Anda di halaman 1dari 17

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

NIRFHANA DILLAH SUARDI


A011191197

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar di dunia dengan semua
potensi yang ada didalamnya. Di zaman Majapahit saja kekuasaan nusantara
bahkan sampai ke Thailand. Armada-armada laut kita sejak dahulu sangat kuat
dan disegani. Inilah yang menjadikan Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia.
Semua pulau-pulau disambungkan oleh laut-laut sempit yang memiliki beragam
potensi.

Poros maritim adalah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin


konektivitas antar pulau sehingga arus barang dan jasa berjalan lancar. Kejayaan
Indonesia di bidang kemaritiman harus digelorakan karena Indonesia merupakan
Atlantis yang pernah dituliskan Plato dalam bukunya beradab silam. Atlantis
adalah negara yang kaya, gemah ripah lohjinawi. Indonesia harus berjaya di lautan
dandi daratan, jangan sampai kekayaan kita dimanfaatkan negara lain.

Ada dua bagian besar yang menjadi unsur pembangun poros maritim dunia yaitu:

1. Aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman sebagai aset andalan pengembangan


dan pembangunan poros maritim. Aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman
mencakup sumber daya perikanan, migas lepas pantai, mineral dasar laut,
transportasi laut, industri maritim, wisata bahari, pulau luar, terumbu karang dan
lainnya.

2. Aspek komponen tata kelola untuk menentukan bagaimana aspek ekonomi


kelautan dan kemaritiman dapat dikelola dan dikembangkan arahnya untuk
mewujudkan poros maritim dunia. aspek ini mencakup penataan ruang laut,
pengaturan alur laut kepulauan, pengawasan laut, pertahanan dan keamanan untuk
kedaulatan NKRI,buday abahari,sumber daya manusia,IPTEK kelautan dan
kualitas dan daya dukung lingkunan laut.

Posisi Indonesia ditakdirkan saat ini berada di khatulistiwa dimana menjadikan


negara ini berada di tengah-tengah dunia. Oleh sebab itu Indonesia dikenal juga
sebagai zamrud khatulistiwa karena di dalamnya terdapat berjuta potensi yang
begitu mengesankan.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan pembahasan materi, maka saya membuat rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Mengapa terjadi perkembangan jalur transportasi dan perdaganag ninterasional


di Indonesia?

2. Bagaimana dan seberapa besar potensi dan pegolahan sumber daya kelautan di
Indonesia

a.) Sumber daya perikanan

b.) Pariwisata bahari


BAB II

PEMBAHASAN

1.Perkembangan Transportasi dan Perdagangan Internasional di Indonesia

Sejarah Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional


di Indonesia

TRANSPORTASI AIR

Berawal dari pelayaran pada masa Kerajaan Bahari (Sriwijaya) dan Majapahit yg
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, pelayaran Portugis-Spanyol, dan pelayaran
VOC pada abad ke-16, Laksamana Cheng Ho melakukan pelayaran dari Tiongkok
ke Samudra Hindia melewati Kep. Indonesia Bagian Barat, sampai ke Timur
Tengah dan Pantai Timur Afrika dengan tujuan ekspedisi laut yg banyak
menginspirasi dlm pelayaran Spanyol dan Portugis dlm bidang perkapalan.

Pelayaran Cheng Ho di Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai, dan


dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, P.Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan
Pelabuhan Muara Jati. Ia memimpin armada perdagangan dan menyebarkan
agama islam di Nusantara, Malaysia, dan Brunei.

Jalur pelayaran Portugis, Belanda, dan Spanyol

Sementara VOC berhasil merebut pelabuhan dan melakukan monopoli


perdagangan serta melarang pribumi melakukan pelayaran di Perairan Nusantara,
VOC mendominasi dunia maritim Nusantara selama ±2 abad.

Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan alat transportasi
dan komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara. Tak heran, alat
transportasi yang paling banyak ragamnya di Indonesia adalah perahu dan kapal.
Setiap daerah berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional dengan
bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut
Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali,
dan Kora-kora dari Maluku.

Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur penghubung utama


antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan adalah
perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang bisa
memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang
bisa mengangkut puluhan penumpang.

TRANSPORTASI DARAT

Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di
seluruh wilayah Indonesia.

Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah mencapai
sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah
Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di
daerah Maluku sepanjang 23 km.

Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan menggunakan kereta api.


Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa
colonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama
kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa
Tengah )sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron
Sloet van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta
api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorwe
Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api
ini dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama
dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di Indonesia,
seperti pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di
Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur kereta api.

Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan (1914),


Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun 1922 di
Sulawesi Selatan juga telah di bangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer
yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini mulai
dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros
(namun belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat
dibangun jalur kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22
kilometer antar Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang telah
dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang 6.811.
Namun hingga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi 5.910 kilometer.
Penyusutan ini terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api itu hilang.
Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut
ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan
Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten)
sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-
Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur kereta api yang dilakukan
pada masa kedudukan Jepang ini mengerahkan tenaga romusha atau pekerja paksa
dan banyak menelan korban.

Setelah Indonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih
perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi
tanggal 28 September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia. Hari pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI).

Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin


bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengolanya seperti menjadi Perusahaan Negara kereta api
(PNKA, 25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, 15 September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api ( PERUMKA ).

Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka


dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat.
Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang
pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia
meluncurkan kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga, Mahesa, dan
Sancaka.

Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak


abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak
dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi
yang berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang
kemudian berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk
mengangkut barang, selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik
sapi atau kerbau.

Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa


pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia
atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute
Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang
digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem
merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta
sudah mempunyai jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno
memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota
sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar.

Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai
dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah
dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi
ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah
bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi
massal yang modern dan murah seperti bus TransJakarta.

Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih.
Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional
seperti andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

TRANSPORTASI DARAT

Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di
seluruh wilayah Indonesia.

Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah mencapai
sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah
Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di
daerah Maluku sepanjang 23 km.

Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan menggunakan kereta api.


Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa
colonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama
kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa
Tengah )sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron
Sloet van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).

Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta
api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorwe
Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api
ini dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama
dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di Indonesia,
seperti pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di
Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur kereta api.

Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan (1914),


Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun 1922 di
Sulawesi Selatan juga telah di bangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer
yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini mulai
dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros
(namun belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat
dibangun jalur kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22
kilometer antar Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang telah
dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang 6.811.
Namun hingga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi 5.910 kilometer.
Penyusutan ini terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api itu hilang.
Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut
ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan
Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten)
sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-
Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur kereta api yang dilakukan
pada masa kedudukan Jepang ini mengerahkan tenaga romusha atau pekerja paksa
dan banyak menelan korban.

Setelah Indonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih
perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi
tanggal 28 September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia. Hari pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI).

Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin


bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengolanya seperti menjadi Perusahaan Negara kereta api
(PNKA, 25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, 15 September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api ( PERUMKA ).

Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka Perumka


dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan kereta cepat.
Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang
pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia
meluncurkan kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga, Mahesa, dan
Sancaka.

Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak


abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak
dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi
yang berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang
kemudian berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk
mengangkut barang, selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik
sapi atau kerbau.
Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa
pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia
atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute
Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang
digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem
merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta
sudah mempunyai jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno
memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota
sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar.

Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai
dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah
dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi
ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah
bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi
massal yang modern dan murah seperti bus TransJakarta.

Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih.
Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional
seperti andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

TRANSPORTASI UDARA

Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan.


Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli
dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para
pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang
belum tersentuh Belanda.

Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001
Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan
penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-
Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan
pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia.Industri penerbangan nasional dirintis
tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang
dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah
satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan
penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954.

Sejarah Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional di


Indonesia

Berkaitan dengan jalur perdanggangan dan distribusi penumpang, saat ini


pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan tol laut.
Tol laut adalah kapal laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal yang
menghubungkan wilayah Indonesia dari barat sampai ke timur dna dari utuara
dampai ke selatan.

Menurut Prihartono (2015) dalam pengembangan tol laut terdapat konsep


wilayah depan (foreland) dan wilayah dalam (hinterland). Konsep wilayah ini
merupakan koridor ekonomi yang berbasis maritime dan system logistik untuk
mendukung sector perdagangan, bai k dari dumber daya kelautan maupun dai
daratan. Selain itu, koridor ekonomi tersebut akan mendorong terciptanya pusat-
pusat pertumbuhan bari dan pemeraaan ekonomi di seluruh wilayah Indonesisa.

Pada tol laut terdiri atas kapal pelayaran untuk peti kemas dan penumang. Tol
laut untuk peti kemas harus didukung oleh pelabuhan laut yang andal, dari segi
kapasitas daya tampung, data dan system informasi, maupun dokumentasi. Selain
itu, harus memperhatikan kecukupan muatan barang baik dari Indonesia Barat ke
Timur maupun sebaliknya. Tol laut peti kemas harus memiliki pelayaran yang
rutin dan terjadwal, baik rute, ukuran kapal dan waktu pelayaran.Kemudian tol
laut untuk peti kemas harus memiliki akses yan gbaik terhadap daratan, seperti
pelabuhan, terminal, sungai dan kawasa pesisir.

