FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME atas karunia, kasih, dan PertolonganNya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Hukum Perizinan yaitu bapak Demson Tiopan Sitompul, S.H., M.H
Makalah ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari Buku dan Jurnal
sebagai refrensi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan
mahasiswa yang bersama sama bekerja sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang
membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini.
Amin.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Hukum Udara, adalah hukum yang mengatur obyek udara, telah dikenal
sejak jaman Romawi, dengan adanya Prinsip ”Cuius est solum, eius est usque
ad coelum” (yang memiliki tanah, memiliki juga udara diatasnya sampai ke
langit), persoalan yang sering diperdebatkan adalah masalah kedaulatan di
ruang udara, terutama antara mereka yang berpendapat bahwa ” ruang udara
adalah bebas” dan antara mereka yang berpendapat bahwa ”negara masing-
masing berdaulat diruang udara diatasnya”.
Dalam hal ini soal jarak sama sekali tidak memainkan peranan
melindungi wilayah negara, Dalam era teknologi canggih dewasa ini, karena
bahaya yang dapat ditimbulkan dari penerbangan pesawat asing di atas wilayah
suatu negara terhadap keamanan nasional negara lain adalah sama, lepas dari
ketinggian terbangnya pesawat asing tersebut maka perlu adanya pengaturan di
ruang udara atau Hukum Udara.
Otto Riese dan Jean T.Lacour dalam buku mereka ”Precis de Droit
Aerien” menyebutkan Hukum udara adalah seluruh norma-norma hukum yang
khusus mengenai penerbangan, pesawat-pesawat terbang dan ruang udara dalam
peranannya sebagai unsur yang perlu bagi penerbangan, maka rasanya Hukum
Penerbangan merupakan istilah yang tepat. Namun Hukum udara dapat
ditafsirkan sebagai segala peraturan hukum yang mengatur obyek tertentu yaitu
udara. (E. Suherman, 1983:5)
4
Sesuai dengan peran dan fungsi penerbangan yang sangat penting
terutama ditinjau dari segi politik, ekonomi dan kedaulatan negara, telah
menyebabkan perkembangan yang sangat pesat terhadap dunia penerbangan.
Perkembangan ini tidak hanya dalam jumlah pesawat udara tetapi juga dalam
jumlah perjanjian antar negara (bilateral) untuk membuka jalur penerbangan.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
7. Rencana bisnis (business plan) dalam kurun waktu minimal 5 tahun
yang sekurang-kurangnya memuat :
a. Jenis dan jumlah pesawat udara yang akan di operasikan
b. Rencana pusat kegiatan operasi penerbangan ( operation base ) dan
rute penerbangan bagi perusahaan angkutan udara niaga berjadwal
c. Aspek pemasaran dalam bentuk potensi permintaan pasar
angkutan udara (demand)
8. Sumber daya manusia termasuk teknisi dan awak pesawat udara
9. Kesiapan atau kelayakan operasi
10. Analisis dan evaluasi aspek ekonomi dan keuangan
Syarat 1-6 diserahkan dalam bentuk salinan yang telah dilegalisir oleh instansi
yang mengeluarkan, apabila diperlukan Dir Jend dapat meminta pemohon
menunjukkan dokumen aslinya
Catatan :
1. Jenis & jumlah pesawat udara
a. Angkutan udara niaga berjadwal : minimal 2 dimiliki , dan 3 bisa
sewa
b. Angkutan udara niaga tidak berjadwal : minimal 1 dimiliki dan 2
bisa sewa
c. Angkutan udara niaga khusus kargo minimal 2 unit sewa
2. Rencana pusat kegiatan operasi penerbangan bagi perusahaan angkutan
udara niaga berjadwal , minimal harus menggambarkan :
a. Rencana kegiatan operasi penerbangan ( operation base)
b. Peta jaringan rute penerbangan
c. Rute, frekuensi, rotasi diagram penerbangan, utilisasi pesawat
udara yang akan dilayani secara bertahap selama 5 ( lima ) tahun
d. Rute penerbangan maksimal 55 % untuk rute padat dan 45 % rute
tidak padat
8
3. Aspek pemasaran , minimal berisi :
a. Peluang pasar angkutan udara secara umum / khusus pada rute
penerbangan yang akan dilayani
I. Perkembangan jumlah permintaan penumpang / kargo
pertahun untuk jangka waktu minimal 5 tahun terakhir
II. Potensi juml pax / cargo pertahun minimal 5 tahun kedepan
III. Rencana utilisasi pesawat udara secara bertahap selama 5
tahun kedepan
IV. Kondisi pesaing saat ini di route penerbangan yang yang
akan dilayani
b. Target / pangsa pasar yang akan diraih, meliputi :
Segment pasar yang akan dilayani Pangsa pasar ( market
share) pertahun yang akan diraih pada masing-masing route
yang akan dilayani sekurang-kurangnya 5 tahun kedepan
9
6. Analisa & evaluasi aspek ekonomi / keuangan
a. Rencana investasi , jangka waktu minimal 5 tahun kedepan
b. Proyeksi aliran kas ( cash flow ), rugi / laba, neraca untuk
jangka waktu minimal 5 tahun kedepan
c. Dengan menghitung :
I. Periode pengembalian ( payback period)
II. Nilai bersih saat ini ( net present value )
III. Tingkat kemampulabaan ( profitable index )
IV. Tingkat pengembalian hasil intern ( internal rate of
return )
10
Pesawat udara yang dapat didaftarkan di Indonesia jika pesawat tersebut :
Dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang yang berhak menjadi pemilik pesawat
udara yang didaftarkan di Indonesia. Yang diijinkan untuk dapat memiliki
pesawat udara dan didaftarkan di Indonesia adalah :
1. Warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia,
2. Warga Negara Asing atau badan hukum asing dan pesawat
dioperasikan oleh warga Negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia untuk jangka waktu pemakainannya minimal dua tahun
secara terus menerus berdasarkan suatu perjanjian sewa beli, sewa
guna usaha atau bentuk perjanjian lainnya,
3. Instansi Pemerintah,
4. Lembaga tertentu yang diijinkan oleh Pemerintah,Pesawat tidak
terdaftar di Negara lain.
Semua pajak dan pembayaran telah terselesaikan sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Telah bersertifikat dan dilengkapi dengan peralatan sesuai
peraturan yang berlaku menurut jenis penggunaan pesawat tersebut. Sebagaimana
yang telah disebutkan didalam peraturan penerbangan Republik Indonesia pasal
25 Undang-Undang No 1 tahun 2009 yang berbunyi:
‘’Pesawat udara sipil yang dapat didaftarkan di Indonesia harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak terdaftar di negara lain; dan
b. Dimiliki oleh warga negara indonesia atau dimiliki oleh badan hukum
Indonesia;
c. Dimiliki oleh warga negara asing atau badan hukum asing dan
dioperasikan oleh warga negara indonesia atau badan hukum indonesia
untuk jangka waktu pemakaiannya minimal 2 (dua) tahun secara terus-
menerus berdasarkan suatu perjanjian;
d. Dimiliki oleh instansi pemerintah atau pemerintah daerah, dan pesawat
udara tersebut tidak dipergunakan untuk misi penegakan hukum; atau
11
e. Dimiliki oleh warga negara asing atau badan hukum asing yang
pesawat udaranya dikuasai oleh badan hukum indonesia berdasarkan
suatu perjanjian yang tunduk pada hukum yang disepakati para pihak
untuk kegiatan. penyimpanan, penyewaan, dan/atau perdagangan
pesawat udara.”
13
2.2 TANDA KEBANGSAAN DAN TANDA PENDAFTARAN
Setiap pesawat udara harus diberi tanda pengenal (Identification Mark). Tanda
pengenal tersebut terdiri dari tanda kebangsaan (Nationality Mark) dan tanda
pendaftaran (Registration Mark). Penulisan dan penempatan nationality dan
registration mark ini harus seijin Dirjen Pehubungan Udara dan tidak boleh diubah
tanpa ijin. Penulisan tanda kebangsaan dan tanda pendaftaran ini harus :
1. Ditulis dengan huruf Roman capital, tidak ada hiasan (ornament) atau
apapun yang dapat mempengaruhi pembacaan,
2. Diberi warna yang kontras dan jelas dengan warna dasar pesawat,
3. Dapat dan mudah terlihat,
4. Dituliskan pada pesawat dengan cat tahan panas, atau dibubuhkan pada
benda yang ditempelkan (removable material) bila :
Identitas merek
Tanda kebangsaan (Nationality Mark ) untuk Indonesia adalah PK, dan
dilanjutkan dengan tiga huruf tanda pendaftaran (Registration Mark). Antara tanda
kebangsaan dan tanda pendaftaran dipisahkan dengan tanda hubung (hyphen).
Tidak diperbolehkan menambahkan huruf atau tanda apapun sebelum dan sesudah
huruf PK, kecuali untuk keperluan tanda pendaftaran.
14
Penempatan Tanda Kebangsaan dan Pendaftaran
1. Pesawat Fixed Wing aircraft
a. Rotorcraft :
1) Pada permukaan bawah fuselage, dengan bagian atas tulisan ada pada
sebelah kiri,
2) Pada masing-masing permukaan samping dari fuselage.
b. Airship :
Tanda pengenal ditempatkan pada daerah kiri dan kanan hull atau
stabilizer sebelah luar.
c. Spherical Ballon :
Tanda pengenal harus diperagakan pada dua tempat yang bertentangan,
ditempatkan pada dekat lingkaran balon paling besar.
d. Non- Spherical Ballon :
Tanda pengenal ditempatkan pada tiap sisi luar dari balon, ditempatkan
pada daerah yang terbesar dari balon atau diatas tempat pengikat kabel-
kabel keranjang.
15
3. Non Conventional Aircraft
Jika rancangan dari pesawat tidak wajar, sehingga ketentuan diatas tidak bias
diperagakan, maka tanda pengenal diperagakan pada tempat yang disetujui
oleh Dirjen Perhubungan Udara.
3. Rotorcraft :
a. Tanda pengenal dituliskan sebesar mungkin tetapi tidak boleh melebihi
struktur pada helikopter,
b. Tinggi huruf pada wing tidak kurang dari 50 cm,
c. Tinggi huruf pada fuselage atau vertical stabilizer tidak kurang dari 15
cm.
16
2.3 SUMBER-SUMBER HUKUM PENERBANGAN DI INDONESIA
17
2.4 Kasus Keterlambatan Penerbangan Pesawat Lion Air
Berdasarkan website liputan6, keterlambatan pesawat lion air mulai tejadi pada
penerbangan pada jam 13.00 WIB pada tanggal 18 Februari 2015. Menurut Staf
Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid mengatakan jika ada enam
penerbangan Lion Air yang mengalami keterlambatan pada tanggal 18 Februari
2015. Berdasarkan kabar yang beredar bahwa keterlambatan pesawat Lion Air ini
disebabkan oleh rusaknya 10 pesawat miliknya. Pada saat itu, pihak Lion Air
masih bungkam dan sulit dihubungi hingga berlanjut kepada keesokan harinya
tanggal 19 Februari 2015. Hal ini memberikan dampak kepada calon penumpang.
Penumpukkan penumpang terlihat di bandara Soekarno Hatta khususnya pada
terminal 1, 3 dan 1b. Belum lagi calon penumpang dibandara lainnya seperti
bandara internasional Kualanamu (Medan), Bandara Juanda (Surabaya),dan
Bandara Minangkabau (Padang). Tercatat akumulasi rute penerbangan yang
mengalami delay selama 3 hari adalah sebanyak 50 rute penerbangan
(sumber:Youtube/Seputar Indonesia) . Hal ini dikarenakan keterlambatan pesawat
Lion Air juga menyebabkan keterlambatan bagi maskapai penerbangan lainnya
seperti Air Asia yang harus men-delay 6 rute penerbangannya, yang terdiri dari 3
rute domestik dan 3 rute Internasional. Sehingga dapat dibayangkan berapa
banyak calon penumpang yang mengalami kerugian baik berupa materil, waktu,
dan tenaga.
Melihat kelambanan pihak Lion Air serta kondisi para calon penumpang, akhirnya
pihak PT. Angkasa Pura II mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Langkah pertama, penumpang dari dua penerbangan yang memilik
kesamaan rute tujuan diberangkatkan bersama dengan satu pesawat lebih besar.
Langkah kedua, penumpang dapat pengembalian uang tiket. Langkah ketiga,
penumpang diinapkan di hotel agar diberangkatkan sejak Rabu malam. Direktur
Utama Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi menjelaskan, penyaluran
pembayaran ganti rugi untuk para penumpang Lion Air terbagi dalam dua
tahapan. Tahap pertama, pembayaran untuk 250 penumpang Lion Air di terminal
3 dan tahap kedua, pembayaran atas 350 orang di terminal 1 Bandara Soekarno
Hatta, Tangerang.
Akhirnya pada hari Jumat, tanggal 20 Februari 2015, Head of Corporate Secretary
Lion Group, Dwiyanto Ambarhidayat angkat bicara atas nama perusahaan
mengaku meminta maaf sebesar-besarnya (liputan6.com).
"Ada tiga pesawat kami yang kena Foreign Object Damage pada Rabu pagi dan
hal ini menyebabkan rentetan jadwal penerbangan Lion menjadi terganggu
terlebih lagi rusaknya tiga pesawat tersebut tepat pada saat musim puncak libur
tahun baru Imlek."
Untuk mengantisipasi hal ini, menejemen Lion Air mengaku siap untuk mematuhi
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 mengenai ganti rugi penumpang.
19
Dwiyanto menuturkan pihak Lion Air tidak berdiam diri dan berusaha agar
masalah ini dapat diselesaikan serta penumpang dapat terbang secepatnya. Khusus
untuk bandara internasional Soekarnao Hatta, pihak Manajemen Lion Air
mengambil keputusan untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di Bandara
Internasional Soekarno Hatta dengan membatalkan seluruh penerbangan yang
menurut jadwal diberangkatkan dari Bandara Soetta mulai pukul 17.00 WIB
hingga pukul 00.00 WIB. Hal ini diikuti dengan pemberian tawaran kepada calon
penumpang, untuk melakukan refund 100% tanpa ada potongan atau melakukan
re-booking. Di sisi lain, bagi para calon penumpang Lion Air yang ingin
bepergian pada hari Senin, Selasa dan Rabu (tanggal 23 sampai 25 Februari
2015) maka akan diberikan tiket gratis dengan menyebutkan kode booking
sebelumnya yang telah refund.
Pada hari yang sama (20/08/2015), Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, juga
mengungkapkan kronologis penyebab delay panjang yang terjadi sejak rabu
hingga hari jumat (tribunnews.com). Delay panjang tersebut telah menyebabkan
kurang lebih 2000 calon penumpang Lion Air terlunta-lunta. Menurut Edward
delay panjang tersebut diakibatkan oleh kerusakan tiga pesawatnya pada hari
Rabu, (18/2/2015). Pesawat tersebut yang dipersiapkan sebagai angkutan liburan.
Pada hari rabu pagi, adanya tiga pesawat yang mengalami kerusakan di Semarang
dikarenakan mesin. Di Jakarta, terdapat dua pesawat yang akan terbang ke
Denpasar mengalami kerusakan sehingga dapat dikatakan kondisi pesawat tidak
aman untuk digunakan. Sebelumnya memang beredar kabar apabila keterlambatan
pesawat Lion Air dikarenakan birds strike dan FOD. Hal ini diakui juga oleh
Ketua Indonesia Slot Coordinator (IDSC) Hemi Pamuhardjo. Birds stike atau
biasa juga disebut dengan bird hit atau bird aircraft strike hazard merupakan
tabrakan antara pesawat dengan hewan terbang seperti burung. Sedangkan
Foreign Object Debris (FOD) yaitu keberadaan benda-benda asing yang dapat
merusak mesin dan sistem pesawat, seperti puing dan partikel.
Tetapi masalah keterlambatan pesawat Lion Air ini tidak berhenti sampai disini.
