Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

BLOK KESEHATAN PARIWISATA

“EVAKUASI MEDIS UDARA”

Nama : Galbi Widad

Nim : 018.06.0044

Kelas : B

Dosen : Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS (K), Sp.KP, AAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021
Latar Belakang

Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN memiliki corak ragam


permasalahan di pelayanan terhadap masyarakat termasuk mendapatkan akses
pelayanan medis yang optimal yang masih masih menjadi kendala tertentu di
tanah air. Pertumbuhan ekonomi yang belummerata menyebabkan banyak daerah
di Indonesia belum memiliki fasilitas maupun saranamedis yang memadai. Hal ini
juga dipersulit dengan keadaan demografi Indonesia yangterdiri dari ribuan
kepulauan dengan jumlah penduduk yang cukup besar serta angkakelahiran yang
cukup tinggi. Rumah sakit yang belum mampu menangani pasien dengan kondisi
kasus yang kompleks dan berat sering memindahkan pasien ke rumah sakit lain
guna mendapat penanganan medis lebih baik. Dalam banyak kasus pemindahan
pasien memerlukan moda transportasi seperti pesawat terbang, helikopter,
(ambulan udara), kapal laut maupun ambulan darat. Manusia adalah makhluk
darat dan sejak dahulu manusai ingin menyamai burung.Penerbangan berkembang
pesat (militer, transport, pertolongan, ambulance udara, rumah sakit terbang, dan
penelitian). Lahirlah ilmu kesehatan penerbangan yang dilandasi aerofisiologi,
mendukung kegiatan penerbangan agar aman dan selamat karena angkutan udara
adalah yang paling nyaman dan cepat.

Isi

Evakuasi Medik adalah serangkaian peristiwa pemindahan korban dari


satu tempat ke tempat lain dengan fasilitas serta sumber daya manusia kesehatan
yang lebih memadai sesuai kebutuhan korban. Evakuasi medik udara meliputi
kegiatan evakuasi dengan menggunakan sarana angkutan udara helikopter atau
pesawat terbang dengan personel pendukung berkualifikasi dokter penerbangan,
perawat udara dan pembantu perawat udara (Peraturan Menteri Pertahanan RI,
2014).

Umumnya, program evakuasi medis menyediakan berbagai bentuk


transportasi medis, antara lain Evakuasi Darat, dengan menggunakan ambulans
dan Evakuasi Udara, terbagi dalam dua tipe transportasi udara, yaitu dengan
menggunakan pesawat dan helikopter perusahaan jasa evakuasi atau pesawat
komersial. Evakuasi medis lewat udara merupakan salah satu pertolongan medis
yang paling penting bagi nyawa seseorang (Kementerian Kesehatan, 2009)

Unsur-unsur yang ada pada evakuasi medis udara diantaranya


(Kementerian Kesehatan, 2009):

1. Transportasi Evakuasi Medis Udara


1) Ambulans Udara terdiri dari :
a. Pesawat udara jenis fixed wing (bersayap tetap)
b. Pesawat udara jenis rotary wing (helicopter)
2) Permasalahan pada trasnportasi udara :
a. Permasalahan getaran (vibrasi) dan kebisingan
b. Masalah timbul yang berhubungan dengan penyediaan alat dan obat
khusunya dalam penerbangan regular

2. Sumber Daya Manusia


a. Dokter
Memiliki kemampuan general emergency life support ( GELS ),
advanced life support ( ALS ), manajemen oksigen therapy, manajemen
penanganan bencana
b. Perawat
Memiliki kemampuan Basic Life Support ( pelatihan penanggulangan
gawat darurat untuk perawat ), asuhan keperawatan gawat darurat, teknik
stabilisasi dan evakuasi
c. Pengemudi ambulance udara yaitu Pilot
d. Petugas Safety misalnya SAR, TNI, POLRI yang mempunyai
kemampuan basic life support

3. Sarana Evakuasi Medis Udara


1. Transportasi
2. Bed / kasur
3. Outlet listrik
4. Transposrtasi inkubator
5. Ventilator (alat bantu napas) yang dapat digunakan untuk pasien dalam
kondisi kritis hingga bayi premature dengan berat 500gr. 
6. Alat – alat medis Basic Life Support
7. Alat komunikasi

Persiapan yang dilakukan pada korban sebelum terbang yaitu : 1)


Stabilisasi fungsi vital korban sebelum evakuasi sangat menentukan terjadi atau
tidaknya penyulit selama penerbangan, 2) Persiapan yang baik dapat mencegah
atau mengurangi timbulnya penyulit dan 3) Bila terdapat masalah
dipernapasannya, maka sebaiknya korban diintubasi sebelum transportasi,
karena melakukan intubasi pada saat penerbangan akan sangat sulit
(Kementerian Kesehatan, 2009).

Adapun tahapan penyelenggaraan evakuasi medik dalam penanggulangan


bencana yaitu meliputi : perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran. Indikasi
dilakukannnya evakuasi medis adalah pasien gawat darurat yang dengan
evakuasi medis yang cepat yang dapat menyelamatkan jiwa, mencegah
komplikasi yang lebih berat dan mencegah disabilitas, kemudian pasien yang
membutuhkan perwatan khusus/lanjutan yang tidak tersedia di tempat asal, dan
pasien yang membutuhkan penanganan di tempat tujuan yang dianggap lebih
baik dan dapat menggunakan pesawat yang terjadwal (Peraturan Menteri
Pertahanan RI, 2014).

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Evakuasi Medik


adalah serangkaian peristiwa pemindahan korban (korban tempur, kecelakaan,
bencana alam dan penyakit lain) dari satu tempat ke tempat lain dengan fasilitas
serta sumber daya manusia kesehatan yang lebih memadai sesuai kebutuhan
korban.

Evakuasi medis menyediakan berbagai bentuk transportasi medis, antara


lain Evakuasi Darat, dengan menggunakan ambulans dan Evakuasi Udara,
terbagi dalam dua tipe transportasi udara, yaitu dengan menggunakan pesawat
dan helikopter perusahaan jasa evakuasi atau pesawat komersial. Unsur-unsur
yang harus ada pada evakuasi medis udara yakni, alat transportasi, sumber daya
manusia, dan sarana-sarana evakuasi medis udara.

Referensi

Menteri Kesehatan. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan-nomor-882-tahun-


2009-tentang- pedoman-penanganan-evakuasi-medik. http://pelayanan.
jakarta.go.id/download/regulasi/keputusan-menteri-kesehatan-nomor- 882-
tahun-2009-tentang-pedoman-penanganan-evakuasi-medik.pdf

Menteri Pertahanan RI. (2014). Peraturan Menteri Pertahanan Republik


Indonesia Nomor 34 Tentang Evakuasi Medik Dalam Penanggulangan
Bencana Di Lingkungan Kementerian Pertahanan Dan Tentara Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai