Anda di halaman 1dari 7

SEMANGAT SEKOLAH DALAM KETERBATASAN

Muhammad adalah anak dari keluarga yang kurang mampu.ibunya meninggal


dunia saat ia berumur 6 tahun. Sepeninggal ibunya keluarganya menjadi
menderita, ayahnya yang seorang penjual tembikar di pasar gaza idak mampu
mencukupi kebutuhan keluarganya karena kondisi perekonomian di palestina
memburuk sejak di jajah oleh israel pada tahun 1965.

Muhammad duduk di kelas 4 madrasah ibtidaiyah di sebelah utara gaza. Di


sekolahnya ia adalah sosok sederhana dan pandai dalam kesehariannya di
sekolah, meskipun dalam kondisi yang kurang mampu ia mampu berprestasi di
sekolahnya dengan menjuarai berbagai lomba cerdas cermat yang di
selenggarakan oleh PBB.

Setiap hari sepulang sekolah ia membantu ayahnya untuk menjual tembikar di


pasar dan juga di saat ia selesai membantu ayahnya muhammad
menyempatkan diri untuk menjadi kuli panggul di sebuah toko kelontong di
samping lapak ayahnya, setiap hari muhammad di berikan upah sebesar 5 riyal
atas hasil kerjanya sebagai kuli panggul di pasar.

Suatu hari ayah dari muhammad mendapat surat dari sekolah muhammad
agar segera membayar tunggakan uang sekolah muhammad yang sudah tidak
dibayar selama 6 bulan. Mendengar hal ini muhammad dan ayahnya pusing
bagaimana caranya agar biaya pendidikan muhammad bisa di bayar oleh
ayahnya. Sempat terfikir oleh muhammad apakah ia masih bisa melanjutkan
pendidikannya di madrasah itu

Setelah mendapatkan surat itu muhammad sudah beberapa hari tidak masuk
sekolah dikarenakan ia berusaha dan bekerja keras di pasar untuk bisa
membayar uang sekolahnya tersebut. Ia dan ayahnya berusaha sekuat tenaga
dengan cara menjual tembikar dan juga mengerjakan beberapa pekerjaan
kasar untuk bisa memenuhi kebutuhannya tersebut
Setelah genap seminggu muhammad tidak kunjung datang ke sekolah, mustafa
teman sebangku muhammad pergi untuk menemui muhammad sepulang
sekolah, ia tahu bahwa muhammad sepulang sekolah berada di pasar untuk
membantu ayahnya berjualan tembikar di pasar tersebut.

Setelah berhasil menemui muhammad ia di beri tahu alasan sebenarnya


sehingga menyebabkan muhammad tidak mengikuti pelajaran di sekolah.
Setelah ia mengetahui alasan muhammad sampai ia tidak masuk sekolah
selama seminggu mustafa berinisiatif untuk membantu biaya pendidikan
temannya tersebut

Mustafa adalah anak dari saudagar kaya di gaza. Ayahnya adalah seorang
menteri di pemerintahan presiden mahmoud abbas. Status sosialnya tersebut
tidak menjadikan mustafa menjadi anak yang sombong dan angkuh di
sekolahnya tetapi ia adalah sosok yang sederhana dan rendah hati sama persis
dengan muhammad

Sepulangnya di rumah, mustafa mengorek isi celengannya yang ia simpan di


bawah tempat tidurnya. Setelah ia menghitung isi celengannya dan ternyata
cukup untuk membayar biaya pendidikan dari muhammad sebesar 200 riyal.
Keesokan harinya ia pergi menemui muhammad yang akhirnya masuk sekolah
kembali setelah seminggu tidak masuk sekolah.

Di sekolah ia memberikan uang celengannya tersebut kepada muhammad


secara langsung. Muhammad yang awalnya berat hati untuk menerima uang
dari mustafa akhirnya menerima uang tersebut. Tak terkira rasa senang yang di
rasakan oleh muhammad, rasa haru dan tak percaya memenuhi dadanya
sehingga membuatnya sangat berterima kasih kepada mustafa
Pada hari itu juga muhammad langsung membayar iuran sekolahnya kepada
guru dan akhirnya muhammad kembali bersemangat bersekolah di hari hari
berikutnya, tetapi sesuatu terjadi setelah sebulan kemudian muhammad
kembali bersekolah lagi, segerombolan tentara hamas menerobos masuk
kedalam sekolahnya dan menangkap kepala sekolahnya yang ternyata menjadi
mata mata israel di gaza utara

Setelah kepala sekolahnya di tangkap, sekolah muhammad di tutup karena


ulah kepala sekolahnya. Karena insiden tersebut, muhammad menjadi bingung
akan tujuan selanjutnya, apakah ia akan tetap bersekolah dengan cara mencari
sekolah lain ataukah ia akan berhenti sekolah dan membantu ayahnya menjual
tembikar di pasar

Tetapi sekali lagi mustafa membantu muhammad untuk bisa kembali


bersekolah kembali, di karenakan kondisi gaza yang saat itu sedang bergejolak
di tambah serangan israel yang tak henti hentinya menerjang daratan gaza
menyebabkan mustafa di kirim ke arab saudi untuk melanjutkan
pendidikannya dan ayah mustafa juga memberikan kesempatan bagi
muhammad untuk melanjutkan pendidikannya juga di arab saudi

Saat pertama kali menginjakkan kaki di arab saudi, kedua anak ini sangat
bersemangat untuk belajar di negara baru tersebut terutama menjadi tugas
mereka untuk membawa nama baik negara palestina sebagai pelajar di arab
saudi yang terkenal sebagai surga kedua bagi para penuntut ilmu bagi umat
muslim setelah mesir

Di hari pertamanya masuk sekolah mereka berdua sempat khawatir akan sikap
teman - teman baru mereka apakah mereka dapat di terima dengan baik
ataukah mereka berdua akan di jauhi oleh anak – anak di sekolahnya tersebut.
Setelah selesai memperkenalkan diri dan di persilahkan duduk mereka
mendapat support yang baik dari teman – teman barunya tersebut bahkan
keadaan lebih baik di rasakan oleh mereka berdua
Prestasi mereka sangat baik di sekolah selama di arab saudi sehingga sudah
sewajarnya mereka di ikutkan lomba – lomba mewakili sekolahnya dalam hal
pelajaran, tak sedikit mereka memenangkan lomba – lomba yang mereka ikuti
semenjak awal mereka mereka di sekolah tersebut

Setelah mereka setahun di arab saudi, mereka akhirnya pulang ke palestina


untuk merayakan lebaran bersama keluarga mereka masing – masing. Tetapi
apa yang mereka lihat tidak sesuai yang di harapkan. Para pemuda melakukan
serangan ke daerah perbatasan palestina – israel di tepi barat gaza, dengan
menggunakan batu dan kayu untuk melempar para tentara perbatasan

Hal ini menyebabkan pemerintah israel mengintenskan serangannya ke arah


pemukiman di jalur gaza. Tak ada perayaan yang besar saat itu, seluruh
penduduk kota memilih untuk bersembunyi di rumah mereka masing – masing
sampai keadaan kembali kondusif.

Tak di sangka jet tempur israel melakukan pengeboman di daerah pemukiman


mereka berdua. Setibanya di rumah mereka berusaha mencari tempat
persembunyian hingga serangan itu terhenti. Tak di sangka rumah muhammad
yang saat itu kosong terkena bom dari jet tempur israel, nasib baik menyertai
muhammad dan ayahnya yang saat itu sedang mengungsi ke rumah mustafa
agar terlindung dari serangan bom tersebut.

Kejadian tersebut tak bisa di lupakan oleh kedua pemuda tersebut di mana
keadaan mencekam yang sangat tak bisa dibayangkan itu menimpa kehidupan
mereka untuk pertama kalinya

Kini mereka menjadi pemuda dewasa yang menjadi roda penggerak


masyarakat di negara palestina dengan tujuan memberikan kehidupan yang
layak bagi anak anak palestina yang lain, menjadikan orang orang di palestina
menjadi masyarakat yang cerdas dan memiliki wawasan yang luas akan arti
kemerdekaan

TAMAT
PENGALAMAN PENTING DI JALUR GAZA
Masih terngiang di kepala ahmed bagaimana saat kakeknya meregang nyawa
di tanahnya sendiri setelah kakeknya menolak untuk memberikan tanahnya
kepada pihak pemerintah israel untuk membangun pemukiman yahudi di tepi
barat palestina.

Setelah 7 tahun ahmed meninggalkan tanah palestina untuk menimba ilmu di


amerika ahmed akhirnya siap kembali ke palestina untuk membagi ilmu serta
pengalamannya selama berada di amerika. Pagi itu ahmed bersiap untuk
menuju bandara john.F.kennedy untuk terbang menuju palestina

Saat tiba di palestina ahmed terlihat gembira dan bersemangat untuk kembali
ke kampung halamannya di gaza. Di luar bandara tampak terlihat adiknya bilal
dengan seragam tentara menjemputnya di bandara.bilal adalah seorang
pejuang hamas dengan pangkat mayor, bilal adalah salah satu perwira
lapangan yang di segani di palestina karena setiap kali hamas bentrok dengan
tentara israel bilal selalu memimpin di garis depan.

