Anda di halaman 1dari 8

DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI

NAMA KELOMPOK:

CLAUDIA MERI D 111 11 006


FINDA WIDIARSIH D 111 11 066
SITI MARYAM D 111 11 046

MODA UDARA

Moda Udara

 Dasar ketentuan yang mengatur moda angkutan udara adalah Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

 Penerbangan didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan,
keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas
umum lainnya.

Hirarki Moda Udara

 Sesuai dengan keputusan menteri perhubungan no. 44 Tahun 2002 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional, pengklasifikasian Bandar Udara dibagi dalam 3
kelompok yaitu kelompok A , B, dan C.

 Pembagian klasifikasi menjadi tiga kelompok didasari dari:

- Jenis pengendalian Ruang disekita Bandara,

- Fasilitas Bandar Udara dan

- Kegiatan Operasi Bandar Udara.


Klasifikasi Bandar Udara

Jenis Pengendalian Udara di sekitar Bandar udara

 Sesuai dengan KM. 44 Tahun 2002 jenis pengendalian ruang udara di sekitar bandara
terbagi menjadi :

1. Ruang udara disekitar Bandar Udara tidak dikendalikan dan tidak melayani pemberian
informasi apapun atau bandara yang tingkat pelayanan LLU Un-attended, misalnya
bandara-bandara perintis yang masih bersifat satuan kerja (satker).

2. Ruang udara disekitar bandar udara tidak dikendalikan tetapi melayani informasi
seperti cuaca dan kondisi landasan atau bandara tingkat pelayanan LLU AFIS, misal nya
adalah bandara-bandara yang sudah memiliki jadwal penerbangan yang rutin.

3. Ruang udara disekitar dikendalikan, dimana pengelola bandara melayani


informasi cuaca, kondisi landasan dan pengaturan traffic atau bandara yang
tingkat pelayanan LLU ADC.

Undang-undang Tentang Penerbangan

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah
udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan
dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

2. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di atas wilayah daratan dan perairan
Indonesia.
3. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena
gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan
bumi yang digunakan untuk penerbangan.

4. Pesawat Terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap
tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri.

5. Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang
rotornya digerakkan oleh mesin.

6. Pesawat Udara Indonesia adalah pesawat udara yang mempunyai tanda pendaftaran
Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia.

7. Pesawat Udara Negara adalah pesawat udara yang digunakan oleh Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, kepabeanan,dan instansi pemerintah
lainnya untuk menjalankan fungsi dan kewenangan penegakan hukum serta tugas
lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Pesawat Udara Sipil adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan angkutan
udara niaga dan bukan niaga.

9. Pesawat Udara Sipil Asing adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan
angkutan udara niaga dan bukan niaga yang mempunyai tanda pendaftaran dan tanda
kebangsaan negara asing.

10. Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara dan dalam
kondisi aman untuk beroperasi.

11. Kapten Penerbang adalah penerbang yang ditugaskan oleh perusahaan atau
pemilik pesawat udara untuk memimpin penerbangan dan bertanggung jawab
penuh terhadap keselamatan penerbangan selama pengoperasian pesawat udara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Asas dan Tujuan

Pasal 2

► Penerbangan diselenggarakan berdasarkan asas:

a. manfaat;

b. usaha bersama dan kekeluargaan;

c. adil dan merata;

d. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;

e. kepentingan umum;

f. keterpaduan;
g. tegaknya hukum;

h. kemandirian;

i. keterbukaan dan anti monopoli;

j. berwawasan lingkungan hidup;

k. kedaulatan negara;

l. kebangsaan; dan

m. kenusantaraan.