Tol laut untuk penumpang harus mencakup transportasi yang terintegrasi antara
transportasi darat dan transportasi laut. Tol laut unutk penumpang diarahkan
untuk destinasi wisata, komerisal dan pelayaran (travelling dan leisure). Adapun
tujuan dari program tol laut Indonesia dunia, yaitu sebagi berikut.

a) Memanfaatkan semaksimal mungkin kekayaan sumber daya kelautaj dan


perikanan unruk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau


kecil yang selama ini sulit mendapatkan akses terhadap pembangunan.

c) Memudahkan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan kepulauan untuk


mengakses kota-kota besar.

d) Memudahkan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil dan terpencil untuk


bersekolah di kota besar.

e) Menekan ketimpangan harga antara Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa.

f) Pemerataan distribusi kekayaan sumber daya alam Indonesia maupun


penduduk. Tol laut akan memudahkan pergerakan penduduk semakin mudah,
murah dan cepat.

2. Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Indonesia

Sumber daya kelautan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama
di sector perikanan dan pariwista bahari.

Sumber Daya Perikanan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan dunia.


Sekitar 37% (sekitar 2000 jenis) spesies ikan dunia terdapat di Indonesia. Dari
jumlah spesies tersebut. Dari jumlah spesies tersebut, baru 400 yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Potensi budi daya laut Indonesia sekitar 4,58 juat hektar
lahan potensial. Namun baru dimanfaatkan hanya sekitar 2%. Pada 2012,
kontribusi sector perikanan dan kelautan dalam pendapat nasional hanya 20% .
Angka ini jauh lebih rendah dari pada negara-negara seperti Thailand dll.

Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya perkanan di


Indonesia antara lain seperti berikut.
a. Kebijakan pemerintah Indonesia, baik pusat mauoun daerah belum kuat dan
merata di seluruh wilayah Indonesia.

b. Masih seringnya pencurian ikan oleh negara lain yang menyebabkan


kerugian

c. Pelabuhan laut belum berfungsi secara optimal.

d. Pembangunan infrastruktur kelautan yang masih tertinggal.

e. Jumlah industry perkapalan masih sedikit.

f. Armada kapal penangkap ikan masih sederhana.

Jika dikelola maksimal, sector perikanan dapat menghasilkan pendapatan sebesar


31,9 triliun dollar AS per tahun. Pariwiata Bahari Indonesia merupakan kawasan
wisata bahari yang sangat potensial di Asia bahkan Dunia sehingga pariwisata
bahari harus mendapat yang mendapat prioritas utama dalam pemanfaatan sumber
daya kelautan.

Objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan dalam parwisata bahari, yaitu
wisata alam pantai dan pulau-pulau kecil, wsata budaya masyarakat pesisir, dan
wisata olah raga.

Objek wisata yang harus dijadikan modal utama dalam pengembangan pariwisata
bahari yaitu terumbu karang. Indonesa adalah negara denan kawasan terumbu
karang terbaik di dunia.

Hutan mangrove sangat berpotensi dijadkan objek wisata bahari. Selain berfungsi
ekologis seperti tempat berkembang biak berbagai jenis ikan, hutan mangrove
juga memberikan kesegaran udara, keindahan, dan kenyamanan.

Objek wisata bahari yang tidak kalah menarik dan sudah banyak dikembangkan
adalah wilayah pantai. Wilayah pantai memberikan kepuasaan bagi wisatawan
dalam kegiatan mengamati sunrise dan sunset di pinggri pantai, tempat pemandian
atau berenang yang bersih, dan berselancar di pantai yang memiliki ombak besar.
Potensi yang demikian besar tersebut sangat berpeluang dikembangkan menjadi
sebuah industry pariwisata ynag berkontribusi besar bagi pemasukan pendapatan
negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Priyono (2014), perlu adanya
program pengembangan industri pariwisata bahari di Indonesia agar dapat berdaya
saing secara internasional. Program tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Menyusun standar usaha wisata bahari.

b. Meningkatkan pelayanan usaha wisata bahari

c. Meningkatkan iklm investasi wisata bahari.

d. Sertifikasi usaha pariwisata bahari,

e. Mengembangkan jalur dan titik labuh kapal wisata ,dan

f. Kemitraan usaha pariwisata bahari.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Poros maritim dunia berkaitan dengan Sumber daya kelautannya berupa
daya perikanan dan pariwisata bahari. Poisisi strategis perairan Indoensia
juga menjadikannya sebagai lintasan pelayaran dunia, hal tersebut
menunjukan bahwa selain sebagai sumber penghasil pangan dan
pariwisata bahari, perairan juga berfungsi sebagai jalur perdagangan
antarbangsa. Indonesia merupakan negara yang telah dikaruniai oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan kekayaan sumber daya alam berupa potensi
kelautan yang begitu melimpah. Jika dikelola dengan baik, Indonesia
mampu menjadi poros maritim dunia dan dapat menjalankan industri
kelautan yang berpengaruh besar pada pendapatan negara. Dengan
keberagaman sumber daya kelautan, Maka sebagai warga negara
Indonesia, kita harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam
melestarikan maupun mengembangkan pengelolaan sumber daya alam
kelautan yang dimiliki oleh nagara ini, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesi
DAFTAR PUSTAKA

geografirenza.blogspot.com/2018/08/posisi-strategis-indonesia-sebagai.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai