Anda di halaman 1dari 6

ANSPORTASI

Transportasi adalah suatu alat pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka
biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang
mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai
transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Salah
satunya yang akan dibahas disini adalah transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan
banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara
merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Transportasi udara memiliki peran penting dalam kehidupan dan di Indonesia. Indonesia adalah sebuah
negara yang terdiri lebih dari 17.508 pulau, dan menggunakan transportasi udara ini merupakan cara
tercepat untuk berpergian. Namun, bisakah menjadi yang teraman?

Transportasi Udara

Rentang wilayah negara mengharuskan penanganan moda transportasi angkutan darat, laut dan udara
secara terpadu untuk mewujudkan sistem angkutan nasional yang andal, efektif dan efisien. Setiap moda
angkutan memiliki karakter khas, keunggulan dan kelemahannya. Moda transportasi darat, laut dan
udara harus menjadi kesatuan sistem agar dapat menjawab tujuan perangkutan, yakni melayani
perpindahan atau mobilisasi orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.

Untuk menjawab tantangan itu, disusun Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang bertujuan
mewujudkan perangkutan yang andal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang sekaligus
menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu
terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah
dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan peningkatan hubungan internasional. Maka dari itu, di
ciptakan lah transportasi yang dapat beroperasi dengan cepat yaitu transportasi udara, salah satunya
peswat terbang. Transportasi udara adalah alat transportasi yang dioperasikan di udara dari satu tempat
ke tempat yang lain baik tempat yang dekat maupun tempat yang jauh dengan proses yang cepat.

SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI UDARA

1. Sarana : Pesawat, jet, roket, helikopter, dll.

2. Prasarana: Bandar udara, dll.


PESAWAT TERBANG

Kamu tentu pernah melihat pesawat terbang, baik secara langsung maupun lewat televisi.

Pesawat terbang merupakan angkutan udara yang sangat canggih. Perjalanan pesawat terbang lebih
cepat dibandingkan dengan angkutan darat atau angkutan laut. Sekarang terdapat berbagai jenis alat
angkutan udara antara lain helikopter, pesawat tempur serta pesawat penumpang. Bahkan kini manusia
dapat menjelajah luar angkasa dengan menggunakan pesawat luar angkasa.

Kelebihan dan Kekurangan Transportasi

Transportasi masa lalu maupun masa kini memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada penjelasan di atas
yang banyak nampak adalah kelemahan teknologi masa lalu dan kelebihan teknologi masa kini. Misalnya
teknologi masa lalu lebih lambat sedangkan teknologi masa kini lebih cepat. Namun sebenarnya
teknologi masa lalu juga memiliki kelebihan. Sebaliknya teknologi masa kini juga memiliki kelemahan.

Pada umumnya teknologi masa lalu masih menggunakan tenaga manual yakni hewan, angin ataupun
manusia. Selain itu prosesnya juga lama atau lambat dan manusia saat ini tidak mau sesuatu berjalan
dengan lambat, mereka maunya semua berjalan dengan cepat. Namun di sisi lain teknologi masa lalu
memiliki kelebihan yakni hampir semua bebas polusi. Baik polusi udara, polusi suara maupun polusi
lainnya. Proses yang dilakukan oleh transportasi udara sangat cepat. Namun di sisi lain transportasi udara
juga memiliki kelemahan yakni menimbulkan polusi. Seperti polusi udara dan suara. Polusi udara
menyebabkan napas menjadi sesak dan menyebarkan CO2 yang dapat merusak lingkungan kita. Polusi
suara dapat menyebabkan kerusakan pada telinga karena ditimbulkan oleh bisingnya suara mesin.

Berikut adalah beberapa pesawat yang pernah mengalami kecelakaan di Indonesia:

• Adam Air Penerbangan 172

• Adam Air Penerbangan 574

• British Airways Penerbangan 9

• Garuda Indonesia Penerbangan 035

• Garuda Indonesia Penerbangan 150

• Garuda Indonesia Penerbangan 152

• Garuda Indonesia Penerbangan 200

• Garuda Indonesia Penerbangan 421


• Garuda Indonesia Penerbangan 553

• Hilangnya Sukhoi Su-100 di Gunung Salak

• Kecelakaan pesawat C-130H Hercules 2009

• Kecelakaan pesawat Cassa 212-100 2011

• Kecelakaan Pesawat Cessna 172 Skyhawk tahun 2011

• Kecelakaan pesawat KT-1 Nomor 0102

• Kecelakaan pesawat Susi Air 2011

• Lion Air Penerbangan 386

• Lion Air Penerbangan 538

• Mandala Airlines Penerbangan 660

• Mandala Airlines Penerbangan 91

• Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 422

• Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715

• Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 836

• Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968

• Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760

• Mimika Air Penerbangan 514

• Musibah Garuda Indonesia 11 Juli 1979

Kecelakaan Transportasi Udara

Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak diduga dan tidak diharapkan kehadirannya bagi siapa saja.
Potensi kecelakaan memang tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi melalui upaya yang sungguh-
sungguh potensi tersebut dapat ditekan untuk mengurangi jatuhnya korban lebih banyak.

