Anda di halaman 1dari 4

MUH ABDUH RAHIM AMIN ILYAS (13)

TBU X ALPHA

TUGAS

1. TULISKAN 3 NAMA TOKOH YANG BERPERAN DALAM SEJARAH PENERBANGAN DUNIA


2. TUJUAN UTAMA DI BENTUKNYA ICAO ADALAH
3. TULISKAN ANNEXES YANG DI KELUARKAN ICAO
4. URAIKAN TENTANG PENERBAANGAN PERTAMA DI INDONESIA
5. URAIKAN TENTANG TERBENTUKNYA ORGANISASI PENERBANGAN INDONESIA
6. URAIKAN TETANG PERIODE AWAL INDUSTRI PESAWAT DI INDONESIA
7. JELASKAN PENGERTIAN DARI BANDAR UDARA
8. TULISKAN PRASARANA APA SAJA YANG TERMASUK KEDALAM SISI UDARA (AIRSIDE)
9. TULISKAN PRASARANA APA SAJA YANG TERMASUK KE DALAM SISI DARAT (LANDSIDE)
10. TULISKAN REGULASI YANG TERKAIT DENGAN BANDAR UDARA
JAWABAN
1. A. Anthony Herman Gerard Fokker atau dikenal sebagai Fokker, merupakan putra
pemilik perkebunan kopi di Blitar, Jawa Timur. Fokker menjadi tokoh yang berpengaruh
dalam dunia penerbangan karena pada tahun 1930, 65 persen dari transportasi dunia
dilayani pesawat Fokker, pabrik yang didirikannya 22 Februari 1912 dari modal
menyelundupkan 400 mesin dan 120 pesawat D.VII ke Belanda dari Jerman.
B. Andrei Nikolaevich Tupolev, spesialis pembom dan pesawat asal Rusia ini merupakan
perancang pesawat Tu-16 Badger pada tahun 957 dan masih dipakai sampai saat ini.
Selain itu masih ada lagi karyanya yaitu pesawat Tu-144.
C. Edouard Nieuport, merupakan salah satu tokoh dunia penerbangan asal Perancis yang
merancang pesawat militer generasi pertama Bleriot. HAsil karyanya yang cukup
melegenda saat masa Perang Dunia I adalah pemburu Nieuport. Pesawat pemburu
Nieuport menjadi pesawat pertama yang berhasil melakukan formasi to loop the loop
pada tahun tahun 1912

2. tujuan dari ICAO adalah untuk mengembangkan prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik navigasi
udara internasional dan membina perencanaan dan perkembangan angkutan udara
internasional.

3. ANNEX 1 Personal Licensing, ANNEX 2 Rules of The Air, ANNEX 3 Meterological Service for
International Air Navigation, ANNEX 4 Aeronautical Charts, ANNEX 5 Units of Measurement
to be Used in Air and Ground Operation, ANNEX 6 Operation Aircraft, ANNEX 7 Aircraft
Nationality and Registration Marks, ANNEX 8 Airworthiness of Aircraft, ANNEX 9 –
Facilitation, ANNEX 10 Aeranutical Communications, ANNEX 11 Air Traffic Service,
ANNEX 12 Search and Rescuce,  ANNEX 13 Aircraft Accident Investigation ANNEX 14
Aerodrome, ANNEX 15 Aeronautical Information,  ANNEX 16 Enviromental Protectum,
ANNEX 17 Enviromental Protectum, ANNEX 18 The Safe Transport of Dangerous Godds
by Air, ANNEX 19 Safety Management
4. Pada tanggal 19 Februari 1913 seorang penerbang asal Belanda bernama J.W.E.R Hilger
berhasil menerbangkan sebuah pesawat jenis Fokker dalam kegiatan pameran yang
berlangsung di Surabaya. Penerbangan tersebut tercatat sebagai penerbangan pertama di
Hindia Belanda (sekarang Indonesia) meskipun berakhir dengan terjadinya kecelakaan
namun tidak menewaskan penerbangnya.

5. Tahun 1952: Pembentukan Djawatan Penerbangan Sipil Pada tahun 1952 pemerintah
membentuk “Djawatan Penerbangan Sipil” yang saat itu bertanggungjawab kepada
Kementerian Perhubungan Udara, tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani
administrasi pemerintahan, pengusahaan dan pembangunan bidang perhubungan udara,
Djawatan Penerbangan Sipil ini merupakan cikal bakal Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara saat ini. Tahun 1963: Direktorat Penerbangan Sipil Pada tahun 1963 Djawatan
Penerbangan sipil dirubah nama menjadi Direktorat Penerbangan Sipil seiring dengan
perkembangan dunia usaha penerbangan. Tahun 1969: Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Untuk mendorong perkembangan dunia usaha penerbangan yang semakin baik pada
pemerintahan Orde Baru telah membentuk Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada
tahun 1969 guna menyesuaikan kebutuhan dan pemanfaatannya sebagai pengganti dan
penyempurnaan Direktorat Penerbangan Sipil dengan struktur organisasi terdiri dari
Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara Sipil, Direktorat Keselamatan
Penerbangan dan Direktorat Fasilitas Penerbangan. Pada tahun 1974 struktur organisasi
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara disempurnakan menjadi Sekretariat Direktorat
Jenderal, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan,
Direktorat Pelabuhan Udara dan Direktorat Telekomunikasi Navigasi Udara & Listrik.
Penerbangan Indonesia terus berkembang bukan hanya bidang lalu lintas dan angkutan
udara saja namun sudah mulai dengan perkembangan industri pembuatan pesawat terbang
sehingga diantisipasi dengan pembentukan direktorat khusus yang menangani kelaikan
udara berstandar internasional, pemerintah mengeluarkan KM 58 Tahun 1991 mengenai
penyesuaian struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, strukturnya terdiri
dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan
Penerbangan, Direktorat Teknik Bandar Udara, Direktorat Fasilitas Elektronika dan Listrik
dan Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara.

6. Tahun 1978: Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Berdasarkan


Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 50/OT/Phb-78, tentang “Susunan organisasi
dan tata kerja pelabuhan udara dan Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN)”,
terbentuk kantor SENOPEN di 7 lokasi yaitu MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG, SURABAYA,
BALI, UJUNG PANDANG dan BIAK”. Fungsi unit kerja kantor SENOPEN adalah pemberian
pelayanan navigasi penerbangan.
Gatotkaca adalah tokoh yang sangat legendaris dalam dunia pewayangan. Konon Gatotkaca
adalah tokoh yang asli diciptakan oleh dunia pewayangan Indonesia yang dalam cerita
Mahabrata sebenarnya tidak ada. Kepopuleran tokoh Gatotkaca sudah cukup
menggambarkan bahwa sudah sejak lama orang Indonesia ingin memiliki kemampuan untuk
terbang. Maka tidak heran jika kemudian industri penerbangan di Indonesia sudah tumbuh
jauh sebelum masa kemerdekaan.

Pada masa kolonial Belanda, penguasa waktu itu tidak memiliki program perancangan
pesawat terbang. Mereka hanya melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pembuatan lisensi serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk semua pesawat terbang yang
beroperasi di wilayah Indonesia.

Pada tahun 1914, di Surabaya didirikan lembaga penguji penerbangan yang bertugas dalam
pengkajian kinerja pesawat untuk pengoperasian di daerah tropis. Lalu pada tahun 1930
dibentuk seksi produksi pesawat terbang yang menghasilkan pesawat Canadian Avro-AL,
sebuah pesawat yang bodinya terbuat dari kayu lokal. Untuk selanjutnya fasilitas produksi
seksi ini dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara).
Pada periode tersebut penerbangan cukup banyak diminati dengan adanya beberapa
pesawat yang dibuat oleh perorangan.

Pada tahun 1937, atas permintaan seorang pengusaha lokal, beberapa pemuda Indonesia
yang dipimpin oleh Tossin membuat pesawat terbang di sebuah bengkel yang terletak di Jl.
Pasirkaliki, Bandung. Mereka menamai pesawat buatanya dengan nama PK. KKH. Pesawat ini
pernah mengejutkan dunia penerbangan karena telah menunjukkan kemampuannya untuk
terbang ke Belanda dan daratan Chine vice versa. Sebelumnya, sekitar tahun 1922,
Indonesia bahkan telah terlibat dalam modifikasi pesawat di sebuah rumah pribadi di Jl.
Cikapundung, Bandung.

Pada tahun 1938, atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist, pesawat PK. KKH didesain
ulang menjadi pesawat yang lebih kecil dan diproduksi di sebuah bengkel yang berlokasi di
Jl. Kebon Kawung, Bandung.

7. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

8. -Runaway/ Landasan Pacu : yaitu bagian memanjang dari sisi darat bandara yang
disiapkan untuk lepas landas dan tempat mendarat pesawat terbang.
-Taxiway : yaitu bagian sisi darat dari bandara yang dipergunakan pesawat untuk berpindah
(taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya
-Apron : yaitu bagian bandara yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parker,
menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan
penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building

9. - Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang
atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom -
Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding
lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar,
penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil,
penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
- Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
- Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi

10. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 39 Tahun 2019 Tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional

Anda mungkin juga menyukai