Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Bepergian dengan menggunakan pesawat udara merupakan cara yang cepat, efisien, aman dan
menyenangkan. Akan tetapi bagi pasien-pasien tertentu, naik pesawat udara berarti membuka
kemungkinan menerima resiko medis tambahan yang kadang-kadang tidak disadari baik oleh
pasien maupun dokter mereka. Masalah ketinggian yang menyebabkan hipoksia dan dekompresi,
masalah ergonomi, kelelahan, irama sirkadian ( perubahn zona waktu ),stress sejak
keberangkatan hingga mendarat kembali adalah sebagian dari faktor-faktor yang dapat
menimbulkan resiko medis. Untuk itu perlu pertimbangan yang akan menentukan apakah
seseorang/pasien cukup fit untuk terbang atau harus diperlakukan secara khusus. Dengan
pesatnya perkembangan industry jasa penerbangan,meningkat pula jumlah orang sakit, lemah
dan cacat yang bepergian dengan pesawat udara. Banyak diantara mereka yang mengadakan
perjalanan untuk memperoleh pengobatan, maupun pasien yang dievakuasi lewat udara.
Adanya orang sakit dalam pesawat terbang memerlukan penanganan yang tepat untuk
memberikan kenyamanan yang maksimal bagi pasien dan meminimalkan timbulnya gangguan
bagi penumpang lain. Disamping itu pelu pula dipertimbangkan adanya keterbatasan ruang dan
fasilitas dalam kabin pesawat, stress fisik dan mental selama menunggu pada saat keberangkatan
dan kedatangan, kelelahan dalam perjalanan, dan estetika penempatan pasien dlam pesawat.
Untuk mengatasi ini semua diperlukan perawat yang memiliki kualifikasi/pengetahuan kesehatan
penerbangan. Perawat yang memiliki kualifikasi ini disebut sebagai perawat udara ( Flight Nurse
).
Perawat Udara (Flight Nurse) adalah tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan khusus
tentang kesehatan penerbangan yang didapat melalui serangkaikan pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan ini dilaksanakan di Lakespra Saryanto dengan lama pendidikan 3
bulan. Calon Flight Nurse adalah minimal DIII keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Flight Nurse


Awalnya, sampai dengan akhir Perang Dunia I, pesawat tempurlah yang mulai berkembang.
Setelah itu, pada dekade 1920-an, pesawat terbang sipil mulai berkembang, di antaranya
dipelopori oleh William Boeing yang mendirikan industri pesawat terbang Boeing di Seattle,
Amerika Serikat pada 1916, dan Anthony Fokker –orang Belanda kelahiran Madiun, Indonesia–
yang mendirikan industri pesawat terbang Fokker di Belanda pada tahun 1919. Akan tetapi,
sepanjang dasawarsa 1920-an tersebut penerbangan komersil berkembang dengan lambat
meskipun perlahan-lahan mulai populer sebagai sarana transportasi. Salah satu alasan mengapa
transportasi udara kurang populer, adalah kenyataan bahwa orang merasa transportasi udara
masih merupakan moda transportasi yang berbahaya .
Untuk dapat mengalihkan penumpang kereta api menjadi penumpang pesawat terbang, tentunya
maskapai penerbangan harus dapat meyakinkan bahwa transportasi udara adalah moda
transportasi yang aman. Salah seorang yang berjasa mengubah citra transportasi udara adalah
Ellen Church. Dilahirkan di Cresco, Iowa, Amerika Serikat pada 22 September 1904, Ellen
Church adalah seorang perawat (registered nurse) yang karena ketertarikannya yang tinggi
terhadap dunia penerbangan, juga menjadi seorang penerbang (pilot).
Sebenarnya, ketika Church melamar bekerja di Boeing Air Transport (BAT) yang kemudian
menjadi United Airlines, awalnya dia melamar sebagai pilot. Akan tetapi, alih-alih mengontrak
Church sebagai pilot, Steve Stimpson, seorang pejabat BAT, justru melihat hal yang lebih
menjanjikan dari ide Ellen Church yang lain, yaitu menempatkan perawat sebagai pramugari
(stewardess/flight attendant) di dalam pesawat terbang, yang bertugas untuk menenangkan
penumpang yang takut terbang. Meramalkan publisitas yang hebat yang akan terjadi dengan
menempatkan perawat sebagai pramugari, Stimpson menjual ide tersebut kepada atasannya.
Pada tahun 1930, Boeing Air Transport memulai sesuatu yang pada waktu itu dianggap sebagai
percobaan yang berani dengan mengontrak delapan orang perawat , dikenal dengan istilah The
Original Eight. Sebagai pramugari dengan masa percobaan terbang selama tiga bulan. Ellen
Church menjadi kepala pramugari.
Pada tanggal 15 Mei 1930, Ellen Church menjadi pramugari pertama di dunia yang menerbangi
rute Oakland ke Chicago. Adanya pramugari merupakan sukses yang tak terbantahkan bagi
BAT. Dalam waktu tiga tahun, berbagai maskapai penerbangan mengikuti jejak BAT dengan
menempatkan pramugari pada pesawat terbangnya.
Persyaratan menjadi pramugari pada tahun 1930-an sangat ketat. Selain harus seorang perawat,
pramugari juga haruslah wanita yang masih lajang, usia lebih muda dari 25 tahun, berat kurang
dari 115 pon (sekitar 52 kg) dan tinggi kurang dari 5 kaki 4 inci (sekitar 162, 56 cm). Meski
Ellen Church berjasa membuka jalan bagi wanita untuk bergelut di dunia penerbangan, dia
menjadi pramugari selama delapan belas bulan. Sesudah kecelakaan mobil yang mengakhiri
kariernya sebagai pramugari, Church meraih gelar bachelor degree dari University of Minnesota
dan meneruskan kariernya sebagai perawat. Pada tahun 1942, selama Perang Dunia ke II, Ellen
Church kembali ke angkasa sebagai flight nurse pada Army Nurse Corps dan dianugerahi Air
Medal atas
kepatriotannya selama perang.
Setelah PD II usia, Church pindah ke Terre Haute, Indiana, menjadi Direktur di Union Hospital
dan menikah dengan Leonard Briggs Marshall, Direktur Utama Terre Haute First National Bank
pada 1964. Ellen Church meninggal pada 22 Agustus 1965 karena kecelakaan jatuh dari kuda.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, bandar udara di kota kelahirannya Cresco, Iowa, diberi
nama Ellen Church Field. Dari riwayat di atas menerangkan bahwa tindakan perawat di udara
dimulai sejak 15 Mei 1930, dimana perawat Ellen terbang mendampingi penumpang hanya
untuk menenangkan penumpang agar mereka merasa aman dan nyaman, serta merawat
penumpang yang sakit selama dalam penerbangan. Dengan demikian tanggal ini pula dapat
dijadikan sebagai hari lahirnya Perawat Udara di dunia.
Keberadaan perawat udara sangat terasa pada saat evakuasi korban perang dengan menggunakan
pesawat Hercules milik TNI AU pada tahun 1960an. Perawat udara telah ikut andil dalam
operasi militer seperti operasi Permesta, operasi Dwikora, operasi Trikora dan operasi Seroja.
Para korban ini dibawa dari daerah pertempuran menuju ke rumah sakit yang lebih memadai.

