Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi negara produsen kelapa sawit

terluas dan terbesar di dunia. Berdasarkan data statistik perkebunan Indonesia

angka tetap 2013, luas areal kelapa sawit indonesia mencapai 10,4 juta ha dengan

luas Tanaman Menghasilkan (TM) sebesar 7,8 juta ha dan total produksi

mencapai 27,8 juta ton CPO.1 Industri kelapa sawit merupakan kontributor

penting dalam produksi di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang

cerah.2 Di kawasan tropis seperti di Indonesia, kondisi iklim sangat mendukung

pertumbuhan dan produksi tanaman sawit.3 Disisi lain iklim tersebut juga sangat

menunjang pengembangbiakan gulma, hama dan penyakit.3 Untuk meningkatkan

produksi dan pengendalian gulma yang dapat menurunkan tingkat produksi

digunakanlah teknologi agrokimia.4 Yaitu salah satunya dengan menggunakan

pestisida.4 Herbisida merupakan kelompok dari pestisida yang sangat sering

digunakan. Penggunaanya di dunia mengalami peningkatan yaitu 20% pada tahun

1960 menjadi 48% pada tahun 2005.5

Herbisida yang paling sering digunakan adalah jenis Paraquat Diklorida

dengan merek dagang Gramoxone larutan 20%.6 Di Indonesia, penggunaan

paraquat dibatasi di area yg luas dan pemakaiannya diperbolehkan.7 Di negara

berkembang lainnya, paraquat sering digunakan dengan sembarangan tanpa

memperhatikan bahaya sehingga menyebabkan angka keterpaparan yang tinggi.8,9

Paraquat bisa masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung, inhalasi juga

1
2

melalui jalan makan hanya dengan tertelan sedikit sendok teh paraquat dapat

menyebabkan seseorang mengalami kematian dikarenakan oleh kegagalan

pernafasan.10 Paraquat dapat merusak paru paru, jantung, ginjal, kelenjar

suprarenal, susunan saraf pusat , hati dan limpa.8,9

Patogenesis terjadinya kegagalan nafas ialah karena rusaknya struktur paru

melalui terbentuknya radikal bebas dengan oxidative damage kepada jaringan

paru. Edem paru akut dan kerusakan paru bisa muncul dalam hitungan jam

dikarenakan paparan yang berat, kerusakan paru kemudian berkembang menjadi

fibrosis paru, yang merupakan penyebab tersering kematian dan biasanya muncul

pada hari ke 7-14 setelah tertelan.6,11 Pada kasus tertelan dalam jumlah yang besar

akan menyebabkan kematian lebih cepat, yaitu dalam waktu 48 jam dikarenakan

kegagalan sirkulasi menyababkan kematian karena kegagalan pernafasan yaitu

edema paru atau fibrosis paru tergantung dosis yang dikonsumsi.6,11

Mencit akan digunakan pada penelitian ini karena mencit memiliki kemiripan

dalam hal genetik dan fisiologi dengan manusia.12 Mencit juga mudah ditangani,

memerlukan sedikit makanan juga memiliki manifestasi penyakit yang konsisten

sehingga mencit cocok digunakan untuk melihat pengaruh paraquat terhadap

tubuh.13

Penelitian paraquat terhadap hewan coba telah banyak dilakukan dengan cara

injeksi dan oral. Pada penelitian ini saya tertarik untuk meneliti pengaruh

pemaparan paraquat dengan cara inhalasi, kontak langsung dan oral dengan cara

tertelan sesuai dengan apa yang terjadi kepada petani di lapangan.


3

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah "Bagaimana gambaran histopatologi paru mencit (Mus musculus) setelah

pemberian paraquat dichloride?"

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui efek pemberian paraquat terhadap gambaran histopatologis

paru mencit (Mus musculus).

1.3.2 Tujuan khusus

1 Mengetahui gambaran histopatologi paru mencit yang terpapar paraquat

dengan dosis 25 mg/kgBB selama 7 hari

2. Mengetahui gambaran histopatologi paru mencit yang terpapar paraquat

dengan dosis 50 mg/kgBB selama 7 hari

3. Mengetahui gambaran histopatologi paru mencit yang terpapar paraquat

dengan dosis 75 mg/kgBB selama 7 hari

4. Mengetahui gambaran histopatologi paru mencit yang terpapar paraquat

dengan dosis 100 mg/kgBB selama 7 hari

5. Mengetahui derajat kerusakan paru mencit setelah pemberian paraquat

selama 7 hari.
4

1.4 Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah pengetahuan di bidang penelitian kedokteran khususnya

penelitian yang bersifat eksperimental.

2. Peneliti lain

Dapat dijadikan sebagai informasi dan pembanding untuk pengembangan

penelitian lanjutan mengenai bahaya paparan paraquat.

3. Bagi masyarakat khususnya para petani

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bahaya toksisitas

herbisida paraquat sehingga berhati-hati menggunakan herbisida dan

mematuhi aturan penggunaan.

4. Bagi pemerintah

Sebagai pertimbangan kebijakan mengenai aturan penggunaan dan

pembatasan herbisida paraquat.

Anda mungkin juga menyukai