ABSTRAK
Latar belakang: Dalam penerapan pelayanan yang mengacu pada patient safety ada beberapa standar
yang perlu diimplementasikan, salah satu standar tersebut adalah penerapan timbang terima
menggunakan komunikasi dengan metode Situation, Background, Assesement and Recommendation
(SBAR). Kerangka komunikasi dengan metode SBAR digunakan pada saat perawat melakukan
timbang terima (handover), pindah ruang perawatan maupun dalam melaporkan kondisi pasien kepada
dokter. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Metode Komunikasi
Efektif SBAR Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Timbang Terima Pasien. Metode: Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualititatif dengan metode Pre Exsperimenal Ekspeimen sedangkan
rancangan penelitian One Grub Design pre intervensi - post intervensi. Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dari bulan oktober 2019 s.d Januari 2020. Uji normalitas
data dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, sedangkan analisa bivariatnya mengunakan
uji statistik non parametrik yaitu uji wilxocom. Hasil: Hasilpenelitiandari 30 responden, diketahui
bahwa hasil ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan timbang terima sebelum dan setelah
pelaksanaan komunikasi efektif SBAR dengan nilai p value = 0,000 < nilai α 0,05. Saran: Diharapkan
Meningkatkan pelaksanaan komunikasiefektif SBAR padasaat Timbang Terima yang lebih optimal
khususnya diruang dengan cara berkesinambungan khususnya untuk mengikuti pelatian tentang SBAR
dan Lebih Meningkatkan lagi informasi serta evaluasi terkait dengan pelaksanaan identifikasi pasien.
Kata Kunci: Komunikasi Efektif SBAR, Timbang Terima
ABSTRACT
Background: In the application of services that refer to patient safety there are several standards that
need to be implemented, one of these standards is the application of weighing using communication
with the Situation, Background, Assessment and Recommendation (SBAR) Method. The
communication framework using the SBAR method is used when nurses carry out handovers, move
care rooms and report patient conditions to doctors. Objective: The purpose of this study is to
determine the Effect of Effective SBAR Communication Methods on the Effectiveness of the
Implementation of Patient Weighing Acceptance. Method: This study used a qualitative approach
with the Pre-Experiment Experiment method while the One Grub Design research design was pre-
intervention - post intervention. This research was conducted at the Muhammadiyah Hospital in
Palembang from October 2019 to January 2020. The data normality test was carried out by the
Kolmogorov-Smirnov statistical test, while the bivariate analysis used a non-parametric statistical test,
the Wilxocom test. Results: The results of the study of 30 respondents, it is known that the results
have a significant effect between the weighing before and after the implementation of effective SBAR
communication with p value = 0,000 <α value of 0.05. Suggestion: It is hoped to improve the
implementation of effective SBAR communication at a more optimal Weighing and Receiving
System, especially in a room that is sustainable, especially to follow the training about SBAR and
More Improving information and evaluation related to the implementation of patient identification.
mengenai Pengaruh Metode Komunikasi atau dampak yang muncul dalam penelitian
efektif SBAR Terhadap Pelaksaan ini adalah self determination. Privacy,
Timbang Terima Pasien di Ruang Penyakit anonimity, confidentiality dan protection
Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah from discomfort.
Palembang Tahun 2020. Uji Statistik dengan mengunakan
Populasi yang diambil pada peneitian statistik parametrik. Sebelum melakukan
ini adalah perawat dalam komuniksi efektif uji statistic terlebih dahulu dilakukan uji
SBAR sebelum dan setelah timbang terima normalitas data untuk mengetahui normal
di Ruang Ahmad Dahlan Rumah Sakit atau tidaknya data tersebut, yaitu dengan
Muhammadiyah tahun Palembang 2020 uji statistik Kolmogorov-Smirnov
yang telah mendapatkan izin, yang menunjukkan bahwa variabel yang
berjumlah 30 responden. Penelitian ini memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari
dilakukan dari bulan Oktober sampai 0,05 sehingga data dikatakan terdistribusi
dengan bulan Januari 2020. Sedangkan tidak normal. Sedangkan varibel lainnya
proses pengambilan data dari tanggal 10 memiliki nilai signifikansi lebih besar dari
sampai dengan 13 Januari 2020. Dan 0,05 sehingga data dikatakan terdistribusi
sampel penelitian ini menggunakan metode normal. Jadi jika data tetap tidak normal
non probability sampling yaitu yang maka pengolahan data dilakukan dengan
memenuhi Kriteria Insklusi (Untuk uji statistik non parametrik yaitu uji
Perawat pelaksana sift pagi, siang, malam wilxocom.
diruang Ahmad Dahlan Perawat yang tidak
sedang cuti, Bersedia menjadi responden, HASIL PENELITIAN
dan Perawat yang hadir saat operan sift) Hasil Analisa Univariat
dan Kriteria Eksklusi (Tidak bersedia Uji Normalitas Data Responden dengan
menjadikan responden dan Perawat yang Kolmogorov-Smirnov
sedang cuti). Hasil uji normalitas data pelaksanaan
Peneliti menjelaskan tentang aspek Timbang Terima Sebelum dan Setelah
etika dalam penelitian disertai dengan pelaksanaan Komunikasi Efektif SBAR di
penjelasan bentuk aplikatif yang dilakukan Ruang Ahmad Dahlan Rumah Sakit
terhadap aspek tersebut. Pertimbangan- Muhammadiyah Palembang Tahun 2020
pertimbangan etika yang lazim digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
dalam penelitian ini untuk mengatasi resiko
Tabel 1.
