Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE


DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS PROGRAM INTERNSHIP STASE IRNA

Oleh
:
dr. Arip Septadi
dr. Anggun Nursari
dr. Bobi Wijaya
dr. Mars Evianta
dr. Putri Aswina
dr. Utari Novianti

Pendamping :
dr. Dutia Gestin

STASE IRNA
RSUD MUKOMUKO
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
2015

PENDAHULUAN
Angka morbiditas dan mortalitas DBD masih
tinggi
Insiden Januari-Mei 2004 : 64.000 kasus
724 meninggal (CFR = 1.1%)

Penyebab : virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4


Penelitian Balitbangkes Depkes terhadap 65 sampel :
DEN-3 paling banyak (37%)

Peningkatan kematian di RS, berkaitan dengan :


Pemeriksaan penyaring kurang ketat
Keterlambatan memperoleh pelayanan kesehatan
Informasi dari petugas kesehatan masih kurang
Pengetahuan dan
kesadaran

Angka kematian

DEFINISI

Infeksi Akut virus dengue


Ditandai demam tinggi mendadak
Disertai manifestasi perdarahan
Kecenderungan
menimbulkan
renjatan kematian

ETIOLOGI
virus den-1,-2,-3 dan -4 ditularkan melalui vektor
nyamuk Aedes aegypti
Virus den-3 paling dominan
Sekali virus masuk kedalam tubuhnya, nyamuk
menjadi infektif selama hidupnya
Penularan dari manusia saat fase viremia

Virus Dengue
Protein struktural
envelope (E)
pre-membran (prM)
protein core (C)

Protein non-struktural
NS-1
NS-5

Vektor

EPIDEMIOLOGI
Wabah di Kuba
Dewasa : anak
sindrom permeabilitas vaskuler akut pada
anak usia 14 tahun dan yang lebih muda
Dewasa penyakit berat dengan manifestasi
perdarahan

DBD terjadi pada bayi dengan Infeksi


primer
demam berdarah dengue dan sindrom
syok dengue rendah pada anak kulit hitam

Secondary heterologous dengue


infection

PATOGENESIS

Replikasi virus
Kompleks virus
antibody

Anamnestic antibody
response

Aktivasi komplemen

Anafilatoksin
(C3a, C5a)

>30% pada kasus


syok 24-48 jam

Permeabilitas kapiler
meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemia
Anoksia

Syok
Meninggal

Komplemen

Produksi histamin
meningkat
Hematokrit
meningkat
Natrium menurun
Penumpukan cairan
dalam rongga
serosa

Asidosis

MANIFESTASI KLINIS
Panas badan
2-7 hari

Tanda-tanda perdarahan
Manipulasi
Spontan

Pembesaran hepar
Laboratorium rutin
Peningkatan hematokrit
Penurunan trombosit

DIAGNOSIS
Demam Dengue
Nyeri kepala.
Nyeri retro-orbital.
Mialgia / artralgia.
Ruam kulit.
Manifestasi perdarahan (petekie atau uji
bendung positif).
Leukopenia.
Pemeriksaan serologi dengue positif, atau
ditemukan pasien DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama

Demam Berdarah Dengue


Berdasarkan kriteria WHO 1997
demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan
berikut

Uji bendung positif.


Petekie, ekimosis, atau purpura.
Perdarahan mukosa
Hematemesis atau melena.

Trombositopenia (jumlah trombosit <1 00.000/l).


Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage
(kebocoran plasma) sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan
umur dan jenis kelamin.
Penurunan hematokrit >20% selelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia,
atau hiponatremia.

