Anda di halaman 1dari 2

GAMBARAN KEPRIBADIAN PADA KORBAN PASCA BENCANA ERUPSI

GUNUNG MERAPI DI D.I YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH (5 NOVEMBER


2010) PADA MASYARAKAT AGRARIS DAN MARITIM

Nurfitriani R, Junuda RAF


ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayahnya dilalui jalurring of fire (cincin api)
dunia. Akibatnya Indonesia menjadi negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan erupsi
gunung api. Menurut undang-undang no.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana pada bab
1 pasal 1 dijelaskan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Salah satu erupsi gunung api terbesar melanda Indonesia yaitupada2010 yang merupakan
erupsi besar pertama setelah 80 tahun sejak erupsi besar tahun 1930 atau 1931. Menurut data Pusat
Pengendalian dan Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang dirilis pada tanggal 11
Nopember 2010 jumlah korban tewas mencapai 194 orang dan jumlah massa yang dievakuasi di
wilayah DI Yogyakarta (Sleman, Yogyakarta, Bantul) dan Jawa Tengah (Magelang, Klaten,
Boyolali) yaitu terdapat lebih dari 370.000 jiwa pengungsi. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengungsi mengalami tekanan psikologis akibat
bencana gunung Merapi. Menurut Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB,
Sebagian kondisi pengungsi labil dan tertekan di tempat pengungsian. Bahkan, belum genap dua
minggu tinggal di pengungsian, sebanyak 27 pengungsi sudah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Prof. Dr. Soerodjo Kota Magelang. Mereka diindikasikan mengalami stress dan trauma berat pasca
erupsi eksplosif Merapi dan data yang di peroleh dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD)
Soejarwadi, Klaten, tercatat 19 orang pengungsi masuk dalam kategori gangguan jiwa berat. Jadi
total pengungsi yang mengalami gangguan jiwa sementara ini ada 46 orang (dari Magelang dan
Klaten) memerlukan terapi psikologi.

Kata Kunci :Erupsi Gunung Merapi di D.I Yogyakata dan Jawa Tengah, Kepribadian, Masyarakat
Agraris dan Maritim
PERSONAL DESCRIPTION OF POST-DISASTER VICTIMS ERUPSION OF MERAPI
MOUNTAINS IN D.I YOGYAKARTA AND CENTRAL JAVA (NOVEMBER 5, 2010) IN
COMMUNITY AND MARITIME COMMUNITIES

Nurfitriani R, Junuda RAF


ABSTRACT

Indonesia is one of the countries in which the world's jalurring of fire (ring of fire) is passed.
As a result, Indonesia is a country prone to earthquakes and volcanic eruptions. According to Law
No. 24 of 2007 concerning Disaster Management in Chapter 1 Article 1, it is explained that
disasters are events or series of events that threaten and disrupt the lives and livelihoods of people
caused by natural factors and / or non-natural factors and human factors resulting in the emergence
of human casualties, environmental damage, property losses, and psychological impacts.
One of the biggest volcanic eruptions hit Indonesia in 2010 which was the first major eruption
after 80 years since the big eruption in 1930 or 1931. According to data from the National Disaster
Management Agency's Operations and Control Center released on November 11, 2010 the death toll
reached 194 people and the number of the masses were evacuated in the DI Yogyakarta area
(Sleman, Yogyakarta, Bantul) and Central Java (Magelang, Klaten, Boyolali), namely there were
more than 370,000 refugees. Based on the results of observations that have been made, it can be
concluded that the majority of refugees experience psychological distress due to the Mount Merapi
disaster. According to the Deputy of BNPB's Emergency Management,
Some of the refugee conditions are unstable and depressed in the refugee camp. In fact, not even
two weeks living in refugee camps, as many as 27 refugees have been referred to the Mental
Hospital (RSJ) Prof. Dr. Soerodjo of Magelang City. They were indicated to experience severe
stress and trauma after the explosive eruption of Merapi and the data obtained from the Sojarwadi
Regional Mental Hospital (RSJD), Klaten, recorded 19 refugees in the category of severe mental
disorders. So the total number of refugees with mental disorders, while 46 people (from Magelang
and Klaten) need psychological therapy.

Keywords: Eruption of Mount Merapi in D.I Yogyakata and Central Java, Personality, Agricultural
and Maritime Society

Anda mungkin juga menyukai