PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan instansi pelayanan yang memberikan pelayanan
personal bersifat utama meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan pertama kali pada pasien yang mengalami ancaman mortalitas dan
abnormalitas secara terpadu (Permenkes, 2010), yan
merupakan pintu pertama masuknya pasien gawat darurat sehingga diperlukan
perawat Instalasi Gawat Darurat yang memiliki kemampuan mengatasi
kegawatdaruratan pasien untuk segera memberikan penanganan agar dapat
menyelamatkan nyawa pasien dan mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut
(Undang-Undang Republik Indonesia, 2009). Tujuan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat yaitu tercapainya kepuasan pasien dan keluarga dalam
mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan benar. Tujuan tersebut akan
tercapai jika
didukung oleh sumber daya manusia yang mencukupi dan perencanaan
manajemen yang profesional. Instalasi gawat darurat dikelola untuk menangani
pasien gawat darurat mengancam jiwa yang melibatkan tenaga profesional
terlatih serta didukung dengan peralata khusus, sehingga perawat dalam
memberikan pelayanan pasien secara cepat dan tepat.
PROSES TRIAGE
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat triage
harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian,misalnya terlihat sekilas kearah pasien yang berada di
brankar sebelum mengarahkanke ruang perawatan yang tepat.Pengumpulan
data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat utama. Perawat triage
bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang
tepat,misalnya bagian trauma dengan peralatan khusus, bagian jantung dengan
monitor jantungdan tekanan darah, dll. Tanpa memikirkan dimana pasien
pertama kali ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang
oleh perawat utama sedikitnyasekali setiap 60 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau
gawat darurat, pengkajian dilakukan setiap 15 menit/lebih bila perlu. Setiap
pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru
dapat mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Misalnya kebutuhan untuk memindahkan pasien yang awalnya berada di area
pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien tampak mual atau
mengalami sesak nafas, sinkope, atau diaphoresis (Iyer, 2004).Bila kondisi
pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda objektif bahwa ia mengalami
gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien ditangani terlebih
dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif dan data
subjektifsekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajiankemudian dilengkapi dengan data subjektif yang berasal langsung dari
pasien (data primer).
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan gawat darurat dan untuk tujuan umumnya agar kita mengetahui
gambaran pelaksanaan triage di Rumah Sakit serta mengetahui gambaran
respon time dalam melayani pasien baru.
C. MANFAAT
1. Bagi mahasiswa
Manfaat penulisan makalah inidiharapkan dapat menambah wawasan dan
literatur referensi bagi mahasiswa tentang triage dan respon time di ruang
Instalasi Gawat Darurat.
2. Bagi Rumah sakit
Rumah Sakit Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan kinerja perawat terutama di ruang Instalasi Gawat Darurat sehingga
terselenggara pelayanan cepat, responsif, tepat dan mampu menyelamatkan
pasien gawat darurat di Rumah sakit.
BAB II
c. Kelebihan format pengkajian triase yang dimiliki IGD Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong adalah:
d. Kekurangan format pengkajian triase yang di miliki IGD Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong adalah:
1. Belum tercantum Riwayat imunisasi
2. Belum tercantum label triase sehingga sulit untuk membedakan pasien
termasuk kategori P1/P2/P3 walaupun sudah ada lembar observasi yang
warnanya sesuai kategori triase pasien
3. belum dicantumkan untuk pasien obstetri/pasien hamil
4. belum dicantumkan status psikologis pasien:marah,takut,cemas,gelisah
5. belum ada evaluasi SOAP sesuai SDKI,SLKI
BAB III
A. KESIMPULAN
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Prinsip dalam pelaksanaan triase : 1 Triase harus cepat dan tepat ; 2
Pemeriksaan harus adekuat dan akurat; 3 Keputusan yang diambil berdasarkan
pemeriksaan; 4 Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi; 5
Kepuasan pasien tercapai.
Saat pasien masuk ke UGD, perawat harus mengidentifikasi 3 aspek
penting yaitu, airway (jalan nafas), Breating (pola nafas) dan Circulation
(sirkulasi). Untuk mencapai tujuan itu, perawat harus menyelesaikan dengan
cepat dan tepat dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup
dokumentasi ;1 Waktu dan datangnya alat transportasi; 2 Keluhan utama (misal.
“Apa yang
membuat anda datang kemari?”); 3 Pengkodean prioritas atau keakutan
perawatan; 4 Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat; 5
Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus trauma,
perawatan minor versus perawatan kritis).
B. SARAN
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para
pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang
telah dipaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-
hari maupun saat berada di lapangan sehingga dapat menerapkan keperawatan
kegawatdaruratan.