Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA KASUS BESAR

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2018


UNIVERSITAS HALU OLEO

GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT


(F.23.2)

PENYUSUN:
YUYUN USRATIN , S.Ked
K1A1 11 071

PEMBIMBING:
dr.Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEPARTO HARDJOHUSODO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
2

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA KHUSUS KEPANITRAAN KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN Selasa, 2 Oktober 2018
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

STATUS PASIEN

NAMA DOKTER MUDA : Yuyun Usratin, S.Ked

NAMA PASIEN : Tn. Rafli Saputra

( Tn. Salihin)
3

No. Status / No. registrasi : 06.53.95

Masuk RS : selasa, 2 oktober 2018

Nama : Tn. Rafli Saputra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/ Tanggal lahir : Usuku, 18 juni 2003

Status Perkawinan : belum menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku Bangsa : wakatobi/tomia

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMA

Alamat : Desa Tongano Barat Kec.Tomia, Kab.Wakatobi

No. Hp : 0821 9383 4059 (org tua pasien)

Dikirim Oleh : di antar keluarganya ( kedua orang tuanya)

Dokter yang Mengobati : dr. Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ

Diagnosa Sementara : Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut

(F.23.2)

Gejala-Gejala Utama : Gelisah, Mengamuk, Berteriak


4

LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama dan alasan Masuk RS Jiwa :
Gelisah, Mengamuk, Berteriak
2. Riwayat Gangguan Sekarang :
 Keluhan dan Gejala :
Pasien Tn, R, 15 thn, belum menikah, islam,
wakatobi/tomia, pelajar, SMA kls 2. Datang diantar oleh orang
tuanya ke IGD RS. Jiwa dengan keluhan gelisah, mengamuk,
berteriak yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Menurut
pernyataan orang tuannya, sebelumnya pasien mengalami insiden
disekolahnya, pasien dipukuli dibagian belakang kepalanya oleh
paman dari temannya secara tiba-tiba tanpa sepengatuhan pasien dan
tanpa tau sebab masalahnya. Pasien lalu dibawah oleh keluarganya
kepuskesmas wakatobi/tomia untuk melakukan pemeriksaan, disana
pasien diperiksa oleh dokter, dan dokter juga langsung menyarankan
agar pasien dirujuk ke dokter ahli saraf, setelah itu pasien dirujuk ke
dokter ahli saraf RSUB kendari untuk melakukan pemeriksaan CT-
SCAN kepala, hasil pemeriksaan dikatakan normal, tidak ada
pendarahan, atau pembengkakan kepala. Lalu ahirnya pasien dirujuk
lagi ke RSJ kota kendari. Pasien datang ke RSJ tgl 2 oktober 2018, 2
hari rawat inap di IGD dan hari berikutnya di rawat inap diruangan
srikandi.
Keluhan yang dirasakan saat ini setelah insiden yang terjadi
disekolahnya yaitu, tatapan kosong tanpa ekspresi, badan kaku,
gelisah, mengamuk, berteriak, berbicara sendiri dan kadang
berbicara tidak jelas dan tak satupun orang mengerti, tidur
terganggu, nafsu makan berkurang dan berat badan pasien
menurun, pasien rutin meminum obatnya, tetapi semakin hari pasien
tidak lagi mau berkomunikasi dengan orang tuanya atau orang-orang
terdekatnya tidak seperti pertama kali, pasien masih bisa diajak
5

komunikasi. Pasien dulunya orang yang ceria mudah bergaul dan


memiliki banyak teman. Riwayat meroko (-), Riwayat alkohol (-),
Riwayat pengguna obat-obat terlarang (-), Riwayat keluarga (-),
Riwayat penyakit lainnya (-).

 Hendaya/disfungsi
Hendaya sosial : Ada, pasien tidak mau lagi berinteraksi
dengan orang lain dan tidak mau berbicara
Hendaya pekerjaan : Ada, pasien sudah tidak beraktifitas lagi
seperti pergi ke sekolah sejak pasien sakit
 Hendaya waktu senggang : Ada, pasien mengamuk sendiri dan
berteriak
 Faktor stresor psikososial : Ada, pasien pernah dipukuli dibagian
belakang kepalanya oleh paman dari temannya.
 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya : tidak ada
3. Riwayat Gangguan Sebelumya :
1. Penyakit fisik : tidak ada
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : tidak ada
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal dan Perinatal : Merupakan kelahiran yang
direncanakan. Usia kandungan cukup bulan. Pasien dilahirkan secara
normal dengan bantuan bidan dan dukun bersalin. Saat mengandung
ibu pasien dalam keadaan sehat, tidak menggunakan obat-obatan dan
tidak ada cacat bawaan lahir .
2. Riwayat Masa Kanak Awal ( Usia 1-3 Tahun ) : Pasien tumbuh dan
berkembang seperti anak pada umumnya, pasien tidak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Pada
periode ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.
6

