Anda di halaman 1dari 22

DEMAM BERDARAH DENGUE

Oleh :
ALBIO PANGGABEAN
211 210 142
Definisi
• DBD (Dengue Hemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik
• Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh
Epidemiologi
• Di Indonesia, demam berdarah dengue pertama
kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968
• Morbiditas dan mortalitas disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain status umur
penduduk, kepadatan vektor, tingkat
penyebaran virus dengue, prevalensi serotipe
virus dengue
• Di Indonesia penderita DBD terbanyak ialah
anak berusia 5-11 tahun.
Etiologi
• Virus dengue yang termasuk kelompok
Arthropod Borne Virus (Arbovirus) yang
sekarang dikenal sebagai genus flavivirus,
familio flavivisidae
• 4 jenis serotipe
▫ DEN – 1
▫ DEN – 2
▫ DEN – 3
▫ DEN – 4.
Patogenesi & Patofisiologi
• Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada
penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia,
virus, dan vektor perantara
• Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti pada saat manusia
sedang mengalami viremia
• Virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak
dalam waktu 8-10 hari
• Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa
tunas 46 hari
Patofisiologi DBD
Patofisiologi Terjadinya Syok
Patofisiologi Perdarahan DBD
Manifestasi Klinis
• Demam
▫ Demam tinggi yang mendadak, terus – menerus
berlangsung selama 2 – 7 hari, naik turun (demam
bifasik)
• Tanda-tanda perdarahan
▫ Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan
bawah kulit seperti ptekia, purpura, ekimosis dan
perdarahan konjungtiva.
• Hepatomegali
• Syok
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan isolasi virus
• Radiologi
Diagnosis
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya
bifasik
• Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji
bending positif, petekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan
mukosa, hematemesis dan melena
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm3)
• Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
▫ Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
umur dan jenis kelamin.
▫ Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
▫ Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites,
hipoproteinemia, hiponatremia.
Derajat Spektrum Klinis (WHO, 1997)

Derajat 1


Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet.

Derajat 2


Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.

Derajat 3

Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut,
kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.

Derajat 4


Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Diagnosis Banding
• Demam thyphoid
• Malaria
• Morbili
• Demam Chikungunya
• Leptospirosis
• Idiophatic Thrombocytopenia Purpura (ITP)
Penatalaksanaan
• Terapi nonfarmakologis
▫ Tirah baring (pada trombositopenia yang berat)
▫ Pemberian makanan dengan kandungan gizi yang
cukup
• Terapi simptomatis
▫ Antipiretik berupa parasetamol
▫ Obat simptomatis untuk mengatasi keluhan
dispepsia
Protokol pemberian cairan
• Penanganan tersangka DBD tanpa syok
• Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa
di ruang rawat
• Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan
hematokrit >20%
• Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD
dewasa.
• Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa
Penanganan tersangka DBD tanpa syok
Pemberian cairan pada tersangka DBD
dewasa di ruang rawat
Penatalaksanaan DBD
dengan peningkatan
hematokrit >20%
Tatalaksana sindroma syok
dengue pada dewasa
Prognosis
• Kematian dapat terjadi pada 40-50 % dengan
syok (DSS)
• Prognosis DHF tergantung dari saat diagnosis
adanya perembesan plasma ditegakkan yaitu
saat terjadi penurunan trombosit disertai
peningkatan hematokrit
• Pemberian cairan garam isotonik intravena
sebagai pengganti kehilangan plasma dapat
mengurangi derajat beratnya penyakit.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai