Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Ajar Perilaku Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Keperawatan
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2019
TINJAUAN TEORI
Timbang Terima
Timbang terima (handover) adalah salah satu bentuk komunikasi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien
dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim perawat
setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai
kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan
prioritas pelayanan (Marquis, 2013). Timbang terima adalah proses pengalihan
wewenang dan tanggung jawab utama untuk memberikan perawatan klinis kepada
pasien dari satu pengasuh ke salah satu pengasuh yang lain. Pengasuh termasuk
dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat
terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi (International, 2010).
Timbang terima dilakukan setiap pergantian perawat (shift). Perawat yang
diganti akan menyampaikan hasil kegiatannya pada perawat pengganti saat
melakukan pertukaran informasi terkait kondisi klien (Sumijatun, 2009). Menurut
(Nursalam, 2011) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian dinas.
Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Dari pemaparan pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
timbang terima adalah suatu proses penyampaian status kesehatan klien kepada
tim shift berikutnya guna peningkatan perawatan dan kondisi kesehatan klien.
Pemeriksaan keselamatan
(safety scan) Menghindari/mencegah
- Formulir keselamatan terjadinya kejadian yang tidak
- Pemeriksaan lingkungan diharapkan dalam meningkatkan
- Review Pasien keselamatan pasien
Pasien Berikutnya
Dampak Timbang Terima
Timbang terima yang efektif yaitu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien menjadi komprehensif, dan berkesinambungan. Hal tersebut didukung oleh
penelitian (Halm, 2013) bahwa timbang terima yang efektif akan memberikan
dampak kepuasan kerja dan akan berakibat kinerja perawat meningkat, kepuasan
pasien meningkat yang berujung pada outcome bagi instansi pelayanan.
Sedangkan dampak timbang terima yang tidak efektif akan mengakibatkan
pemberian asuhan keperawatan tidak optimal, kejadian yang merugikan sampai
dengan tuntutan hukum karena malpraktek. Akibat dari timbang terima pasien
yang tidak efektif yaitu pengobatan yang tidak tepat, keterlambatan diagnosis dan
pengobatan, efek samping, peningkatan pengeluaran, tes yang tidak perlu,
perawatan dan komunikasi, keluhan pasien, serta klaim malpraktek (Australia,
2013; Wong M, 2008).
ROLEPLAY
Pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul 06.45 WIB disalah satu ruangan
medical bedah lt.3 rumah sakit X, sedang dilakukan timbang terima dan
alokasi pasien dari dinas malam ke dinas pagi.
Pada fase pre interaksi, perawat dinas malam dan dinas pagi menyiapkan
diri secara pribadi serta menyiapkan medical record pasien yang akan
dilakukan timban terima.
Fase Orientasi
Kemudian saya akan mendata staf perawat yang bertugas pada shift
malam dan pagi ini. Untuk dinas malam : Katim adalah Ns. Inong,
PP adalah Ns. Silvy, Ns. Novi. Untuk dinas pagi Katim adalah Ns.
Ade, PP adalah Ns. Elisabeth dan Ns. Widya. Apakah semua
perawat sudah lengkap dan tidak ada yang berhalangan?
KARU : Terima kasih untuk tim perawat dinas malam yang telah
menyampaikan kondisi pasien saat ini. Apakah ada yang perlu
ditambahkan? Jika tidak, akan dilanjutkan pembagian penugasan
tanggung jawab pasien oleh Ns. Ade sebagai Katim pagi ini.
Katim (Pagi) : Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan bapak Tomy.
Selanjutnya berikut adalah pembagian tugas perawat pagi ini :
KARU : Selamat pagi pak, boleh dibantu sebutkan Nama dan tanggal lahir
bapak…? (Pasien menjawab, KARU mengecek gelang pasien). Tn. A,
kami disini akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin dilakukan
setiap pergantian shift. Tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan
keadaaan pasien sekarang dan menyampaikan informasi penting antar shift
jaga. Perkenalkan saya Tomy sebagai Kepala Ruang Medikal Surgical
Lantai 3, sedangkan perawat yang akan bertugas di shift pagi ini, Katim
pagi ini adalah Ns.Ade, Perawat Pelaksana (PP) adalah Ns.Elisabeth, dan
Ns.Widya. Mereka yang akan bertugas menggantikan perawat dinas
malam. Sedangkan perawat yang merawat bapak shift pagi adalah Ns.
Ade.
Ns.Inong : Iya sudah. Scorenya 35, sign jatuh sudah dipasang, edukasi pasien dan
keluarga sudah diberikan
Ns.Elisabeth : saya lihat gelang resiko jatuh belum terpasang, saya pasang ya…
(Bapak A, tujuan ini dipasang supaya semua petugas kami tahu saat ini
bapak berisiko jatuh, sehingga akan kami perhatikan dan
memfasilitasi/mendampingi aktivitas bapak).
Ns. Ade : Selamat pagi Tn. A, saya Ns Ade yang bertugas merawat
bapak shift pagi ini dari jam 07.00 s.d jam 14.00. Apakah bapak masih merasa
demam?
Pasien : Sudah berkurang Ns.
Ns. Ade : Baik bapak, tidak perlu khawatir apa yang dirasakan
bapak, suhu bapak saat ini sudah 37.5◦C, kami sudah lakukan kompres air hangat
dan memakaikan bapak pakaian tipis untuk membantu rasa nyaman akibat
demam. Dan juga sudah ada terapi obat yang sudah diberikan dokter. Program
puasa pasca operasi masih dilakukan ya pak, nanti bila ada perubahan program
akan diberitahukan kembali. Saya akan memantau kondisi bapak, apabila
membutuhkan bantuan saya dan perawat dinas pagi lainnya ada di Nurse Station,
silahkan bapak bisa pencet tombol Nurse call tersedia disebelah tangan kanan
bapak ya. Sebelum saya meninggalkan kamar bapak, ada yang perlu saya bantu?
Apakah posisi tidur saat ini sudah nyaman? Baiklah, saya akan kembali nanti saat
melakukan observasi tanda vital jam 08.00 ya pak. Terima kasih bapak.
Pasien : Terima kasih Ns..
Ns. Ade : Melakukan kebersihan tangan setelah keluar dari kamar pasien.
Fase Terminasi
KARU : Baik, terima kasih kita sudah melaksanakan kegiatan timbang terima.
Mohon teman-teman perhatikan kembali khususnya kelengkapan dokumentasi,
SPO pencegahan resiko jatuh dimana Bp.A belum dipakaikan gelang resiko jatuh.
Saya harap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas dan
terstruktur. Demikian, semoga apa yang telah kita lakukan ini memberi banyak
kebermanfaatan dan kita diberikan kelancaran dalam melakukan tugas masing-
masing. Demikian saya akhiri, wassalammualaikum wr.wb.
Daftar Pustaka