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( Usia 4-11 Tahun ) : Pasien mudah


bergaul, selama sekolah di SD negri 1 usuku, pasien menjalani
sekolahnya dengan cukup baik. Tidak ada masalah dengan keluarga,
lingkungan tempat tinggal maupun disekolah.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir Remaja ( Usia 12-18 Tahun ) : Diusia ini
pasien bersekolah sesuai usianya, tidak ada masalah dengan temannya,
pasien merupakan anak yang patuh dengan orang tuanya. Pasien saat
ini masih kelas 2 SMA. pasien merupakan pribadi yang sering
bersosialisasi dan memiliki teman.
5. Riwayat Masa Dewasa :
a. Riwayat Pendidikan :
SD Negri 1 Usuku, Wakatobi/Tomia,
SMP: SMP Negri 1 Tomia,
SMA: SMA Negri 2 Tomia,
PT: -
b. Riwayat Pekerjaan : pasien belum pernah bekerja
c. Riwayat Pernikahan : pasien belum menikah
d. Riwayat Kehidupan Spiritual : Sebelum sakit pasien melaksanakan
sholat 5 waktu, namun setelah sakit pasien sudah tidak lagi sholat
e. Riwayat Forensik : tidak pernah terlibat proses hukum maupun
polisi
6. Riwayat kehidupan keluarga

Ket : laki-laki
Perempuan
7

Pasien

7. Riwayat kehidupan sekarang : Saat ini pasien tinggal bersama orang


tuanya dan saudara-saudarinya.
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya : pasien tidak menyadari
dirinya sakit

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL( tgl. 10/okt pukul. 11.30)


A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan umum :
Pasien datang menggunakan pakaian baju kaos lengan pendek, memakai
celana kain puntung, tidak memakai sendal, tidak mau berbicara, tatapan
kosong, badan kaku.
2. Kesadaran : compos mentis terganggu
3. Perilaku dan afek psikomotorik : stupor katatonik
4. Pembicaraan : Inkohorensia, respon kurang baik cenderung tidak aktif
berbicara dan menjelaskan apa yang dirasakannya
5. Sikap terhadap pemeriksa : Tidak kooperatif, pasien tidak mampu
menjawab dan menjelaskan seputar yang dirasakan/penyakitnya kepada
pemeriksa
B. Keadaan afektif ( mood), perasaan, dan empati :
1. Mood : kosong
2. Ekspresi afektif : datar
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual ( kognitif ) :
1. Taraf pedidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf
pendidikan
2. Orientasi ( waktu, tempat, dan orang ) :
a. Waktu : kurang baik
b. Tempat : kurang baik
8

c. Orang : kurang baik


3. Daya ingat :
a. Panjang : kurang baik
b. Sedang : kurang baik
c. Pendek : kurang baik
d. Segera : kurang baik
4. Daya konsentrasi dan perhatian : terganggu
5. Pikiran abstrak : kurang baik
6. Bakat kreatif : tidak diketahui
7. Kemampuan menolong diri sendiri : kurang baik
D. Gangguan persepsi :
1. Halusinasi : ada, auditorik dan visual. Pasien sering berbicara sendiri tanpa
ada yang mengajaknya bicara, serta tatapan yang kosong
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : terganggu
b. Kontinuitas : kurang baik
c. Hendaya berbahasa : ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi :tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : terganggu, pasien kurang tidur hanya berbicara
tidak jelas dan perhatian pasien teralihkan ke tempat lain/tidak fokus.
F. Pengendalian Impuls : kurang baik
G. Daya Nilai dan tilikan
1. Norma sosial : baik
2. Uji daya nilai : baik
3. Penilaian Realitas :baik
9

4. Tilikan : Derajat 5” menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan


dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
H. taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


A. Status Internus : TD : 110/80 mmHg TB: 161 cm
N : 75x/menit BB: 40 kg
S : 37,5 °c IMT:15,44kg/m2(gizi kurang)
P : 20 x/menit

