Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kantor Kesehatan Pelabuhan


4.1.1 Gambaran Umum Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit
karantina, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di
wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
4.1.2 Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Panjang merupakan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II yang Kantor Induknya berada di
Wilayah Pelabuhan Panjang. Sesuai dengan Lampiran Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes
Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Wilayah Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang meliputi :
1. Bandara Radin Intan II
2. Pelabuhan Laut Bakauheni
3. Pelabuhan Laut Teluk Semangka
4. Pelabuhan Laut Rawajitu.
Dari wilayah kerja Bandara/pelabuhan tersebut di atas,
mempunyai kegiatan kepelabuhan yang berbeda, yaitu :
1. Pelabuhan Panjang dan Rawajitu sebagai pelabuhan
konvensional, cargo dan peti kemas.
2. Pelabuhan Teluk Semangka sebagai Pelabuhan Khusus (Pelsus)
tanker bahan bakar minyak.
3. Pelabuhan Bakauheni sebagai pelabuhan penyeberangan /
penumpang yang menghubungkan antara Pulau Sumatera dan
Pulau Jawa.
4. Bandara Radin Inten II Branti merupakan Bandara domestik
untuk sementara dengan pelayanan penerbangan Lampung –
Jakarta, Lampung - Palembang, Lampung – Jogjakarta,
Lampung - Bandung dan Lampung – Batam.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja KKP Kelas II Panjang


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2348 /MENKES/PER/X/2011 tentang Perbahan Atas
Permenkes Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Wlayah
Kerja (Wilker) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
adalah sebagai berikut:
1. Wilayah Kerja Bandara Radin Intan II Branti Kabupaten
Lampung Selatan dengan jarak + 28, 6 KM.
2. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Bakauheni Kabupaten Lampung
Selatan dengan jarak + 85,8 KM
3. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Teluk Semangka Kota Agung
Kabupaten Tanggamus dengan jarak + 99,5 KM
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Rawjitu Mesuji dengan jarak +
197 KM.
4.1.3 Tugas Pokok
Menurut pasl 2 Permenkes No. 356/Menkes/Per/IV/2008
KKP mempunyai tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang
muncul kembali, survailans epidemiologi, kekarantinaan,
pengawasan OMKABA, pelayanan kesehatan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, bioterorism, unsur biologi, kimia
dan pengamanan radiasi di wilayah kerja Bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara (PERMENKES 356,2008)
4.1.4 Fungsi
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Kesehatan
Pelabuhan menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di Bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,
biologi dan kimia
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring SE sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional
7. Pelaksanaan, fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan KLB dan bencana bidang kesehatan, serta
kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan
perpindahan penduduk
8. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan Bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan OMKABA ekspor
dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA
impor
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
di Bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
Bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
14. Pelaksanaan kajian kekarantianaan, pengendalian risiko
lingkungan dan survailans kesehatan pelabuhan
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kantor
Kesehatan Pelabuhan
4.1.5 Struktur Organisasi
Sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Perubahan Atas Permenkes Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Berdasarkan pasal 23 Bagian Kedua Permenkes no.
356/Menkes/Per/IV/2008, KKP Kelas II terdiri dari :
a. Sub bagian Tata Usaha
b. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
c. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan
d. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
e. Instalasi
f. Wilayah Kerja
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan 4. 1 Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

KEPALA
R.Marjunet, SKM.,M.Kes

Kasubag Tata Usaha


H. Asrul Hudaira, S.Pd., M.KM

Kasie. Plh. Kasie. Kasie. Upaya kesehatan dan Lintas Wilayah


Pengendalian Pengendalian Risiko dr. Johansyah
Karantina Lingkungan
dan
Surveilans Bambang, S
Epidemiolog
H. Hazairin,
SKM

KELOMPOK WILAYAH KERJA


JABATAN Bandara Radin
FUNGSIONAL Inten H Branti
Dokter Pelabuhan Laut Bakauheni
Perawat Pelabuhan Laut Teluk
Analis Lab Semangka
Epidemiolog Pelabuhan Laut Rawajitu
Entomolog
INSTALASI Sanitarian
Instalasi Bendahara
Laboratorium Analis Kepegawaian
Klinis dan BMN (Barang Milik
Lingkungan Negara)
Penata Laporan
Keuangan
Perencana
Administrasi Umum
Arsiparis
Agendaris
4.1.6 Uraian Tugas
Sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Perubahan Atas Permenkes Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP), tugas dari masing-masing unit kerja di KKP Kelas II
Panjang, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Subbagian Tata Usaha Kantor Kesehatan Pelabuhan
a. Melakukan koordinasi dan penyusunan program
b. Pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha
c. Pengelolaan keuangan
d. Penyelenggaraan pelatihan
e. Penyelenggaraan kepegawaian
f. Penyelenggaraan perlengkapan dan rumah tangga.
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
(PKSE)
a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan.
b. Melaksanakan koordinasi pelaksanan kekarantinaan,
surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali
c. Pengawasan alat angkut dan muatannya
d. Pengawasan lalu lintas OMKABA
e. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
f. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi
g. Pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat Negara.
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)
a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan.
b. Melaksanakan koordinasi pelaksanan pengendalian vektor
dan binatang penular penyakit
c. Melaksanakan pembinaan sanitasi lingkungan
d. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
e. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi
f. Pelatihan teknis bidang pengendalian risiko lingkungan di
wilayah kerja Bandara, pelabuhan dan lintas batas darat
negara.
4. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW)
a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan.
b. Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehathan terbatas,
kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan
penduduk, penanggulangan bencana
c. Melaksanakan vaksinasi internasional
d. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
e. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi
f. Pelatihan teknis bidang upaya kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat Negara
4.1.7 Sumber Daya
4.1.7.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Panjang terdiri dari 66 orang Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 28 orang pegawai honorer.
Sejumlah pegawai tersebut ditempatkan di berbagai
wilayah kerja KKP Kelas II Panjang seperti di Kantor
Induk Pelabuhan Panjang, Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan
Bakauheni, Kantor Swilayah Kerja Bandara Radin Inten II
Branti.
4.1.7.2 Dana
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan
Kelas II Panjang selama Tahun 2018 didanai oleh sumber
keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
dari APBN sebesar Rp. 17.200.928.000-,
4.2 Instrumen Pengamatan/Pemantauan Lingkungan Fisik Dan Fasilitas
Kesehatan Lingkungan
Penyusunan instrumen Sanitasi Tempat-Tempat Umum dan
Pariwisata baik untuk pemeriksaan dan pengawasan lingkungan fisik serta
fasilitasnya, mengacu kepada masing-masing acuan/peraturan yang ada. Di
wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang terdapat instrumen
yang digunakan untuk observasi mengacu pada:
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2007 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan
Pemandian Umum.
4. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan
Olahan.
5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.00.06.1.52.4011 Tentang Penetapan Batas
Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor 50 Tahun
2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehtan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003
Tentang Kualitas Air Limbah.
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
4.3 Melakukan Kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan Sanitasi Tempat-
Tempat Umum
Kegiatan pemeriksaan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat
umum dan pariwisata yaitu:
1. Pasar Koga
2. Boemi Kedaton Zoo
Tabel 4.1 Tempat-Tempat Umum Dan Pariwisata Yang Diobservasi
Jenis Tempat-
No tempat Umum Nama Tempat Lokasi
dan pariwisata
Jl. Teuku Umar, Sidodadi, Kec
1. Pasar tradisional Pasar Koga Kedaton, Kota Bandar
Lampung, Lampung
Jl. Way Rahman No 1,2,3 Batu
Boemi Kedaton Putuk, Kec Tik Betung Utara,
2. Pariwisata
Zoo Kota Bandar Lampung,
Lampung

4.4 Sanitasi Pasar Tradisional


4.4.1 Gambaran Umum Pasar Koga
Pasar Koga merupakan salah satu pasar terbesar di
Bandar Lampung, yang tempatnya berada di Sidodadi Kedaton
Bandar Lampung. Di pasar ini memiliki luas tanah 6.950 M 2
dengan luas bangunan 3.657M2. Secara gambaran umum lokasi
pasar koga bila dilihat secara geografisnya berada diantara:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang
Pusat.
c. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tanjung Bintang
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang
Bara.
Pembagian tempat-tempat pedagang di pasar koga
memliki beberapa blok tempat untuk berdagang. Banyaknya
pedagang yang menempati pasar koga dengan segala barang
dagangannya yang bermacam-macam dan penempatanya, di
antaranya yaitu:
Blok A dan B = tempat untuk berjualan sembako dan sayuran
Blok J dan K = tempat untuk berjualan kosmetik dan daging
Blok G dan N= tempat berjualan buah-buahan dan bumbu dapur
Blok M dan O = tempat berjualan pakaian dan ikan
4.4.2 Hasil Obsevasi Sanitasi Pasar Koga
Kegiatan pemeriksaan dan pengawasan faktor lingkungan
fisik dan fasilitas kesehatan lingkungan dilakukan di pasar koga
dengan hasil sebagai berikut.
4.4.2.1 Hasil Observasi Dan Pengkuran Kualitas Air Besih Di
Pasar Koga Lampung
Tabel 4.2 Hasil Observasi Dan Pengukuran Kualitas Air
lBersih Di Pasar Koga Lampung
No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %
Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Fisik 6 6 100 0 0
2. Kimia 6 6 100 0 0
3. Biologi - - - - -
4. Jarak sumber 1 1 100 0 0
air
Hasil observasi kualitas air secara fisik menunjukkan
bahwa air tersebut memenuhi syarat dan untuk kualitas kimia air
tersebut memenuhi syarat dengan parameter nitrat, nitrit,
kesadahan, klorida, amonia, klorin, pH. Untuk parameter
mikrobiologi tidak di uji dikarenakan keterbatasan alat. Hasil
pengujian kualitas kimia air bersih sebgai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air Bersih Di
Pasar Koga Lampung
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Kesadahan 100 mg/l 500 mg/l MS
2. Nitrit 0 mg/l 1 mg/l MS
3. Nitrat 0,1 mg/l 10 mg/l MS
4. Klorida
5. Amonia
6. Klorin
7. pH 7,4 6,5 – 8,5
4.4.2.2 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Pasar Koga Lampung

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Pasar Koga


Lampung
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Suhu 30,4 – 30,9 ° C 18-30 ° C TMS
2. Kelembaban 60-64% 40-60% TMS
3. Pencahayaan 64,4 lux >200 lux TMS

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Muahola Pasar


Koga Lampung
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Suhu 30,2 – 30,6 ° C 18-30 ° C TMS
2. Kelembaban 60-62,9% 40-60% TMS
3. Pencahayaan 304 lux >200 lux MS

4.4.2.3 Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat Di Pasar Koga


Lampung
Lokasi pengamatan : TPS di pasar koga
Lingkungan Fisik
Temperature : 30, 4 ° C
Kelembaban : 63 %
Jenis sampah : organik dan anorganik

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan 10 Titik Pengkuran Kepadatan


Lalat Di TPS Pasar Koga Lampung
Periode
Jumlah lalat dititik
Waktu
Total
30
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
detik
1 8 10 9 15 11 10 16 11 14 9 13
Dari hasil pengukuran kepadatan lalat di TPS pasar koga
menghasilkan hasil bahwa kepadatan lalat tinggi dan
populasinya padat dan perlu pengamatan terhadap tempat
berkembang-biaknya lalat dan bila mungkin direncanakan
upaya pengendaliannya.
4.4.2.4 Hasil Observasi Dan Pengujian Terhadap Pengelolaan
Makanan Dan Minuman Di Pasar Koga Lampung
Tabel 4.7 Hasil Observasi Terhadap Pengelolaan Makanan Dan Minuman Di
Pasar Koga Lampung

No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Fisik 8 8 100 0 0
2. Kimia 2 2 100 0 0
3. Tempat 3 0 0 3 100
penyimpanan
bahan makanan
4. Kelembaban 1 0 0 1 100
5. Jarak 3 1 33 2 67
penyimpanan

Dari hasil observasi pengelolaan makanan dan minuman di


pasar koga menunjukkan makanan yang observasi dan pengujian
boraks formalin memenuhi syarat, untuk parameter biologi tidak
ada pengujian sampel. Untuk kelembaban tempat penyimpanan
makanan tidak memenuhi syarat, tempat penyimpanan makanan
tidak terhindar dari kontaminan bakteri, serangga dan bahan
berbahaya dengan jarak penyimpanan makanan yang tidak
memenuhi syarat untuk dinding dan lantai. Untuk pengujian fisik
makanan dilakukan uji oragnoleptik untuk bahan makanan-
makanan dengan sampel acak terhadap makanan yang diujikan
sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Organoleptik Bahan Makanan Di Pasar
Koga Lampung

NO Sarana Indikator Ya Tidak


Daging    
(berwarna segar, tekstur
daging kenyal, tidak berbau
Syarat busuk)   
a. Organolepti Telur    
k (Fisik) (tidak berbau busuk, tidak
retak, tidak pecah, tidak
terdapat noda, permukaan
kering, bila diteropong   
jernih dan bening, bila
dikocok tidak kopyor)
Ikan    
(Mata cembung dan
cemerlang, warna insang
merah segar, sisik melekat
kuat, daging kenyal apabila
ditekan)   
Sayur Wortel    
( Tidak layu, tidak kisut,
berwarna cerah, tidak
memar, tidak busuk)   
Sayur Sawi (Permukaan
daun utuh, Daun berlubang
dan sobek, daun segar tidak
layu dan tidak kisut, warna
tidak pucat)   
Kacang panjang (Segar,
tidak layu dan kisut, tidak
berwarna kusam)   
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kimia Makanan Di Pasar Koga
Lampung
No Jenis Boraks Formalin
1. Mie kuning - -
2. Baso - -
3. Tahu - -
Dari hasil pengujian kimia makanan di pasar koga,
makanan tersebut tidak mengandung boraks maupun formalin,
tetapi untuk pengujian kimia makanan hanya mengambil sampel
secara acak.
4.4.2.5 Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Dan Pengelolaan
Sampah Di Pasar Koga Lampung
Tabel 4.10 Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Dan
Pengelolaan Sampah Pasar Koga Lampung

No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Drainase 2 0 0 2 100
2. Pemilahan 2 0 0 2 100
sampah
3. Pewadahan 6 2 33 4 67
sampah
4. Pengangkutan 5 4 80 1 20
sampah
5. Penyimpanan 5 2 40 2 40
sampah
Hasil observasi di pasar koga untuk drainase tidak adanya
saluran tertutup dengan kisi dari logam dan ada genangan air di
drainase. Pengelolaan sampah di pasar koga dimulai dari proses
pewadahan sampai penyimpanan, jadi dari proses yang tidak
adalah proses pemilahan maka dengan itu tidak memenuhi syarat
dalam aspek pemilahan sampah, untuk pewadahan sampah tidak
memenuhi syarat seperti tidak kedapnya air, tidak tertutup, tidak
terdapat label atau tanda di tempat sampah. Untuk pengangkutan
sampah yang tidak memenuhi syarat adalah pengangkutan sampah
yang tidak dibedakan sesuai jenisnya. Untuk penyimpanan
samapah setiap kios tidak memiliki tempat sampah basah dan
kering dan tempat TPS menjadi tempat perindukan binatang
penular penyakit dan sampah minimal 10 m dari bangunan.
4.4.2.6 Hasil Observasi Konstruksi Bangunan Pasar Koga
Lampung
Tabel 4. 11 Hasil Observasi Konstruksi Bangunan Pasar
Koga Lampung
No Komponen Nilai Jumlah %s Jumlah %
Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Atap 5 1 20 4 80
2. Dinding 6 2 33 4 67
3. Lantai 6 3 50 3 50
4. Pintu 4 2 50 2 50
5. Tangga 4 2 50 2 50
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada bagian atap pasar
yang tidak memenhi syarata adalah tidak kua terhadap guncangan,
bocor, kemiringan atap cukup memungkinkan terjadinya genangan
air, dan tidak dilengkapinya penangkal petir. Untuk dinding bagian
dinding yang tidak memenuhi syarat dinding kotor, lembab,
pertemuan lantai dengan dinding harus lengkung (conus) dan
permukaan dinding rata. Untuk lantai bagian yang tidak memenuhi
syarat adalah permukaanya tidak rata, licin dan lantai retak. Untuk
pintu yang tidak memenuhi syarat adalah pintu tidak rapat
serangga dan tidak adanya pintu yang dapat membuka dan
menutup sendiri untuk menghalangi binatang atau serangga
penular penyakit.

