Anda di halaman 1dari 42

DHF

Keperawatan Dewasa
Pendahuluan
• Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan di masyarakat yang jumlah kasusnya terus meningkat dengan
penyebaran yang luas
• Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang dapat terjadi pada orang
dewasa
• Sekitar 2,5 miliar orang (2/5 populasi dunia) terjadi di negara tropis dan subtropis
• Diperkirakan sebanyak 50 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun dengan 500.000
memerlukan rawat inap
• Sekitar 90% terjadi pada anak-anak berusia kurang dari lima tahun dan sekitar
2,5% dari mereka yang terkena meninggal.
• Dengue dan DBD endemik di lebih dari 100 negara di wilayah WHO salah satunya
wilayah asia tenggara.
• Epidemi dengue semakin meningkat frekuensinya.
• Aedes aegypti adalah vektor epidemik utama
Pengertian
• Demam dengue atau dengue fever (DF) adalah
demam akut akibat terinfeksi virus dengue, yang
ditularkan melalui air liur nyamuk genus Aedes.
• Demam berdarah dengue atau dengue haemorrhagic
fever (DHF) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue.
• Dengue shock syndrome (DSS) adalah sindrom
syok/renjatan pada penderita DBD / merupakan
manifestasi klinis infeksi virus dengue yang berat
Variable endemicity of DF/DHF
Sumber : infodatin. kemenkes
Faktor Risiko
• Demographic and social change
• Water supplay
• Solid waste management
• Mosquito control infrastructure
• Consumerism
• Increased air travel and globalization
• Microevolution of viruse
Virus
• Virus dengue termasuk genus Flavivirus dan famili
Flaviviridae.
• Dengue virus (DENV) terdiri dari empat serotipe, yaitu DENV-
1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.
Vektor
• Aedes ( Stegomyia ), aegypti ( Ae. aegypti ) dan Aedes
( Stegomyia ) albopictus ( Ae. albopictus ) adalah dua vektor
terpenting dari dengue.
• Ae. aegypti sekarang bertahan di sebagian besar negara, dan
bahkan di negara-negara yang telah diberantas.
• Ae. aegypti adalah spesies kosmotropis antara garis lintang
45°LU dan 35°S
Kompetensi Vektor
• Kompetensi vektorial menunjukkan:
• Kerentanan tinggi terhadap infeksi virus
• Kemampuan untuk mereplikasi virus
• Kemampuan untuk menularkan virus ke host lain.
• Ae. aegypti dan Ae. albopictus membawa
kompetensi vektor yang tinggi untuk virus dengue
Patofisiologi
• Patofisiologi DHF mencakup :
• Initial phase
• febrile viral illnesses
• Viremia
• symptoms
• Hemorrhagic symptoms
• Vascular leakage
• hemoconcentration
• serous effusions
• circulatory collapse.
• Progression
• Dengue shock syndrome.
Patogenesis
Perjalanan DHF
• Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit seseorang yang
sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue akan bereplikasi di dalam
kelenjar liur nyamuk selama 8−12 hari.
• Nyamuk akan mentransmisikan virus dengue jika menggigit manusia lain, sehingga
akan mengalami gejala setelah masa inkubasi rata-rata 4−7 hari (kisaran 3−14
hari).
• Virus dengue masuk ke dalam peredaran darah dan menginvasi leukosit untuk
bereplikasi. Pasien akan berstatus infeksius selama 6−7 hari setelah digigit
nyamuk.
• Leukosit akan merespon viremia dengan mengeluarkan protein cytokines
dan interferon, memicu timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu-like
symptoms, dan nyeri otot.
• Bila replikasi virus bertambah banyak, maka virus dapat masuk ke dalam organ
hati dan sumsum tulang.
Perjalanan DHF
• Sel-sel stroma pada sumsum tulang yang terinfeksi akan rusak, sehingga produksi trombosit
menurun.