Munculnya rumor yang beredar apabila pemerintah menganakemaskan maskapai
20
penerbangan Lion Air (Liputan6.com). Bermula dari bantuan dari PT. Angkasa
Pura II yang mengeluarkan dana sebesar 4 milliar untuk membantu pihak Lion Air
dalam menangani calon penumpang yang terlantar. Wakil Ketua Komisi VI DPR
Farid Alfauzi (22/02/2015) mempertanyakan langkah yang diambil oleh PT.
Angkasa Pura II. Hal ini dikarenakan PT. Angkasa Pura II dianggap melanggar
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang asuransi delay
pesawat. Farid Alfauzi juga mengatakan apabila pemberian dana bantuan kepada
Lion Air bukanlah kewajiban PT. Angkasa Pura II. Tetapi hal ini dibantah dengan
pendapat wakil presiden, Jusuf Kalla. Jusuf Kalla malah memberikan tanggapan
positif mengenai hal tersebut. Ini dikarenakan delay terjadi tepat pada hari libur
panjang Imlek yang menyebabkan kegiatan operasional Lion Air saat itu tidak
sanggup mengakomodir seluruh penggantian uang tiket penumpang. Pada saat
yang sama, PT.Angkasa Pura II memiliki cadangan kas, yang mampu
mengakomodir dana refund. Sehingga sudah sewajarnya PT. Angkasa Pura II
membantu. Selain itu, Kementerian Perhubungan juga membantah pemerintah
menganakemaskan Lion Air setelah peristiwa keterlambatan penerbangan yang
menyebabkan ratusan penumpang telantar. Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, jika pihaknya telah memberikan sanksi
kepada Lion Air sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dengan mengacu pada
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
Selain itu, pinjaman dana refund dari PT. Angkasa Pura II juga menimbulkan
spekulasi apabila Lion Air mengalami kebangkrutan. Tapi spekulasi itu juga
dibantah oleh pihak Lion Air. Edward Sirait, selaku direktur umum Lion Air
mengatakan, kondisi keuangan Lion Air sampai saat ini masih baik (23/02.2015).
Sedangkan terkait pemakaian dana talangan, hal ini disebabkan bank – bank yang
tutup pada liburan panjang Imlek. Setelah bank dibuka, baru pihak Lion Air
menggunakan dananya sendiri. Dia juga mengatakan bahwa dari dana 4 miliar
rupiah yang disediakan, pihak Lion Air hanya menggunakan sebesar Rp.
526.000.000,00 (lima ratus dua puluh enam juta rupiah) dan sudah
mengembalikannya lagi kepada PT. Angkasa Pura II.
21
Beredarnya rumor ini, tidak terlepas dari peran Rusdi Kirana, pemilik Lion Air,
yang kini menjadi anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) saat ini.
Daniel Putut Kuncoro Adi selaku Direktur Bandara Lion Air mengatakan, meski
berstatus pemilik, namun Rusdi Kirana yang saat ini tidak ikut campur dalam
insiden ini. Rusdi Kirana hanya fokus kepada pemerintahaan pada saat ini dan
hanya berpesan agar permasalahan ini diselesaikan dengan baik.
Selain menghadapi rumor yang bereda, Lion Air juga mesti mengahadapi
tuntutan pelanggan yang merasa dikecewakan atas delay nya penerbangan
mereka. Kompesasi yang diberikan memang beragam, mulai dari refund
sepenuhnya, menyiapkan penginapan gratis untuk penumpang, kompensasi dana
Rp 300.000, dan re-booking/re-schedule. Beberapa calon penumpang Lion Air
merasa kompensasi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian yang diderita
penumpang. Bahkan, ada sebagian calon penumpang yang belum menerima
kompensasi dikarenakan terhambat dengan minimnya informasi dari pihak Lion
Air serta prosedur refund yang menyulitkan (Sumber: Youtube/Liputan6). Hal ini
memancing Adi Pratama, seorang netizen asal Yogyakarta yang prihatin atas
kasus Lion Air, membuat petisi yang ditujukan untuk pemerintah khususnya
pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, menteri perhubungan, Ignasius Jonan, dan
Presiden, Joko Widodo. Petisi yang dibuat hari Jumat, tanggal 20 Februari 2015
ini pada dasarnya meminta adanya sanksi tegas atas maskapai yang bermasalah
tak terkecuali Lion Air. Petisi ini meminta ketegasan pemerintah dalam menindak
kasus Lion Air. Hal ini dikarenakan keterlambatan penerbangan selama 3 hari ini
tidak hanya merugikan waktu, tenaga , dan uang, tetapi memberikan nama buruk
kepada dunia penerbangan Indoenesia. Hal ini dikarenakan ada beberapa turis
asing yang ikut dalam penerbangan Lion Air. Petisi ini langsung disambut baik
dengan keikutsertaan 9000 netizen yang setuju akan petisi ini selama 3 hari.
Hingga saat ini petisi tersebut sudah didukung oleh 22.248 netizen.
Suprasetyo juga memberikan instruksi apabila terjadi delay dan tidak bisa diatasi
dengan pesawat cadangan, manajemen Lion Air harus segera mengorbankan salah
satu penerbangan. Dalam hal pelayanan informasi, Lion Air diminta untuk
melengkapi petunjuk-petunjuk pelayanan. Misalnya, para penumpang dapat
menukarkan tiket, di mana penumpang dapat mengurus bagasi mereka. Hal itu
dinilai saat ini masih kurang. Sedangkan untuk jumlah pesawat dan crew , masih
dianggap cukup untuk selama setahun
Perumusan Masalah
Kasus delay pada maskapai penerbangan Lion Air pada tahun 2015 ini,
merupakan kasus delay terparah yang terjadi di Indonesia (Liputan6.com). Hal ini
dikarenakan rentang waktu delay yang mencapai waktu 3 hari, serta diperparah
23
dengannya minimnya informasi yang menimbulkan kekesalan dan kemarahan dari
penumpang. Dikutip dari website liputan6, Direktur Utama PT Angkasa Pura II ,
Budi Karya Sumadi mengatakan jika pihaknya telah menanggung seluruh
kemarahan para penumpang dari maskapai penerbangan Lion Air yang mengalami
keterlambatan. Selain itu, PT. Angkasa Pura telah mengahadapi tindakan anarkis
yang dilakukan oleh calon penumpang sampai menalangi dana refund tiket
penumpang. Sehingga bisa dikatakan, jika peristiwa delay pesawat Lion Air pada
saat itu merupakan kejadian yang luar biasa (extraordinary event).
Ketiadaan informasai yang diberikan pihak Lion Air kepada calon penumpang,
ketika terjadi masalah pada penerbangan yang menyangkut safety penumpang.
Hal ini dibuktikan dengan menumpuknya calon penumpang selama berjam – jam
di bandara , menunggu kepastian keberangkatan mereka. Beberapa pegawai Lion
Air menghindar serta menghilang sesaat terjadi keterlambatan penerbangan.
Adapun pegawai Lion Air yang tertangkap oleh calon penumpang, mengatakan
jika ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan tidak bisa memberikan solusi.
Lambatnya gerak pihak Lion Air dalam memberikan jasa pelayanan bagi calon
penumpang yang mengalami keterlambatan penerbangan, sehingga terkesan
adanya pembiaran dengan kondisi calon penumpang. Tidak adanya makanan ,
minuman, serta akomodasi yang diberikan oleh pihak Lion Air sebagai jasa
pelayanan atas keterlambatan penerbangan yang terjadi. Apabila merujuk pada
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2012, maka diketahui jika
keterlambatan penerbangan merupakan tanggung jawab maskapai. Dan maskapai
penerbangan wajib memberikan pelayanan, baik dalam bentuk makanan,
akomodasi, dan jasa re-booking, apabila terjadi keterlambatan penerbangan
dengan rentang waktu yang sudah ditentukan.
25
Permasalahan kasus ini sebenarnya mulai terselesaikan ketika pihak Lion Air
mengambil langkah pertama untuk melakukan konferensi pers. Walaupun
terlambat, sudah hari ketiga sejak keterlambatan penerbangan, pihak Lion Air
bermaksud menjelaskan penyebab terjadinya keterlambatan selama berjam – jam
yang menyebabkan penumpukkan calon penumpang. Dengan alasan kerusakan
mesin dan mengutamakan keamanan serta keselamatan calon penumpang, pihak
Lion Air meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka di khalayak publik.