B. Status Neurologis
GCS E4M6V5
Refleks Fisiologis dalam batas normal
Refleks patologis tidak ada
Pupil isokor

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Tn, R, 15 thn, belum menikah, islam, wakatobi/tomia,
pelajar, SMA kls 2. Datang diantar oleh orang tuanya ke IGD RS. Jiwa
dengan keluhan gelisah, mengamuk, berteriak yang dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Menurut pernyataan orang tuannya, sebelumnya pasien
mengalami insiden disekolahnya, pasien dipukuli dibagian belakang
kepalanya oleh paman dari temannya secara tiba-tiba tanpa sepengatuhan
pasien dan tanpa tau sebab masalahnya. Pasien lalu dibawah oleh keluarganya
kepuskesmas wakatobi/tomia untuk melakukan pemeriksaan, disana pasien
diperiksa oleh dokter dan dokter juga langsung menyarankan agar pasien
dirujuk ke dokter ahli saraf, setelah itu pasien dirujuk ke dokter ahli saraf
RSUB kendari untuk melakukan pemeriksaan CT-SCAN kepala, hasil
pemeriksaan dikatakan normal, tidak ada pendarahan, atau pembengkakan
10

kepala. Lalu ahirnya pasien dirujuk lagi ke RSJ kota kendari. Pasien datang
ke RSJ tgl 2 oktober 2018, 2 hari rawat inap di IGD dan hari berikutnya di
rawat inap diruangan srikandi.
Keluhan yang dirasakan saat ini setelah insiden yang terjadi
disekolahnya yaitu, tatapan kosong tanpa ekspresi, badan kaku, gelisah,
mengamuk, berteriak, berbicara sendiri dan kadang berbicara tidak
jelas dan tak satupun orang mengerti, tidur terganggu, nafsu makan
berkurang dan berat badan pasien menurun, pasien rutin meminum
obatnya, tetapi semakin hari pasien tidak lagi mau berkomunikasi dengan
orang tuanya atau orang-orang terdekatnya tidak seperti pertama kali, pasien
masih bisa diajak komunikasi. Pasien dulunya orang yang ceria mudah
bergaul dan memiliki banyak teman. Riwayat meroko (-), Riwayat alkohol
(-), Riwayat pengguna obat-obat terlarang (-), Riwayat keluarga (-),
Riwayat penyakit lainnya (-).
Terdapat hendaya sosial, pekerjaan dan waktus senggang. Dari
pemeriksaan status mental didapatkan Penampilan umum Pasien datang
menggunakan pakaian baju kaos lengan pendek, memakai celana kain
puntung, tidak memakai sendal, tidak mau berbicara, tatapan kosong, badan
kaku. Kesadaran composmentis terganggu, perilaku dan afek psikomotorik
stupor katatonik, pembicaraan inkoherensia sikap terhadap pemeriksa tidak
kooperatif. Mood kosong, ekspresi afektif datar, tidak serasi dan tidak dapat
dirabarsakan. Daya konsentrasi dan perhatian terganggu, pikiran abstrak
terganggu, kemampuan menolong diri sendii kurang baik. Gangguan persepsi
halusinasi ada. Hendaya berbahasa ada, gangguan isi pikiran terganggu,
pengendalian ipmlus kurang baik. Tilikkan derajat 5 (menyadari penyakitnya
dan faktor berhubungan dengan penyakitnya namu tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya). Pemeriksaan fisis ditemukan TD.110/80 mmHg,
N.75x/menit, P.20x/menit, S.37,5ºC, TB.160cm, BB.40kg, IMT.15,44kg/m2.
Konjungtiva dalam batas normal, baik pemeriksaan fisis dan neurorlogis
dalam batas normal.
11

V. EVALUASI MULTIAKSIAL
 Aksis I :
- Dari hasil analisis ditemukan pola perilaku/psikoilogik yang secara klinis
bermakna terdapat hendaya sosial, hendaya pekerjaan, hendaya waktu
senggang dan faktor stres psikososial. sehingga menimbulkan distress dan
dapat digolongkan sebagai Gangguan Jiwa.
- Dalam anamnesis dan pemfis tidak ditemukan penyakit/gangguan sistemik
otak/lainnya yang dapat menyebabkan disfungsi otak, sehingga
digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non Organik
- Berdasarkan hasil anamnesis, pemfis, dan teori yang ada. didapatkan
gejala halusinasi (+), badan kaku, gelisah, berbicara sendiri, gejala-
gejala tersebut harus menetap selama kurun waktu 2 minggu atau kurang,
sehingga bisa dikatakan dalam Gangguan Psikotik Akut (F23), Dan
gejala-gejala yang memnuhi kriteria untuk skizofrenia (F20) harus ada
seperti gejala gaduh gelisah, perilaku katatonik seperti posisi tubuh
menetap, pikiran yang terputus, yang berakibat inkoherensia pasien
cenderung tidak aktif berbicara dan menjelaskan apa yang
dirasakannya. Sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Psikotik
Lir-Skizofrenia Akut (F23.2)

Diagnosis Banding :
- Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya (F23.8)
- Psikotik non organik YTT (F29)

 Aksis II : Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental pasien


tidak ditemukan ciri kepribadian yang khas.
 Aksis III : Gizi Kurang
 Aksis IV : pasien memilki masalah yang berkaitan dengan lingkungan
sosial
 Aksis V : GAF 50-41 : gejala berat (serious), disabilitas berat
VI. DAFTAR PROBLEM
12

 Organobiologik : terjadi ketidak seimbangan neurotransmitter (pikiran


yang memberatkan) sehingga membutuhkan psikofarmaka.
 Psikologik : terdapat masalah dikehidupan sehari-hari sehingga
membutuhkan psikoterapi
 Sosiologik : Terdapat hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan hendaya
waktu senggang sehingga membutuhkan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
 Faktor pendukung : dukungan dan motivasi keluarga yang ingin agar
pasien sembuh
 Faktor penghambat : jarak antara RS Jiwa dan tempat tinggal yang jauh.
VIII. RENCANA TERAPI :
A. Psikofarmaka :
 Hidroksitriptofan 2mg
 Curcuma 1-0-0
 Clorpromazin 2mg 0-0-1
B. Non-psikofarmako
 Kebutuhan kalori untuk pasien kalkulasi energi (kkal/hari) = BBI
(berat badan ideal) x P (kebutuhan energy)
 Kebutuhan energy total
BBI = (161-100)-0,9% (161-100)= 71
Klasifikasi aktifitas ringan
P= 30-35 kkal/kgbb/hari
Energy total= 71x35= 2,485 kkal/hari
C. Psikoterapi : memberikan dukungan dan semangat serta empati kepada
pasien dan dapat memberikan dukungan emosional untuk penyembuhan
pasien
D. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang
kondusif agar dapat membantu proses penyembuhan pasien.

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


13

A. Fisik-Biologis : tidak dilakukan pemeriksaan


B. Psikometri : tidak dilakukan pemeriksaan

X. DISKUSI/PEMBAHASAN
Pedoman Diagnostik
Pedoman Diagnostik berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis
skizofrenia (f.20). jika memenuhi kriteria berikut:
Harus ada sedikitnya 1 dari 4 gejala berikut ini yang sangat jelas:
1. Thought
a. Thought echo : isi pikiran yang menggema yang lama-kelamaan akan
hilang atau
b. Thought insertion: isi pikiran yang asing dari luar masuk dalam
pikirannya, atau
c. Thought withdrawi : isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya, atau
d. Thought broad casting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain mengetahui.
2. Delusion
a. Delusion of control: waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu
kekuatan tertentu dari luar, pasien berusaha mengendalikan gangguan
tersebut namun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan
b. Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
sesuatu kekuatan dari luar, dalam hal ini pasien berusaha melawan
dengan berbagai cara. Ia lebih sering melawan perintah namun kadang
juga mengikuti perintah.
c. Delusion of passivity : pasrah terhadap kekuatan dari luar
d. Delusion of perception : pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
3. Halusinasi auditorik: kriteria
14

a. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap


perilaku pasien
b. Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri, atau
c. Jenis suara halusinasi lain yang berasal salah satu bagian tubuh.
4. Waham
Waham yang meneteap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (
misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit 2 dari 4 gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neogolisme
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan galuh gelisah (exicitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), negativisme, mutisme, dan stupor
d. Gejala-gejala “negative” seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu 1 bulan atau lebih. Harus ada perubahan dalam hidup baik
dalam hal prilaku maupun pekerjaan dan lain-lain.
Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut (F.23.2)
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
a. Onset gejala psikotik harus akut ( 2 minggu atau kurang, darin suatun
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnnya gambaran klinik yang
jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
15

Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih satu bulan.

XI. FOLLOW UP
1. Kamis, 18 oktober 2018
Pasien masih belum mau berbicara, tidur malam terganggu, makan kadang
baik kadang tidak, tatapan kosong, halusinasi (+)
2. Sabtu, 20 oktober 2018
Pasien sudah mulai makan, tidur malam terganggu , sudah mau berbicara tapi
belum jelas, tatapan masih kosong, halusinasi (+)
3. Senin, 22 oktober 2018
Pasien masih berbicara tidak jelas, tidur malam baik, makan baik, tatapan
masih kosong, halusinasi (+)
4. Selasa, 23 oktober 2018
Pasien sudah mulai mau keluar rumah, berbicara masih tidak jelas, tatapan
masih kosong, makan baik, tidur baik
5. Kamis, 25 oktober 2018
Pasien sudah mulai beaktivitas dirumah, berbicara mulai jelas, makan baik,
tidur baik, dan sudah bisa mulai mengurus diri sendiri
6. Senin, 29 oktober 2018
Pasien sudah ada kemauan untuk bersekolah kembali, tetapi orang tua pasien
belum mengizinkan karena pasien masih sering mengamuk apabila
keinginannya tidak dipenuhi.
7. Rabu, 31 oktober 2018
Pasien sudah mulai pulih, seperti berat badannya mulai kembali, beraktivitas
seperti biasanya, sudah mau berkomunikasi dengan teman ataupun tetangga
disekitar rumahnya
8. Jumat, 2 november 2018
Berat badan pasien sudah mulai kembali, makan baik, tidur baik, pasien juga
sudah mulai bersekolah, tetapi pasien masih belum sepenuhnya normal
9. Selasa, 6 november 2018
16

Saat ini pasien sudah dibolehkan bersekolah kembali tapi tetap dalam
pengawasan keluarganya ataupun guru disekolahnya
10. Jumat, 9 november 2018
Keadaan pasien sudah membaik walaupun belum sepenuhnya, dan sudah bisa
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

XII. PERCAKAPAN
DM : Dokter Muda KP : Orang tua pasien
DM : Assalamu’alaikum pak,
KP : Wa`alaikumsalam dok
DM : Perkenalkan saya yuyun usratin dokter muda psikiatri.
DM : Silahkan duduk pak.
KP : Iyah baik dok.
DM : Klau boleh tau bapak keluarganya pasien?
KP : Iya dok, saya bapaknya.
DM : Oh iya pak, kalau boleh tau keluhan anaknya apa sampai bapak datang
antar kesini?
KP : ini anakku sering gelisah, mengamuk dan berteriak dok.
DM : Sejak kapan itu pak?
KP : sejak 2 minggu yang lalu dok.
DM : bisa bapak ceritakan, awalnya kenapa anaknya bisa sampai seperti ini?
KP : sebelumnya dok, ini anakku pernah dipukuli dibagian belakang kepalanya,
disekolahnya sama om dari temannya, secara tiba-tiba dari belakang tanpa
sepengetahuannya dok.
KP : terus habis kejadian itu kita sempat bawa di puskesmas tomia, terus dokter
sarankan untuk rujuk ke dokter saraf di RSUB kendari, sampai dikendari
kita lakukan pemeriksaan CT-SCAN kepala, terus hasilnya normal dok.
DM : ada tidak gejala yang dirasakan anak ta, sewaktu habis dipukuli kepalanya?
KP : iya dok. Langsung tidak mau bicara, tidak tidur malam, makan juga sudah
jarang, dengan tatapannya kosong dok.
17

DM : Oh iya pak. Selain itu ada pernah anak ta dengar suara-suara tengah
malam?
KP : kurang tau dok, karena sudah jarang juga dia bicara sekarang sejak
kejadian disekolahnya.
DM : ada pernah anak ta bicara-bicara sendiri dengan anggota badannya atau
denga benda-benda disekitarnya?
KP : hanya bicara sendiri dan tidak jelas dok.
DM : apa lagi keluhan yang kita lihat sama anak ta pak?
PS : ini dok, anakku semakin hari jarang sekalimi bicara, tidak seperti pertama
kali masuk RSJ biasa masih sering bicara sedikit.
DM : oh iya pak anak ta sudah pernah seperti ini sebelumnya?
KP : belum pernah dok.
DM : kalau dikeluarga ada juga yang pernah seperti ini?
KP : tidak ada dok
DM : bagaimana tidur malam dan makannya baikji pak?
KP : jarang skalimi tidur dok, kalau makan kadang juga baik kadang tidak dok.
DM : mohon maaf sebelumnya. anaknya bapak pernah merokok ? minum
alkohol? Atau konsumsi obat-obatan?
KP : tidak pernahji dok.
DM : ada penyakit lain yang sebelumnya pernah dia alami anak ta?
KP : tidak ada dok.
DM : Oh iya pak, terima kasih banyak informasinya ya pak.
KP : Iya dok sama-sama.

Anda mungkin juga menyukai