Perlu dibangun persepsi dan pemahaman yang sama bahwa pesawat terbang memiliki tingkat
kerawanan sangat tinggi bila dihadapkan dengan sedikit saja kelalaian, sehingga selayaknya
mendapatkan perhatian yang tinggi.
Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak

Baru-baru ini Indonesia sedang berduka karena telah terjadi ecelakaan pesawat di daerah Bogor, Jawa
Barat. Pada pukul 14:00 WIB, SSJ-100 lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk
sebuah penerbangan demonstrasi lokal yang dijadwalkan mendarat kembali ke titik awal keberangkatan.
Penerbangan tersebut adalah demonstrasi yang kedua pada hari itu. Dalam pesawat terdapat 6 orang
awak kabin, 2 orang perwakilan dari Sukhoi, dan 37 orang penumpang. Pada pukul 15:30 , Pilot
Alexander Yablonstev, yang belakangan diketahui baru pertama kali menerbangkan pesawat di Indonesia
meminta izin untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki (3,000 m) ke 6.000 kaki (1,800 m). Otoritas
pemandu lalu lintas udara memberikan izin dan komunikasi tersebut merupakan kontak terakhir dengan
pesawat]yang saat itu sekitar 75 mil laut (139 km) selatan Jakarta, di sekitar Gunung Salak.

Kecelakaan yang terjadi pada tanggal 9 Mei 2012 ini menghilang dalam penerbangan demonstrasi yang
berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia. Sebuah pencarian di darat dan
udara untuk pencarian pesawat ini dimulai, tapi dibatalkan karena malam tiba. Pada tanggal 10 Mei
pukul 09:00 WIB, reruntuhan Superjet Sukhoi ditemukan di Gunung Salak, pada ketinggian 1.500 meter.
Hal yang diketahui hanya bahwa pesawat terbang searah jarum jam menuju Jakarta sebelum menabrak
Gunung Salak. Tidak diketahui apakah ada korban selamat. Berbagai kecelakaan angkutan udara yang
terjadi di Indonesia mecerminkan bermacam permasalahan yang terjadi pada manajemen dunia
penerbangan negeri ini. Terlepas dari apapun hasil penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan SSJ 100
nantinya. Buruknya pengelolaan penerbangan di Indonesia jelas berpotensi membahayakan keselamatan
pengguna jasa angkutan udara.

Dalam kasus Sukhoi sendiri, banyak hal yang bisa dipertanyakan. Pertama, pihak terkait berulang kali
meralat jumlah penumpang serta nama-nama mereka. Hal ini dikarenakan tidak dipatuhinya manifest
penumpang yang telah ada. Banyak penumpang yang seharusnya tidak mengikuti penerbangan
diperbolehkan masuk, demikian pula sebaliknya. Lambannya proses untuk mengetahui nama-nama
penumpang pesawat tersebut juga dikarenakan ternyata manifest asli terbawa oleh salah satu
penumpang di dalam penerbangan. Kedua, setelah ditelusuri, ternyata demo flight tersebut belum
mendapatkan izin dan sertifikat kelaikan udara yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini jelas
melanggar UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

Penyebab Kecelakaan

Dengan adanya kejadiaan yang menyebabkan nyawa manusia tersebut, dapat di ketahui bahwa faktor
kecelakaan udara mungkin saja terjadi karena dua hal. Pertama, "tingkah laku manusia" yang
membahayakan penerbangan (unsafe action) dan kedua, adanya "kondisi" yang membahayakan
penerbangan (unsafe condition) atau kombinasi keduanya.
Apabila dirinci lebih lanjut penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang sebagai berikut: a. Faktor
manusia, hal ini menyangkut profesionalisme dan ketrampilan sebagai hasil dari pembinaan pendidikan
dan latihan yang telah dilaksanakan. Data statistik menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan
penyebab utama terjadinya kecelakaan pesawat terbang.