4.4.2.7 Hasil Observasi Sarana Dan Prasarana Pasar Koga


Lampung
Tabel 4. 12 Hasil Observasi Sarana Dan Prasarana Pasar Koga Lampung

N Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


o ideal indikator indikator
memenuhi tidak
syarat (MS) memenuhi
syarat
(TMS)
1. Lokasi 6 6 100 0 0
2. Penataan ruang 5 1 20 4 80
dagang
3. Ruang kantor 1 1 100 0 0
pengelola
4. Tempat 10 6 60 4 40
penjualan
bahan pangan
basah
5. Tempat 5 2 40 3 60
penjualan
bahan pangan
kering
6. Tempat 12 12 100 0 0
penjualan
makanan
matang/siap
saji
7. Area Parkir 9 7 78 2 22
8. Tempat 7 2 28 5 72
Penjualan
Unggas Hidup
9. Tempat/sarana 3 3 100 0 0
ibadah
Hasil observasi pasar koga untuk sarana dan prasaran untuk lokasi sudah
memenuhi syarat, tetapi untuk penataan ruang yang tidak memenuhi syarat seperti
pembagian area sesuai dengan peruntukannya (zoning), zoning dengan identitas
lengkap, lebar lorong antar los minimal 1,5 m dan jarak tempat penampungan dan
pemotongan uanggas dengan bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi
tembok. Untuk tempat penjualan bahan pangan basah yang tidak memenuhi syarat
adala meja tempat penjualan tidak tahan karat, alas pemotong (talenan) tidak
terbuat dari kayu, tidak beracun, kedap air, tidak terdapatnya tempat sampah dan
tidak terdapat tempat pencucian bahan pangan dan peralatan. Untuk tempat
penjualan bahan kering yang tidak memenuhi syarat adalah meja tidak terbuat dari
bahan tahan karat, tidak tersedianya tempat sampah dan tidak terdapat tempat cuci
tangan yang dilengkapi sabun dan air mengalir. Untuk area parkir di pasar koga
yang tidak memenuhi syarat adalag tidak tersedia area parkir khusus kendaraan
pengangkut hewan hidup dan tidak tersedia area khusus bongkar
muat barang. Untuk tempat penjualan unggas hidup yang tidak
memenuhi syarat di pasar koga adalah tidak terdapatnya akses
masuk dan keluar kendaraan pengangkut uanggas tersendiri,
kandang tempat penampungan unggas tidak kuat dan sulit
dibersihkan, tidak tersedia penampungan sampah terpisah dari
pasar dan tidak tersedia desinfeksi khusus di pintu masuk. Dan
untuk hasil observasi untuk tempat ibadah di pasar koga yang tidak
memenuhi syarat adalah tidak tersedianta tempat ibadah yang
bersih.
4.4.2.8 Hasil Observasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Pasar Koga Lampung
Tabel 4. 13 Hasil Observasi Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Di Pasar Koga Lampung

N Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


o ideal indikator indikator
Hasil
memenuhi tidak
observasi syarat (MS) memenuhi
pasar koga syarat
terhadap (TMS)
aspek 1. Pemadam 8 1 13 7 87
kesehatan
kebakaran
dan
keselamatan 2. Keamanan 5 3 60 2 40
kerja masih 3. Tersedia pos 1 0 0 1 100
kurang pelayanan
untuk aspek kesehatan dan
pemadaman pertolongan
kebakaran pertama pada
pihak pasar kecelakaan
koga sudah (P3K)
memiliki APAR tetapi tidak adanya SOP penggunaan APAR dan untuk kesehatan
tidak adanya ruangan atau pos pelayanan kesehatan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan yang terjadi di pasar koga.

4.5 Sanitasi Objek Wisata Boemi Kedaton Zoo


4.5.1 Gambaran Umum Boemi Kedaton Zoo
Taman Wisata Bumi Kedaton Resort terletak tujuh
kilometer dari pusat Kota Bandar Lampung arah Kampung
Sukarame II, Kelurahan Batuputu, Kecamatan Teluk
Betung Barat Propinsi Lampung, dengan luas wilayah
keseluruhan 30 ha dan 5 ha merupakan wilayah Taman
Wisata Bumi Kedaton Resort. Batas-batas wilayah Taman
Wisata Bumi Kedaton Resort adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : berbatasan dengan Jalan WA. Rahman
b. Sebelah selatan : berbatasan dengan kebun Bapak Hi.
Fachrudin
c. Sebelah barat : berbatasan dengan kebun Bapak Syarif
Hidayat
d. Sebelah timur : berbatasan dengan kebun Bapak
winarta.
Di kawasan boemi kedaton zoo terdapat jenis
vegetasi sebanyak 26 jenis vegetasi dan didominasi oleh
tumbuhan jati dengan koleksi satwa 48 jenis termasuk
siamang, beruk, monyet, ayam, ular dan jenis burung-
burung.
4.5.2 Hasil Observasi Boemi Kedaton Zoo
Kegiatan pemeriksaan dan pengawasan faktor
lingkungan fisik dan fasilitas kesehatan lingkungan
dilakukan di pasar koga dengan hasil sebagai berikut.
4.5.2.1 Hasil Observasi Dan Pengukuran Kualitas Air Bersih
Di Boemi Kedaton Zoo

Tabel 4.14 Hasil Observasi Dan Pengukuran Kualitas


Air Bersih Di Boemi Kedaton Zoo

No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Fisik 6 6 100 0 0
2. Kimia 6 6 100 0 0
3. Biologi - - - - -
4. Jarak sumber 1 1 100 0 0
air
Hasil observasi kualitas air secara fisik
menunjukkan bahwa air tersebut memenuhi syarat dan
untuk kualitas kimia air tersebut memenuhi syarat dengan
parameter nitrat, nitrit, kesadahan, klorida, amonia, klorin,
pH. Untuk parameter mikrobiologi tidak di uji dikarenakan
keterbatasan alat. Hasil pengujian kualitas kimia air bersih
Tabel 4.15 Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air
Bersih Di Boemi Kedaton Zoo
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Kesadahan 100 mg/l 500 mg/l MS
2. Nitrit 0 mg/l 1 mg/l MS
3. Nitrat 0,1 mg/l 10 mg/l MS
4. Klorida
5. Amonia
6. Klorin
7. pH 8,1 6,5 – 8,5 MS
4.5.2.2 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Boemi Kedaton
Zoo

Tabel 4.16 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di Boemi


Kedaton Zoo
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Suhu 31,8 – 32,4 ° C 18-30 ° C TMS
2. Kelembaban 58,2-59% 40-60% TMS
3. Pencahayaan 550 lux >200 lux TMS
Tabel 4. 17 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Di
Mushola Boemi Kedaton Zoo
No Parameter Hasil Baku mutu Keterangan
pengukuran
1. Suhu 31-32,2 ° C 18-30 ° C TMS
2. Kelembaban 54,8-55,2% 40-60% TMS
3. Pencahayaan 222 lux >200 lux MS

4.5.2.3 Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Dan Pengelolaan


Sampah Boemi Kedaton Zoo
Tabel 4.18 Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Dan
Pengelolaan Sampah Boemi Kedaton Zoo

No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Pengelolaan 3 3 100 0 0
limbah cair
2. Pemilahan 2 1 50 1 50
sampah
3. Pewadahan 6 2 33 4 67
sampah
4. Pengangkutan 5 3 60 2 40
sampah
Hasil observasi di boemi kedaton zoo untuk
pengelolaan limbah cair memenuhi syarat seperti saluran
pembuangan tertutup, tidak ada genangan air dan air limbah
mengalir degan lancar. Untuk pengelolaan sampah dalam
proses pemilahan yang tidak memenuhi syarat adalah tidak
diberikan tanda warna khusus pada wadah pemilahan,
untuk proses pewadahan yang tidak memenuhi syarat
adalah tidak mudah dibersihkan, tidak tertutup, tidak
terdapat label dan untuk proses pengangkutan sampah yang
tidak memenuhi syarat adalah pengangutan sampah tidak
dibedakan sesuai jenisnya dan tida terdapat jadwal
pengangkutan.
4.5.2.4 Hasil Observasi Pengelolaan Makanan
Tabel 4.19 Hasil Observasi Pengelolaan Makanan

Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %


Ideal Indikator Indikator
Memenuhi Tidak
Syarat (MS) Memenuhi
Syarat
(TMS)
1. Penyimpanan 5 5 100 0 0
makanan
2. Pengolahan 3 3 100 0 0
makanan
3. Penyimpanan 2 2 100 0 0
makanan jadi
4. Penyajian 4 4 100 0 0
makanan
5. Personal 6 3 50 3 50
higiene tenaga
kerja atau
penjamah
6. Makanan 3 3 100 0 0
dalam kemasan
Dari hasil observasi pengelolaan makanan di boemi kedaton untuk
komponen penyimpanan makanan, pengelolaan makanan, penyimpnanan
makanan jadi, penyajian makanan dan makanan dalam kemasan sudah memenuhi
syarat sedangkan untuk penjamah terdapat aspek yang tidak memenuhi syarat
yaitu tidak menggunakan peralatan yang bukan untuk keperluannya, tidak
mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memakai pakaian kerja yang bersih.
4.5.2.5 Hasil Observasi Sarana Dan Prasarana Di Boemi
Kedaton Zoo
Tabel 4.20 Hasil Observassi Sarana Dan Prasarana Di
Boemi Kedaton Zoo
No Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %
ideal indikator indikator
memenuhi tidak
syarat memenuhi
(MS) syarat
(TMS)
1. Lokasi 5 5 100 0 0
2. Area 5 5 100 0 0
parkir
3 Tempat 3 3 100 0 0
ibadah
4. Toilet 7 5 72 2 28

Hasil observasi dari sarana dan prasaran di boemi


kedaton zoo, untuk lokasi, area parkir, tempat ibadah sudah
memenuhi syarat sedangkan untuk toilet terdapat yang tida
memenuhi syarat yaitu tidak tersedianya sabun dan tidak
tersedianya alat pembersih toilet.
4.5.2.6 Hasil Observasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Boemi Kedaton Zoo
Tabel 4.21 Hasil Observasi Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Di Boemi Kedaton Zoo
N Komponen Nilai Jumlah % Jumlah %
o ideal indikator indikator
memenuhi tidak
syarat (MS) memenuhi
syarat
(TMS)
1. Pemadam 8 3 38 5 62
kebakaran
2. Keamanan 5 3 60 2 40
3. Tersedia pos 1 0 0 1 100
pelayanan
kesehatan dan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
(P3K)
Hasil observasi boemi kedaton zoo terhadap aspek
kesehatan dan keselamatan kerja masih kurang untuk aspek
pemadaman kebakaran pihak boemi kedaton zoo sudah
memiliki APAR tetapi tidak adanya SOP penggunaan
APAR dan untuk kesehatan tidak adanya ruangan atau pos
pelayanan kesehatan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan yang terjadi di boemi kedaton zoo.
4.6 Rumusan Masalah Terhadap Sanitasi Tempat-Tempat Umum Dan
Pariwisata
4.6.1 Pasar Koga Lampung
Berdasarkan data diatas untuk pasar koga lampung,
diketahui bahwa penyebab masalah sanitasi pasar adalah kualitas
udara di pasar, kualitas udara di mushola pasar, kepadatan lalat,
pengelolaan terhadap makanan dan minuman, pengelolaan limbah
cair dan pengelolaan sampah dari proses pewadahan sampah,
pengangkutan sampah, penyimpanan sampah, bangunan pasar,
sarana dan prasarana pasar dan kesehatan keselamatan di pasar
koga.
4.6.2 Boemi Kedaton Zoo
Berdasarkan data diatas untuk boemi kedaton zoo,
diketahui bahwa penyebab masalah sanitasi kebun binatang adalah
kualitas udara, kualitas udara di mushola kebun binatang,
pengelolaan sampah dari proses pemilaha sampah, pewadahan
sampah, pengangkutan sampah, penyimpanan sampah, toilet dan
kesehatan keselamatan di kebun binatang boemi kedaton.
4.7 Penetapan Masalah Atau Faktor Penyebab Masalah Dan Alternatif
Penyelesaian Masalah Terhadap Sanitasi Tempat-Tempat Umum Dan
Pariwisata
4.7.1 Pasar Koga
Penetapan masalah atau faktor penyebab dari rumusan
masalah untuk pasar koga adalah kualitas udara di pasar, kualitas
udara di mushola pasar, kepadatan lalat, pengelolaan terhadap
makanan dan minuman, pengelolaan limbah cair dan pengelolaan
sampah dari proses pewadahan sampah, pengangkutan sampah,
penyimpanan sampah, bangunan pasar, sarana dan prasarana pasar
dan kesehatan keselamatan di pasar koga.
Dari permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya
pengetahuan pedagang dan pengelola terhadap proses pengelolaan
sampah dari proses pewadahan sampai penyimpanan sampah,
kualitas udara di pasar dan di mushola pasar dan kurangnya
pengelolaan pengelola terhadap fasilitas sarana dan prasarana di
pasar koga yang merupakan faktor penyebab masalah. Dan untuk
pengelolaan makanan adalah kurangnya pengetahuan pedagang
dalam proses penyimpanan bahan makanan yang dijual.
Maka untuk meningkatkan pengetahuan pedagang dan
pengelola terhadap pengelolaan sampah yang di pasar koga dan
kebersihan fasilitas sarana dan prasarana maupun kesehatan dan
keselamatan atau P3K di pasar koga.

4.7.2 Boemi Kedaton Zoo


Penetapan masalah atau faktor penyebab dari rumusan
masalah untuk boemi kedaton zoo adalah kualitas udara, kualitas
udara di mushola kebun binatang, pengelolaan sampah dari proses
pemilaha sampah, pewadahan sampah, pengangkutan sampah,
penyimpanan sampah, toilet dan kesehatan keselamatan di kebun
binatang boemi kedaton.
Dari permasalah tersebut adalah kurangnya sikap
pengetahuan pengelola dan pekerja terhadap pengelolaan sampah
dan sikap pengelola yang kurang memperhatikan kualitas udara
maupun kurangnya pengelolaan pengelola terhadap fasilitas sarana
dan prasana.
Maka untuk meningkatkan pengetahuan pengelola dan pekerja
terhadap pengelolaan sampah yang di boemi kedaton zoo dan
kebersihan fasilitas sarana dan prasarana maupun kesehatan dan
keselamatan P3K di boemi keadaton zoo.

4.8 POA Terhadap Sanitasi Tempat-Tempat Umum Dan Pariwisata


4.8.1 POA Terhadap Pasar Koga
Tabel 4.22 POA Terhadap Pasar Koga
No Pelaksanaan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelakasan Jadwal
kegiatan a kegiatan
1. Pertemuan Menjelaskan Pengelola Bertemu - Panitia 13 Oktober
dengan dan pasar dan pengelola pelaksana 2019
pengelola menyampaikan pedagang
pasar rencana
kegiatan
penyuluhan
tentang
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana
2. Persiapan Menyiapkan Pengelola Tersediany Rp. Panitia 13 Oktober
kegiatan alat dan bahan pasar a alat dan 50.000,00 pelaksana 2019
bahan yang
akan
digunakan
3. Pelaksanaan Untuk Pengelola Rp.350.000 Panitia 15 Oktober
kegiatan meningkatkan dan ,00 pelaksana 2019
pengetahuan pedagang
pengelola dan
pedagang
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana
4.8.2 POA Terhadap Boemi Kedaton Zoo

Tabel 4.23 POA Terhadap Boemi Kedaton Zoo

No Pelaksanaan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelakasan Jadwal


kegiatan a kegiatan
1. Pertemuan Menjelaskan Pengelola Bertemu - Panitia 13 Oktober
dengan dan dan pekerja pengelola pelaksana 2019
pengelola menyampaikan
boemi rencana
kedaton zoo kegiatan
penyuluhan
tentang
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana
2. Persiapan Menyiapkan Pengelola Tersediany Rp. Panitia 13 Oktober
kegiatan alat dan bahan a alat dan 50.000,00 pelaksana 2019
bahan yang
akan
digunakan
3. Pelaksanaan Untuk Pengelola Rp.350.000 Panitia 15 Oktober
kegiatan meningkatkan dan pekerja ,00 pelaksana 2019
pengetahuan
pengelola dan
pekerja
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana

4.9 Pelaksaan Dan Evaluasi


4.9.1 Pelaksaan POA Di Pasar Koga
Tabel 4.24 Pelaksaan POA Pasar Koga
No Pelaksana Tujuan Sasaran Target Biaya Pelakasan Jad
an a kegi
kegiatan
1. Pertemuan Menjelaska Pengelola Bertemu - Panitia 13 O
dengan n dan pasar dan pengelola pelaksana 2019
pengelola menyampai pedagang
pasar kan
rencana
kegiatan
penyuluhan
tentang
pengelolaa
n sampah
dan
pengelolaa
n terhadap
fasilitas
sarana dan
prasarana
2. Persiapan Menyiapka Pengelola Tersediany Rp. Panitia 13 O
kegiatan n alat dan pasar a alat dan 50.000,00 pelaksana 2019
bahan bahan yang
akan
digunakan
3. Pelaksanaa Untuk Pengelola Rp.350.000 Panitia 17 O
n kegiatan meningkatk dan ,00 pelaksana 2019
an pedagang
pengetahua
n pengelola
dan
pedagang
pengelolaa
n sampah
dan
pengelolaa
n terhadap
fasilitas
sarana dan
prasarana
4.9.2 Evaluasi Di Pasar Koga
Setelah melakukan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan pedagang dan pengelola pasar terhadap pengelolaan
sampah dan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana menunjukkan
hasil bahwa untuk pengelolaan sampah, untuk pemilahan sampah
sebagian pedagang sudah melakukan pemilahan sampah dan untuk
fasilitas sarana dan prasarana untu toilet sudah bersih.
4.9.3 Pelaksaan Dan Evaluasi Boemi Kedaton Zoo
Tabel 4.25 Pelaksaan POA Boemi Kedaton Zoo
No Pelaksanaan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelakasan Jadwal
kegiatan a kegiatan
1. Pertemuan Menjelaskan Pengelola Bertemu - Panitia 13 Oktober
dengan dan dan pekerja pengelola pelaksana 2019
pengelola menyampaikan
boemi rencana
kedaton zoo kegiatan
penyuluhan
tentang
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana
2. Persiapan Menyiapkan Pengelola Tersediany Rp. Panitia 13 Oktober
kegiatan alat dan bahan a alat dan 50.000,00 pelaksana 2019
bahan yang
akan
digunakan
3. Pelaksanaan Untuk Pengelola Rp.350.000 Panitia 17 Oktober
kegiatan meningkatkan dan pekerja ,00 pelaksana 2019
pengetahuan
pengelola dan
pekerja
pengelolaan
sampah dan
pengelolaan
terhadap
fasilitas sarana
dan prasarana

4.9.4 Evaluasi Di Boemi Kedaton Zoo


Setelah melakukan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan pedagang dan pengelola pasar terhadap pengelolaan
sampah dan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana menunjukkan
hasil bahwa untuk pengelolaan sampah, untuk pemilahan sampah
sebagian pedagang sudah melakukan pemilahan sampah dan untuk
fasilitas sarana dan prasarana untu toilet sudah bersih.

Anda mungkin juga menyukai