Anda di halaman 1dari 3

1.

Tuliskan 3 nama tokoh yang berperan dalam sejarah penerbangan dunia


2. Tujuan utama dibentuknya ICAO adalah?
3. Tuliskan annexes yang dikeluarkan ICAO
4. Uruaikan tentang penerbangan pertama di Indonesia
5. Uraikan tentang terbentuknya organisasi penerbangan di Indonesia
6. Uraikan tentang periode awal industri pesawat di Indonesia
7. Jelaskan pengertian dan Bandar udara
8. Tuliskan prasarana apa saja yang termasuk ke dalam sisi udara (airside)
9. Tuliskan prasarana apa saja yang termasuk ke dalam sisi darat (landside)
10. Tuliskan regulasi yang terkait dengan bandar udara

Jawaban:

1) Orville Wright dan Wilbur Wright


Andrei Nikolaevich Tupolev
Edouard Nieuport
2) Mengembangkan dasar-dasar dan teknik penerbangan internasional, dan membantu perencanaan dan
pengembangan pengangkutan udara internasional
3) Annex 1 Personnel Licensing
o Annex 2 Rules of the Air
o Annex 3 Meteorological Service for International Air Navigation
o Annex 4 Aeronautical Charts
o Annex 5 Units of Measurement to be Used in Air and Ground Operations
o Annex 6 Operation of Aircraft
o Annex 7 Aircraft Nationality and Registration Marks Annex 8
o Airworthiness of Aircraft
o Annex 9 Facilitation
o Annex 10 Aeronautical Telecommunications
o Annex 11 Air Traffic Services
o Annex 12 Search and Rescue
o Annex 13 Aircraft Accident and Incident Investigation Annex 14 Aerodromes
o Annex 15 Aeronautical Information Services
o Annex 16 Environmental Protection
o Annex 17 Security: Safeguarding International Civil Aviation Against Acts of Unlawful
Interference
o Annex 18 The Safe Transport of Dangerous Goods by Air

4) Tahun 1913: Penerbangan Pertama di Indonesia

Pada tanggal 19 Februari 1913 seorang penerbang asal Belanda bernama J.W.E.R Hilger berhasil
menerbangkan sebuah pesawat jenis Fokker dalam kegiatan pameran yang berlangsung di Surabaya.
Penerbangan tersebut tercatat sebagai penerbangan pertama di Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
meskipun berakhir dengan terjadinya kecelakaan namun tidak menewaskan penerbangnya.
5) Tahun 1952: Pembentukan Djawatan Penerbangan Sipil

Pada tahun 1952 pemerintah membentuk “Djawatan Penerbangan Sipil” yang saat itu bertanggungjawab
kepada Kementerian Perhubungan Udara, tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani administrasi
pemerintahan, pengusahaan dan pembangunan bidang perhubungan udara, Djawatan Penerbangan Sipil
ini merupakan cikal bakal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara saat ini.

Tahun 1963: Direktorat Penerbangan Sipil

Pada tahun 1963 Djawatan Penerbangan sipil dirubah nama menjadi Direktorat Penerbangan Sipil seiring
dengan perkembangan dunia usaha penerbangan.

Tahun 1969: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

Untuk mendorong perkembangan dunia usaha penerbangan yang semakin baik pada pemerintahan Orde
Baru telah membentuk Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada tahun 1969 guna menyesuaikan
kebutuhan dan pemanfaatannya sebagai pengganti dan penyempurnaan Direktorat Penerbangan Sipil
dengan struktur organisasi terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara Sipil,
Direktorat Keselamatan Penerbangan dan Direktorat Fasilitas Penerbangan.

Pada tahun 1974 struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara disempurnakan menjadi
Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan
Penerbangan, Direktorat Pelabuhan Udara dan Direktorat Telekomunikasi Navigasi Udara & Listrik.

Penerbangan Indonesia terus berkembang bukan hanya bidang lalu lintas dan angkutan udara saja
namun sudah mulai dengan perkembangan industri pembuatan pesawat terbang sehingga diantisipasi
dengan pembentukan direktorat khusus yang menangani kelaikan udara berstandar internasional,
pemerintah mengeluarkan KM 58 Tahun 1991 mengenai penyesuaian struktur organisasi Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara, strukturnya terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat
Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan, Direktorat Teknik Bandar Udara, Direktorat
Fasilitas Elektronika dan Listrik dan Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara.

6) Tahun 1978: Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN)

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 50/OT/Phb-78, tentang “Susunan organisasi


dan tata kerja pelabuhan udara dan Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN)”, terbentuk
kantor SENOPEN di 7 lokasi yaitu MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG, SURABAYA, BALI, UJUNG
PANDANG dan BIAK”. Fungsi unit kerja kantor SENOPEN adalah pemberian pelayanan navigasi
penerbangan.
Gatotkaca adalah tokoh yang sangat legendaris dalam dunia pewayangan. Konon Gatotkaca adalah
tokoh yang asli diciptakan oleh dunia pewayangan Indonesia yang dalam cerita Mahabrata sebenarnya
tidak ada. Kepopuleran tokoh Gatotkaca sudah cukup menggambarkan bahwa sudah sejak lama orang
Indonesia ingin memiliki kemampuan untuk terbang. Maka tidak heran jika kemudian industri
penerbangan di Indonesia sudah tumbuh jauh sebelum masa kemerdekaan.

Pada masa kolonial Belanda, penguasa waktu itu tidak memiliki program perancangan pesawat
terbang. Mereka hanya melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan lisensi
serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk semua pesawat terbang yang beroperasi di wilayah
Indonesia.
Pada tahun 1914, di Surabaya didirikan lembaga penguji penerbangan yang bertugas dalam pengkajian
kinerja pesawat untuk pengoperasian di daerah tropis. Lalu pada tahun 1930 dibentuk seksi produksi
pesawat terbang yang menghasilkan pesawat Canadian Avro-AL, sebuah pesawat yang bodinya terbuat
dari kayu lokal. Untuk selanjutnya fasilitas produksi seksi ini dipindahkan ke Lapangan Udara Andir
(sekarang Bandara Husein Sastranegara). Pada periode tersebut penerbangan cukup banyak diminati
dengan adanya beberapa pesawat yang dibuat oleh perorangan.

Pada tahun 1937, atas permintaan seorang pengusaha lokal, beberapa pemuda Indonesia yang
dipimpin oleh Tossin membuat pesawat terbang di sebuah bengkel yang terletak di Jl. Pasirkaliki,
Bandung. Mereka menamai pesawat buatanya dengan nama PK. KKH. Pesawat ini pernah mengejutkan
dunia penerbangan karena telah menunjukkan kemampuannya untuk terbang ke Belanda dan daratan
Chine vice versa. Sebelumnya, sekitar tahun 1922, Indonesia bahkan telah terlibat dalam modifikasi
pesawat di sebuah rumah pribadi di Jl. Cikapundung, Bandung.

Pada tahun 1938, atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist, pesawat PK. KKH didesain ulang
menjadi pesawat yang lebih kecil dan diproduksi di sebuah bengkel yang berlokasi di Jl. Kebon Kawung,
Bandung.
7) suatu kawasan yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, bongkar muat
barang, naik turun penumpang, dan tempat perpindahan moda transportasi. Bagian-bagian bandara
dapat dibedakan menjadi air side dan land side. Berikut ini pembahasan mengenai bagian-bagian
bandara tersebut.
8) - Runaway/ Landasan Pacu : yaitu bagian memanjang dari sisi darat bandara yang disiapkan untuk
lepas landas dan tempat mendarat pesawat terbang.
- Taxiway : yaitu bagian sisi darat dari bandara yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi)
dari runway ke apron atau sebaliknya
- Apron : yaitu bagian bandara yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parker, menunggu,
mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya
dibangun berdampingan dengan terminal building
9) a. Terminal
b. Crub
c. Tempat Parkir Kendaraan
10) Regulasi terkait Bandar Udara
a.Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional

Anda mungkin juga menyukai