Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

BLOK EMERGENCY

“KEGAWATDARURATAN GASTROINTESTINAL TANPA


PEMBEDAHAN”

Nama : Galbi Widad

Nim : 018.06.0044

Kelas : B

Dosen : dr. Kadek Dwi Pramana, M.Biomed, Sp.PD, FINASIM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021
Latar Belakang

Kasus gawat darurat adalah kasus yang memerlukan pertolongan segera


karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan
suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian maupun
kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus
diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak
gawat tidak darurat dan meninggal. Salah satu kasus gawat darurat yang
memerlukan tindakan segera dimana pasien berada dalam ancaman kematian
karena adanya gangguan hemodinamik adalah Perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas (SCBA) dan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah (SCBB).

Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) dan Perdarahan Saluran


Cerna Bagian Bawah (SCBB) merupakan penyakit yang sering dijumpai di bagian
gawat darurat rumah sakit. Sebahagian besar pasien datang dalam keadaan stabil
dan sebahagian lainnya datang dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan
tindakan yang cepat dan tepat. Kejadian perdarahan akut saluran cerna ini tidak
hanya terjadi diluar rumah sakit saja namun dapat pula terjadi pada pasien-pasien
yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit terutama di ruang perawatan
intensif dengan mortalitas yang cukup tinggi.

Isi
A. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA)

- Definisi

Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan suatu perdarahan pada


saluran pencernaan yang dimulai dari esofagus hingga ligament treitz.

- Etiologi

Etiologi perdarahan SCBA dibagi menjadi perdarahan varises esofagus dan


non-varises.

- Manifestasi Klinis
1. Hematemesis

2. Melena

3. Hematochezia

- Faktor Risiko

Faktor risiko yang telah di ketahui adalah usia, jenis kelamin, penggunaan
OAINS, penggunaan obat antiplatelet, merokok, mengkonsumsi alkohol, riwayat
ulkus, diabetes mellitus dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.

- Patogenesis

Lumen gaster memiliki pH yang asam. Kondisi ini berkontribusi dalam


proses pencernaan tetapi juga berpotensi merusak mukosa gaster. Beberapa
mekanisme telah terlibat untuk melindungi mukosa gaster. Musin yang disekresi
sel-sel foveola gastrica membentuk suatu lapisan tipis yang mencegah partikel
makanan besar menempel secara langsung pada lapisan epitel. Lapisan mukosa
juga mendasari pembentukan lapisan musin stabil pada permukaan epitel yang
melindungi mukosa dari paparan langsung asam lambung, selain itu memiliki pH
netral sebagai hasil sekresi ion bikarbonat sel-sel epitel permukaan. Suplai
vaskular ke mukosa gaster selain mengantarkan oksigen, bikarbonat, dan nutrisi
juga berfungsi untuk melunturkan asam yang berdifusi ke lamina propia. Gastritis
akut atau kronik dapat terjadi dengan adanya dekstruksi mekanisme-mekanisme
protektif tersebut. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit komorbid
pada perdarahan SCBA dan menjadi faktor risiko perdarahan SCBA. Pada pasien
DM terjadi perubahan mikrovaskuler salah satunya adalah penurunan prostasiklin
yang berfungsi mempertahankan mukosa lambung sehingga mudah terjadi
perdarahan.

- Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium yang perlu adalah hemoglobin, hematokrit, ureum darah,


kreatinin, hitung trombosit, prothrombin time (PT), partial thromboplastin time
(PTT), international normalized ratio (INR), tes fungsi hepar, serta tes golongan
darah dan crossmatch. Endoskopi merupakan gold standard diagnosis perdarahan
SCBA, bukan hanya menentukan diagnosis dan menentukan stigmata perdarahan,
tetapi juga untuk tindakan hemostasis.

- Tatalaksana
Tujuan utama pengelolaan perdarahan SCBA adalah stabilisasi
hemodinamik, menghentikan perdarahan, mencegah perdarahan ulang dan
menurunkan mortalitas. Tindakan yang dapat dilakukan adalah resusitasi,
stratifikasi faktor risiko, dan pemberian obat. PPI (Proton Pump inhibitor)
merupakan pilihan utama dalam pengobatan perdarahan SCBA non variseal.
Beberapa studi melaporkan efektifitas PPI dalam menghentikan perdarahan
karena ulkus peptikum dan mencegah perdarahan berulang.

B. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah (SCBB)


- Definisi

Perdarahan saluran cerna bagian bawah (SCBB) adalah semua perdarahan


saluran cerna di bawah ligamentum Treitz.

- Etiologi

Etiologi perdarahan SCBA dibagi menjadi perdarahan varises esofagus


dan non-varises.

- Manifestasi Klinis

1. Melena

2. Hematochezia

- Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi
2. Kolonoskopi
3. Shintigraphy dan Angiografi
- Tatalaksana
Secara umum penanganan perdarahan SCBB sama dengan perdarahan
SCBA. Meliputi stabilisasi hemodinamik, resusitasi cairan, pemasangan NGT,
pemberian PPI, transfusi darah bila indikasi, prokinetik, endoskopi, dan
kolonoskopi.

Kesimpulan

Kasus-kasus kegawatdaruratan gastrointestinal harus dilakukan


penanganan secara cepat dan tepat, hal ini dikarenakan agar dapat membantu
pasien agar tidak mengalami perburukan, apabila penanganan kasus gawat
darurat dilakukan terlalu lama akan meningkatkan risiko pasien mengalami
kematian.

Referensi

Adam V, Barkun A.(2018). Estimates of costs of hospital stay for variceal and
non-variceal upper gastrointestinal bleeding in the United States. Value
Health.

Purnomo, H.D. (2017). Pengelolaan perdarahan akut saluran cerna bagian atas.
Dalam: Suharti C, Sugiri, Gasem MH, editor. Pertemuan ilmiah tahunan
XIV PAPDI. Semarang (Indonesia): Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Siregar L, Rani AA, Manan C, Simadibrata M, Makmun D. (2015). Clinical


profile and outcome of non-variceal upper gastrointestinal bleeding in
relation to timing of endoscopic Procedure in patient undergoing elective
endoscopy. Indones J Gastroenterol Hepatol Dig Endosc.

Anda mungkin juga menyukai