FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
Oleh :
Musdah Mulya, S. Ked K1A1 13 087
Sidrati Nugraha Teno, S.Keda K1A1 15 041
Thiufatin Terezky Brilyanti, S.Ked K1A1 15 045
Nur Fitriyani Rundu, S. Ked K1A1 10 073
Pembimbing :
dr. Ika Rahma Mustika Hati, M. KK
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IHR adalah suatu instrumen internasional yang secara resmi mengikat
untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO, maupun bukan negara
anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan negara anggota
WHO. Tujuan dan ruang lingkup IHR adalah untuk mencegah, melindungi,
dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit secara internasional, serta
melaksanakan public health response sesuai dengan risiko kesehatan
masyarakat, dan menghindarkan hambatan yang tidak perlu terhadap
perjalanan dan perdagangan internasional (IHR, 2005).
Sejalan dengan perkembangan globalisasi serta semakin mudah dan
lancarnya perjalanan lintas dunia untuk wisata, bisnis, transportasi barang,
maupun perdagangan, maka permasalahan local dapat secara cepat menjadi
perhatian dan masalah dunia. Dengan mencegah, melindungi, mengawasi dan
memberikan respons terhadap kejadian yang menyebabkan penyebaran
penyakit secara internasional yang mengancam keselamatan kesehatan
masyarakat internasional serta mengganggu lalu lintas internasional (orang,
barang dan alat angkut) (IHR, 2005).
International Health Regulation 2005 (IHR), World Health
Organization (WHO) merekomendasikan kepada negara peserta untuk
melakukan tindakan terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang-
barang, paket pos atau jenazah manusia untuk menghilangkan infeksi atau
kontaminasi termasuk vektor dan reservoir, tanpa pembatasan perjalanan dan
perdagangan (Permenkes RI, 2007).
Pelabuhan dan Bandar udara merupakan tempat kegiatan
pemerintahan dan perekonomian yang ditata secara terpadu guna
menyediakan jasa kepelabuhan dan kebandarudaraan sesuai dengan tingkat
kebutuhan. Penyelenggaraan pelabuhan dan bandar udara sehat ditujukan
untuk mewujudkan kondisi pelabuhan dan bandar udara yang dapat mencegah
risiko penyebaran penyakit, gangguan kesehatan, keamanan dan ketertiban
dinamis sehingga tercipta pelabuhan dan bandar udara sehat. Oleh karena itu,
sebagai pintu masuk negara dalam melakukan aktivitasnya, pelabuhan dan
bandar udara perlu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bersih dan
sehat yang merupakan bentuk “pelayanan prima” sebagai kawasan pusat
pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep ECO Port dan ECO
Airport sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim dan Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah
Lingkungan (Permenkes RI, 2014).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008, KKP adalah suatu unit pelaksana teknis di
lingkungan departemen Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada direktur jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. (Permenkes RI, 2015). Kantor kesehatan pelabuhan mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan Obat
Makanan Kosmetika Alat Kesehatan dan Bahan Adiktif (OMKABA), serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi diwilayah kerja
Bandar udara, pos lintas batas darat dan pelabuhan (Permenkes RI, 2018).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2013 mengatakan bahwa setiap penanggung jawab alat angkut yang
berada di pelabuhan, Bandar Udara, dan pos lintas batas darat, yang di
dalamnya ditemukan faktor risiko kesehatan berupa tanda-tanda kehidupan
tikus dan/ atau serangga, berdasarkan pemeriksaan dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) setempat, wajib melakukan tindakan hapus tikus dan hapus
serangga (Permenkes RI, 2013).
Perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat
jarak antar negara seolah semakin dekat karena waktu tempuh yang semakin
singkat, sehingga mobilitas orang dan barang semakin cepat melebihi masa
inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap risiko
penularan penyakit secara gobal (Permenkes RI, 2009).
Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar
masuk kapal, barang dan orang, sekaligus sebagai pintu gerbang transformasi
penyebaran penyakit,dan merupakan ancaman global terhadap kesehatan
masyarakat karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru (new
emerging diseases), maupun penyakit menular lama yang timbul kembali (re-
emerging diseases) seperti TBC,PES,Malaria,Anthrax dan Rabies. Ancaman
penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari diberlakukannya pasar
bebas atau era globalisasi, dan dapat menimbulkan kerugian besar baik pada
pada sektor ekonomi, perdagangan, sosial budaya, maupun politik yang
berdampak besar kepada suatu negara atau daerah (Permenkes RI, 2018).