b. Faktor mesin atau material pesawat terbang, terkait dengan adanya kerusakan yang disebabkan
karena pemeliharaan yang tidak benar atau tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dapat pula
terjadi karena material pesawat terbang mengalami corrosion (karat), keausan ataupun faktor material
fatique (kelelahan).

c. Faktor cuaca, adalah kecelakaan pesawat terbang yang diakibatkan secara langsung oleh fenomena
cuaca yang sedang berlaku. Seperti saat tinggal landas, enroute, maupun saat proses pendaratan, unsur
cuaca yang sangat mempengaruhi adalah kondisi angin, suhu udara, jarak pandang, awan, hujan, dan
fenomena cuaca lainnya. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan trasportasi ini tidak jarang kita
mendengar adanya alasan klasik. Walaupun alasan ini sudah sering terdengar, namun selalu dijadikan
faktor penyebabnya. Kadang kita berpikir, hal ini tidak masuk akal. Karena selalu menyalahkan cuaca, dan
ini bukan hanya satu kali namun alasan untuk yang kesekian kali. Artinya masih berkutat pada satu
masalah dan tidak pernah mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut. Padahal penyebabnya itu
tidak hanya pada faktor cuaca namun pada faktor kenderaan dan faktor kesalahan pada manusianya itu
sendir

i. Sungguh menyedihkan. Tidak tahu apakah alasan ini hanya pembenaran semata? d. Faktor lingkungan,
hal ini terkait dengan manajemen dan operasional sebagai pendukung penyebab terjadinya kecelakaan
pesawat terbang seperti: bagaimana kondisi fasilitas penerbangan/pendaratan, beban penugasan,
kehidupan sosial, stress, hubungan antar crew dll.

Upaya Keselamatan

Keselamatan penerbangan merupakan faktor utama dalam pengoperasian pesawat terbang. Musibah
memang kadang kala tidak bisa dihindarkan, namun melakukan usaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaan lebih baik dilakukan. Meski demikian, kemungkinan peristiwa kecelakaan itu masih bisa
diantisipasi, setidaknya diminimalisir. Sebab, kecelakaan pesawat terbang tidak terlepas dari faktor SDM,
faktor mesin, alam, sarana dan prasarana, performance alat bantu navigasi dan ketaatan pada
persyaratan kelayakan secara teknis. Hasil dari suatu proses pekerjaan yang sempurna akan menjadi
tidak berguna, bila tidak didukung oleh pelaku yang profesional dan mesin yang rusak atau tak berfungsi.
Oleh karena itu diperlukan revitalisasi menyeluruh dalam pengelolaan penerbangan yang menyangkut
upaya meningkatkan kualitas keselamatan penerbangan, tidak saja dengan melakukan pemeriksaan
secara berkala tentang kelayakan kondisi pesawat, fasilitas Bandara, tetapi juga dalam masalah
pembinaan aspek manusia khususnya awak pesawat terbang yang merupakan garda terakhir dalam
keselamatan penerbangan. Seperti yang disampaikan oleh Presiden ICAO, Mr Assad Kotte (2005), “untuk
mencegah kecelakaan pesawat disamping diadakan pendekatan teknologi dan regulasi harus ada
pendekatan lain, yaitu melalui pendekatan Human Factors (HF) atau faktor manusia”.

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah:

1. Uji kemampuan terbang awak pesawat terbang secara periodik terutama untuk penerbang. Uji
terbang ini dilakukan sebagai sarana bagi operator untuk memastikan seorang penerbang masih berada
dalam koridor kualifikasi dan standarisasi seperti yang telah ditetapkan.

2. Melaksanakan pelatihan Crew resources Management, agar ketrampilan dan kemampuan non teknis
yang harus dimiliki oleh awak pesawat terbang berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) part
121.406. CRM dimaksudkan untuk melatih awak pesawat terbang dalam berinteraksi dengan awak
pesawat terbang lainnya khususnya di dalam satu cockpit.

3. Meningkatkan peran Dinas Keselamatan Udara untuk menjamin setiap operator penerbangan telah
benar-benar mematuhi seluruh kaidah-kaidah dasar tentang keselamatan penerbangan seperti yang
tertuang pada Civil Aviation Safety Regulation (CASR).

redhART di 19.04

Berbagi

1 komentar:

Hotforex Indonesia12 Agustus 2016 20.55

CariTiketPesawat Online Super Cepatdanmur

Anda mungkin juga menyukai