Dari keterangan di atas terlihat


bahwa perbedaan utama antara DD
dan DBD adalah pada DBD
ditemukan adanya kebocoran
plasma

Hari Demam

Jenis Pemeriksaan

1-2

Hematologi
Hemoglobin (Hb)

Hematokrit (Ht)

Hitung Leukosit

Hitung Trombosit

Hematologi
Hemoglobin (Hb)

Hematokrit (Ht)

Hitung Leukosit

4-7

Hitung Trombosit

Hematologi
Hemoglobin (Hb)

Hematokrit (Ht)

Hitung Leukosit

Hitung Trombosit

Hapus darah tepi

PT/APTT

D-Dimer/fibrin monomer, fibrinogen

Imunoserologi;
antidengue IgM, IgG

Uji HI

Kimia darah

8-10

Hematologi
Hemoglobin (Hb)

Hematokrit (Ht)

Hitung Leukosit

Hitung Trombosit

Hapus darah tepi

11-12

Imunoserologi
Uji HI

Catatan/Interpretasi
Biasanya normal

Hemokonsentrasi (peningkatan Ht 20%)

Leukopenia
Limfositosis relatif (>45% dari total leukosit)
Limfosit plasma biru (>15% dari total leukosit atau >4% dari total limfosit)
Trombositopenia (<100.000/mm3) atau penurunan serial

Trombosit < 2/100 eritrosit (minimal dilihat 10 lapang pandang)

Bila dicurigai terjadi perdarahan waspadai DIC (PT >, APTT >, D-Dimer +, atau fibrin monomer +,
fibrinogen <)

Peningkatan IgM dan atau IgG


IgM +, IgG - : infeksi primer
IgM +, IgG + : infeksi sekunder
IgM -, IgG + : riwayat terpapar
IgM -, IgG - : bukan infeksi flavivirus (ulang 3-5 hari bila curiga)
1: 2560 infeksi sekunder flavivirus

SGOT/SGPT?, albumin?

Normal pada fase penyembuhan

Peningkatan titer > 4

1: 1280 infeksi flavivirus akut primer

1 : 2560 infeksi flavivirus akut sekunder

Rujukan :
WHO Regional Guidelines on Dengue/ DHF Prevention and Control (Regional Publication 29/1999)

Pemeriksaan antigen protein NS-1


Terdeteksi pada hari pertama demam
sampai hari ke-9
Mudah dan praktis
Sensitivitas 88.7% lebih
Spesifisitas 100%

DD/DBD

Derajat

Gejala

Laboratorium

Demam. disertai. 2 atau lebih tanda : sakit

DD

kepala nyeri retro orbital, mialgia,


artralqia

Leukopenia
Trombositopenia, tidak

Serologi Dengue
positif

ditemukan bukti kebocoran


plasma

DBD

Gejala diatas ditambah uji bendung positif Trombositopenia (<100.000/l),


bukti ada kebocoran Plasma

DBD

DBD

II

III

Gejala diatas ditambah perdarahan.

Trombositopenia (<100.000/l),

Hemostasis bisa

spontan

bukti ada kebocoran Plasma

abnormal

Gejala diatas ditambah Kegagalan

Trombositopenia (<100.000/l),

Hemostasis bisa

sirkulasi (kulit din gin dan lembab serta

bukti ada kebocoran Plasma

abnormal

gelisah)
DBD

IV

Syok berat disertai tekanan darah dan nadi Trombositopenia (<100.000/l),

Hemostasis bisa

tidak terukur

abnormal

bukti ada kebocoran Plasma

Tabel. 2 Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

KLASIFIKASI TERBARU
WHO 2009 :
Dengue tanpa tanda bahaya (dengue
without warning signs),
Dengue dengan tanda bahaya (dengue
with warning signs), dan
Dengue berat (severe Dengue)

Dengue probable :
Bertempat tinggal di /bepergian ke
daerah endemik dengue
Demam disertai 2 dari hal berikut :

Mual, muntah
Ruam
Sakit dan nyeri
Uji torniket positif
Lekopenia
Adanya tanda bahaya

Tanda bahaya adalah :


Nyeri perut atau kelembutannya
Muntah berkepanjangan
Terdapat akumulasi cairan
Perdarahan mukosa
Letargi, lemah
Pembesaran hati > 2 cm
Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan
jumlah trombosit yang cepat

Dengue dengan konfirmasi laboratorium


(penting bila bukti kebocoran plasma tidak
jelas)

Dengue Berat
Kebocoran plasma berat
Syok (DSS)
Akumulasi cairan dengan distress
pernafasan.

Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan


klinisi
Gangguan organ berat, hepar (AST atau
ALT 1000, gangguan kesadaran,
gangguan jantung dan organ lain)

Diagnosis Banding
Demam Tifoid
Campak
Influenza
Chikungunya
Leptospirosis
Malaria

PERJALANAN PENYAKT

Apabila tidak ditangani


secara tepat dapat
berakibat fatal

KOMPLIKASI

Dengue Ensefalopati
Syok
Gagal ginjal akut
Edema pulmonal (berkaitan dengan
terapi cairan)

PENATALAKSANAAN
Fase Demam (2-7 hari)
Terapi simptomatik dan suportif
Pemantauan tanda vital
Pemeriksaan laboratorium

Fase Kritis
Rawat inap
Oksigenasi
Pemberian cairan
Cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau setara dehidrasi sedang
Pada pasien dengan berat badan (BB) lebih dari 40 kg, total cairan intravena
setara dengan 2 kali rumatan
Pada pasien obesitas, perhitungkan cairan intravena berdasar atas BB ideal.

Pantau tanda-tanda vital


Pantau urin output
Pemantauan syok

Fase Penyembuhan (24-48 jam pasca syok)


Indikasi :
Keadaan umum membaik
Meningkatnya selera makan.
Tanda vital stabil
Ht stabil dan menurun sampai 35-40%.
Diuresis cukup
Dapat ditemukan confluent petechial rash
(30%)
Sinus bradikardi

Indikasi pulang
Tidak demam selama 24 jam tanpa
antipiretik
Nafsu makan membaik
Tampak perbaikan secara klinis
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Jumlah Trombosit > 50.000/l
Tidak dijumpai distres pernapasan
(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Manajemen DBD berbasis wilayah


Manajemen lingkungan
Pengendalian biologis
Perlindungan individu
Partisipasi masyarakat
Pengendalian kimiawi contohnya larvasidasi
Pemeriksaan jentik berkala
Penyuluhan demam berdarah dengue
Peran serta pemerintah dalam mengatur
perundangan

KESIMPULAN
Penderita infeksi virus dengue tetap ditemukan
dalam jumlah yang banyak di Indonesia
Angka kematian
telah
dapat ditekan tetapi
penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat.
Patogenesis
infeksi
dengue
(DBD)
belum
sepenuhnya
dipahami,
terjadinya
kenaikan
permeabilitas kapiler yang menyebabkan kebocoran
plasma sehingga dapat menyebabkan penderita
jatuh ke keadaan syok
Deteksi dini penyakit dan penatalaksanaan yang
tepat mencegah terjadinya keadaan tersebut

Pengendalian DBD yang utama adalah dengan


memutus
rantai
penularan
yaitu
dengan
pengendalian vektornya
Vektor DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan
pengendaliannya tidak mungkin berhasil dengan
baik kalau hanya dilakukan oleh sektor kesehatan
Peran serta masyarakat dan lintas sektor terkait
harus
ditingkatkan
secara
berkesinambungan
melalui penyuluhan dan promosi kesehatan untuk
mengendalikan sumber nyamuk melalui 3M plus
atau PSN terpadu.

LAPORAN KASUS
Keterangan Umum
Identitas Pasien

Nama
: An. Rj

Umur
: 8 tahun

Jenis Kelamin
: Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir


: Padang, 19 Januari 2007

Anak Ke
: 1 (satu)

Alamat
: Dusun Jarang Desa Arah Tiga Kec. Lubuk Pinang

Suku
: Batak
Nama Orang Tua

Nama Ayah
: M.H. Sihombing

Umur
: 35 Tahun

Pekerjaan
: Polisi

Nama Ibu
: Ny. Gokma

Umur Ibu
: 35 Tahun

Pekerjaan
: Perawat

Tanggal Masuk RS
: 09 Mei 2015
Jam Masuk : 17.30 WIB

Tanggal Periksa
: 10 Mei 2015
Jam Periksa
: 15.00 WIB

No. CM
: 12.54.59

Keluhan Utama
Demam sejak 7 hari yang lalu
Riwayat Peyakit
Keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu
disertai dengan bercak kemerahan pada
kedua lengan dan tungkai.
Awalnya demam dirasakan terutama pada
malam hari dan turun pada pagi hari,
kemudian sejak 3 hari yang lalu demam
dirasakan terus menerus.