Penerbangan diselenggarakan dengan tujuan:

 a. mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib,

teratur, selamat, aman, nyaman, dengan harga yang

wajar, dan menghindari praktek persaingan usaha yang

tidak sehat;

 b. memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang

melalui udara dengan mengutamakan dan melindungi

angkutan udara dalam rangka memperlancar kegiatan

perekonomian nasional;

 c. membina jiwa kedirgantaraan;

 d. menjunjung kedaulatan negara;

 e. menciptakan daya saing dengan mengembangkan

teknologi dan industri angkutan udara nasional;

RUANG LINGKUP BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG

Pasal 4

Undang-Undang ini berlaku untuk:

 a. semua kegiatan penggunaan wilayah udara, navigasi

penerbangan, pesawat udara, bandar udara, pangkalan


udara, angkutan udara, keselamatan dan keamanan

penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas

umum lain yang terkait, termasuk kelestarian

lingkungan di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

 b. Semua pesawat udara asing yang melakukan kegiatan

dari dan/atau ke wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia; dan

 c. semua pesawat udara Indonesia yang berada di luar

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KEDAULATAN ATAS WILAYAH UDARA

Pasal 5

 Negara Kesatuan Republik Indonesia berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah
udara Republik Indonesia.

Pasal 6

 Dalam rangka penyelenggaraan kedaulatan negara atas wilayah udara


Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah melaksanakan wewenang
dan tanggung jawab pengaturan ruang udara untuk kepentingan
penerbangan,

perekonomian nasional, pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya, serta


lingkungan udara.

◥ Sistem Manajemen Keselamatan

 Peraturan tentang keselamatan penerbangan sipil diatur dalam :

 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

 NOMOR : KM 20 TAHUN 2009

 TANGGAL : 17 FEBRUARI 2009

Landasan Hukum
Peraturan ini diumumkan secara resmi di bawah kewenangan Undang-undang No.1/2009
tentang Penerbangan, Bab XIII – Keselamatan Penerbangan, Bagian Keempat – Sistem
Manajemen Keselamatan Penyedia Jasa Penerbangan.

Ruang lingkup dan Penerapan

 (1) Peraturan ini menguraikan persyaratan untuk suatu penyedia

layanan Safety Management System (SMS) yang beroperasi sesuai

dengan ICAO Annex 6 – Operation of Aircraft, ICAO Annex 11 –

Air Traffic Services, dan ICAO Annex 14 – Aerodromes.

 (2) Di dalam konteks peraturan ini, istilah “Penyedia Layanan” harus

dipahami dengan merujuk pada suatu organisasi yang berkaitan

dengan penyediaan layanan penerbangan.

 (3) Peraturan ini lebih memperhatikan proses dan aktifitas yang

berkaitan dengan keselamatan daripada jabatan keselamatan,

perlindungan lingkungan, atau kualitas layanan pelanggan.

 (4) Penyedia layanan bertanggung jawab untuk layanan keselamatan

atau produk yang disewa atau dibeli dari organisasi lain.

 (5) Peraturan ini menetapkan persyaratan minimum yang dapat

diterima; penyedia layanan dapat menetapkan persyaratan yang

lebih ketat.

Penerapan dan penerimaan

 Penyedia layanan harus mulai menerapkan Safety Management System (SMS) yang
dapat diterima oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada :

 (1) Operator pesawat atau penyedia layanan lainnya : 1 Januari 2009.

 (2) Operator Bandara Internasional : 1 Januari 2010.

 (3) Operator Bandara Domestik ; 1 Januari 2011.

 Mengandung sedikitnya :

◦ (1) mengenali ancaman keselamatan dan penilaian dan mengurangi resiko;


◦ (2) memastikan tindakan perbaikan diperlukan untuk mempertahankan suatu
tingkat keselamatan yang dapat diterima dapat dilaksanakan;

◦ (3) menyediakan pengamatan yang berkelanjutan dan penilaian tingkat


keselamatan yang teratur dapat dicapai; dan

◦ (4) suatu tujuan untuk membuat peningkatan tingkat keselamatan secara


menyeluruh.

Penyediaan Pelayanan

 Penyedia layanan harus menetapkan, mempertahankan, dan berpegang pada Safety


Management System (SMS) yang sesuai dengan ukuran, sifat, dan tingkat kerumitan
operasi yang diizinkan untuk dilaksanakan pada Spesifikasi Operasi dan ancaman
keselamatan dan resiko yang berkaitan dengan operasi.

Anda mungkin juga menyukai