Jawaban:
Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain mengubah
pertanian yang sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan
teknologi modern.
5. Jelaskan dampak negatif dari penerapan revolusi hijau bagi petani di Indonesia!
Jawaban:
a) Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan
ekonomi.
b) Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
c) Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
d) Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan,
tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
e) Pencemaran lingkungan yang tinggi.
Pasca Perang Dunia II, setelah sempat dikuasai Jepang, Belanda kembali menguasai ME.
Setelah merdeka, pada 27 Desember 1949, ME dikembalikan ke pemerintah Indonesia dan
diubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada tanggal 17 April 1958 Si Kumbang mampu terbang melintasi Pulau Jawa. Setelah Si
Kumbang kemudian muncul Belalang yang digunakan untuk melatih calon penerbang
AURI. Kemudian menyusul Kunang 25, Kepik, Mayang, dan muncul prototipe helikopter.
Pembuatan pesawat tersebut merupakan proyek besar, sehingga perlu menjalin hubungan
dengan pabrik asing, yaitu pabrik pesawat Cekop dari Polandia. Tujuan kerja sama tersebut
untuk memproduksi pesawat Wilga dalam skala besar, sehingga proyek ini diberi nama
Wilga oleh Presiden Soekarno. Namun, pada tanggal 21 Maret 1966 Nurtanio mendapat
musibah ketika pesawat yang ditumpanginya jatuh di Kiara Condong (Bandung), sehingga
menghentikan proyek besarnya.
Sebagai upaya mengembangkan teknologi dan industri penerbangan, pada tanggal 28 April
1976 didirikan industri pesawat terbang Nurtanio yang diprakarsai B.J. Habibie.
Dalam perkembangannya, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Sejak saat itulah mulai tumbuh dan berkembang
industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia.
Pada periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum, dan regulasi serta aspek
lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha
ditata. Melalui IPTN, dikembangkan suatu konsep alih teknologi dan industri progresif
yang ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan
dalam waktu yang relatif singkat. IPTN telah berhasil merakit dan memproduksi berbagai
jenis pesawat terbang dan helikopter, melalui kerja sama dengan beberapa penerbangan
besar internasional. Sejak akhir tahun 1980-an, IPTN mulai melakukan kerja sama dengan
beberapa perusahaan pembuat pesawat terbang asing untuk membuat beberapa komponen
pesawat terbang. Pada tahun 1995, IPTN memproduksi pesawat N-250 dan telah berhasil
diterbangkan. Hasil rancangan IPTN tersebut diharapakan mampu bersaing di pasar dunia
dengan jenis-jenis produksi pesawat lainnya. IPTN direstrukturisasi pada tanggal 24
Agustus 2000 dan kemudian berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Setelah berakhimya masa kolonial Belanda, Indonesia pun mulai merintis usaha
pengembangan IPTEK secara bertahap. Lembaga pendidikan dan pusat penelitian warisan
kolonial Belanda pun menjadi modal besar yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.
Pada awal tahun 1970-an, perkembangan Iptek mulai menunjukkan kemajuan. Indikator
kemajuan ditentukan oleh faktor-faktor:
a) perkembangan ekonomi.
b) perluasan kesempatan pendidikan
c) industrialisasi
d) modernisasi pertanian
e) perubahan sosial budaya
Perkembangan IPTEK di Indonesia sendiri tidak terlepas dari peran dan kebijakan
pemerintah. Pemerintah membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) pada
tanggal 8 Maret 1956. Pada tanggal 6 Marat 1862. dibentuk Departemen Urusan Riset
Nasional (Durenas). Dengan berdirinya Durenas, maka MIPI masuk dalam lembaga ini
sebagai badan riset khusus. Durenas kemudian berganti nama menjadi Departeman Riset
Nasional (DRN) pada tahun 1963. Badan ini bertugas merumuskan, mengamati,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan riset dan teknologi di Indonesia.