Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Fajar

NIM : 201510340311081
Kelas : 3 B

PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI


(Sarana Transportasi Darat)
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di seluruh
wilayah Indonesia.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah
mencapai sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah
Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di daerah
Maluku sepanjang 23 km.
Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan menggunakan kereta
api. Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa
colonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama kali
itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa Tengah
)sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet
van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorwe
Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api ini
dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama
dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di Indonesia,
seperti pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di
Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur kereta api.
Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan
(1914), Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun
1922 di Sulawesi Selatan juga telah di bangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer
yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini mulai
dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros (namun
belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat dibangun jalur
kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22 kilometer antar
Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang telah dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang 6.811. Namun hingga
tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini
terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api
ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut ke Myanmar untuk
pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan
jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer,
kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer.
Pembangunan jalur kereta api yang dilakukan pada masa kedudukan Jepang ini
mengerahkan tenaga romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban.
SetelahIndonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih perusahaan
perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28
September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari
pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia
semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengolanya seperti menjadi Perusahaan Negara kereta api (PNKA,
25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, 15
September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Kereta Api ( PERUMKA ).
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka
Perumka dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan kereta
cepat. Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang
pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia meluncurkan
kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga, Mahesa, dan Sancaka.

PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI


(Sarana Transportasi Udara)

Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia berawal pada sebuah


bangunan beks gudang kapuk di Magetan, dekat Madiun (Jawa Timur). Pada tahun
1946, di gudang yang diubah menjadi bengkel itulah pesawat terbang pertama dengan
semua bahan-bahannya berasal dari Indonesia, dirakit serta dibangun oleh putra-putri
Indonesia. Pesawat itu adalah pesawatlayang jenis zogling tanpa mesin yang biasa
dipakai untuk olahrag terbang layang. Pesawat itu diberi nama NWG-1 sesuai dengan
inisial pembuatnya yaitu Nurtanio Pringgoadisuryo dan Wiweko Supono.
Kerangka NWG itu dibuat dari kayu jamuju. Pelapis badan dan sayap NWG adalah
kain blacu yang dilumuri bubur cingur sebagai pengganti thinner.
Keberhsilan NWG mendorong Kepala Staf Angkatan Udara mengusulkan
pembentukan Komisi Penerbangan. Nurtanio dikirim ke Manila, Filipina untuk
mempelajari teknik pembuatan pesawat di far Eastern AreoTechnical. Ketika kembali
ke Indonesia, Nurtanio mencoba untuk merakit pesawat bermesin. Mesin yang
digunakannya adalah mesin sepeda motor jenis Harley Davidson buatan tahun1928.
Kerangka pesawat dan sayap terbuat dari kayu dengan pipa baja yang dilapisi kain
blacu. Pesawat yang dibuat oleh Nurtanio itu mampu terbangdan dinamai pesawat
WEI (Wiweko Experimental Lightplane) yang merupakan mesin pertama di
Indonesia. Nurtanio memberi nama WEI pada pesawat itu untuk menghormati
Wiweko Supono yang menjadi atasannya. Namun, kemudian nama itu diubah
menjadi RI-X.
Ketika pecah peristiwa pembenrontakan PKI di Madiun tahun 1948, bengkel
pesawat yang terletak di Madiun terpaksa ditutup. Pada tahun 10950, bengkel TNI
AU dibuka kembali di Lapangan Andir (sekarang bernama Bandar Udara Husein
Sastranegara) di Bandung. Nurtanio ditunjuk untuk menjabat sebagai komandan.
Pada tahun 1953, Nurtanio bersama dengan 15 orang stafnya berhasil
membangun pesawat serba logam pertama yang berkursi tunggal. Dengan
bermodalkan pesawat tua peninggalan Belanda, dibangunlah pesawat serba logam
untuk tujuan anti gerilya. Pesawat dengan rodanya dari roda vespa itu diberi nama Si
Kumbang. Pada tanggal 17 April 1958, Si Kumbang mampu melintasi Pulau Jawa.
Pesawat itu sekarang dijadikan monumen di depan gedung utama PT. Dirgantara
Indonesia di Bandung.
Di bawah pimpinan Nurtanio, lembaga ini telah berhasil memproduksi
beberapa pesawat. Setelah Si Kumbang muncul Belalang yang dipergunakan untuk
melatih calon penerbang AURI. Kemudian menyusul Kunang 25,
Kepik, dan Mayang. Berikutnya muncul prototipe helikopter yang
dinamakan Kolentang.
Pembuatan pesawat ini, merupakan suatu proyek besar, maka untuk
mewujudkan itu Nurtanio memilih menjalin hubungan kerja sama dengan pabrik
pesawat terbang asing yaitu dengan pabrik pesawat Cekop dari Polandia. Tujuan
jalinan kerja sama ini adalah untuk memproduksi pesawat Wilga dalam skala besar
sehingga proyek ini diberi nama Wilga oleh Presiden Soekarno. Tetapai, pada tanggal
21 Maret 1966 Nurtanio mendapat musibah ketika pesawat yang ditumpanginya jatuh
di Kiara Condong (Bandung) sehingga menghentikan proyek besarnya itu.
Pada tahun 1976, industri pesawat yang dirintis oleh Nurtanio itu diberi nama
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Tetapi, ketika B.J. Habibie
memimpin IPTN nama Industri Pesawat Tebang Nurtanio dirubah menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (dengan singkatan tetap IPTN). Di bawah pimpinan
Habibie, IPTN berhasil memproduksi pesawat jenis C-212 Aviocar dan helikopter
jenis BO-105. Pada tahun 1979, bersama CASA Spanyol, IPTN memproduksi CN-
235 dan diberi nama Tetuko oleh Presiden Soeharto. Pesawat CN-235 itu
diperlihatkan kepada umum untuk pertama kalinya tanggal 10 September 1983.
Pada tahun 2003, nama IPTN dirubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT.
DI). PT. DI inilah yang melanjutkan kegiatannya seperti memproduksi komponen
pesawat CN-235, NC-212, Boeing 737, dan F-16.
Untuk pelayanan jasa transportasi udara di Indonesia terdapat beberapa
maskapai penerbangan di anataranya maskapai penerbangan nasional Garuda
Indonesia, Merpati Nusantara, Mandala, Bouraq. Kini, maskapai penerbangan di
Indonesia semakin bertambah ramai dengan hadirnya beberapa maskapai lainnya,
seperti maskapai penerbangan Sriwijaya, Pelita, Adam, Lions, dan sebagainya.
PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI
(Sarana Transportasi Laut)
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara
masyarakat dari pulau satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan
bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena mereka telah
terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke
luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal-
kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada
relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik yang telah mampu
berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal
phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsa
Indonesia memperoleh tambahan pengetahual teknologinavigasi dan pelayaran,
hingga akhirnya Indonesia memiliki industry kapal yang modern.
Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat
mereparasi kapal. Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industry yang
merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportai laut, dan dioperasikan
oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT.Pelni). Industri kapal Indonesia
dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal masa pemerintahan Hindia
Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh Gubernur
jendral Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu
adalah NV.Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahu8n 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud
di daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun1939 pemerintah Hidia Belanda
mengganti nama menjadi Maarine Estabilishment (ME). ME berfungsi sebagai
sebuah paberik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa kedudukan Jepang, ME
tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dn perbaikan kapal-kapal
Angkatan Laut Jepang dibawah pengawasan Kagiun. Tetapi pada masa perang
kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan kepada Indonesia
pada 27 Desember 1949. Sejak saat itu, nama perusahaan kapal laut tersebut diubah
menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan uasaha Perum PAL diubah
menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (saat itu menjadi
Mentri Riset dan Teknologi). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari
kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang, dan kapal
riset. Kapal riset buatan PT PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII.
Perkembangan sistem transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari
kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia
dapat memproduksi kapal angkut penumpang, yaitu kapal Palindo Jaya 500. Kapal
tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat
untuk menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.

Anda mungkin juga menyukai