Menanggapi permasalahan tersebut kami sebagai dokter muda
diharapkan mampu mengetahui,mengamati, dan mengevaluasi program kerja
yang ada di kantor kesehatan pelabuhan serta ikut berperan aktif dalam
pelaksanaan program kerja tersebut. Sehingga diharapkan para dokter muda
dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menghadapi
dan mengatasi masalah kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia di
masa yang akan datang.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanan kegiatan di KKP adalah :
1. Untuk mengetahui tentang KKP dan pemahaman IHR 2005
2. Untuk mengetahui tentang pengendalian dan pencegahan penyakit
menular wilayah pelabuhan dan bandar udara
3. Untuk mengetahui tentang pengendalian dan pencegahan penyakit tidak
menular wilayah pelabuhan dan bandar udara
4. Untuk mengetahui tentang surveilans faktor risiko kesehatan masyarakat
wilayah pelabuhan dan bandara
5. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan sanitasi dan kesehatan
lingkungan wilayah pelabuhan dan bandara
6. Untuk mengetahui tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tular
vektor di wilayah pelabuhan dan bandara
7. Untuk mengetahui tentang kesehatan penerbangan dan penyelaman
8. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan sanitasi kapal dan pemeriksaan
ketersediaan peralatan P3K dan obat-obatan dalam kapal
9. Untuk mengetahui tentang kesehatan jemaah haji dan umroh pembinaan
kesehatan jemaah haji pada masa tunggu
10. Untuk mengetahui tentang travel medicine dan vaksinasi internasional
11. Untuk mengetahui tentang kesehatan kerja dan sanitasi industri atau
tempat kerja
C. Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanan kegiatan di KKP adalah :
1. Dapat mengetahui tentang KKP dan pemahaman IHR 2005
2. Dapat mengetahui tentang pengendalian dan pencegahan penyakit
menular wilayah pelabuhan dan bandar udara
3. Dapat mengetahui tentang pengendalian dan pencegahan penyakit tidak
menular wilayah pelabuhan dan bandar udara
4. Dapat mengetahui tentang surveilans faktor risiko kesehatan masyarakat
wilayah pelabuhan dan bandara
5. Dapat mengetahui tentang pemeriksaan sanitasi dan kesehatan lingkungan
wilayah pelabuhan dan bandara
6. Dapat mengetahui tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tular
vektor di wilayah pelabuhan dan bandara
7. Dapat mengetahui tentang kesehatan penerbangan dan penyelaman
8. Dapat mengetahui tentang pemeriksaan sanitasi kapal dan pemeriksaan
ketersediaan peralatan P3K dan obat-obatan dalam kapal
9. Dapat mengetahui tentang kesehatan jemaah haji dan umroh pembinaan
kesehatan jemaah haji pada masa tunggu
10. Dapat mengetahui tentang travel medicine dan vaksinasi internasional
11. Dapat mengetahui tentang kesehatan kerja dan sanitasi industri atau
tempat kerja
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan KKP dilaksanakan tanggal 20 Januari – 1 Februari
2020, bertempat di Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Kendari, Bandar
Udara Haluoleo, Pelabuhan Perikanan Samudra, Pelabuhan Palangga,
Pelabuhan Fery, Pelabuhan Bungkutoko
BAB II
KEGIATAN
3. Algoritma
Rujuk
Poliklinik/ Masalah
ya
RS
Masalah ya
Batal
Lapor Sek Bid
Kesehatan
Tidak
Masuk
Asrama
Dokumentasi Kegiatan
Neira, Maira. International medical guide for ships 3rd edition. Geneva. WHO
Permenkes No. 665/MENKES/SK/IV/2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan
Hapus Tikus dan Hapus Serangga pada Alat Angkut di
Pelabuhan,Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas Darat
Permenkes RI Nomor 431/Menkes/SK/V/2007 Tentang Pedoman
TeknisPengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di
Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan,
Ditjen PP-PL, Jakarta.