Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

BLOK KESEHATAN PARIWISATA

“VAKSINASI & IMUNOPROFILAKSIS”

Nama : Galbi Widad

Nim : 018.06.0044

Kelas : B

Dosen : Dr. dr. I Ketut Agus Somia, Sp.PD-KPTI, FINASIM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021
Latar Belakang

Kata imun berasal dari bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan
mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan.
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubh yang terdiri dari sel-sel serta produk
zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir
untuk melawan benda asing seperti antigen penyakit atau racun yang masuk ke
dalam tubuh (Munawaroh, 2016).

Perjalanan wisata sangat bisa berpotensi dalam penularan suatu penyakit,


terutama penyakit-penyakit yang ditularkan melalui batuk atau bersin. Penularan
ini dapat terjadi dengan sangat cepat, bahkan dapat menyebar sampai ke seluruh
dunia, dapat pula berakibat fatal bahkan menimbulkan kematian. Beberapa contoh
penyakit menular yang bisa didapat oleh para traveller misalnya: Hepatitis A,
Influenza, Yellow Fever, Japanese Encephalitis, Meningitis, yang sebenarnya
semua penyakit tersebut dapat dicegah dengan vaksin dan imunoprofilaksis
(Schmidt, 2015).

Isi

Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan


vaksinasi (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif).
Imunisasi aktif menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon
imun seluler yang melawan agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif
menyediakan proteksi sementara melalui pemberian antibodi yang diproduksi
secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke janin (Munawaroh,
2016).

Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit/infeksi terhadap antibodi


spesifik. Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun
dengan tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi
mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan
tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas (Sumanti et al., 2016).

Fungsi dari imunoprofilaksis adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan


tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit dapat dipacu dengan
pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin dan dapat mengurangi
penularan suatu penyakit (Sumanti et al., 2016).

Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang


dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak
yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen
serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan sakit, namun dapat memproduksi limfosit yang peka, antibodi,
maupun sel memori (Rahma, 2019).

Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan imunoglobulin yang


berasal dari plasma donor. Pemberian imunisasi pasif hanya memberikan
kekebalan sementara karena imunoglobulin yang diberikan akan dimetabolisme
oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan imunoglobulin yang lain
(IgM, IgA, IgE, IgD) memiliki waktu paruh yang lebih pendek. Oleh karena itu,
imunisasi yang rutin diberikan pada anak adalah imunisasi aktif yaitu vaksinasi
(Rahma, 2019).

Ada tiga kategori untuk vaksin untuk wisatawan:


1. Vaksin Rutin
Jika terdapat riwayat imunisasi yang tidak lengkap, calon wisatawan
dianjurkan untuk mendapat imunisasi dasar terlebih dahulu agar status
imunisasinya menjadi lengkap. Vaksin rutin merupakan imunisasi dasar yang
termasuk ke dalam kebanyakan program kesehatan nasional. Vaksin-vaksin ini
biasanya diberikan kepada anak-anak dan umumnya diberikan suntikan booster
(pendorong) agar kekebalan yang dihasilkan dapat lebih efektif. Ada berbagai
macam vaksin rutin mulai dari campak, campak Jerman, difteri, pertusis, tetanus,
polio, hepatitis B, sampai influenza B. Pada beberapa negara, vaksin untuk cacar,
rotavirus, HPV, BCG dan tuberkulosis juga dimasukkan ke dalam program
imunisasi rutin. Bagi beberapa golongan dengan usia tertentu vaksin influenza
juga menjadi salah satu vaksin rutin (Schmidt, 2015).

2. Vaksin Rekomendasi
Vaksin rekomendasi merupakan imunisasi yang diberikan kepada mereka
yang akan berpergian ke daerah dengan tingkat paparan penyakit tertentu yang
tinggi. Vaksin yang termasuk ke dalam jenis ini adalah vaksin kolera, hepatitis A,
rabies dan demam tifoid, dan diberikan terutama bagi mereka yang akan
berpergian ke Asia dan Amerika Selatan. Penambahan vaksin Japanese
Ensefalitis diberikan bagi mereka yang berpergian ke negara Asia tertentu dan
vaksin Ensefalitis tick-borne kepada yang berpergian ke Rusia dan negara Baltik
(Schmidt, 2015).

3. Vaksin Wajib
Hanya 3 macam vaksin yang merupakan vaksin wajib yaitu vaksin demam
kuning, meningokokal dan polio. Dari ketiga vaksin tersebut, Peraturan Kesehatan
Internasonal mewajibkan vaksin demam kuning sebagai vaksin yang wajib
diberikan. Para wisatawan yang berpergian ke benua Afrika dan hampir semua
negara di Amerika Tengah dan Selatan diwajibkan untuk mendapat imunisasi
demam kuning. Beberapa negara bahkan mewajibkan ini kepada wisatawan yang
mengunjungi negara (Schmidt, 2015).

Kesimpulan

Imunoprofilaksis merupakan pencegahan penyakit/infeksi terhadap antibodi


spesifik. Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun
dengan tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi
mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan
tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas. Fungsi dari
imunoprofilaksis itu sendiri adalah meningkatkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit infeksi.
Imunisasi dapat dilakukan secara aktif ataupun pasif. Pada imunisasi aktif,
respons imun terjadi setelah seseorang terpapar dengan antigen. Imunisasi pasif
terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel lainnya dari orang lain
yang telah mendapat imunisasi aktif. Vaksinasi adalah merupakan imunisasi aktif,
ialah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu
patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan.

Referensi

Munawaroh, A. 2016. Beberapa faktor yang berhubungan dengan praktik


imunisasi pentavalen booster di Wilayah Kerja Puskesmas Mangunsari
Salatiga. Jurnal Kesehatan masyarakat, 4(3), 949-959.

Rahma, F. P. 2019. Analisis pelaksanaan program imunisasi DPT-HB-HIB


pentavalen booster pada baduta di Puskesmas Kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 7(1), 48-56.

Schmidt, S. 2015. Travel vaccines. SA Pharmaceutical Journal, 82(10), 11–15.


https://doi.org/10.32883/hcj.v5i3.829

Sumanti EW, Ayu WD, Rusli R. 2016. Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis
Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarean) Di Rumah Sakit Islam
Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai