (fase kritis), yaitu pada
hari sakit ke 4-5 (rentang hari ke 3-7)
DENGUE SHOCK
SYNDROME

Terkompensasi Dekompensasi
Penegakkan diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin

Dengue NS-1

Pemeriksaan serologi
Ig M dan Ig G

Pemeriksaan
radiologi
Tata laksana
– DHF grade I dan II
■ Cairan : Cairan maintenance + 5 %  diberikan selama 48 jam
■ Terapi suportif
– Pemberian antipiretik
– DHF grade III
■ Cairan : 10ml/kgBB selama 1 jam
■ Jika ada tanda shock, identifikasi tanda perdarahan/ kebocoran plasma
■ Jika setelah penggantian cairan, kondisi shock tidak terpebaiki ( perfusi masih buruk,
hipotensi, tekanan arteri lemah )  lakukan observasi ABCS
– Asidosis  analisa gas darah. Indikasi: mengetahui efek shock berkepanjangan
– Bleeding  Pemeriksaan Hematocrit. Jika nilai Ht tidak membaik pasca terapi cairan 
transfusi darah
– Calcium  pemeriksaan elektrolit. Jika rendah, koreksi : Ca-Glukonas 1ml/kg
– Blood Sugar  pemeriksaan GDS
– DHF gr IV
■ Pemberian cairan : 10 ml/kg , rapid drip 10-15 menit
■ Jika perbaikan  pindah ke algoritma DHF gr III
■ Jika tidak perbaikan  ulangi transfusi 10 ml/kg + pemeriksaan laboratorium
■ Jika ada tanda kegagalan organ  terapi suportif spesial, contohnya dialisis,
ventilator
Tata laksana gangguan elektrolit

Hipokalsemia
Hiponatremi
Th:/ Ca glukonas 10
Th:/ pemberian IVFD
% dengan dosis 1
Nacl
mL/kgBB/dosis
Tanda-tanda recovery

■ Frekuensi nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas stabil


■ Suhu badan normal
■ Tidak dijumpai perdarahan spontan
■ Nafsu makan membaik
■ Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut
■ Volume urin cukup
■ Kadar hematokrit stabil pada kadar basal
Kriteria pulang rawat inap
■ Tidak demam minimal 24 jam tanpa terapi antipiretik
■ Nafsu makan membaik
■ Perbaikan klinis yang jelas
■ Jumlah urin cukup
■ Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
■ Tidak tampak distres pernapasan yang disebabkan efusi pleura atau asites
■ Jumlah trombosit >50.000/mm
Prognosis

■ Keterlambatan dalam menegakan diagnosis dan penatalaksanaan atau


pemberian tatalaksana yang tidak sesuai dapat mengakibatkan prognosis yang
buruk

Anda mungkin juga menyukai