Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENDAMPINGAN INVESTIGASI KASUS DAN PENYAKIT/KEJADIAN POTENSIAL PHEIC


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PONTIANAK
TAHUN 2014

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


UNIT ESELON I/II : Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
PROGRAM : Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan
Kesehatan Matra
HASIL/OUTCOME : Terselenggaranya program pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
KEGIATAN : Pendampingan Investigasi Kasus dan
Penyakit/Kejadian Potensial PHEIC
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : % kasus potensial PHEIC yang terdeteksi di Pelabuhan,
Bandara dan Pos lintas darat
JENIS KELUARAN (OUTPUT) : Pendampingan dan Pembinaan Teknis Pelaksanaan
Program Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi khususnya dalam Pelaksanaan Clinical
Based Surveilans
VOLUME KELUARAN (OUTPUT) : 7 Laporan
SATUAN UKURAN KELUARAN : Laporan

1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. IHR Tahun 2005
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
3. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantin Udara
4. Undang- Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
8. Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1983 tentang Kebijakan Pengembangan
Kepariwisataan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi
11. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2001 tentang Kepelanuhan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264 tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2348 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 949 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116 tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479 tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560 tahun 1989 tentang Jenis Penyakit
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 340 tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis
Operasional Satuan Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan Kerja Pelabuhan
Laut Utama Kepada Administrator Pelabuhan
masyarakat yang meresahkan dunia
16. Keputusan Dirjen PPM & PL Nomor 451 tahun 1991 tentang Pedoman Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

b. Gambaran Umum
Pelaksanaan IHR 2005 telah diberlakukan sejak tahun 2007. Fokus utama IHR ini
adalah menekan masalah Kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global.
Perhatian global terhadap penyakit yang berpotensi masuk ke Indonesia berupa New-
Emerging disease seperti Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus,
Paragoniasis Pulmonalis, HFMD, Ebola, Hanta Fever. Dan Emerging Disease seperti
HIV/AIDS, penyakit menular seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever, Japanese B.
Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis dan Filariasis. Sedangkan ancaman
Re-Emerging Disease seperti Pes, TBC, Scrub-Typus, Anthrax dan Rabies.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 2348/Menkes/PER/XI/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, sebagai unit pelaksana teknis
dilingkungan Departemen Kesehatan mempunyai tugas untuk melakukan pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, pengamanan terhadap
penyakit bary dan penyakit yang muncul kembali, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengawasan OMKABA, pelayanan kesehatan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, bioterrorism, unsure biologi, kimia dan pengamanan radiasi di
wilayah kerja pelabuhan, bandara dan lintas batas darat Negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Pontianak memiliki 7 wilayah kerja yang menjadi binaannya. Wilayah kerja tersebut
meliputi pelabuhan Ketapang, pelabuhan Kendawangan, Pelabuhan Sintete, pelabuhan
Teluk Air, Bandara Supadio, PLBD Entikong dan PLBD Aruk. Tugas pokok dan fungsi
tersebut akan lebih optimal bila di wilayah kerja dilakukan pendampingan teknis tentang
kekarantinaan dan surveilans epidemiologi oleh KKP induk. Pendampingan ini
dilaksanakan dalam rangka membantu petugas dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. Selanjutnya untuk melihat dan mengukur hasil di wilayah kerja dilaksanakan
monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dimaksudkan agar tupoksi dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.

c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


Tugas pokok dan fungsi tersebut diatas akan lebih optimal, bila dilakukan
pendampingan dari KKP induk tentang Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian Potensial
PHEIC kepada wilayah kerja. Hal ini dilakukan untuk menentukan prioritas, perencanaan,
pelaksanaan program dan penggerakan sumber daya, prediksi dan deteksi dini kejadian
luar biasa serta monitoring dan evaluasi di wilayah kerja, sehingga diharapkan agar
tupoksi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Kegiatan Yang Dilaksanakan


a. Uraian Kegiatan
Kegiatan Pendampingan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian Potensial PHEIC
terdiri dari : tahapan persiapan, penyediaan bahan dan alat, penyusunan jadwal,
pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan.
b. Batasan Kegiatan
Kegiatan Pendampingan Pendampingan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian
Potensial PHEIC meliputi pelaksanaan kunjungan, pemantauan pelaksanaan program
dan penggerakan sumber daya, prediksi dan deteksi dini kejadian luar biasa, serta
monitoring dan evaluasi. Pendampingan dilakukan di 7 wilayah kerja yakni wilayah kerja
Ketapang, eilayah kerja Kendawangan, wilayah kerja Bandara Supadio, wilayah kerja
Sintete, wilayah kerja Teluk Air, wilayah kerja PLBD Entikong dan wilayah kerja PLBD
Aruk.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud kegiatan Pendampingan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian
Potensial PHEIC adalah agar tugas pokok dan fungsi/program kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi di wilayah kerja berhasil dan berdaya guna.
b. Tujuan
Tujuan kegiatan Pendampingan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian
Potensial PHEIC adalah agar kegiatan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi,
penyelesaian masalah serta dilakukan pengembangan program di wilayah kerja.

4. Indikator Keluaran dan Keluaran


a. Indikator Keluaran
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya Pendampingan
Teknis dan Penerbitan Dokumen Kesehatan Pada Pelaksanaan Pengawasan Karantina di
Pintu Masuk.
b. Keluaran
Terlaksananya dan meningkatnya program Pengendalian Karantina dan
Surveilans Epidemiologi di wilayah kerja.

5. Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Pendampingan dilakukan dengan cara : menampilkan
kegiatan/program kerja, diskusi dan tanggung jawab, mengambil kesimpulan serta
akhirnya menyusun laporan kegiatan.
b. Tahapan Kegiatan
1) Tahapan Persiapan
2) Penyediaan bahan/ATK pendukung
3) Penyediaan bahan dan alat
4) Penyusunan jadwal petugas
5) Pelaksanaan
6) Penyusunan Laporan

6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Tempat pelaksanaan kegiatan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian Potensial
PHEIC adalah di 7 wilayah kerja yakni : Wilayah kerja Ketapang, Wilayah kerja Kendawangan,
Wilayah kerja Sintete, Wilayah kerja Teluk Air, Wilayah kerja Bandara Supadio, Wilayah kerja
PLBD Entikong dan Wilayah kerja PLBD Aruk.

7. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


a. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi.
b. Penanggung Jawab Kegiatan
Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan surveilans
Epidemiologi.

8. Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Maret, Juni dan Oktober
tahun 2014.
b. Matriks Pelaksanaan Kegiatan
Bulan di Tahun 2014
Uraian Kegiata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahapan Persiapan X X X
Penyediaan bahan/ATK X X X
Penyediaan bahan dan alat X X X
Penyusunan Jadwal X X X
Pelaksanaan X X X
Penyusunan Laporan X X X

9. Biaya
Perkiraan total biaya untuk Pendampingan Investigasi Kasus dan Penyakit/Kejadian Potensial
PHEIC adalah sebesar Rp. 64.980.000,- (Enam Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Delapan
Puluh Ribu Rupiah) dibebankan pada DIPA KKP Kelas II Pontianak tahun 2014. Rincian biaya
tersebut disajikan dalam rencana anggaran biaya (RAB). (terlampir)

Pontianak, 08 April 2013


Mengetahui Penanggung jawab
Kepala Kantor Kesehata Pelabuhan Kepala Seksi Pengendalian Karantina
Kelas II Pontianak Surveilans Epidemiologi

Sumarsinah, SKM, M.Epid Bibi Zarina, SKM, M.Kes


NIP 19610222 198503 2 001 NIP 19730218 200112 1 001
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENDAMPINGAN INVESTIGASI KASUS DAN PENYAKIT/KEJADIAN POTENSIAL PHEIC
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PONTIANAK
TAHUN 2014

VOLUME HARGA URAIAN


URAIAN KEGIATA JUMLAH
SATUAN SATUAN KEGIATAN
BELANJA PERJALANAN LAINNYA :
Wilker Ketapang, Kendawangan, Entikong, Aruk, Sintete dan
Teluk Air
 Transport Petugas ( 3 org x 1 trans x 3 kali x 6 54 OT 500,000 27,000,000
wilker)
 Penginapan ( 3 org x 1 hari x 3 kali x 6 wilker) 54 OH 350,000 18,900,000
 Uang Harian (3 org x 2 hari x 3 kali x 6 wilker) 108 OH 300,000 32,400,000

Transport Lokal Ke Bandara Supadio


(3 org x 2 hari x 3 kali x 1 wilker) 18 OH 110,000 1,980,000
JUMLAH 80,280,000
Terbilang : Delapan Puluh Juta Dua Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah

Pontianak, 08 April 2013


Mengetahui Penanggung jawab
Kepala Kantor Kesehata Pelabuhan Kepala Seksi Pengendalian Karantina
Kelas II Pontianak Surveilans Epidemiologi

Sumarsinah, SKM, M.Epid Bibi Zarina, SKM,M.Kes


NIP 19610222 198503 2 001 NIP 19730720 199202 2 001

Anda mungkin juga menyukai