Di Bandara “
Disusun oleh:
Kelompok 3
3.Putri 211110019
Dosen pembimbing:
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang “ Teknik Pemeriksaan
Pesawat Sesuai Peraturan Kesehatan Internasional (IHR 20005) Di Bandara “Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,tapi kami berhasil
menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB 1PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Karantina............................................................................................................3
B. Pengertian Bandara...............................................................................................................3
C. Teknik Pemeriksaan Pesawat Di Bandara............................................................................4
D. Desinseksi Pesawat...............................................................................................................6
E. Standar Operasional Prosedur Lalu Lintas Pesawat.............................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................9
B. SARAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesawat udara merupakan suatu kemajuan teknologi yang sangat luar biasa bagi dunia.
Melalui pesawat udara hubungan antar Negara-negara di dunia semakin mudah. Saat ini
masyarakat sudah mulai mempertimbangkan memilih menggunakan transportasi udara dari pada
transportasi umum lainnya dengan alasan cepat serta faktor keselamatan dan keamanan yang
diterapkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pesawat udara merupakan transportasi udara yang memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia saat ini. Khusus bagi
Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, pesawat udara mampu menghubungkan beberapa
pulau yang ada di Indonesia. Setiap orang mampu berpindah dari satu pulau ke pulau lain hanya
dengan menghabiskan waktu yang relatif cepat. Hal ini membuat pesawat udara menjadi salah
satu transportasi yang sangat dibutuhkan dan dihandalkan oleh masyarakat Indonesia. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dibidang penerbangan telah mampu meningkatkan
mutu pelayanan penerbangan dan juga mampu menciptakan alat-alat penerbangan canggih dan
beraneka ragam. Perkembangan teknologi penerbangan mempunyai dampak yang positif
terhadap keselamatan penerbangan dalam dan luarnegeri.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/124/Vl/2009,
bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya. Sedangkan, bandara berwawasan lingkungan (eco-airport) adalah bandara yang telah
dilakukan pengukuran yang terukur terhadap beberapa komponen yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat di bandar udara dan
sekitarnya. Maka dari itu, dalam setiap kegiatan pelaksanaan dan pengembangan pembangunan
bandara harus memperhatikan eco-airport sehingga bandara dapat berfungsi secara efektif dan
efisien tidak hanya di tinjau dari aspek teknis tapi juga dari aspek lingkungan.
1
Disinseksi adalah pembasmian serangga yang menjadi vector penularan penyakit dengan
menggunkan bahan kimia/pestisida/insektisida. Dibidang kesehatan serangga atau vector yang
sudah dikenal antara lain berbagai spesies nyamuk, lalat, kecoa, pinjal, kutu. Serangga atau
vector harus di waspadai terutama pada alat transportasi yang bergerak antar Negara ataupun
antar wilayah karena dapat terbawa dan menyebar di wilayah lain.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karantina
Menurut WHO (2005), kantina adalah pembatasan kegiatan dan atau pemisahan
sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukan gejala penyakit.
Karantina juga termasuk pemisahan peti kemas, alat angkut atau barang yang diduga
terkontaminasi dari orang/barang lain, sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Sementara menurut Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan pembatasan atau
pemisahan seseorang dari sumber penyakit atau sesorang yang terkena penyakit atau
bagasi, alat angkut, komoditi yang mempunyai risiko menimbulkan penyakit pada
manusia.
Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina,
penyakit menular, dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap penyakit baru
dan penyakit muncul kembali di wilayah kerja, bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 425/Menkes/SK/IV/2007,
identifikasi faktor resiko penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah di
pelabuhan adalah upaya yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan, penyelidikan
epidemiologi, pencatatan dan pelaporan terhadap semua faktor risiko terjadinya
penularan penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah. Secara operasional
penyelenggaraan identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular
potensial wabah meliputi: alat angkut (kapal laut dan pesawat), manusia
(ABK/crew,penumpang) dan muatannya (termasuk konteiner atau cargo).
B. Pengertian Bandara
Bandar Udara (bandara) adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang,dan bongkar muat kargo atau pos, serta
3
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar
transportasi.
Fungsi Bandar Udara(bandara) adalah merupakan tempat lepas landas, mendarat
pesawat udara, dan pengerakkan didarat pesawat udara. Disamping itu bandara merupakan
simpul dari sistem transportasi udara.
Kebijakan pemerintah pusat tentang pedoman kedatangan pesawat dari luar negeri
tertuang dalam SK Menkes RI Nomor 25/Menkes/SK/IV/2007 tentang pedoman
penyelenggaraan karantina kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan, prosedur dan tahap
pemeriksaan pesawat udara sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
1. Setelah pesawat datang, agen menyerahkan General Declaration (Gendec) dan passanger
list kepada petugas karantina.
2. Pejabat karantina meneliti penjelasan pilot/crew pada bagian kesehatan (Declaration of
Health) dari Gendec tersebut.
4
3. Dalam Gendec bagian kesehatan tersebut tertera penjelasan ada tidaknya crew atau
penumpang sakit besarta penjelasannya.
4. Apabila tidak terdapat crew atau penumpang sakit, petugas karantina kesehatan
memberikan izin karantina. Izin karantina disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis.
5. Setiap kedatangan pesawat dari luar negeri untuk mencegah masuknya serangga penular
penyakit dari negara lain, sebelum penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol) sesuai standar (termasuk kargo).
6. Kepada penumpang pesawat yang sehat dipersilahkan keluar dari pesawat.
7. Kepada penumpang atau crew yang sakit dibawah ke ruangan karantina kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
8. Penumpang atau crew yang sakit dan ternyata tidak menderita penyakit menular, maka
kepadanya diberikan pengobatan atau dirujuk ke rumah sakit pilihan pasien.
9. Penumpang atau crew yang sakit ternyata menderita penyakit menular, maka dilakukan
prosedur penanganan.
10. Apabila terdapat penumpang atau crew yang meninggal diatas pesawat, maka petugas
karantina melakukan penanganan sebagaimana prosedur yang berlaku.
1. Petugas karantina kesehatan mendapat informasi kedatangan pesawat dari petugas Air
Lines atau Air Traffic Control (ATC).
2. Petugas karantina kesehatan melakukan boarding (naik ke pesawat) untuk melakukan
pemeriksaan status kesehatan baik kepada crew naupun penumpang. Bagi penumpang
atau crew yang diduga sakit dilakukan karantina sedangkan penumpang sehat diberikan
Health Alert card (HAC) dan dipersilahkan turun.
3. Sebelum penumpang turun untuk mencegah masuknya serangga penular penyakit dari
negara lain dilakukan desinseksi sesuai standar termasuk kargo.
4. Pada saat pesawat dalam keadaan kosong sebelum berangkat dilakukan desinseksi sesuai
standar.
5. Penumpang atau crew saat keluar dari pesawat diharuskan melewati thermalscaner.
5
6. Penumpang yang diketahui terjaring thermoscaner dipersilahkan masuk ruangan
pelayanan karantina untuk dilakukan pemeriksaan konfirmasi.
7. Dilakukan isolasi kepada penumpang atau crew yang dicurigai menderita penyekait
karantina/penyakit menular potensial wabah, untuk selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit
rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi.
D. Desinseksi Pesawat
1. Jika pesawat udara datang dari negara terjangkit penyakit menular yang ditularkan oleh
vektor dan tidak mempunyai sertifikat sertifikat hapus serangga;
2. Jika berdasarkan laporan pilot di dalam pesawat ada penumpang yang suspect/tersangka
yang ditularkan oleh serangga/vektor;
3. Jika dari hasil pemeriksaan pesawat ditemukan adanya kehidupan serangga vektor
penular penyakit;
4. Apermintaan sendiri dari perusahaan penerbangan.
6
menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah ada penumpang yang sakit
atau tidak dengan check list boarding. Bila tidak ada penumpang/crew yang
sakit, maka crew tersebut dipersilahkan untuk menurunkan seluruh
penumpangnya.
e. Bila ada penumpang/crew yang sakit, maka petugas KKP (tim) memberikan
pertolongan sesuai Standar evakuasi orang sakit.
f. Penumpang di dalam pesawat harus mengisi Health Declaration yang
dikeluarkan oleh Depkes dan diserahkan bersama dengan kartu Imigrasi
(menjadi catatan untuk memasukan kartu kesehatan kedalam kartu imigrasi).
Apabila jawaban Yes, petugas Imigrasi berkoodinasi dengan petugas KKP
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila jawaban No, penumpang
melanjutkan perjalanan.
g. Petugas mengeluarkan Kartu debarkasi Pesawat yang menyatakan Pesawat,
Crew dan penumpang dalam keadaan sehat.
7
h. Petugas menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah ada penumpang yang
sakit atau tidak.
i. Apabila terdapat penumpang/crew yang sakit Penderita segera dievakuasi dan
dirujuk ke Rumah Sakit rujukan ssuai standar evakuasi orang sakit suspect
PHEIC;
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknik pemeriksaan sanitasi pesawat di bandara adalah langkah penting untuk
memastikan kebersihan dan keamanan bagi penumpang dan awak pesawat. Proses
ini melibatkan pembersihan, disinfeksi, dan pengecekan kondisi kesehatan
lingkungan kabin. Dengan menerapkan standar sanitasi yang ketat, risiko
penyebaran penyakit dapat dikurangi secara signifikan.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10