Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

“ Teknik Pemeriksaan Pesawat Sesuai Peraturan Kesehatan Internasional (IHR 20005)

Di Bandara “

Disusun oleh:

Kelompok 3

1.Dinda Azzhara 211110007

2.Fuji Dwi Putri 211110009

3.Putri 211110019

4.Rahmania Agrella 211110022

5. Rival Junaidi 211110029

Dosen pembimbing:

Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

POLTEKES KEMENKES RI PADANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang “ Teknik Pemeriksaan
Pesawat Sesuai Peraturan Kesehatan Internasional (IHR 20005) Di Bandara “Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,tapi kami berhasil
menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB 1PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Karantina............................................................................................................3
B. Pengertian Bandara...............................................................................................................3
C. Teknik Pemeriksaan Pesawat Di Bandara............................................................................4
D. Desinseksi Pesawat...............................................................................................................6
E. Standar Operasional Prosedur Lalu Lintas Pesawat.............................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................9
B. SARAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesawat udara merupakan suatu kemajuan teknologi yang sangat luar biasa bagi dunia.
Melalui pesawat udara hubungan antar Negara-negara di dunia semakin mudah. Saat ini
masyarakat sudah mulai mempertimbangkan memilih menggunakan transportasi udara dari pada
transportasi umum lainnya dengan alasan cepat serta faktor keselamatan dan keamanan yang
diterapkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pesawat udara merupakan transportasi udara yang memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia saat ini. Khusus bagi
Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, pesawat udara mampu menghubungkan beberapa
pulau yang ada di Indonesia. Setiap orang mampu berpindah dari satu pulau ke pulau lain hanya
dengan menghabiskan waktu yang relatif cepat. Hal ini membuat pesawat udara menjadi salah
satu transportasi yang sangat dibutuhkan dan dihandalkan oleh masyarakat Indonesia. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dibidang penerbangan telah mampu meningkatkan
mutu pelayanan penerbangan dan juga mampu menciptakan alat-alat penerbangan canggih dan
beraneka ragam. Perkembangan teknologi penerbangan mempunyai dampak yang positif
terhadap keselamatan penerbangan dalam dan luarnegeri.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/124/Vl/2009,
bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya. Sedangkan, bandara berwawasan lingkungan (eco-airport) adalah bandara yang telah
dilakukan pengukuran yang terukur terhadap beberapa komponen yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat di bandar udara dan
sekitarnya. Maka dari itu, dalam setiap kegiatan pelaksanaan dan pengembangan pembangunan
bandara harus memperhatikan eco-airport sehingga bandara dapat berfungsi secara efektif dan
efisien tidak hanya di tinjau dari aspek teknis tapi juga dari aspek lingkungan.

1
Disinseksi adalah pembasmian serangga yang menjadi vector penularan penyakit dengan
menggunkan bahan kimia/pestisida/insektisida. Dibidang kesehatan serangga atau vector yang
sudah dikenal antara lain berbagai spesies nyamuk, lalat, kecoa, pinjal, kutu. Serangga atau
vector harus di waspadai terutama pada alat transportasi yang bergerak antar Negara ataupun
antar wilayah karena dapat terbawa dan menyebar di wilayah lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian karantina ?


2. Apa pengertian bandara?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan pesawat?
4. Bagaimana cara disenseksi pesawat?
5. Bagaimana standar operasional prosedur lalu lintas pesawat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karantina
2. Untuk mengetahui pengertian bandara
3. Untuk mengetahui Bagaimana teknik pemeriksaan pesawat
4. Untuk mengetahuibBagaimana cara disenseksi pesawat
5. Untuk mengetahui Bagaimana standar operasional prosedur lalu lintas pesawat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karantina

Menurut WHO (2005), kantina adalah pembatasan kegiatan dan atau pemisahan
sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukan gejala penyakit.
Karantina juga termasuk pemisahan peti kemas, alat angkut atau barang yang diduga
terkontaminasi dari orang/barang lain, sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Sementara menurut Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan pembatasan atau
pemisahan seseorang dari sumber penyakit atau sesorang yang terkena penyakit atau
bagasi, alat angkut, komoditi yang mempunyai risiko menimbulkan penyakit pada
manusia.
Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina,
penyakit menular, dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap penyakit baru
dan penyakit muncul kembali di wilayah kerja, bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 425/Menkes/SK/IV/2007,
identifikasi faktor resiko penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah di
pelabuhan adalah upaya yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan, penyelidikan
epidemiologi, pencatatan dan pelaporan terhadap semua faktor risiko terjadinya
penularan penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah. Secara operasional
penyelenggaraan identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular
potensial wabah meliputi: alat angkut (kapal laut dan pesawat), manusia
(ABK/crew,penumpang) dan muatannya (termasuk konteiner atau cargo).

B. Pengertian Bandara

Bandar Udara (bandara) adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang,dan bongkar muat kargo atau pos, serta

3
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar
transportasi.
Fungsi Bandar Udara(bandara) adalah merupakan tempat lepas landas, mendarat
pesawat udara, dan pengerakkan didarat pesawat udara. Disamping itu bandara merupakan
simpul dari sistem transportasi udara.

C. Teknik Pemeriksaan Pesawat Di Bandara

1. Pedoman Kedatangan Pesawat dari Luar Negari

Kebijakan pemerintah pusat tentang pedoman kedatangan pesawat dari luar negeri
tertuang dalam SK Menkes RI Nomor 25/Menkes/SK/IV/2007 tentang pedoman
penyelenggaraan karantina kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan, prosedur dan tahap
pemeriksaan pesawat udara sebagai berikut:

a) Tahap persiapan

1. Petugas karantina kesehatan memperoleh jadwal kedatangan harian pesawat.


2. Petugas karantina kesehatan menerima informasi kedatangan pesawat dari Air Lines atau
dari Air Traffic Control (ATC) melalui Officer In Charge (OIC), kemudian diteruskan ke
perwira jaga karantina kesehatan.
3. Petugas jaga meregistrasi setiap informasi kedatangan pesawat untuk dilakukan
pengamatan kedatangan pesawat dari negara sehat dan atau terjangkit.
4. Apabila pesawat datang dari negara sehat petugas karantina kesehatan melakukan
prosedur operasional tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat.
5. Apabila pesawat datang dari negara terjangkit petugas karantina kesehatan melakukan
prosedur operasional tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara terjangkit.

b) Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat

1. Setelah pesawat datang, agen menyerahkan General Declaration (Gendec) dan passanger
list kepada petugas karantina.
2. Pejabat karantina meneliti penjelasan pilot/crew pada bagian kesehatan (Declaration of
Health) dari Gendec tersebut.

4
3. Dalam Gendec bagian kesehatan tersebut tertera penjelasan ada tidaknya crew atau
penumpang sakit besarta penjelasannya.
4. Apabila tidak terdapat crew atau penumpang sakit, petugas karantina kesehatan
memberikan izin karantina. Izin karantina disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis.
5. Setiap kedatangan pesawat dari luar negeri untuk mencegah masuknya serangga penular
penyakit dari negara lain, sebelum penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol) sesuai standar (termasuk kargo).
6. Kepada penumpang pesawat yang sehat dipersilahkan keluar dari pesawat.
7. Kepada penumpang atau crew yang sakit dibawah ke ruangan karantina kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
8. Penumpang atau crew yang sakit dan ternyata tidak menderita penyakit menular, maka
kepadanya diberikan pengobatan atau dirujuk ke rumah sakit pilihan pasien.
9. Penumpang atau crew yang sakit ternyata menderita penyakit menular, maka dilakukan
prosedur penanganan.
10. Apabila terdapat penumpang atau crew yang meninggal diatas pesawat, maka petugas
karantina melakukan penanganan sebagaimana prosedur yang berlaku.

c) Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara terjangkit

1. Petugas karantina kesehatan mendapat informasi kedatangan pesawat dari petugas Air
Lines atau Air Traffic Control (ATC).
2. Petugas karantina kesehatan melakukan boarding (naik ke pesawat) untuk melakukan
pemeriksaan status kesehatan baik kepada crew naupun penumpang. Bagi penumpang
atau crew yang diduga sakit dilakukan karantina sedangkan penumpang sehat diberikan
Health Alert card (HAC) dan dipersilahkan turun.
3. Sebelum penumpang turun untuk mencegah masuknya serangga penular penyakit dari
negara lain dilakukan desinseksi sesuai standar termasuk kargo.
4. Pada saat pesawat dalam keadaan kosong sebelum berangkat dilakukan desinseksi sesuai
standar.
5. Penumpang atau crew saat keluar dari pesawat diharuskan melewati thermalscaner.

5
6. Penumpang yang diketahui terjaring thermoscaner dipersilahkan masuk ruangan
pelayanan karantina untuk dilakukan pemeriksaan konfirmasi.
7. Dilakukan isolasi kepada penumpang atau crew yang dicurigai menderita penyekait
karantina/penyakit menular potensial wabah, untuk selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit
rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi.

D. Desinseksi Pesawat

Kegiatan Desinseksi Pesawat dilakukan sejauh kondisi sebagai berikut :

1. Jika pesawat udara datang dari negara terjangkit penyakit menular yang ditularkan oleh
vektor dan tidak mempunyai sertifikat sertifikat hapus serangga;
2. Jika berdasarkan laporan pilot di dalam pesawat ada penumpang yang suspect/tersangka
yang ditularkan oleh serangga/vektor;
3. Jika dari hasil pemeriksaan pesawat ditemukan adanya kehidupan serangga vektor
penular penyakit;
4. Apermintaan sendiri dari perusahaan penerbangan.

E. Standar Operasional Prosedur Lalu Lintas Pesawat

Standar dalam melaksanankan pengawasan dan pemeriksaan pesawat crew dan


penumpang antara lain mengikuti SOP berikut :
1. Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri (Bandara Sehat)
a. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara memperhatikan
jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan mengkonfirmasi tempat parkir
kedatangan pesawat tersebut kepada Groundhandling.
b. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan di buku register.
c. Petugas atau tim menuju tempat pesawat parkir, Setelah pintu pesawat di
buka petugas KKP memberi salam kepada crew pesawat dan
memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuannya kepada
crew/purser pesawat.
d. Petugas memeriksa dokumen kesehatan pesawat (gendec, sertifikat P3K dan
sertifikat disinseksi dan buku kesehatan) untuk pesawat dalam negeri serta

6
menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah ada penumpang yang sakit
atau tidak dengan check list boarding. Bila tidak ada penumpang/crew yang
sakit, maka crew tersebut dipersilahkan untuk menurunkan seluruh
penumpangnya.
e. Bila ada penumpang/crew yang sakit, maka petugas KKP (tim) memberikan
pertolongan sesuai Standar evakuasi orang sakit.
f. Penumpang di dalam pesawat harus mengisi Health Declaration yang
dikeluarkan oleh Depkes dan diserahkan bersama dengan kartu Imigrasi
(menjadi catatan untuk memasukan kartu kesehatan kedalam kartu imigrasi).
Apabila jawaban Yes, petugas Imigrasi berkoodinasi dengan petugas KKP
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila jawaban No, penumpang
melanjutkan perjalanan.
g. Petugas mengeluarkan Kartu debarkasi Pesawat yang menyatakan Pesawat,
Crew dan penumpang dalam keadaan sehat.

2. Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri (Bandara Terjangkit)


a. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara memperhatikan
jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan mengkonfirmasi tempat parkir
kedatangan pesawat tersebut kepada Groundhandling.
b. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan di buku register.
c. Petugas menginformasikan kepada Officer In Charge (OIC) bahwa pesawat
berada dalam karantina dan harus parkir ditempat tertentu /isolated area.
d. Petugas atau tim dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap menuju pesawat
/boarding.
e. Setelah pintu pesawat dibuka petugas KKP memberi salam kepada crew pesawat
dan menjelaskan maksud dan tujuan nya kepada crew/purser pesawat.
f. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap gendec dan validitas sertifikat
desinseksi pesawat.
g. Bila sertifikat tidak ada/tidak valid dilakukan tindakan penyehatan faktor resiko
disinseksi/disinfeksi dan memeriksa keberadaan faktor risiko PHEIC.

7
h. Petugas menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah ada penumpang yang
sakit atau tidak.
i. Apabila terdapat penumpang/crew yang sakit Penderita segera dievakuasi dan
dirujuk ke Rumah Sakit rujukan ssuai standar evakuasi orang sakit suspect
PHEIC;

 Penumpang/crew yang sehat dipersilahkan turun dan diarahkan menuju ruangan


khusus/Ruang karantina melalui thermo scanner.
 Petugas melakukan pengawasan terhadap pen umpang/crew yang melewati thermo
scanner.
 Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut menunjukkan panas 380 celsius,
maka penanganannya disesuaikan dengan standar jenis penyakit.
 Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut menunjukkan panas ≥ 380
celsius, maka petugas (dokter pelabuhan) melakukan pemeriksaan terhadap pen
umpang/crew tersebut sesuai dengan standar.
 Setelah penumpang/crew turun dari pesawat, maka pesawat dilakukan desinfeksi dan
desinseksi oleh Badan Usaha Swasta (BUS) dan diawasi oleh petugas KKP.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknik pemeriksaan sanitasi pesawat di bandara adalah langkah penting untuk
memastikan kebersihan dan keamanan bagi penumpang dan awak pesawat. Proses
ini melibatkan pembersihan, disinfeksi, dan pengecekan kondisi kesehatan
lingkungan kabin. Dengan menerapkan standar sanitasi yang ketat, risiko
penyebaran penyakit dapat dikurangi secara signifikan.

B. SARAN

Beberapa saran yang dapat dilakukkan dalam teknik pemeriksaan sanitasi


pesawat diantaranya adalah :

 Standar Sanitasi yang Ketat


 Penggunaan Peralatan dan Bahan yang Tepat
 Pelatihan Awak Pesawat
 Kolaborasi dengan Otoritas Kesehatan
 Monitoring Kesehatan Awak Pesawat:
 Komunikasi dengan Penumpang.
 Evaluasi dan Pembaruan Rutin

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, bandara dapat memastikan bahwa


pesawat menjadi lingkungan yang aman dan bersih bagi semua penumpang dan
awak pesawat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan R. I. Nomor: 111 6/Menkes/SK/VIII/2003 Tentang


Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi

Depkes R.I. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan


Pelabuhan.

Surat Keputusan Dirjen PP dan PL Depkes RI. Nomor: HK.03.05/D/1 .4/2659/2007


tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Laut dan Pesawat Udara Depkes, Jakarta

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 356/SK/Menkes/2008, Tentang


Perubahan

Kepmenkes RI Nomor: 265/SK/Menkes/2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor


Kesehatan Pelabuhan

Dirjen P2PL.. 2009. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kekarantinaan.

10

Anda mungkin juga menyukai