Saat di mobil mereka berbincang tentang bagaimana kondisi pendidikan di


palestina saat ini terlebih lagi dalam beberapa waktu terakhir setiap ada
pengeboman di palestina pasti ada anak – anak yang menjadi korban dalam
pengeboman tersebut

Bilal menjawab bahwa ada kurikulum baru yang berisi tentang ajaran
perlawanan terhadap israel. Hal ini adalah suatu kemajuan dalam pendidikan
palestina karena sejak tahun 1965 kementerian pendidikan palestina tidak
pernah megadakan kurikulum ini

Ahmed dan bilal adalah anak yatim piatu yang sudah di tinggal oleh kedua
orang tuanya sejak mereka masing – masing berumur 10 dan 8 tahun. Hal
inilah yang menyebabkan ahmed dan bilal di asuh oleh kakeknya hingga
remaja tetapi karena insiden yang menimpa kakeknya tersebut mereka
akhirnya harus berjuang keras agar bisa sukses seperti saat ini
Saat tiba di rumah, ahmed menghubungi salah satu profesor di universitasnya
untuk meminta referensi bagaimana metode mengajar di daerah konflik
seperti palestina seharusnya bagaimana. Setelah mendapatkan referensi
tersebut ia akhirnya istirahat sejenak untuk melepas penat setelah perjalanan
selama 26 jam yang melelahkan dari amerika

Keesokan paginya ahmed bersiap untuk ke sekolahnya saat masih di palestina


yaitu madrasah aliyah al – hamra yang terletak tak jauh dari kediamannya yaitu
di sebelah utara kota gaza. Saat ia tiba di sekolah tersebut ia menghadap ke
ruang kepala sekolah untuk meminta izin mengajar di sekolah tersebut selama
seminggu karena ia hanya punya waktu selama 10 hari di palestina

Saat masuk mengajar di kelas 3 respon anak – anak di sekolah itu sangat
antusias untuk mengikuti pelajaran yang di berikan oleh ahmed yaitu pelajaran
tentang biologi. Hal ini berhubungan dengan profesi ahmed yaitu seorang
dokter di amerika

Setelah beberapa hari mengajar di palestina pada suatu hari di saat ahmed
mengajar terdengar suara bom di koridor kelas 10 . Panik akan hal tersebut
ahmed langsung berlari ke arah suara bom tersebut setelah menyuruh anak
anak untuk keluar dari kelas untuk menyelamatkan diri, ia menyelamatkan
para siswa yang terkena serpihan bom pesawat israel

Tak lama kemudian ali salah satu murid di kelas yang ia ajar membantu ahmed
untuk membawa korban serpihan bom untuk menjauh dari lokasi tersebut.
Saat ahmed dan murid yang lain sedang sibuk dengan kejadian tersebut,
adiknya bilal datang dengan membawa 5 mobil bus beserta 2 mobil pasukan
bersenjata untuk menyelamatkan korban serta siswa yang selamat untuk
menjauh dari lokasi pengeboman

Saat tiba di perbatasan palestina dan lebanon mereka di hentikan oleh


sekelompok tentara israel yang mabuk. Tanpa pikir panjang bilal yang tidak
menyukai perbuatan maksiat seperti itu langsung menghentikan mobil dan
menembak salah satu tentara yang menghentikan mereka maka pertempuran
pun tak terelakkan
Pertempuran yang sengit tersebut membuat suasana mencekam semakin
terasa saat itu apalagi di tambah dentuman buni senjata yang memekakkan
telinga menyebabkan siswa yang berada di dalam bus geram dan ingin ikut
membantu pejuang hamas yang berada di luar. Setelah mendengar keinginan
para siswa, ahmed dan siswa sma al – hamra keluar bus dan membantu
pejuang hamas

Satu per satu korban di kedua belah pihak mulai berjatuhan, setelah baku
tembak semakin sengit terdengar teriakan salah satu orang di sebelah ahmed,
danternyata orang tersebut adalah Ali salah satu murid sekolah al hamra yang
ikut membantu ahmed saat menelamatkan murid

Luka tembak di perut ali menyebabkan dirinya kehilangan banyak darah,


akhirnya setelah beberapa menit bertahan ali meninggal dunia di usia yang
masih sangat muda yaitu 17 tahun usai di tuntun mengucapkan dua kalimat
syahadat dengan ahmed, ali pun menghembuskan nafas terakhirnya di medan
pertempuran tersebut.

Seketika tangis pun menggema di medan perang itu. Teman - teman ali
menangis sejadi – jadinya. Setelah peperangan berakhir dengan kemenangan
di tangan hamas. Pada kemenangan itu tak ada soral – sorai dan takbir
kemenangan tetapi tangis kesedihan karena kehilangan banyak pejuang di
pertempuran tersebut

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai