Modul Pembelajaran
AVIATION KNOWLEDGE
SEKRETARIAT
TADIKA PURI MAKASSAR
TAHUN 2020
AVIATION KNOWLEDGE
Adalah Pengetahuan yang memberikan informasi tentang semua kegiatan yang berkaitan
dengan sejarah, penggunaan wilayah udara, pesawat, bandara, tentang angkutan udara, keamanan dan
Penerbangan adalah salah satu sarana transportasi untuk angkutan manusia maupun barang melalui
udara. Operasi penerbangan harus sesuai dengan aturan dan regulasi yang diatur oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Sebagai kata lain untuk
transportasi, penerbangan juga didukung oleh sarana fasilitas seperti pesawat, fasilitas bandara, aturan
dan prosedur serta peralatan pendukung yang sangat berguna untuk keselamatan dan kenyamanan bagi
Semua kegiatan di bandara termasuk pergerakan pesawat diatur dan dikelola serta menjadi
tanggung jawab pengelola bandara, sementara untuk kelancaran kegiatan operasi penerbangan secara
terpadu dikelola oleh perusahaan penerbangan, perusahaan ground handling, unit pemandu
Wright, memberi hadiah helikopter mainan karya Alphonse Penaud. Orang Perancis itu tidak membuat
rancangan helikopter dari ide orisinalnya. Ia menciptakan mainan tersebut dari desain imajiner
Sebagaimana diwartakan Wired, da Vinci, pada rentang 1483 hingga 1486, pernah membuat
sketsa atas apa yang kini kita sebut helikopter bernama Vite Aerea atau The Aerial Screw. “Saya
percaya bahwa jika sekrup ini dibuat dengan baik, sekrup akan mampu naik tinggi ke atas,” tulis da
Wilbur Wright dan Orville Wright, atau sebut saja “Wright Bersaudara”, terkesima. Dalam
“The Birth of Flight Control: An Engineering Analysis of the Wright Brothers’ 1902 Glider” (2003),
paper yang ditulis G.D. Padfield, dua orang bocah itu kemudian sepakat untuk menciptakan sesuatu
yang “wah”: membuat manusia bisa terbang. Dan penciptaan yang “wah” itu kemudian diinisiasi pada
30 Mei 1899, kala Wilbur, si kakak, mengirim surat pada Smithsonian Institution. “Saya tertarik
dengan permasalahan-permasalahan mekanis soal penerbangan sejak kecil. Saya membuat sejumlah
percobaan sederhana dengan berbagai ukuran sesuai dengan kerja yang telah dilakukan Penaud Dan
menyadari bahwa manusia terbang adalah mungkin dan dapat dilakukan, Saya percaya bahwa
penerbangan sederhana mungkin dilakukan oleh manusia asalkan telah ada serangkaian percobaan dan
investigasi besar dan independen untuk menghasilkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang
akhirnya akan mengarah pada penerbangan yang sempurna,” tulis Wilbur kala itu. Smithsonian
merespons. Mereka memberikan buku-buku rujukan soal aviasi yang dimiliki pada Wright bersaudara.
Pada 1900, berdasarkan rujukan yang telah mereka pelajari, khususnya tentang monoplane
Lilienthal Glider dari Otto Lilienthal, kakak-adik ini menghasilkan “1900 Glider.” Glider merupakan
pesawat tanpa mesin dan sering disebut sebagai pesawat layang. Lilienthal adalah pelopornya. Dengan
bekerja. Wright bersaudara meniru kerja Lilienthal dengan membuat glider yang memiliki lebar sayap
sepanjang 20 kaki.
Sayangnya, Wright bersaudara tidak puas. Pada 1901 mereka menyempurnakan penciptaan
dengan merilis “1901 Glider” yang bersayap lebih luas. Tapi penciptaan glider kedua ini pun tak
membuat Wright bersaudara puas. Dengan sayap yang telah diperluas, glider hanya mampu
memperoleh sepertiga daya angkat dari teori penciptaan glider milik Lilienthal yang mereka pelajari.
Wright kemudian paham, membuat sistem pengendali pesawat (flight control) adalah
solusinya. Dan pada 1902 mereka memecahkan solusi itu dengan “1902 Glider.” Pada teori
aerodinamika ada istilah bernama rasio L/D atau lift-to-drag. Sederhananya, daya angkat akan tercipta
manakala sayap bertubrukan dengan angin. Untuk menciptakan rasio L/D yang baik, yang akan
menghasilkan daya angkat maksimal, Wright bersaudara menyadari pentingnya sistem pengendali
pesawat.
Mereka mempelajari centre of gravity (titik berat atau pusat massa), lokasi dalam pesawat di
mana rata-rata berat berada. Bila centre of gravity ditemukan, akan diketahui di mana titik-titik three
dimensional coordinate (tiga koordinat penentu sumbu utama): pitch, roll, dan yaw. Ketiga titik itulah
1902 Glider sukses. Di tahun itu, 700 hingga 1.000 kali penerbangan “1902 Glider” dilakukan
Wright bersaudara. Setahun berselang, Wright Flyer lahir. Wright Flyer merupakan pesawat heavier-
than-air bermesin yang diciptakan Wright bersaudara. Pesawat dibuat memanfaatkan kayu cemara dan
Lewat pencapaian tersebut, Wright bersaudara jadi dua orang pertama di dunia yang sukses
menciptakan pesawat terbang bermesin. Itulah cikal-bakal semua pesawat yang lahir kemudian,
Wright Flyer sukses diujicoba untuk terbang empat kali, antara Kill Devil Hills hingga Kitty
Hawk di North Carolina, Amerika Serikat, dengan jarak tempuh sejauh 6,4 kilometer, pada 1903. Dan
Meski pada 1903 pesawat bermesin sukses dilahirkan Wright bersaudara, mereka tak mau
langsung mengumumkannya pada publik. Pada 5 Januari 1904, sebagaimana dikutip Associated Press,
Wilbur mengatakan bahwa “kami bertekad, sebelum kembali ke rumah, untuk mengetahui apakah
mesin memiliki kekuatan yang cukup untuk terbang, kekuatan yang cukup untuk menahan guncangan
pendaratan, dan kapasitas kontrol yang cukup untuk membuat penerbangan aman di angin yang
kencang, serta di udara yang tenang. Ketika poin-poin ini telah ditetapkan dengan pasti, kami akan
Secara tersirat, Wright bersaudara menginginkan ciptaan mereka benar-benar bekerja baik,
tidak setengah-setengah. Semangat itulah yang terus dipertahankan para pencipta pesawat sampai kini,
sehingga bisa melahirkan rasio kecelakaan yang paling rendah. Sayangnya, demi keuntungan sesaat,
Air-taxiing Hatrack
Gerakan sebuah helikopter / VTOL diatas permukaan Adalah tempat penyimpanan barang penumpang
di seluruh dunia.
- ICAO : adalah kode yang terdiri dari empat digit alfanumerik yang diberikan kepada setiap
bandar udara di seluruh dunia. Kode ini diatur oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
1. Terminal Penumpang : merupakan bagian dari bandara yang ditujukan untuk layanan
2. Cargo Terminal : Adalah sebuah bangunan yang khusus digunakan untuk pengiriman dan
3. Gedung Operasional : Bangunan operasional berfungsi sebagai pusat dari semua kegiatan
operasi penerbangan, baik pesawat yang masih dalam penerbangan maupun pesawat di Apron
4. Pengawas Lalu Lintas Udara : Lalu lintas menara kontrol udara adalah tempat di mana
pengawasan lalu lintas udara dan penyediaan informasi penerbangan untuk mencegah
terjadinya tabrakan antara pesawat diudara dan antara pesawat dengan kendaraan lain di
Apron. Untuk memudahkan komunikasi antara menara kontrol dengan pilot yang sedang
melakukan penerbangan.
5. Hangar : Bangunan untuk fasilitas perbaikan pesawat, baik yang dimiliki oleh perusahaan
penerbangan atau perusahaan yang mengkhususkan diri dalam bidang perbaikan pesawat.
7. Flight Kitchen : Bangunan untuk perusahaan Catering pemasok jasa katering untuk pesawat.
Tata Kerja Kementrian Perhubungan. Tugas pokok Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara adalah melaksanakan koordinasi, pemberian pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementrian Perhubungan. Tugas pokok Direktorat Kelaikan Udara Dan Pengoperasian
Pesawat Udara adalah merumuskan, menyusun serta melaksanakan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria, sistem dan prosedur, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan di
Tata Kerja Kementrian Perhubungan. Tugas pokok Direktorat Angkutan Udara adalah merumuskan,
menyusun serta melaksanakan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur,
OTORITAS BANDARA
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2011 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandara. Tugas pokok kantor Otoritas Bandara adalah melaksanakan
Tata Kerja Kementrian Perhubungan. Tugas pokok Direktorat Navigasi Penerbangan adalah
merumuskan, menyusun serta melaksanakan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur, pengawasan, pengendalian, serta evaluasi dan pelaporan di bidang navigasi penerbangan.
Tata Kerja Kementrian Perhubungan. Tugas pokok Direktorat Keamanan Penerbangan adalah
merumuskan, menyusun serta melaksanakan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur, pengawasan, pengendalian dan serta evaluasi dan pelaporan di bidang keamanan
penerbangan.