Anda di halaman 1dari 3

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PELABUHAN

A. DEFINISI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PELABUHAN


Sistem surveilans epidemiologi di pelabuhan adalah kegiatan analisa
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit karantina,
penyakit menular tertentu yang potensial menjadi wabah dan masalah
kesehatan pelabuhan serta kondisi pelabuhan yang memperbesar resiko
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah kesehatan
tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyeleggara program
kesehatan.
Surveilans di KKP mempunyai karakteristik yang khas jika dibandingkan
dengan surveilans yang ada di dinas kesehatan maupun pelayanan
kesehatan lainnya. Manajemen Surveilans di KKP terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Manajemen berbasis Surveilans Faktor Risiko
2) Manajemen berbasis Surveilans Penyakit

B. OBJEK PENGAMATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI KANTOR


KESEHATAN PELABUHAN YAITU
a) Orang (Person)
v ABK/Crew dan barang bawaannya mobile
v Penumpang dan barang bawaannya mobile
v Masyarakat Pelabuhan/Bandara menetap & mobile
b) Tempat pengamatan (Place)
v Kapal atau Pesawat termasuk kontainer mobile
v Lingkungan dalam pelabuhan/bandara menetap
v Lingkungan sekitar pelabuhan/bandara menetap
c) Waktu pengamatan (Time)
A. Setiap hari
B. Mingguan
C. Bulanan
D. Tertentu (khusus)

C. Jenis data untuk kepentingan surveilans


a. Alat angkut (Kapal, Pesawat)
Pengawasan thdp alat angkut (kapal, pesawat) dilakukan sesaat setelah
kapal/pesawat sandar atau landing dengan memperhatikan hal-hal
tersebut di bawah ini antara lain:
1. Pelabuhan/bandara singgah terakhir, dengan tujuan untuk
memastikan ada atau tidak wabah I KLB penyakit menular di wilayah
tersebut (affected area).
2. Asal kapal/pesawat, dengan tujuan untuk menentukan riwayat
perjalanan yang pernah dilakukan.
3. Dokumen kesehatan kapal (MDH, SSCEC/SSCC, Health Book, ICV,
Medical Certificate, Free Pratique, PHC, Sertifikat Air)
4. Sanitasi kapal: Sanitasi seluruh ruang kapal, air minum, air bersih,
sampah, keberadaan vektor penyakit (tikus, kecoa, nyamuk, lalat, dll)
b. Penumpang (ABK/Crew)
Penumpang merupakan faktor risiko yang paling rentan untuk terjadinya
suatu penyakit menular potensial wabah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
1. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew kapal yang sedang sakit
2. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew kapal yang menderita penyakit
menular/PHEIC
3. Jumlah penumpang, ABK/crew yang sedang sakit menular
4. Jenis penyakit menular yang menyerang penumpang, ABK/crew
5. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew yang berasal dari wilayah
terjangkit suatu penyakit menular
c. Barang Bawaan
Barang yang dibawa penumpang maupun awak kapal/pesawat (faktor
risiko munculnya penyakit menular potensial wabah) meliputi: Obat,
Makanan, Kosmetik, Alat Kesehatan, dan Bahan Aditif (OMKABA) Hal- hal
yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ada tidaknya bahan berbahaya yang terbawa oleh penumpang di
kabin maupun bagasi.
2. Ada tidaknya bahan makanan/minuman mudah busuk / kadaluarsa
yang terbawa penumpang di kabin maupun bagasi.
3. Ada tidaknya binatang/tumbuhan yang terbawa penumpang di
kabin maupun bagasi.
4. Jenazah/abu jenazah penyakit menular/bukan
d. Lingkungan pelabuhan
Adapun data yang bisa diidentifikasi di lingkungan yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Ada vektor yang menjadi perantara penular penyakit (lalat, kecoa,
nyamuk, tikus, dan vektor lain) jumlah? Kepadatan?
2. Ada tidaknya pencemaran udara, air dan tanah, kebisingan
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Hygiene dan sanitasi makanan minuman di restoran, catering,
warung dll dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin
4. Higiene sanitasi gedung dan tempat-tempat umum
5. Sanitasi Air (air bersih di reservoir) dilakukan pemeriksaan fisik,
kimia, mikrobiologi setiap bulan
6. Data penyakit (poliklinik KKP atau sarana kesehatan)
7. Jemaah haji/umroh
8. dll

D. Pelaporan dan Diseminasi


Pelaporan seluruh data di KKP melalui SIMKESPEL (Sistem Informasi
Kesehatan Pelabuhan), dimana alur pelaporan berjenjang sebagai berikut:

Hasil kegiatan yang dilakukan KKP tiap bulan dikirim ke KSOP sebagai
otoritas pelabuhan
Untuk kegiatan-kegiatan tertentu dilaporkan kepada instansi yang yang
berhubungan dengan kegiatan tersebut contoh surveilans pengawasan
kualitas reservoar air hasilnya tiap bulan dilaporkan kepada PELINDO
sebagai instansi pemasok kebutuhan air kapal dan seluruh wilayah
pelabuhan.
Diseminasi biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain yang
melibatkan lintas sektoral pelabuhan contoh: Rakon jejaring kerja SE

Anda mungkin juga menyukai