• Kondisi trombositopenia akan mengganggu proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko
perdarahan, sehingga Dengue Fever berlanjut menjadi DHF.
• Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 setelah gejala demam timbul, baik
berupa petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan mukosa mulut, hematemesis,
melena,  menorrhea, maupun hematuria.
• Replikasi virus pada hati akan menyebabkan hepatomegali dengan tanda nyeri tekan, tetapi
jarang menyebabkan ikterus.
• Selanjutnya terjadi pelepasan zat anafilaktosin, histamin, serotonin, serta aktivasi sistem
kalikrein yang meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Kemudian terjadi ekstravasasi
cairan intra ke ekstra vaskular.
• Kondisi tersebut mengakibatkan volume darah turun, ditandai dengan penurunan tekanan
darah dan penurunan suplai oksigen ke organ dan jaringan. Akral tubuh akan terasa dingin
karena peredaran darah lebih diutamakan ke organ-organ vital.
• Proses ekstravasasi yang berlanjut akan menyebabkan hemokonsentrasi, hipoproteinemia,
efusi, dan renjatan, sehingga pasien memasuki fase DSS
Fase Gejala Demam Dengue
• Fase Demam
Fase demam terjadi selama 2−7 hari, dengan suhu sangat tinggi mencapai 39−40°C,
sehingga kadang disertai menggigil. Demam dapat disertai dengan gejala
konstitusional tidak spesifik lain, seperti sakit kepala, mialgia, dan fotofobia.
• Fase Kritis
Pada fase kritis, gejala demam menurun menjadi 37,5−38°C, dan umumnya terjadi
pada hari ke-3 hingga ke-7. Pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
yang dapat menyebabkan perdarahan dan syok hipovolemik pada kondisi DHF,
maupun disfungsi organ dan disseminated intravascular coagulation (DIC) pada
kasus DSS.
• Fase Pemulihan/Konvalesen
Fase pemulihan terjadi pada pasien yang berhasil melewati fase kritis, yaitu 24−48 jam
setelah fase kritis. Pada fase ini terjadi reabsorbsi cairan dari ekstravaskular.
Apabila pasien diberikan cairan intravena berlebih pada fase ini maka dapat terjadi
efusi pleura masif, asites, dan gagal jantung kongestif.
Warning Sign
• Warning sign
Pasien dengan muntah persisten dan gagal diberikan rehidrasi peroral harus
segera diberikan resusitasi cairan.
• Warning sign timbulnya renjatan DSS adalah:
• Pusing berat, letargi, gelisah, atau perubahan perilaku secara mendadak
• Sesak napas
• Nyeri abdomen yang berat
• Perdarahan, seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan
mukosa mulut, hematemesis, melena, menorrhea, serta
haemoglobinuria/hematuria
• Kulit lembab dan dingin
• Akral pucat dan dingin (sianosis perifer)
• Oliguria
 D-Dimer dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein D-Dimer dalam darah
yang berfungsi untuk memecah darah yang membeku dalam darah
 C-reactive protein (CRP) is produced as part of the infl ammatory process and
attached to the invading microorganism or damaged cells enhancing phagocytosis in
the destruction of the microorganism or damaged cell.
Anamnesis
• Gejala klasik DF :
• Demam
• Gejala klasik DF adalah demam tinggi sekitar 39−40°C, onset mendadak, selama 5−7
hari, dan dapat disertai menggigil. Pada anak-anak, pola demam umumnya bifasik
atau saddleback fever, yaitu demam dapat turun pada satu hari tetapi kemudian
naik kembali.[2,3,11]
• Ruam Kulit
• Ruam eritematosa dan difus ditemukan di muka, leher, dan dada, yang terjadi pada
hari ke-2 atau ke-3. Ruam makulopapular atau rubeliform terlihat pada hari ke-3
atau ke-4. Pada akhir fase demam, ruam generalisata memudar dan ruam petekie
terlihat pada kaki dan tangan. Ruam dapat disertai gejala gatal.[2,3,11]
• Manifestasi Perdarahan
• Pasien dengan manifestasi perdarahan berarti sudah mengalami DHF. Manifestasi
perdarahan yang dapat ditemukan misalnya petekie, epistaksis, menorrhea, atau
perdarahan gastrointestinal.[2,3,11]
Gejala Lain
• Selain tiga gejala klasik di atas, manifestasi DF lain adalah:
• Nyeri kepala, terutama bagian frontal dan retro-orbital
• Mialgia dan artralgia, terutama lutut dan bahu
• Fotofobia dan mata merah
• Anoreksia, gangguan sensasi pengecapan, mual, dan muntah
• Diare atau konstipasi
• Nyeri kolik abdomen dan nyeri daerah inguinal
• Nyeri tenggorokan, bisa disertai batuk
• Letargi
Pemeriksaan Fisik
• Tanda Klinis Demam Dengue (DF)
• Peningkatan suhu sampai 39−40°C pada fase demam, dan
37,5−38°C pada fase kritis umumnya ditemukan DF.
• Inspeksi akan tampak ruam kulit yang khas.
• Uji tourniquet akan positif, terutama bila mulai terjadi
manifestasi perdarahan.
• Manifestasi neurologis sangat jarang terjadi, tetapi pernah
dilaporkan seperti kejang, ensefalitis, ensefalopati, sindrom
Guillain-Barre, dan myelitis transversa.
Pemeriksaan Fisik
• Tanda Klinis Demam Berdarah Dengue (DHF)
• Umumnya pasien masih memiliki tanda klinis DF, disertai tanda perdarahan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan mukosa mulut,
hematemesis, melena,  menorrhea, dan hematuria.
• Pada kondisi berat, dapat ditemukan tanda sebagai berikut:
• Kebocoran plasma, yaitu efusi peritoneal, efusi pleura, atau keduanya
• Injeksi konjungtiva
• Optik neuropati yang dapat menyebabkan gangguan visus permanen
• Faringitis
• Limfadenopati generalisata
• Ensefalopati, edema serebral, dan perdarahan intrakranial
• Anoksia dan hiponatremia
• Kerusakan hati
Pemeriksaan Fisik
• Tanda Klinis Sindrom Syok Dengue (DSS)
• Terdapat tanda kegagalan sirkulasi, yaitu:
• Hipotensi atau peningkatan tekanan diastole
• Pulse pressure menurun (≤20 mmHg) dan capillary refill
terlambat (> 3 detik), sehingga nadi teraba lemah
• Bradikardia yang bersifat paradoksikal, atau takikardia yang
disertai syok hipovolemik
• Hepatomegali
• Hipotermia, kulit lembab dan dingin
• Pasien letargi atau delirium
Diagnosis Banding
• Chikungunya
• Campak
• COVID-19
• Infeksi Tifoid
• Gangguan Hematologi
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang untuk kasus DF yang paling
sederhana adalah :
• hematologi lengkap atau complete blood count (CBC)
• Tes serologi
• kultur virus
• reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR)
Hematologi Lengkap
• Trombositopenia: pada DF dapat ditemukan pada demam
hari ke-3 sampai ke-8, di mana jumlah trombosit <100.000
sel/μL merupakan salah satu tanda utama DHF
• Hemokonsentrasi: peningkatan hematokrit >20%
menunjukkan hipovolemia akibat kebocoran plasma
• Leukopenia: umumnya terjadi pada fase demam, dan
terkadang juga disertai limfopenia
Pencegahan
• Avoid crowded places
• Mosquito repellents
• Proper clothing
• Mosquito-free environment
• Stagnant water
WHO classification of dengue infection and grading of severity of DHF
Link Daftar Hadir
• https://forms.gle/L3bFLekAcLPkqxDR6 (daftar
hadir)
• https://forms.gle/urt9HpSZZuzgLr627 (soal
latihan)

Anda mungkin juga menyukai