Pihak Lion Air juga menjanjikan adanya kompensasi yang akan diterima oleh
calon penumpang sesuai undang – undang peraturan menteri Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM. 49 Tahun 2012. Selain pemberian informasi mengenai
penyebab keterlambatan pesawat dan pemberian kompensasi, pihak Lion Air juga
mengklarifikasi mengenai rumor pengaruh Rusdi Kirana, anggota Wantimpres
sekaligus pemilik maskapai penerbangan Lion Air, terhadap penanganan kasus
oleh pemerintah yang terkesan dibantu dan dianakemaskan. Pihak Lion Air
mengatakan Rusdi Kirana tidak mempunyai keterkaitan dengan peristiwa ini
karena sudah fokus pada urusan negara. Setelah konferensi pers, pihak Lion Air
segera mengambil langkah kedua , yaitu: pemberian kompensasi sekaligus
mengembalikan dana talangan yang dipinjamkan oleh PT. Angkasa Pura II.
Dilanjutkan dengan pengadaan audit dari Kemenhub terhadap maskapai Lion Air.
Yang menghasilkan beberapa saran perbaikan yang berkaitan dengan tingkat
komunikasi antar petugas, pengambilan keputusan atas kejadian – kejadian
penting, serta pemberian informasi.
28
2.5 Solusi Keterlambatan Penerbangan Pesawat Lion Air
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
32
4.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
BUKU_BUKU :
Mieke Komar Kontaatmadja.1989.Hukum Udara Dan Angkasa. Remaja
Karya.Bandung.
Suherman. 1978 . Hukum Udara Indonesia dan Internasional. Alumni
Bandung.
Junaidi Indrawadi, 2006. Hukum Internasional. Proyek Sitem Penyusunan
Program Pedoman Dan Penerbangan. Jakarta.
BLOGER WEB’s :
International Civil Aviation Organization (ICAO) Hari Selasa 1 November
2011 ; Jam 20.33 WIB.
IlmuTerbang. Com Hari Rabu 2 November 2011; 19.12 Wib.
PERUNDANG_UNDANGAN :
Undang-undang NO 1 Tahun 2009. Tentang Penerbangan.
Undang –undang No 15 tahun 1992 tentang penerbangan.
Peraturan pemerintah No 3 tahun 2001.
Buntut Kasus Delay, Ini Hasil Audit Kemenhub Soal Lion Air, yang diunduh pada
tanggal 22 April 2015 di website
http://bisnis.liputan6.com/read/2207080/buntut-kasus-delay-ini-hasil-audit-
kemenhub-soal-lion-air
Cerita di Balik Delay Lion Air yang Kacaukan Bandara Soetta, yang diunduh
pada tanggal 23 April 2015 di website
http://bisnis.liputan6.com/read/2178839/cerita-di-balik-delay-lion-air-yang-
kacaukan-bandara-soetta
Delay Lion Air Terparah bagi Angkasa Pura II, yang diunduh pada tanggal 22
April 2015 di website http://bisnis.liputan6.com/read/2179586/delay-lion-air-
terparah-bagi-angkasa-pura-ii
34
Delay Parah, Ini Sanksi yang Diberikan ke Lion Air, yang diunduh pada tanggal
22 April 2015 di website http://bisnis.liputan6.com/read/2179998/delay-
parah-ini-sanksi-yang-diberikan-ke-lion-air
Ini Penyebab Delay Panjang Versi Lion Air, yang diunduh pada tanggal 23 April
2015 di website http://m.tribunnews.com/bisnis/2015/02/20/ini-penyebab-
delay-panjang-versi-lion-air
JK: Dana Talangan Refund Lion Air, yang Punya Cash Angkasa Pura, yang
diunduh pada tanggal 22 April 2015 di website
http://news.liputan6.com/read/2180216/jk-dana-talangan-refund-lion-air-
yang-punya-cash-angkasa-pura
35