Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II TANJUNGPINANG
WILAYAH KERJA RANAI

Nomor :
Lampiran : 1 (sat) berkas
Perihal : Laporan Pelaksanaan
Kegiatan Wilker Ranai

Yth Bapak Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan


Kelas II Tanjungpinang
di-
Tanjungpinang.

Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan laporan pelaksanaan kegiatan (TU, PKSE, UKLW, PRL) Wilker
Ranai pada Bulan September Tahun 2023.

Demikian laporan ini kami buat, terimkasih.

Ranai, 31 September 2023


Kepala Wilker Pelabuhan Ranai

David Kherusantoso, S. Kep


NIP. 197802182002121004

Tembusan:
1. Kepala Subbagian administrasi umum
2. Koordinator Kelompok Substansi PKSE
3. Koordinator Kelompok Substansi UKLW
4. Koordinator Kelompok Substansi PRL
LAPORAN
PELAKSANAAN KEGIATAN WILAYAH KERJA RANAI
BULAN SEPTEMBER TAHUN 2023

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN


KELAS II TANJUNG PINANG
TAHUN 2023
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
WIALAYAH KERJA RANAI

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang merupakan Unit Pelaksana


Teknis (UPT) bidang kekarantinaan yang melaksanakan Upaya mencegah dan
menangkal keluar masuknya penyakit dan/atau faktor risiko Kesehatan
Masyarakat di wilayah kerja Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas
Darat Negara. Wilayah Kerja Kijang merupakan wilayah kerja UPT bidang
kekarantinaan Kesehatan adalah unit kerja fungsional UPT bidang kekarantinaan
Kesehatan di lingkungan Pelabuhan yang melakukan penguatan surveilans di
wilayah kerja dalam rangka kewaspadaan dini dan mengantisipasi agar wilayah
Pelabuhan tidak menjadi sumber penularan penyakit, yakni dengan melakukan
pengawasan pelaksanaan kedatangan kapal jenis Ferry atau Non Ferry baik dari
dalam negeri maupun luar negeri.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2023 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, menjelaskan Kantor
Kesehatan Pelabuhan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai
tugas melaksanakan Upaya cegah dan tangkal keluar atau masuknya penyakit
dan/atau faktor risiko Kesehatan di wilayah kerja Pelabuhan, Bandar Udara, dan
Pos Lintas Batas Darat Negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP
menyelenggarakan 11 fungsi, diantaranya berupa pelaksanaan pengawasan,
pencegahan, respon terhadap penyakit dan faktor risiko Kesehatan pada alat
angkut, orang, barang dan/atau lingkungan.

IHR 2005 mengamanatkan kepada setiap negara anggota WHO untuk


meningkatkan Core Capacities dalam Surveilans dan respons serta
memperhatikan pengawasan di pintu masuk, khususnya pengawasan alat angkut
(kapal), dikarenakan media lingkungan tersebut jika tidak saniter akan menjadi
faktor risiko penularan penyakit antar negara maupun antar pulau di dalam
negeri yang dapat menimbulkan PHEIC. Dalam pasal 27 Peraturan Kesehatan
Internasional (IHR) tahun 2005 disebutkan, apabila suatu alat angkut ditemukan
atau diterima informasi menyangkut adanya risiko Kesehatan Masyarakat,
sumber penyakit menular dan kontaminasi, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan
harus menganggap alat angkut tersebut sebagai terjangkit dan dapat dilakukan
hapus-hama, dekontaminasi, hapus serangga, atau hapus tikus pada alat angkut
tersebut. Untuk mengantisipasi adanya faktor risiko Kesehatan maka Wilker
Ranai melakukan pengawasan, pencegahan, respon terhadap penyakit dan
faktor risiko Kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular


2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424 Tahun 2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 425 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 431 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas
Batas Dalam Rangka Kekarantinaan Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 612 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaran Karantina Kesehatan pada Penanggulangan
Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan Hapus Serangga pada Alat
Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1314 Tahun 2010 tentang Pedoman
Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana di Lingkungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Kantor
Kesehatan Pelabuhan
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat
Sanitasi Kapal
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkugan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan
Bintang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 77 Tahun 2020 tentang Organisai dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
16. Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Nomor HK. 02.03/D.I/II.3/1127/2015 tentang Pencetakan
Dokumen Karantina Kesehatan Secara Elektronik
17. Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor : SR.03.04/II/5195/2020 tentang Pengawasan Kedatangan Kapal
Kargo dari Negara Terjangkit di Wilayah Kerja Pelabuhan pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan
18. Petunjuk Perencanaan dan Anggaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tahun 2021
19. International Helath Regulation 2005.

C. TUJUAN

1. Mencegah Keluar Masuknya Penyakit Menular dan Potensial KKMMD


melalui Pengawasan dan Pemeriksaan Alat Angkut, Orang, Barang dan
Lingkungan
2. Melakukan Pengendalian Faktor Risiko pada Alat Angkut, Orang, Barang
dan Lingkungan
3. Melaksanakan admintrasi Ketatausahaan

D. RUANG LINGKUP

1. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi


2. Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan
3. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
4. Ketatausahaan

E. SUMBER DAYA MANUSIA

Tabel. 1
Petugas Pelabuhan Laut Ranai

No Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan


David Kherusantoso
1 Penata / III c Epidemolog
NIP 197802182002121004
Ahli Muda
Pujo Dadi Haryono, A.Md. Kep
2 Pengatur / II c Perawat
NIP 199306182023031001
Terampil
Edi Satria
3 NIP 919810313201801101 PPNPN Petugas
Keamanan
Mirwan Runiar
4 Outsourcing Petugas
Kebersihan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. KEGIATAN PENGENDALIAN KARANTINA DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Pelaksanaan kegiatan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi penyakit


yang dilakukan di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ranai mengacu kepada UU No
6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, International Helath
Regulation (2005). Awal tahun 2020 Indonesia mengalami Kondisi
Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM-MD)
dan menetapkan status darurat bencana non alam akibat munculnya Corona
Virus Disease 19 (COVID-19) sehingga pelaksanaan kegiatan kekarantinaan
dan surveilans epidemiologi juga mengacu terhadap aturan-atura terbaru antara
lain Surat Edaran dari Kementeriaan/bidang terkait serta peraturan daerah dari
setiap provinsi.

Pengawasan kekarantinaan meliputi pengawasan terhadap alat angkut,


orang, dan barang baik dari Dalam maupun Luar Negeri, penerbitan dokumen
kesehatan kapal (SSCEC/SSCC, Buku Kesehatan, Certificate of Pratique, Port
Helath Quarantine Clearance). Sedangkan untuk kegiatan surveilans
epidemiologi penyakit dilakukan pengamatan secara aktif terhadap ABK/crew,
penumpang, pengguna jasa dan masyarakat di sekitar pelabuhan dari penyakit
Karantina dan penyakit potensial wabah lainnya serta membangun
kerjasama dengan instansi terkait terutama Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
terkait upaya pengendalian penyakit menular di wilayah.
1. Pengawasan Alat Angkut dan Muatannya

Grafik. 1
Kedatangan dan Keberangkatan Kapal dari/Ke Dalam dan Luar Negeri

60
50
40
56 56
30
20
10 4 4
0
DN LN DN LN

Datang Berangkat

Pada bulan September tahun 2023 Kedatangan kapal dari Dalam Negeri
sebanyak 56 kapal dan dari Luar Negeri sebanyak 4 kapal, sedangkan untuk
keberangkatan kapal ke Dalam Negeri sebanyak 56 kapal dan ke Luar Negeri
sebanyak 4 kapal.

Grafik. 2
Kedatangan dan Keberangkatan ABK dari/ke Dalam dan Luar Negeri

900
800
700
600
500 873 873
400
300
200 75 75
100
0
DN LN DN LN

Datang Berangkat
Pada bulan September tahun 2023 Kedatangan ABK dari Dalam Negeri
sebanyak 873 orang dan dari Luar Negeri sebanyak 75 orang, sedangkan
keberangkatan ABK ke Dalam Negeri sebanyak 873 orang dan ke Luar Negeri
sebanyak 75 orang.

Grafik. 3
Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Dalam Negeri

2500
2000
2156 1764
1500
1000
500
0

Datang Berangkat

Pada bulan September tahun 2023 kedatangan penumpang sebanyak 2.156


orang dan keberangkatan penumpang sebanyak 1.764 orang. Tidak ada
keberangkatan penumpang ke luar negeri pada Bulan September tahun 2023.

2. Pengawasan Dokumen Kesehatan

Dokumen kesehatan adalah surat keterangan kesehatan yang dimiliki oleh


setiap penumpang, awak, barang, alat angkut dan pelintas batas yang
memenuhi syarat-syarat Internasional. Dokumen kesehatan merupakan salah
satu alat pengawasan untuk mencegah masuk keluarnya penyakit potensial
wabah/PHEIC melalui pintu masuk negara. Oleh karena itu setiap alat angkut,
orang dan barang yang masuk atau keluar melalui pintu masuk negara di
wilayah Indonesia harus memiliki dokumen kesehatan. Jenis-jenis dokumen
kesehatan yang diterbitkan oleh Kanto Kesehatan Pelabuhan antara lain : Buku
Kesehatan, SSCEC/SSCC, COP, PHQC, ICV, SIAOS, SIAJ, Laik Terbang.
Grafik. 4
Distribusi Penertbitan Dokumen Kesehatan

60

50
60

40

30

20

10 3 3
7

0
Mei 2023

SSCEC SSCC PHQC COP BuKes

Pada bulan September tahun 2023 di Wilayah Kerja Pelabuhan Ranai


telah menerbitkan dokumen kesehatan antara lain SSCEC, PHQC, COP, dan
Buku Kesehatan Kapal sebanyak 73 dokumen, diantaranya PHQC sebanyak 60
sertifikat, kemudian COP sebanyak 3 sertifikat dan SSCEC sebanyak 7 sertifikat.
B. KEGIATAN PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN

Berdasarkan Permenkes no 356 tahun 2008 yang diperbaharui dengan


Permenkes no 2348 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP
disebutkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan menyelenggarakan beberapa
fungsi, salah satu diantaranya pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat. Pelaksanaan program Pengendalian
Risiko Lingkungan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
431/MENKES/SK/IV/2007 tanggal 10 April 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan Di Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas
Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan terdiri atas:

1. Melaksanakan pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal

a. Nyamuk Aedes aegypti

Pengamatan terhadap nyamuk Aedes aegypti dilaksanakan dengan


mengadakan survey jentik, larva dan nyamuk dewasa. Pengendalian vektor
aedes aegypti dapat dilakukan secara fisik, biologi dan kimia.
Pemberantasan vektor penyakit demam berdarah dengue yang paling
efektif dilakukan melalui pengelolaan lingkungan sesuai dengan Depkes
(2004). Pengelolaan sanitasi lingkungan dapat diterapkan di masyarakat
dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk, perbaikan penyediaan air
bersih, perbaikan pengelolaan sampah padat, perubahan desin rumah
tempat perkembangbiakan buatan manusia dan perbaikan berdasarkan
IHR untuk daerah perimeter House Index (HI) = 0 sedangkan didaerah
Buffer area House Index (HI) < 1
Grafik. 5
House Indeks (HI) Wilayah Kerja Pelabuhan Ranai

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
HI CI

HI CI

Berdasarkan grafik survey larva aedes sp di wilayah pelabuhan Ranai


didapat hasil pada bulan September tahun 2023 hasil pengamatan
melebihi baku mutu yang di syaratkan oleh IHR yaitu nol, jika dilihat
berdasarkan lokasinya larva aedes sp ditemukan pada tempat
penampungan air bersih baik itu bak tembok, drum atau tong maupun
coutener plastic. kemungkinan penampungan air tersebut jarang dikuras,
serta penampungan air tidak ditutup sehingga menjadi tempat
berkembangbiak nyamuk Aedes sp, banyaknya penampungan air tersebut
karena digunakan sebagai cadangan air di Wilayah Pelabuhan, setelah
diidentifikasi larva yang ditemukan spesiesnya aedes agypti.
b. Survey Larva Anopheles

Setiap jenis nyamuk memeliliki kecenderungan meletakan telurnya pada


tempat perkembangbiakan tertentu, seperti misalnya air tawar, air jernih,
genangan air ataupun air payau. Tempat perkembangbiakan nyamuk
Anopheles beserta kepadatan dan sangat penting diketahui di daerah
yang terjadi penularan. Perkiraan kepadatan jentik dihitung dari
jumlahpengambilan dengan cidukan pada setiap jenis, kepadatan jentik
disetiap lokasi dapat dihitung dengan melakukan cidukan 10 kali cidukan.
Kegiatan Anopheles pada bulan September tidak dilaksanakan.

Tabel 8.1. Hasil Kegiatan Survey Larva Anopheles sp di


Wilker Ranai
KKP Kelas II Tanjungpinang

Larva Anopheles sp Lain-Lain


Lokasi
f %
Pelabuhan Penagi 0 0
Bandara Raden Sadjad 0 0

c. Survey Kepadatan Lalat

Kepadatan lalat disuatu tempat perlu diketahui untuk menentukan apakah


daerah tersebut potensial untuk terjadinya fly borne diseases atau tidak.
Metode pengukuran kepadatan lalat adalah dengan menggunakan alat
flygrill.
Pengukuran lalat diluar bangunan dengan menggunakan Fly grill
diidasarkan pada sifat lalat, yaitu cenderungnya untuk hinggap pada tepi-
tepi atau tempat yang bersudut tajam dalam kurun waktu tertentu,
misalnya setiap menit dengan menggunakan alat penghitung telecounter.
Angka rata-rata ini merupakan petunjuk populasi lalat pada lokasi
tertentu : 0-2 : tidak menjadi masalah (rendah), 3-5 : perlu dilakukan
pengamatan
terhadap tempat-tempat bebiaknya lalat, 6-20 populasinya padat dan bila
mungkin rencakan upaya pengendalian (tinggi/padat), 21 keatas :
populasi sangat padat dan tindakan pengendalian lalat (sangat
padat/sangat tinggi).
Kegiatan tidak dilaksanakan pada bulan September

d. Kepadatan Tikus Dan Pinjal

Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan manusia karena


menghabiskan/merusak makanan, tanam-tanaman, barang-barang dan
lain-lain harta benda. Kehidupan tikus disebut juga Comensal yaitu makan,
tinggal dekat kehidupan manusia. Tikus juga dapat menyebarkan penyakit
yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari
kelompok virus, ricckettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut
dapat ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan
fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan
tungau). Pada bulan September 2023 kegiatan pemasangan perangkap
tikus dilakukan dengan pemasangan perangkap sejumlah 20 buah lokasi
pemasangan di Pelabuhan Sribayintan dilakukan pada titik lokasi sekitar
terminal penumpang dengan umpan roti tawar dilakukan selama empat
hari. Hasil pemasangan perangkap tidak ditemukan.

e. Survey Kepadatan dan pengendalian Kecoa

Kecoa berperan sebagai vektor mekanis dari berbagai penyakit. Kecoa


menyenangi tempat-tempat yang kotor dan tempat-tempat dimana
banyak/mudah terdapat makanan yang mereka gemari. Semua bahan
organik digemarinya, makanan, sisa makanan, kertas, textil, wool, darah,
excreta, sputum dan sebagainya. Beberapa jenis Kecoa yang terdapat
didaerah pelabuhan/kapal yaitu Periplaneta americana, Perplaneta
australasiae, Blatella germanica. Blatellagermanica menyukai tempat-
tempat lembab seperti kamar mandi, WC, tempat pencucian alat-alat
dapur. Kecoa merupakan binatang malam, hingga jumlah yang nampak
pada siang hari jauh kurang dari pada populasi sebenarnya.

Tabel diatas menunjukan hasil pengawasan kehidupan kecoa pada alat


angkut di Wilayah Kerja Ranai pada September tahun 2023 sebanyak 66
alat angkut yang dilakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan tidak
ditemukan kehidupan kecoa, Ini disebabkan karena keaadaan sanitasi
kapal cukup baik seperti tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup,
bahan makanan dan makanan jadi disimpan dengan baik dan tertutup.

2. Melaksanakan pengamanan makanan dan minuman

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit yang dapat
menular melalui makanan (food borne diseases) dan meningkatkan jumlah
TPM yang memenuhi syarat kesehatan guna mewujudkan kondisi lingkungan
pelabuhan yang bebas dari penularan penyakit yang bersumber dari Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) di wilayah Pelabuhan Ranai. Kegiatan
pengamanan makanan/minuman dalam rangka inspeksi sanitasi rutin
dilaksanakan pada pelabuhan Ranai secara rutin setiap bulan di seluruh
wilayah kerja Pelabuhan Ranai

Tabel. 3
Inspeksi Sanitasi TPM Rutin dalam Rangka Pengamanan Makanan /
Minuman

Hasil Pemeriksaan
NO Bulan Jumlah TMP MS TMS Ket
1 September 0 0 0
2023
Total 0 0 0
Berdasarkan table diatas menunjukan bahwa hasil pengawasan TPM yang
diperiksa pada bulan September tahun 2023 memenuhi syarat. Sebanyak 20
TPM yang diperiksa semua memenuhi syarat mulai dari kontruksi bangunan,
bahan makanan yang digunakan dan juga cara penyajian makan
kemungkinan tidak menjadi sumber gangguan bagi kesehatan masyarakat di
sekitar Pelabuhan Ranai.

3. Melaksanakan pengawasan hygiene sanitasi Alat Angkut


Pengawasan sanitasi alat angkut di Wilayah Kerja Ranai, sebagaimana
Kepmenkes No.431/MENKES/SK/IV/2007 tentang pedoman teknis
pengendalian risiko lingkungan di pelabuhan dan bandara dalam rangka
karantina kesehatan. Kegiatan ini dilakukan terhadap setiap alat angkut kapal/
pesawat yang datang dari pelabuhan/ bandara sebelumnya baik luar negeri
maupun dalam negeri.

Terdapat 63 alat angkut yang dilakukan pengawasan yang memiliki faktor


risiko rendah sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan, seperti
ditemukannya tanda kehidupan vektor (tikus, kecoa dan sebagainya) dan
kondisi sanitasi yang buruk. Jika terdapat alat angkut yang terdeteksi memiliki
faktor risiko lingkungan tinggi maka diberikan rekomendasi untuk dilakukan
tindakan penyehatan alat angkut seperti desinseksi, dekontaminasi, desinfeksi
dan fumigasi. Namun ada dua kapal dilakukan tindakan penyehatan hapus
kuman atau desinfeksi dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19
di Kapal kedatangan dari luar negeri.

4. Melaksanakan pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan

Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi TTU bertujuan untuk meminimalisir


atau menghilangkan risiko kesehatan masyarakat di wilayah
pelabuhan/bandara dengan mewujudkan kondisi pelabuhan/bandara yang
bersih, aman, nyaman dan sehat untuk komunitas Pelabuhan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Sasaran kegiatan ini adalah bangunan/gedung
yang berada di kawasan pelabuhan/bandara di wilayah kerja Pelabuhan
Ranai.
Pada bulan September tahun 2023 rata-rata pemeriksaan 6 gedung,
pemeriksaan
dilakukan dengan cara visual dengan mengunakan lembar check list yang
meliputi kondisi fisik bangunan, ventilasi, pencahayaan, toilet dan sarana
pembuangan sampah.

Tabel. 5
Pengawasan hygiene sanitasi gedung/bangunan

No. Jenis Sarana Gedung/Bangunan yang diperiksa MS TMS

1 Jumlah Gedung/bangunan 6 0
2 Pemeriksaan sampel Lingkungan 0 0
3 Pemberian Sertifikat Laik Tempat Umum 0 0
Jumlah 6 0
C. KEGIATAN UPAYA KESEHATAN DAN LINTAS WILAYAH

Kegiatan UKLW di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ranai mengacu kepada


Kepmenkes No. 424/Menkes/SK/IV/2007 Meliputi pelayanan kesehatan
Kekarantinaan dan Rujukan, Pelayanan Kegawatdaruratan, Pemeriksaan
Kesehatan Calon Jemaah Haji dan Umroh, Pelayanan Kesehatan Kerja,
Pelayanan Kesehatan Matra, Pelayanan Vaksinasi Internasional, Pengawasan
Pengangkutan Orang Sakit dan Jenazah, Pengawasan Obat-obatan dan
Peralatan P3K di Alat Angkut.

1. Pelayanan Kesehatan Kekarantinaan dan Rujukan


Bulan September tahun 2023 di Pelabuhan Laut Ranai terdapat kegiatan
pelayanan Kesehatan Kekarantinaan dan rujukan sebanyak 0. Tidak ada
pelayanan rujukan pada Pelabuhan Ranai pada Bulan September 2023.

2. Pelayanan Kesehatan Kerja


Pelayanan Kesehatan tidak dilakukan pada bulan September 2023.

3. Pelayanan Kesehatan Matra


Pelayanan Kesehatan Matra tidak dilakukan pada bulan September 2023.

4. Pengawasan Pengangkutan Orang sakit dan Jenazah

Pelayanan kesehatan lain yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan


Pelabuhan adalah pengawasan dan penerbitan Surat Izin Angkut Orang Sakit
dan Jenazah. Penerbitan surat izin terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik
dan administrasi kemudian diberikan ijin angkut orang sakit/jenazah untuk
melakukan perjalanan dengan kapal. Pada bulan September tahun 2023
terdapat 0 penerbitan Izin Angkut Janazah dan Orang sakit.

5. Pengawasan Obat dan P3K Alat Angkut


Mekanisme kegiatan adalah dengan melakukan pemeriksaan langsung ke
atas kapal, apabila ditemukan stok obat-obatan kurang atau tidak lengkap
maka akan ditindak lanjuti untuk melengkapi terlebih dahulu kemudian disertai
dengan sertifikasinya (disejalankan dengan pemeriksaan kapal dalam rangka
penerbitan SSCEC). Pada bulan September tahun 2023 penerbitan sertifikat
P3K Kapal sebanyak 3 sertifikat.
D. KEGIATAN KETATAUSAHAAN
Pelaksanaan ketatausahaan di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ranai melipti
kegiatan :

1. Registrasi atau pencatatan surat masuk/keluar


Pencatatan surat-surat selama bulan September tahun 2023 tercatat 3 surat
masuk dan 16 surat keluar. Surat masuk berasal dari Kantor Bupati Natuna.
Sedangkan surat keluar diantaranya surat tugas kader PRL ke Pelabuhan
Penagi dan Bandara Raden Sadjad.

2. Registrasi pelayanan (kekarantinaan kapal, surveilans epidemiologi,


pengendalian risiko lingkungan, upaya kesehatan lintas wilayah) dalam
bentuk laporan bulanan.

3. Penyusunan Program Kegiatan


Setiap awal bulan Koodinator Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ranai menyusun
rencana kegiatan yang dituangkan dalam jadwal kegiatan.
4. Registrasi absensi petugas
Absensi diwajibkan bagi seluruh petugas yang berada di Wilayah Kerja Laut
Ranai, absensi dilakukan dengan finger print dan setiap akhir bulan dikirimkan
ke Induk.
5. Rekapitulasi PNBP
Tarif PNBP di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Ranai berpedoman pada PP No
64 tahun 2019. Setiap pengguna jasa menyetorkan biaya atas pelayanan jasa
yang mereka terima sesuai dengan tarif yang sudah ada ke kas negara.
Petugas akan merekap setiap harinya sebagai laporan. Total PNBP bulan
September sebesar Rp. 5.925.000,- (Lima Juta Sembilan Ratus Dua Puluh
Lima Ribu Rupiah).
III. PENUTUP

1. Pelaksanaan kegiatan PKSE pengawasan terhadap alat angkut dan muatannya


antara lain kedatangan kapal dari dalam Negeri sebanyak 56 kapal, kedatangan
dari Luar Negeri sebanyak 4 kapal, keberangkatan kapal ke Dalam Negeri
sebanyak 56 kapal, keberangkatan kapal ke Luar Negeri sebanyak 4 kapal,
kedatangan ABK dari Dalam Negeri sebanyak 873 orang, kedatangan ABK dari
Luar Negeri sebanyak 75 orang, keberangkatan ABK ke Dalam Negeri Sebanyak
873 orang, keberangkatan ABK ke Luar Negeri sebanyak 75 orang, kedatangan
penumpang sebanyak 2.156 orang dan keberangkatan penumpang sebanyak
1.764 orang, Sedangkan untuk penerbitan dokumen kesehatan PHQC sebanyak
60 sertifikat, COP sebanyak 3 sertifikat, dan SSCEC sebanyak 7 sertifikat.

2. Pelaksanaan kegiatan PRL pemberantasan serangga penular penyakit nyamuk


Aedes aegypti dengan hasil House Indeks melebihi baku kemudian dilakukan
pengendalian larva aedes sp dengan cara abatisasi, Survey Larva Anopheles
dilakukan didua lokasi pelabuhan yaitu Pelabuhan Ranai dan Pelabuhan Tokojo
Ranai, hasil survey kepadatan larva Anopheles nol pada dua lokasi tersebut.
survey kepadatan lalat masih tergolong dalam kategori rendah (tidak menjadi
masalah) yaitu sebesar 1,8 , pengendalian tikus dan pinjal dilaksanakan dengan
hasil sucses trap 30,0, pengawasan kehidupan kecoa pada alat angkut sebanyak
60 kapal yang dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan kehidupan kecoa, Ini
disebabkan karena keaadaan sanitasi kapal cukup baik seperti tempat sampah
selalu dalam keadaan tertutup, bahan makanan dan makanan jadi disimpan
dengan baik dan tertutup, pengamanan makanan dan minuman dilakukan
terhadap 0 TPM memenuhi syarat , pengawasan hygiene sanitasi Alat Angkut
sebanyak 60 kapal baik dalam negeri maupun luar negeri serta pesawat dengan
kategori faktor risiko rendah namun terdapat satu kapal dilakukan desinfeksi dalam
rangka pencegahan virus Covid-19 kedatangan kapal dari luar negeri,
pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan yang dilakukan sebanyak 6
gedung yang ada disekitar Pelabuhan Laut Ranai setiap bulannya.

3. Pelaksanaan kegiatan UKLW pelayanan kesehatan kekarantinaan dan rujukan


sebanyak 0 kali, penerbitan surat angkut Jenazah 0 sertifikat dan penerbitan P3K
kapal sebanyak 3 sertifikat.
Mengetahui Ranai, 30 September 2023
Kepala Kantor, Kepala Wilker Pelabuhan Ranai

David Kherusantoso, S. Kep


Robert Meison P Saragih, SKM, M. Kes NIP. 1978021820021210004
NIP.196805061993031004

4. Pelaksanaan kegiatan Ketatausahaan, seluruh surat masuk sudah di arsipkan,


seluruh pelayanan sudah diregistrasikan, pelaporan absensi, dan rekapan PNBP
setiap bulannya

Anda mungkin juga menyukai