KEPERAWATAN
PADA PASIEN
SYOK
Kelompok 1 :
Patofisiologi dasar terjadinya syok meliputi inadekuat aliran oksigen ke dalam sel yang
dapat menyebabkan kondisi asidosis dan selanjutnya bisa menimbulkan gangguan organ
(Sylvia&Price, 2006). Tanda dan gejala yang menyertai periode kaskade melalui
tahapan awal, kompensasi, progresif dan refrakter. Tanda dan gejala tersebut bervariasi
pada masing-masing tahapan. Sehingga untuk memperoleh terapi yang optimal
diperlukan deteksi awal syok dan intervensi segera.
MANIFESTASI KLINIS
1. Tekanan darah sistemik dan takikardi; puncak tekanan darah sistolik <100 mmHg atau lebih dari
10% di bawah tekanan darah yang telah diketahui.
2. Hipoperfusi perifer, vasokonstriksi; kulit dingin, lembab, dan sianosis.
3. Status mental terganggu; kebingungan, agitasi, koma.
4. Oliguria atau anuria; <0,5 ml/kg BB/jam.
5. Asidosis metabolik.
6. Pemantauan hemodinamik :
• Tekanan darah arteri
• Tekanan vena sentral
• Tekanan arteri pulmonal, dimonitor dengan kateter Swan-Ganz untuk pengukuran Pulmonary
Catheter Wedge Pressure (PCWP).
• Pengukuran tambahan. Pemantauan sensorium, jumlah urine, dan suhu kulit
PENATALAKSANAAN
1. Kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia jaringan
yang berkepanjangan.
2. Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia.
3. DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d kekurangan volume cairan d/d akral teraba
dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun.
2. Gangguan integritas kulit b/d kekurangan volume cairan d/d kerusakan
lapisan kulit, kemerahan.
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi d/d
dispnea,takikardi, pola nafas abnormal,gelisah.
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
O Keperawatan Hasil
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan asuhan Observasi :
tidak efektif b/d keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
kekurangan jam diharapkan perfusi Ankle Brachial Index)
volume cairan perifer meningkat dengan 2. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity /deformitas,
kriteria hasil : 3. open wound/ luka terbuka, tenderness /nyeri tekan, swelling /bengkak )
1. Warna kulit pucat 4. Monitor status hemodinamik ( tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia )
menurun 5. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
2. Turgor kulit membaik Terapeutik :
3. Akral membaik 6. Berikan oksigen sesuai indikasi
7. Catat intake output dan hitung balance cairan
8. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
9. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
10.Hindari penekanan pada pemasangan tourniquet pada area yang cedera
11.Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya ( terlalu panas atau dingin )
Edukasi :
12.Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat ( melembabkan kulit kering pada kaki )
13.Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi ( rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3 )
14.Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan ( rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Kolaborasi :
15.Kolaborasi pemberian analgetik
16.Kolaborasi pemberian kortikosteroid
17.Kolaborasi ventilasi mekanik bila perlu
18.Kolaborasi pemberian cairan IV
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
2 Gangguan Setelah dilakukan Observasi :
integritas kulit asuhan keperawatan 1. Monitor kondisi umum (mis. Demam, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh)
b/d selama 3x24 jam 2. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
kekurangan diharapkan integritas nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
volume cairan dan jaringan meningkat Terapeutik :
dengan kriteria hasil : 3. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
1. Elastisitas kulit 4. Jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada atau tidaknya infeksi, jumlah
meningkat eksudat, dan jenis balutan yang digunakan)
2. Kemerahan 5. Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka (mis. Hydrocolloid, polymer,
menurun crystalline, cellulose)
Edukasi :
6. Anjurkan menggunakan pelembab (lotion atau serum)
7. Anjurkan minum air yang cukup
8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, buah dan sayur
Kolaborasi :
9. Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
10.Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
3 Gangguan Setelah dilakukan Observasi :
pertukaran gas asuhan keperawatan 1. Monitor frekuensi , irama, kedalaman dan upaya nafas
b/d diharapkan pertukaran 2. Monitor pola nafas
ketidakseimba gas meningkat dengan 3. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
ngan ventilasi- kriteria hasil : Terapeutik :
perfusi 1. Dispnea menurun 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Takikardi 5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
membaik Edukasi :
3. Pola nafas 6. Ajarkan pasien melakukan relaksasi nafas dalam
membaik Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian terapi
TERIMAKASIH