INTERHOSPITAL
Oleh:
196070300111051
Transportasi pasien kritis ke dalam rumah sakit dan antar rumah sakit
merupakan salah satu bagian dalam pelayanan gawat darurat. Pasien dengan keadaan
kritis memiliki resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi selama transportasi
(Dunn, Gwinnutt, & Gray, 2007). Perawat yang berkerja di IGD wajib memiliki
ketrampilan tersebut. Oleh sebab itu dalam transportasi pasien, perawat memiliki
peranan yang sangat penting. Tidak semua boleh melakukan transportasi pasien
kecuali petugas kesehatan ataupun orang yang telah mendapatkan pelatihan tentang
transportasi pasien (Stratis health, 2014). Namun masih banyak ditemukan bahwa
transportasi pasien dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan baik ketika pasien di
pindahkan dari ruangan ke ruangan lain maupun saat pertama kali datang ke rumah
sakit (Kurniawan, Rahman, & Nataligunawati, 2017).
Menurut penelitian yang dilakukan (Johnson, George, & Tran, 2011) bahwa
insiden yang terjadi ketika transportasi pasien cukup tinggi, tercatat sebanyak 40
insiden jatuh yang terjadi ketika transportasi pasien ke tempat tidur, yang menjadi
peringkat teratas insiden tersebut adalah rumah sakit – rumah sakit di Australia. Pada
tahun 2014, tercatat insiden yang berakibat kematian terjadi akibat kelalaian dalam
transportasi pasien yang yang akan di transportasikan dari IGD ke ruang rawat inap.
Kelalaian ini berupa kondisi alat yang tidak memenuhi standart yang kurang menjadi
perhatian petugas kesehatan terutama perawat (Kurniawan et al., 2017).
Yang sering terjadi bahwa transportasi pasien kritis di dalam rumah sakit
maupun antar rumah sakit adalah dilakukan oleh petugas kesehatan 1 orang yaitu
perawat dan petugas non medis. Melihat fenomena tersebut dihrapakan melalui essay
ini, dapat bermanfaat untuk untuk rumah sakit dapat membuat standart operasional
prosedur (SOP) sebagai panduan dalam transportasi pasien kritis. Standart
operasional prosedur (SOP) transportasi pasien merupakan panduan yang wajib
dipatuhi oleh petugas kesehatan karena sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan. Standart prosedur operasional transportasi pasien meliputi tahap
persiapan alat, persiapan pasien dan tahap pelaksanaan (Tambunan, 2011).
Peneltiian yang dilakukan Waters, Nelson, & Proctor (2007) bahwa pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien bukan merupakan sebuah pilihan melainkan hak
pasien untuk mendapatkan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan, oleh sebab itu
penggunaan alat dalam transportasi pasien adalah hal yang tidak boleh diabaikan dan
harus sesuai dengan SOP, dimana menentukan kondisi pasien atau kesiapan alat
sangatlah penting karena terkait dengan keselamatan pasien. Hal lain yang perlu
dilakukan ketika transportasi pasien kritis antar rumah sakit adalan informed consent.
Proses informed consent termasuk diskusi mengenai risiko dan manfaat transfer.
Diskusi ini didokumentasikan dalam rekam medis sebelum pasien di transfer.
Persetujuan yang ditandatangani harus oleh keluarga pasien terutama pada kasus yang
mengancam atau gawat darurat. Beberapa elemen dalam informed consent adalah
tentang proses transfer antar rumah sakit (Warren, Fromm, Orr, Rotello, & Mathilda
Horst, 2004).
Dunn, M. J. G., Gwinnutt, C. L., & Gray, A. J. (2007). Critical care in the emergency
department: Patient transfer. Emergency Medicine Journal, 24(1), 40–44.
https://doi.org/10.1136/emj.2006.042044
Johnson, M., George, A., & Tran, D. T. (2011). Analysis of falls incidents: Nurse and
patient preventive behaviours. International Journal of Nursing Practice, 17(1),
60–66. https://doi.org/10.1111/j.1440-172X.2010.01907.x
Kartikawati dewi. (2013). Buku Ajar Dasar – Dasar Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta: Salemba Medika.
Warren, J., Fromm, R. E., Orr, R. A., Rotello, L. C., & Mathilda Horst, H. (2004).
Guidelines for the inter- and intrahospital transport of critically ill patients.
Critical Care Medicine, 32(1), 256–262.
https://doi.org/10.1097/01.CCM.0000104917.39204.0A
Waters, T. R., Nelson, A., & Proctor, C. (2007). Patient Handling Tasks with High
Risk for Musculoskeletal Disorders in Critical Care. Critical Care Nursing
Clinics of North America, 19(2), 131–143.
https://doi.org/10.1016/j.ccell.2007.02.008