Sejak pertama kali demam, pasien segera dibawa oleh


orang tuanya berobat ke Puskesmas terdekat, namun
setelah tiga hari pengobatan, demam tidak berhenti.
Kemudian pasien juga mengeluh nyeri pada seluruh
sendi dan sekitar bola mata yang disertai mual dan
muntah terutama pada saat makan.
Esok harinya pasien dibawa oleh orang tuanya ke
dokter praktek pribadi, oleh dokter segera dirujuk ke
RSUD Mukomuko untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
Berdasarkan
hasil
laboratorium,
didapatkan widal yang tinggi dan malaria negatif.
Kemudian pasien diberikan pengobatan untuk rawat
jalan.

Dua hari SMRS, pasien masih mengeluh demam, mual


muntah terutama seliap kali makan, dan keluar darah
dari hidung sebanyak 1 kali.
Sejak satu hari SMRS pasien mengalami BAB encer,
dengan ampas sedikit, berwarna kuning tidak disertai
bercak kehitaman atau kemerahan dan tidak berlendir.
Malam harinya pasien mengigau, berbicara yang tidak
dimengerti oleh orang tua pasien.
Pagi hari SMRS, timbul bercak-bercak kemerahan yang
tampak pada kedua lengan pasien namun tidak gatal
dan bertambah banyak, kemudian pada sore harinya
pasien segera dibawa ke IGD RSUD Mukomuko.

Selama demam pasien tidak


pernah mengalami kejang, batuk
pilek ataupun menggigil hebat,
buang air kecil pasien seperti biasa.

Riwayat Pengobatan
Puskesmas flasidol dan amoksisilin sirup
Obat dari praktek dokter pribadi adalah
paracetamol, cefixime, domperidone dan
magtral.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan
serupa.

Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Keluarga


Di sekolah pasien mendapat juara 3 besar.
Ayah kandung pasien bekerja sebagai polisi,
sedangkan ibu pasien adalah seorang
perawat.
Menurut keterangan orang tua pasien,
dilingkungannya
jarang
dilakukan
penyuluhan kesehatan dan jarang dilakukan
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
Jaminan yang digunakan adalah askes.

PEMERIKSAAN FISIK (10-052015)


Keadaan Umum
: Tampak lemah
Kesadaran
: Somnolen
Vital sign
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi nadi : 123 /menit
Frekuensi napas : 30 /menit
Suhu
: 38.8 oC

Kesan : Febris dan takikardia

Status Gizi
Berat badan
: 40 kg
Panjang Badan : 130 cm

IMT : Massa/(Tinggi Badan)2 = 40


kg/1.69 m2 = 23.67 cm2
Lingkar Lengan Atas : 26 cm

Kesan : Berat badan berlebih

Kepala dan Leher


Mata : pupil isokor, konjungtiva tarsal
hiperemis (+/+) , sclera ikterik (-/-)
Hidung : bentuk normal, bekuan darah
(+)
Mulut
: bibir kering dan memar,
lidah kotor, tremor (+)

Thorax
dalam batas normal
Abdomen
dalam batas normal

Anogenital
tidak ada kelainan
urin output / 12jam : 2310 cc
Extremitas
Bercak kemerahan di kedua lengan dan kedua
tungkai, Akral hangat, CRT < 2 detik

Diagnosa
Demam Berdarah Dengue Grade II
Diagnosa Banding
Demam Typhoid

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (09-05-2015 di IGD,
GDS
: 131 mg/dl
Pukul
17.55)
Hemoglobin
: 13,9 gr/dl
Leukosit
: 9100/mm3
Trombosit : 86000/mm3
Hematokrit : 40%

Golongan Darah
:B
Widal
Parathypi H : 1/320
Thypi O
:1/80
Malaria negatif

Diagnosa Kerja
Demam Berdarah Dengue Grade II

Penatalaksanaan (09-05-2015)
Non-Medikamentosa
O2 2-4 l/m
IVFD RL 5 cc/kgBB/ jam
Bedrest
Cek Laboratorium darah rutin seliap 6 jam
Observasi tanda-tanda vital
Pasang kateter urin
Pantau urin output seliap 6 jam
Pasang NGT
Diet makanan lunak
Rawat ICU

Medikamentosa
Inj. Ceftriaxone 2 1 g
Inj. Ondansetron 2 4 mg
Ottopan 3 tablet
Asedas syr. 2 1 C
Liprolac 2 1 sacch
Mucera syr. 3 1 cth
Trombovit 4 1 sacch
Oralit tiap mencret

Laboratorium (09-05-2015, Pukul


20.47)
Darah rutin
Hemoglobin : 12.9 gr/dl
Leukosit : 5600/mm3
Trombosit : 69000/mm3
Hematokrit : 37%

Rapid test DHF


IgG : (+)
IgM : (-)

Hasil Pemeriksaan Penunjang


(10-05-2015)
Pemeriksaan
03.30
10.51
15.16
21.43
Hemoglobin (gr/dl)

12.7

12.6

12.6

11.8

Leukosit (/mm3)

6600

5600

5400

5100

Trombosit (/mm3)

76000

79000

70000

79000

Hematokrit (%)

36

36

36

33

Diagnosa Kerja
Demam Berdarah Dengue Grade II

Penatalaksanaan (10-05-2015)
Non Medikamentosa
O2 2-4 l/m
IVFD RL 3 cc/kgBB/ jam
IVFD aminofuchsin pediatric
500 cc/24 jam
Cek Laboratorium darah
rutin seliap 6 jam
Observasi tanda-tanda vital

Medikamentosa
Inj. Ceftriaxone 2 1 g
Inj. Rocer 1 20 mg
Paracetamol infus 3 400
mg
Ottopan 3 tablet (k/p)
Tantum verde 3 1 garg
Asedas syr. 2 1 C
Liprolac 2 1 sacch
Trombovit 4 1 sacch
Mucera syr. Stop
Inj. Ondancetron stop
Oralit stop

FOLLOW UP (11-05-2015)
Anamnesa : demam (+), mencret (+), mual muntah (+), nafsu makan
turun, mengigau (+)
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 89 /menit
Frekuensi napas :28 /menit
Suhu: 37.5 C

Kepala
Hidung : bekuan darah (+)
Mulut : bibir kering dan memar, lidah kotor
Abdomen
Auskultasi : bising usus meningkat
Urin bag
Jumlah urin / 24jam : 2450 cc

Pemeriksaan Penunjang (11-052015)


Pemeriksaan

06.45

09.48

21.12

Hemoglobin (gr/dl)

11.8

11.7

11.4

Leukosit (/mm3)

5400

4300

4900

Trombosit (/mm3)

87000

104000

113000

Hematokrit (%)

33

35

33

Elektrolit (22.40)
Chlorida : 98 mmol/L
Kalium : 1.8 mmol/L
Natrium : 130 mmol/L

Diagnosa Kerja
Demam Berdarah Dengue Grade II
Hipokalemia

Penatalaksanaan (11-05-2015)

Non Medikamentosa
Cek Laboratorium darah
rutin seliap 12 jam
Observasi tanda-tanda vital
Drip KCL 20 cc dalam Ka en
1B 500 cc 40 tetes
mikro/menit
IVFD aminofuchsin pediatric
500 cc/24 jam

Medikamentosa
Inj. Ceftriaxone 2 1 g
Inj. Rocer 1 20 mg
Paracetamol infus 3 400
mg (k/p)
Ottopan 3 tablet
Tantum verde 3 1 garg
Asedas syr. 2 1 C
Liprolac 2 1 sacch
Trombovitt 4 1 sacch

Follow Up (12-05-2015)
Anamnesa : demam (-), mencret (-), mual muntah (-), makan
dan minum lancar , mengigau ()
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 94 /menit
Frekuensi napas : 22 /menit
Suhu: 37.2 C

Kepala
Hidung : bekuan darah (+)
Mulut : bibir kering dan memar berkurang, lidah kotor

Abdomen
Auskultasi: bising usus meningkat

Pemeriksaan Penunjang (12-052015)


Darah rutin
Hemoglobin
: 12.0 gr/dl
Leukosit
: 7000/mm3
Trombosit
: 181000/mm3
Hematokrit
: 35%

Diagnosa Kerja
Observasi febris

Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Diet makanan biasa
Aff oksigen
Aff NGT
Pasien pindah ke ruang
Anyelir (VIP)
Cek ulang elektrolit

Terapi
medikamentosa
lanjutkan

Follow Up (13-05-2015)
Anamnesa: demam (+), mual (+), makan dan
minum lancar
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Frekuensi nadi : 96 /menit
Frekuensi napas : 32 /menit
Suhu: 38.8 C

Kepala
Hidung : bekuan darah minimal
Mulut : bibir kering dan memar minimal, lidah kotor
minimal

Pemeriksaan Penunjang (13-05-2015)


Reagen pemeriksaan elektrolit habis
Diagnosa Kerja
Observasi febris
Penatalaksanaan
IVFD kaen 1B + natavit N inj 10 mL/kolf 40 tetes
mikro/menit
Inj. Ondansetron 3 4 mg
Trombovit 4 1 sacch
Liprolac 2 1 sacch
Paracetamol tab 3 tab
Terapi lain stop

Follow Up (14-05-2015)
Anamnesa: demam (+), mual (-), makan dan
minum lancar
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 92 /menit
Frekuensi napas : 28 /menit
Suhu: 38.5 C

Kepala
Mulut

: lidah kotor minimal

Diagnosa Kerja
Observasi febris
Penatalaksanaan
IVFD kaen 1B 30 tetes mikro/menit
Trombovit 4 1 sacch
Liprolac 2 1 sacch
Paracetamol tab 3 tab
Inj. Ondansetron stop

Follow Up (15-05-2015)
Anamnesa: demam (+), makan dan minum lancar,
BAB dan BAK dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 88 /menit
Frekuensi napas : 28 /menit
Suhu: 38.6 C

Kepala
Mulut

: lidah kotor minimal

Diagnosa Kerja
Observasi febris
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
IVFD kaen 1B 20 tetes mikro/menit
Cek laboratorium darah rutin
cek widal tes
Terapi medikamentosa lanjut

Follow Up (16-05-2015)
Anamnesa: demam (+), makan dan minum
lancar, BAB dan BAK dalam batas
normal
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 90 /menit
Frekuensi napas : 30 /menit
Suhu: 38.5 C

Kepala
Mulut

: lidah kotor minimal

Pemeriksaan Penunjang (16-05-2015)


Darah rutin
Hemoglobin : 11.1 gr/dl
Leukosit : 8900/mm3
Trombosit : 440000/mm3
Hematokrit : 31%

Widal
Parathypi H : 1/320
Thypi O : 1/320

Diagnosa
Demam typhoid
Penatalaksanaan
Terapi lanjutkan

Follow Up (17-05-2015)
Anamnesa: demam (-), makan dan minum
lancar, BAB dan BAK dalam batas
normal
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 /menit
Frekuensi napas : 26 /menit
Suhu: 37.5 C

Kepala
Mulut

: lidah kotor (-)

Diagnosa Kerja
Demam typhoid (dalam perbaikan)

Penatalaksanaan
Pasien diizinkan pulang dengan pemberian
antibiotik cefixime dan terapi oral lain dilanjutkan
dirumah.
Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang
pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga
kesehatan makanan serta higieni pribadi, jika
obat habis kontrol ulang.

Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
Rampengan T.H., Laurentz I.R. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, EGC, 1990
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di
Sarana Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik, Jaskarta, 2005
Mansyoer A. kapita Selekta Kedokteran. Edisi kedua, Penerbit Media
Aesculapius FK UI Jakarta 1999 : 428 430
Sri Rejeki H, dkk, Tatalaksana Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue,
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Jakarta, 1999
Tatalaksana Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Dalam Updates
In Pediatrics FKUI Jakarta 2002 : 95 114.
Antonius, dkk. Infeksi Virus Dengue dalam Pedoman Pelayanan Medis. Jilid I.
IDAI, 2009.
Umar Fahmi A., dkk. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI. Volume 2, Agustus 2010. Dapat
diakses di :
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin
-dbd.pdf

Anda mungkin juga menyukai