Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelabuhan laut dan udara merupakan pintu gerbang lalu-lintas
barang, orang dan alat transportasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Seiring dengan meningkatnya arus pariwisata, perdagangan, migrasi dan
teknologi maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui alat
transportasi semakin besar. Penularan penyakit dapat disebabkan oleh
binatang maupun vektor pembawa penyakit yang terbawa oleh alat
transportasi maupun oleh vektor yang telah ada di pelabuhan laut atau
udara. Serangga yang termasuk vektor penyakit antara lain nyamuk, lalat,
pinjal, kecoa, dan tungau (Christoper,2009).
Aspek penularan penyakit yang berupa serangga/vektor penular
penyakit, baik yang dibawa melalui alat angkut kapal yang datang dari luar
Indonesia maupun sebaliknya, sesuai peraturan Perundang-Undangan
Kesehatan Nasional, semua alat angkut harus bebas dari vektor, maka
pemeriksaan kesehatan di kapal mutlak diperlukan, mengingat kapal dapat
membawa vektor penyakit. Dalam rangka melindungi negara dari
penularan dan penyebaran penyakit oleh vektor yang terbawa oleh alat
angkut, dan barang bawaan yang masuk melalui pintu masuk negara, maka
setiap Kantor Kesehatan Pelabuhan harus mampu melakukan
pengendalian vektor (Depkes RI, 2008)
Permenkes No 356/MENKES/PER/IV/2008 dan telah diperbaharui
dengan Permenkes Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 yang menyatakan
bahwa KantorKesehatan Pelabuhan adalah unit pelaksana teknis Ditjen PP
dan PL Depkes RI, yang mempunyai tugas pokok untuk mencegah masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilan epidemologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak risiko lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja pelabuhan. bandara dan
pos lintas batas datar Negara
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tersebut, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Samarinda mempunyai 6 wilayah kerja, yaitu Bandara
APT.Pranoto , Pelabuhan laut Tanjung Santan, Pelabuhan Lhok Tuan,
Pelabuhan Tanjung Laut, Pelabuhan laut Sangatta dan Pelabuhan laut
Sangkulirang.
Kegiatan magang mandiri merupakan salah rangkaian pelaksanaan
kerja institusional yang diselenggarakan di Dinas Kesehatan, Puskesmas
atau institusi pemerintahan yang berkaitan dengan masalah Kesehatan
Lingkungan dengan harapan setelah lulus mampu melaksanakan tugas
dalam hal melaksanakan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Magang ini adalah untuk mengetahui
Kegiatan-kegiatan yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Samarinda serta melatih diri untuk memperoleh pengalaman nyata
tentang pekerjaan di KKP
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami tugas pokok dan fungsi KKP Kelas II
Samarinda
b. Mahasiswa mampu mengikuti dan melaksanakan kegiatan surveilans
berbagai penyakit menular antar daerah/pulau dan antar negara
c. Mahasiswa mampu mengikuti dan melaksanakan kegiatan
investigasi kapal
d. Mahasiswa mengetahui Bagaimana Melakukan Pengendalian Vektor
khususnya di Pelabuhan dan Identifikasi Vektor .
e. Mengetahui Bagaimana Melakukan Pengambilan Sampel Air di
kapal dan Pemeriksanya di Lab.
f. Mengetahui Bagaimana Melakukan Sanitasi Pada Kapal
Penumpang.
g. Mengetahui Bagaimana Melakukan Foging dan Larvasida/Abatisasi
h. Mengetahui Bagaimana Melakukan Pengisian Dokumen
SSCEC/SSCC dan PHC.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengetahuan dan pengalaman khususnya mengenai
kegiatan di bidang Pengendalian Resiko Lingkungan ( PRL ),
Pengendalian Karantina dan Surveilans & Epidemiologi ( PKSE ), dan
Upaya Kesehatan Serta Lintas Wilayah ( UKLW) di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Samarinda ( KKP ).
2. Bagi Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda
Membantu dalam melaksanakan beberapa program kerja yang ada
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda.
3. Bagi Akademik
Untuk Mempromosikan Tenaga Kesehatan Lingkungan
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur di masyarakat luas dan
membina hubungan antara Akademik dengan instansi terkait ( KKP
Samarinda ).
4. Bagi Masyarakat
Mengupayakan masyarakat terhindar dari penyakit Karantina dan
penyakit menular yang berpotensi wabah, baik yang masuk atau keluar
melalui pelabuhan maupun bandara.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Desinfektan
Pada tahun 1850, desinfektan sudah dipakai dengan menggunakan
metode klorinasi. Selama itu hipoklorit digunakan sebagai desinfektan
sebelum adanya penelitian. Pada tahun 1912, penggunaan klorin sebagai
desinfektan, penambahannya dilakukan secara sembarangan atau tidak
sesuai dengan dosis yang tepat sehingga malah mengakibatkan penyakit.
Penyakit yang terjadi seperti typhus, infeksi hepatitis dan juga bisa karena
protozoa. Dari sini maka Persatuan Negara melakukan penelitian dan
menghasilkan kesimpulan bahwa penambahan desinfektan harus melalui
perhitungan (Sawyer, C.N., et al, 2003).
Desinfektan umumnya diperoleh dari bahan kimia, bahan fisika,
mekanik dan radiasi. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah klorin
dimana unsur ion-ionnya terdapat dalam senyawa kaporit. Desinfektan
dari bahan fisika dapat berasal dari cahaya matahari. Radiasi ultraviolet
sangat berguna dalam sterilisasi kualitas kecil pada air karena dapat
membunuh molekul dari organik dan juga organisme. Desinfeksi secara
mekanik mengutamakan kebersihan dari air kolam renang. Sedangkan
desinfeksi secara radiasi menggunakan sinar gamma pada cara sterilisasi
(Tchobanoglous, G, 1991).
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid),
terutama pada benda mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% -
90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di
rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit (Shaffer, 1965; Larson,
2013).
Kriteria suatu desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat
untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar, berspektrum
luas, aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur,
dan kelembaban, tidak toksik pada hewan dan manusia, tidak bersifat
korosif, bersifat biodegradable, memiliki kemampuan menghilangkan bau
yang kurang sedap, tidak meninggalkan noda, stabil, mudah digunakan,
dan ekonomis (Siswandono, 1995; Butcher and Ulaeto, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas desinfektan yang
digunakan untuk membunuh jasad renik adalah ukuran dan komposisi
populasi jasad renik, konsentrasi zat antimikroba, lama paparan,
temperatur, dan lingkungan sekitar (Pratiwi, 2008). sehingga merusak
membran sel, mendenaturasi protein, dan menghambat enzim. Pada kadar
optimal, senyawa ammonium kuartener menyebabkan sel mengalami lisis
sedangkan pada kadar yang lebih tinggi, terjadi denaturasi protein enzim
bakteri (Siswandono, 1995; Stevens, 2011).
B. Penggunaan Desinfektan
Hingga saat ini semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk
membunuh mikroorganisme, akan tetapi belum ada yang efektif dan
efisien.Karena belum ada bahan kimia yang efektif dan efisien yang dapat
di gunakan untuk berbagai macam keperluan, maka pilihan jatuh pada
bahan kimia yang mampu membunuh mikroorganisme dalam waktu
singkat dan tidak merusak bahan yang di infeksi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada disinfektan yaitu sifat mikrosidial ( membunuh
mikroorganisme), Sifat mikrostatik ( menghambat pertumbuhan jasad
renik), Kecepatan membunuh, Aktivitasnya tetap dalam waktu lama, larut
dalam air dan stabil dalam larutan. ( Srikandi, 1992 ).
BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

A. Gambaran Umum Lokasi Magang


1. Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda beralamat di
Jalan Kapten AJ. Soedjono, Sungai Kapih, Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur. Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan unit
pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, mempunyai wilayah kerja yaitu:
a. Wilker Bandara APT Pranoto Samarinda.
b. Wilker Tanjung Santan yang berada di Kabupaten Kutai
Kertanegara.
c. Wilker Tanjung Laut yang berada di wilayah Kota Bontang.
d. Wilker Lhoktuan yang berada di wilayah Kota Bontang.
e. Wilker Sangatta yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
f. Wilker Sangkulirang yang berada di wilayah Kabupaten Kutai
Timur.
2. Visi dan Misi
Tugas dan fungsi Kantor Kesehalan Pelabuhan adalah cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit menular potensial wabah melalui pelabuhan, bandara dan pos lintas
batas darat negara yang merupakan bagian integral dari Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dalam mensukseskan Millineum
Development Goals (MDG's) untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Kesehatan
RI yang mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan BerkepribAdian Berdasarkan Gotong Royong".
Visi tersebut diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu:
a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Tujuan yang ingin dicapai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda adalah
mewujudkan masyarakat sehat di lingkungan pelabuhan dan bandara yang mandiri dan
berkeadilan. Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Wilayah Kerja Pelabuhan dan
Bandara, melalui pemberdayaan masyarakat Pelabuhan dan Bandara, termasuk
swasta dan masyarakat madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan menjamin
terlaksananya upaya cegah tangkal dan deteksi dini penyakit berpotensi
wabah/KKM dan penyakit yang dapat meresahkan dunia /KKMMDdi pintu masuk
negara.
c. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan melaksanakan
pengendalian faktor risiko kesehatan di wilayah Pelabuhan/Bandara.

3. Tugas dan Fungsi


Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang
muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, KKP menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan kekarantinaan,
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan,
c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas.
d. Pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit penular potensial wabah,
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali.
e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia.
f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai dengan penyakit
yang berkaitan dengan lalulintas, nasional, regional dan internasional.
g. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.
h. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan pelabuhan,
bandara dan lintas batas negara.
i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika, Alat
Kesehatan serta Bahan Aditif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor.
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan,
bandara dan lintas batas darat negara.
l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan pelabuhan, bandara
dan lintas batas negara.
m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di pelabuhan, bandara
dan lintas batas darat negara.
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan surveilans
kesehatan pelabuhan.
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan, bandara dan lintas batas
darat negara.
p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Untuk mewujudkan tupoksi yang dimaksud, KKP Kelas II Samarinda memiliki
susunan organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor dan dibantu oleh sub-sub
unit kegiatan yaitu:
a. Sub Bagian Tata Usaha, melakukan koordinasi dan penyusunan program,
pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta perlengkapan dan rumah tangga.
b. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi, melakukan penyiapan
bahan perancanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi penyakit, penyakit
potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan
alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian,
serta pengembangan teknologi, dan pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi di wilayah kerja bandar, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
c. Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan, melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan
pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan,
jejaring kerja, kemitraan, dan kajian pengembangan teknologi serta pelatihan teknis
bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja pelabuhan, bandara, dan
lintas batas darat negara.
d. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah, melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelayanan
kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan
penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional, pengembangan
jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi serta pelatihan teknis bidang upaya
kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
e. Instalasi, merupakan fasilitas penunjang peyelenggaraaan operasional KKP dan
penunjang administrasi. Instalasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda terdiri
dari PPID dan Laboratorium.
f. Wilayah Kerja, merupakan unit kerja pelaksana tugas pokok dan fungsi di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala KKP.
g. Kelompok Jabatan Fungsional, Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional
terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan bidang keahliannya, serta dikoordinir oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala KKP. Jabatan Fungsional di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Samarinda terdiri dari Epidemiolog Kesehatan, Entomolog
Kesehatan, Sanitarian, Dokter dan Perawat.

4. Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja di wilayah kerja berbeda-beda, ada wilayah kerja yang
berada di pusat kota, di kawasan perusahaan, dan ada pula yang berada di daerah yang
cukup jauh dari pusat kota. Berdasarkan Peraturan Menkes RI Nomor
2348/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkes RI Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kementerian KEsehatan, KKP
Kelas II Samarinda mempunyai wilayah kerja:
a. Kantor Induk
Kantor induk yang meliputi Pelabuhan Samarinda, Palaran, Pendingin,
Salikidan Muara Berau di Kutai Kartanegara.
b. Wilayah Kerja Temindung/ Wilayah Kerja Bandara Internasional APT. Pranoto
Wilayah Kerja Bandara Temindung merupakan wilayah kerja KKP Kelas II
Samarinda satu-satunya yang berupa bandar udara, yaitu berlokasi di Kota
Samarinda. Bandara Internasional APT Pranoto terletak di Sungai Siring,
Samarinda Utara.
c. Wilayah Kerja Tanjung Santan
Wilker Pelabuhan Laut Tanjung Santan berlokasi di Kabupaten Kutai
Kartanegara mengawasi Pelabuhan Khusus PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur.
d. Wilayah Kerja Lhok Tuan
Wilker Pelabuhan Lhok Tuan berlokasi di Kota Bontang, meliputi Pelabuhan
Khusus Pupuk Kaltim dan Pelabuhan Umum Lhok Tuan.
e. Wilayah Kerja Tanjung Laut
Wilker Pelabuhan Tanjung Laut di Bontang meliputi Pelabuhan Umum
Tanjung Laut, Pelabuhan Khusus PT. Indominco dan Pelabuhan Khusus Pertamina
Bontang.

f. Wilayah Kerja Sangatta


Wilker Pelabuhan Sangatta berlokasi Kabupaten Kutai Timur meliputi
Pelabuhan Khusus Tanjung Bara (KPC) dan Pelabuhan Umum Sangatta.

g. Wilayah Kerja Sangkulirang


Wilker Pelabuhan Laut Sangkulirang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur,
mengawasi pelabuhan umum Sangkulirang dan Pelabuhan khusus PT. Indoxim dan
PT. Ganda Alam Makmur dan merupakan Wilker yang paling jauh jaraknya dari
Kantor Induk.

Gambar 4.2 Peta Wilayah Kerja KKP Kelas II Samarinda


5. Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber Daya manusia (SDM) pada akhir tahun 2019 yang dimiliki oleh
KKP Samarinda adalah 86 orang terdiri dari 59 PNS dan 27 non PNS yang tersebar baik
di induk maupun wilayah kerja. Penempatan pegawai di Induk berjumlah 38 orang dan
pegawai yang ditempatkan di wilker sejumlah 21 orang. Distribusi pegawai negeri sipil
berdasarkan pendidikan di lingkungan KKP Kelas II Samarinda sampai dengan akhir
Tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi PNS di KKP Kelas II SamarindaBerdasarkan Jenis
Pendidikan Tahun 2019.
Unit Kerja/Wilayah Kerja Jumlah
No Jenis Pendidikan
IDK APT TST TL LTN SGT SKL

1. S2Kesehatan 8 - - - - - - 8

2. S2 Umum 2 - - - - - - 2

3. Dokter Umum 3 - - 1 - 1 - 5

4. S1 Kesmas 14 1 - 1 2 3 1 22

5. S1 Ekonomi 2 - - - - - - 2

DIV
6. - - 1 - 1 - - 2
Keperawatan

7. DIII Kesling - 1 - 1 2 - 1 5

DIII
8. 6 - - - 1 - - 7
Keperawatan

9. DIII Farmasi 1 - - - - - - 1

DIII Analis
10. 1 - - - - - - 1
Kesehatan

11. DIII Komputer 2 - - - - - - 2

12. DIII Akutansi 1 - - - - - - 1

13. DI Umum - - 1 - - - - 1

SMEA/SMK/
14. 1 - - - - - - 1
SMA/SPK

Jumlah 41 2 2 3 6 4 2 60

Keterangan: IDK=Induk, APT=Bandara APT Pranoto. TST=Tanjung Santan, TL=Tanjung Laut,


LTN=Lhok Tuan, SGT=Sangatta, SKL=Sangkulirang

Pada Tahun 2019 terdapat penambahan pegawai non PNS sebanyak orang yaitu
tenaga Pengemudi, Satpam dan Cleaning Service sehingga jumlah tenaga pegawai non
PNS menjadi 27 orang. Distribusi tenaga honorer berdasarkan pendidikan sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Pegawai Honorer KKP Kelas II Samarinda Berdasarkan
Jenis Pendidikan Tahun 2019.
No Jenis Unit Kerja/Wilayah Kerja Jumlah
Pendidikan
IDK APT TST TL LTN SGT SKL

1. S1 Kesmas - - - - - - - -

2. S1 Umum 7 - - - - - - 7

DIII
3. - 3 - 1 - 1 1 6
Keperawatan

4. DIII Akutansi 1 - - - - - - 1

DIII Analis
5. 1 - - - - - - 1
Kesehatan

SMEA/SMK/
6. 9 1 - 1 - - - 11
SMA

7. SD 1 - - - - - - 1

Jumlah 19 4 - 2 - 1 1 27

Keterangan: IDK=Induk, APT=Bandara APT Pranoto. TST=Tanjung Santan, TL=Tanjung Laut,


LTN=Lhok Tuan, SGT=Sangatta, SKL=Sangkulirang

Berdasarkan kelompok jabatan, dibagi menjadi jabatan Struktural, sebanyak 5


orang, jabatan fungsional tertentu /teknis (JFT) sebanyak 32 orang, dan jabatan
fungsional umum (JFU) sebanyak 22 orang, seperti pada tabel berikut di bawah ini :
Tabel 4.3 Distribusi Pegawai KKP Kelas II SamarindaBerdasarkanJenis
Jabatan Tahun 2019.
No Jenis Jabatan Jumlah

1. Struktural 5

2. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)


a. Entomolog Kesehatan Ahli Muda 1
b. Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda 3
c. Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama 9
d. Entomolog Kesehatan Ahli Pertama 6
e. Entomolog Kesehatan Mahir 1
f. Sanitarian Ahli Muda 2
g. Sanitarian Ahli Pertama 3
h. Perawat Mahir 1
i. Perawat Terampil 1
j. Sanitarian Mahir 1
k. Pranata Komputer Mahir 1
l. Sanitarian Terampil 2
3. Jabatan Fungsional Umum (JFU)
a. Dokter 5
b. Epidemiolog 1
c. Analis Keuangan 1
d. Analis Kepegawaian (Analis Manajemen 1
Kepegawaian) 2
e. Bendahara 5
f. Perawat Pemula 1
g. Perencana 2
h. Sanitarian 1
i. Pengadministrasi Umum 1
j. Pengelola BMN 1
k. Asisten Apoteker Pemula 1
l. Pranata Laboratorium Kesehatan Pemula 1
m. Sanitarian Pemula

Total 59

Anda mungkin juga menyukai