2.2 Perkembangan Flight Nurse


Pengertian Perawat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Maka Flight Nurse juga
termasuk perawat karena telah memenuhi syarat sebagai perawat yaitu memiliki ijazah DIII/S1
keperawatan ditambah lagi dengan pendidikan sekolah perawat udara selama 3 bulan dan
diberikan Ijazah Flight
Nurse.
Menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 yang disebut dengan keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik
yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan juga dapat
dipahami sebagai pelayanan / asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Sebagai salah satu profesi dalam bidang keperawatan, Flight Nurse dituntut untuk memiliki
kemampuan baik itu secara intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral, di dalam
menjalankan peran serta tugasnya. Di dalam menjalankan tugasnya Flight Nurse berpedoman
pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maupun PPNI. Karena Flight Nurse
berhubungan dengan dunia penerbangan maka aturan yang dikeluarkan oleh IATA
( International Air Transportation Association) harus diperhatikan juga.

Ruang Lingkup Kegiatan Flight Nurse


Untuk mengembangkan profesi Flight Nurse, kami melakukan 3 pendekatan yaitu:
a. Lingkungan Praktisi
Tenaga Flight Nurse dapat bekerja pada :
1. Perawat Udara pada Militer
Pada dunia Militer Flight Nurse harus ada di setiap Skadron Udara minimal 1 orang
karena merupakan salah satu crew pesawat yang bertugas:
- Melakukan Pre Flight Cek sebelum crew pesawat lain melakukan tugas
penerbangan baik pesawat angkut maupun pesawat tempur.
- Memantau dan menjaga kesehatan anggota skadron udara.
- Melaksanakan evakuasi medik udara.
2. Perawat Udara pada Penerbangan Sipil
Dengan banyaknya perusahaan transportasi darurat medis serta banyaknya pasien
yang dirujuk ke rumah sakit lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap maka
keberadaan Flight Nurse pada penerbangan sipil sangat penting. Selain di
penerbangan sipil, Flight Nurse juga dibutuhkan di kantor kesehatan bandara,
perusahaan pertambangan dan penerbangan Haji.
3. Perawat Udara pada Bencana Alam
Flight Nurse dapat berperan bila terjadi Bencana Alam misalnya pesawat jatuh, banjir
tanah longsor, dll. Yang bertugas mengevakuasi para korban menuju ke tempat
fasilitas yang lebih lengkap.

b. Lingkungan Akademis
Untuk menghasilkan tenaga Flight Nurse kami melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Bagi
perawat lulusan D3/S1/S2 yang ingin berkecimpung di dunia kesehatan penerbangan dapat
mengikuti pendidikan Sekolah Perawat Udara (Sewatud) di Lakespra Saryanto Jakarta. Bagi
perawat yang mendapat materi kesehatan penerbangan di kampus sudah termasuk Flight Nurse
Cuma belum berhak mendapat Wing Flight Nurse. Mereka hanya mendapat sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kepala Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa Saryanto.
Materi yang diberikan selama pendidikan adalah:
1. Sejarah; sejarah pesawat, sejarah Flight Nurse.
2. Manajemen evakuasi
3. Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada penerbangan: Hipoxia, Hiperbarik,
Disbarisme, Jet Leg, Disorientasi.
4. Askep pada semua sistem yang dikaitkan dengan masalah yang muncul pada penerbangan.
5. Latihan Pengungsian Medik Udara.
Di Amerika persyaratan untuk menjadi Flight Nurse harus memiliki sertifikasi sebagai RN,
beberapa tahun pengalaman perawat intensif, perawatan darurat, dan sertifikasi lain termasuk
bersertifikat PPGD, bersertifikat keperawatan kritis, Advanced Cardiac Life Support.

Anda mungkin juga menyukai