Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini begitu sangat maju di bidang transportasi, banyak orang-
orang saat ini sangat bergantung pada transportasi missal untuk mempercepat
dan memenuhi kebutuhannya salah satunya yaitu menggunakan modal
transportasi udara seperti pesawat karena untuk memilih efisien waktu. Hal
ini tentu saja akan membawa konsekuensi atau risiko risiko yang harus
dihadapinya. Namun demikian faktor keamanan dan keselamatan harus
menjadi yang pertama agar modal transportasi tersebut tidak menimbulkan
masalah atau menimbulkan kecelakaan , maka Ilmu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bidang Penerbangan untuk dipelajari tentang bahaya-bahaya
penerbangan. Hal ini menyebabkan lahirnya Ilmu Kesehatan Penerbangan,
yang dilandasi oleh Fisiologi Penerbangan atau Aerofisiologi. Ilmu Kesehatan
Penerbangan atau Aviation Medicine akhir-akhir ini berkembang menjadi
Ilmu Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa atau Aerospace Medicine,
karena perkembangan teknologi penerbangan yang memungkinkan
menerbangkan orang ke ruang angkasa.
Pada dasamya manusia merupakan suatu makhluk daratan, yang
sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan di daratan. Pada situasi
kehidupan diudara (suatu penerbangan) tentu merupakan hal yang asing/aneh,
sehingga akan mengakibatkan stress bagi yang bersangkutan. Disamping itu
suatu penerbangan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan keadaan
di sekitar tubuh antara lain perubahan tekanan udara yang dapat
mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia. Bumi diselubungi oleh udara
yang disebut atmosfer bumi. Atmosfer itu terbentang mulai dari permukaan
bumi sampai keketinggian 3000 km. Udara tersebut mempunyai massa, dan
berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu tekanan yang disebut tekanan
udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang udaranya berarti, semakin kecil

1
2

tekanan udaranya. Sehingga pinggiran atmosfer bumi tersebut akan berakhir


dengan suatu keadaan hampa udara.
Dalam suatu penerbangan seseorang akan mengalami perubahan
ketinggian yang mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara
disekitarnya. Tekanan udara tersebut akan menurun pada saat naik/ascend,
dan akan meninggi bila descend. Perubahan-perubahan tekanan pada tubuh
manusia seperti itu dapat membawa pengaruh buruk, yaitu rasa
ketidaknyamanan pada telinga. Ketidaknyamanan didalam telinga lazim
dialami selama naik dan turunnya pesawat terbang sebagai akibat perbedaan
tekanan udara ditelinga tengah dan lingkungan sekelilingnya. Secara medis,
keadaan ini dikenal sebagai barotrauma atau aerotitis. Banyak orang
mengalami barotrauma di beberapa tempat. Barotrauma umumnya terjadi saat
perubahan ketinggian, seperti terbang, penyelam atau berkendaraan di
gunung.
Dari uraian diatas tentang bahaya dari suatu penerbangan maka
diperlukan suatu sistem untuk mengelola permasalahan tentang penerbangan
yang menimbulkan efek fisiologis pada tubuh yaitu sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Penerbangan.

B. Tujuan
1. Mengetahui mekanisme sistem kabin bertekanan serta keuntungan dan
kerugiannya pada fisiologis tubuh.
2. Mengetahui mekanisme sistem aliran udara untuk pesawat terbang serta
keuntungan dan kerugiannya pada fisiologis tubuh.
3. Mengetahui macam-macam penyakit atau gangguan pada bidang
penerbangan.
4. Mengetahui mekanisme system Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penerbangan.
3

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Program Studi Diploma IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
a. Mengetahui tentang penyakit akibat ketinggian beserta
pencegahannya.
b. Menegtahui mekanisme prosedur keselamatan dan kesehatan
penerbangan.
c. Melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan akibat gangguan telinga
secara dini.
d. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa Program Studi Diploma
IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai bekal di dunia kerja.
2. Bagi Program Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Menambah kepustakaan dan wawasan bagi Program Studi
Diploma IV Kesehatan Kerja mengenai gangguan pada telinga akibat
ketinggian, untuk membuat inovasi yang baik terhadap sistem
pelaksanaan praktikum.
b. Menciptakan mahasiswa Program Studi Diploma IV Keselamatan
dan Kesehatan Kerja menjadi mahasiswa yang berdedikasi tinggi.
c. Memberikan masukan kepada program dalam peningkatan proses
belajar bagi mahasiswa Program Studi Diploma IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
d. Membekali ilmu kesegaran jasmani, sehingga saat magang atau
berkerja diperusahaan dapat menerapkan ilmu kelelahan kerja dan
dapat mengurangi kelelahan kerja diperusahaan.

Anda mungkin juga menyukai