Anda di halaman 1dari 2

Perizinan angkutan udara

1. Undang-undang no 1 thn 2009 tentang Penerbangan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik

3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang
Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal .Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 90 Tahun 2018 Tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan Di Bidang Udara . KM 25 thn 2008
tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor : PM 45 TAHUN 2017 4. PM 97 tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kepemilikan dan Penguasaan Pesawat Udara;

Jaringan penerbangan

Jaringan penerbangan adalah beberapa rute penerbangan yang merupakansatu kesatuan pelayanan
angkutan udara. Sehingga perencanaan rute penerbangansebagai lintasan pesawat udara dari
bandar udara asal ke bandar udara tujuanmerupakan bagian yang penting dalam perencanaan
angkutan udara yang sesuaidengan besarnya ramalan permintaan (traffic forecast) pada setiap rute
penerbangandari suatu perusahaan penerbangan (airlines).Jaringan penerbangan sendiri terdiri dari
jaringan penerbangan dalam negeriyang merupakan kumpulan rute dalam negeri yang dibedakan
berdasarkan strukturrute penerbangan dan pemanfaatan rute penerbangan. Sedangkan
jaringanpenerbangan luar negeri merupakan kumpulan rute luar negeri yang ditetapkanberdasarkan
perjanjian angkutan udara antar negara yang ditetapkan berdasarkanpertimbangan (PP 88 tahun
2013 tentang Jaringan dan rute Penerbangan).Dalam perecanaan jaringan penerbangan penentuan,
struktur rute yang tepatdapat menjamin sistem penerbangan dalam memenuhi permintaan
angkutan udaradan pertumbuhan suatu perusahaan penerbangan. Struktur rute dibedakan atas
ruteutama (trunk routes), rute umpan (feeder routes) dan rute perintis.

Tanggung jawab pengangkut

Tanggung jawab pengangkut adalah kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti
kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pengirim barang serta pihak ketiga. Tanggung
jawab dapat diketahui dari kewajiban yang telah ditetapkan dalam perjanjian atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui tanggung jawab
perusahaan penerbangan terhadap penumpang. Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian
hukum normatif.Kesimpulan pada penulisan ini adalah Tanggung jawab perusahaan penerbangan
diatur khusus dalam Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut
Angkutan Udara

Kegiatan usaha penunjang kegiatan angkutan udara

•PP No. 32 Tahun 2021

1.Pengangkut adalah Badan Usaha Angkutan Udara Niaga, pemegangizin kegiatan Angkutan Udara
Bukan Niaga yang melakukan kegiatan Angkutan Udara Niaga berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini, dan/atau badan usaha selain Badan Usaha Angkutan Udara Niaga yang membuat
kontrak perjanjian Angkutan Udara Niaga

2.Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan

menjalankan usah a dan I alau kegiatannya.

3.sewa Pesawat Udara dari Badan Usaha Angkutan Udara Niaga nasional lain dalam bentuk
perjanjian

Tanggung jawab pengangkut

• Pasal 1 ayat 22 UU Penerbangan

Tanggung jawab pengangkut adalah kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti
kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pengirim barang serta pihak ketiga

Kegiatan pengangkutan barang berbahaya

• KP 128 Tahun 2017

1.Penerapan buku manual pengangkutan barang berbahaya (Dangerous Goods Handling Manual)
dan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual) objek
pengawasan secara menyeluruh efektif dan efisien

2.Pengawasan keselamatan pengangkutan barang berbahaya harus mengacu kepada peraturan


nasional terkait keselamatan pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat udara dan buku
manual pengangkutan barang berbahaya (Dangerous Goods Handling Manual) objek pengawasan
yang telah disahkan oleh Direktur Jenderal.

Ketentuan pidana atas penyelenggaraan angkutan udara regulasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 1976

TENTANG

PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN BEBERAPA PASAL DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM


PIDANA BERTALIAN DENGAN PERLUASAN

BERLAKUNYA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PIDANA, KEJAHATAN

PENERBANGAN,

DAN KEJAHATAN TERHADAP SARANA/PRASARANA PENERBANGAN

Anda mungkin juga menyukai