Uji Normalitas Data Responden dengan Kolmogorov-Smirnov
Mean Kolmogorov- Asymp. Sig. (2-
Variabel
/Median Smirnov Z tailed)
Sebelum Timbang Terima 58.53 2.467 0.000
Setelah Timbang Terima 77.0 1.641 0.009
Tabel 2.
Pelaksaaan Timbang Terima Sebelum pelaksanaan Komunikasi Efektif SBAR
No Sebelum Frekuensi (f) Persentase (%)
2 Sesuai 5 16.7
Total 30 100.0
Tabel 3.
Pelaksaaan Timbang Terima Setelah Pelaksanaan Komunikasi Efektif SBAR
No Setelah Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak Sesuai 4 13,3
2 Sesuai 26 86,7
Total 30
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksaaan
Komunikasi Efektif SBAR
No Komunikasi Efektif SBAR Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kurang 9 30.0
2 Baik 12 40.0
efektif sbar perawat sebelum dan setelah peranan penting dalam menentukan baik
dilakukan komunikasi efektif sbar ini buruknya mutu pelyanan kesehatan di
berarti ada pengaruh Komunikasi Efektif rumah sakit.
SBAR terhadap Timbang Terima diruang Hasil penelitian ini sejalan dengan
Ahmad Dahlan Rumah Sakit penelitian I Ketut Suardana, Dkk, ( 2015).
Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan
Komunikasi efektif berbasis SBAR antara metode komunikasie fektif SBAR
adalah kerangka teknik komunikasi yang yang diterapkan dirawat inap Griyatama
disediakan untuk berkomunikasi antar RSUD Tabanan dengan efektifitas
petugas kesehatan dalam menyampaikan pelaksanaan timbang terima(handover)
kondisi pasien. SBAR merupakan yang menghasilkan ρ value 0,000. Nilai
kerangka yang mudah diingat , mekanisme koefisien korelasinya adalah 0,902 yang
nyata yang digunakan untuk artinya terdapat pengaruh yang kuat dan
menyampaikan kondisi pasien yang kritis menunjukkan arah positif. Kerangka
atau perlu perhatian dan tindakan SBAR sangat efektif digunakan untuk
segera.Permanente, K. (2011). melaporkan kondisi dan situasi pasien
Sesuai dengan teori Permenkes secara singkat pada saat pergantian shift,
Nomor 1691 (2010) dalam program patient sebelum prosedur tindakan atau kapan saja
mengatakan bahwa untuk menjamin diperlukan dalam melaporkan
keselamatan pasien di rumah sakit, perkembangan kondisi pasien..
pelatihan program keselamatan pasien Dari hasil penelitian dan teori yang
merupakan salah satu pelayanan mutu ada, maka peneliti berpendapat bahwa ada
terhadap pasien. Perawat yang kurang pengaruh antara pelaksanaan komunikasi
termotivasi untuk menggunakan teknik efektif SBAR dengan timbang terima. Hal
komunikasi SBAR dapat menyebabkan ini dikarenakan peningkatan dalam
pelayanan kepada pasien kurang baik. menyampaikan informasi keadaan pasien
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan tujuan agar menjaga keselamatan
menjadi salah satu sasaran dari program pasien. setelah dilakukan pejelasan tentang
patient safety yaitu peningkatan SBAR perawat dapat mengerti prntingnya
komunikasi yang efektif. Perawat komunikasi sbar dalam timbang terima, da
merupakan tenaga terbanyak dan memiliki peningkatan yag signifikan
mempunyai waktu kontak dengan pasien dibandingkan yang sebelum dlakukan
lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan komunikasi SBAR. Berdasarkan hasil
yang lain, sehingga mereka mempunyai penelitian tersebut perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Dewi Mursidah (2012). Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal
health & sport.Vol 5(3):646-655
Joint Commission Accreditation of Health Organization. (2010). National patient safety
goals.
Joint Comission Resource. Suicide Prevention. (2017). Toolkit for Implementing National
Patient Safety Goal 15A. The Joint Comission on Acreditation of Healthcare
Organization :USA.
Lestari, P dkk.(2016). Hubungan Motivasi Dengan Pelaksanaan Komunikasi Sbar Dalam
Handover (Operan Jaga) Pada Perawat . RSUD Salatiga Kota Salatiga.