Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI DAN PERAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

DALAM PENYELENGGARAAN TINDAKAN PENYEHATAN KAPAL

FERY ANTHONY, S.K.M, M.K.M


SUBKOORDINATOR SUBSTANSI PENGENDALIAN VEKTOR DAN
BINATANG PEMBAWA PENYAKIT
Dasar Hukum

UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;


PMK No. 34 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus

Tikus dan Hapus Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar


Udara dan PLBDN;
PMK No. 40 Tahun 2015 tentang Sanitasi Kapal;
PMK No. 33 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan;
Kepmenkes No. 431 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan, Bandara dan PLBDN.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
(PMK No. 33 Tahun 2021)

UPT  satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas


teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu
dari organisasi induknya

 KKP  di bawah & bertanggung jawab 


DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (P2P) KEMENKES RI

 KKP secara administratif dikoordinasikan & dibina


 SESDITJEN & secara teknis fungsional dibina
 DIREKTUR di lingkungan Dirjen P2P sesuai
dengan tugas & fungsinya
Tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
(PMK No. 33 Tahun 2021)

Melaksanakan upaya cegah tangkal keluar atau

masuknya penyakit dan/atau faktor risiko

kesehatan di wilayah kerja pelabuhan, bandar

udara, dan pos lintas batas darat negara .


FUNGSI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
(PMK No. 33 Tahun 2021)

1. penyusunan rencana, kegiatan dan anggaran;


2. pelaksanaan pengawasan terhadap penyakit dan FR kesehatan pada alat angkut, orang,
barang, dan/atau lingkungan;
3. pelaksanaan pencegahan terhadap penyakit dan FR kesehatan pada alat angkut, orang,
barang, dan/atau lingkungan;
4. pelaksanaan respon terhadap penyakit dan FR kesehatan pada alat angkut, orang,
barang, dan/atau lingkungan;
5. pelaksanaan pelayanan kesehatan pada kegawatdaruratan dan situasi khusus;
6. pelaksanaan penindakan pelanggaran di bidang kekarantinaan kesehatan;
7. pengelolaan data dan informasi di bidang kekarantinaan kesehatan;
8. pelaksanaan jejaring, koordinasi, dan kerja sama di bidang kekarantinaan kesehatan;
9. pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kekarantinaan kesehatan;
10. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kekarantinaan kesehatan;
11. pelaksanaan urusan administrasi KKP.
3
Peran KKP (UU NO. 8 TAHUN 2018)
BAB VIII DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN

Pasal 61
(1) Dokumen karantina kesehatan harus dimiliki oleh setiap alat angkut yang
masuk dan/atau keluar dari dalam atau luar wilayah Indonesia
(2) Dokumen karantina kesehatan dimaksudkan sebagai pengawasan dan
pencegahan masuk dan/atau keluarnya penyakit dan FR Kesmas yang
menjadi sumber penularan penyakit yang dapat menimbulkan KKM
Pasal 62
Dokumen Kesehatan Karantina Untuk Alat Angkut
c. Sertifikat sanitasi
Pasal 64
Sertifikat Sanitasi
(a) Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal (SSCEC) dan Sertifikat Tindakan

Sanitasi Kapal (SSCC)


Pasal 67
DEFINISI
(PMK No. 40 Tahun 2015 )

dokumen kapal yang menerangkan kondisi sanitasi kapal


Sertifikat Sanitasi yang bebas tindakan sanitasi atau telah dilakukan
Kapal tindakan sanitasi (SSCEC & SSCC).

kegiatan pemeriksaan faktor risiko kesehatan masyarakat


Pemeriksaan Sanitasi di atas kapal.

upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian yang


dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit atau
Tindakan Sanitasi kontaminasi, meliputi disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi,
dan deratisasi

Faktor Risiko semua faktor yang berpotensi menimbulkan penularan


Kesehatan penyakit.
Masyarakat
Peran KKP (Kepmenkes No. 431 Tahun 2007)

• Dalam rangka upaya pencegahan penyebaran penyakit karantina dan penyakit


menular potensial wabah dilakukan dengan mengusahakan agar wilayah
pelabuhan dan alat angkut tidak menjadi sumber penularan atau habitat bagi
pengembangbiakan kuman/vektor penyakit sesuai dengan standar.
• Pengendalian Vektor & BPP dilakukan untuk menurunkan populasi atau
melenyapkan vektor dan BPP dengan maksud mencegah atau memberantas
penyakit yang ditularkan oleh vektor dan BPP
• Pemeriksaan terhadap kapal dilakukan sekali 6 bulan disesuaikan masa berlaku
SSCC/SSCEC. Pemeriksan tikus dikapal dilakukan dengan melihat tanda2
kehidupan tikus. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tentukan tindakan (bebas
hapus tikus atau hapus tikus)
• Metode pemberantasan (mekanik, biologik, peracunan atau hapus tikus)
• Hapus tikus menggunakan fumigan (HCN, SO2F2, SO2, CH3BR)
Peran KKP
(Permenkes 34 Tahun 2013)
BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1
6) Pengawas KKP adalah petugas KKP yang telah memiliki sertifikat pelatihan
fumigasi/pest control terakreditasi yang ditunjuk oleh Kepala KKP dalam pelaksanaan
fumigasi/pest control

Pasal 2
7) Setiap penanggung jawab alat angkut yang berada di pelabuhan,bandar udara, dan PLBD
ditemukan faktor risiko kesehatan berupa tanda-tanda kehidupan tikus dan/atau
serangga berdasarkan pemeriksaan dari KKP setempat, wajib melakukan tindakan hapus
tikus dan hapus serangga.
8) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh KKP atau
Penyelenggara.
9) Tindakan hapus tikus dan hapus serangga yang diselenggarakan oleh KKP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Pasal 3
10) Setiap penyelenggara yang menyelenggarakan hapus tikus dan hapus serangga harus
mempunyai Izin Penyelenggara dari Menteri  Direktur Jenderal
Peranan KKP
(Permenkes 34 Tahun 2013)
BAB II IZIN PENYELENGGARA

Pasal 5
1) Permohonan Izin Penyelenggara diajukan oleh pimpinan Penyelenggara kepada Direktur
Jenderal dengan tembusan kepada Kepala KKP setempat dengan menggunakan contoh
Formulir 1 sebagaimana terlampir
2) Permohonan disertai dengan kelengkapan administrasi :
a. salinan akte notaris pendirian perusahaan;
b. fotokopi Surat Izin Usaha;
c. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan dari dinas perindustrian dan perdagangan;
d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e. fotokopi surat izin pest control dari dinas kesehatan;
f. daftar peralatan teknis dan bahan;
g. daftar tenaga teknis dan pengawas penyelenggara beserta sertifikat pelatihan;
h. surat izin operasi dari otoritas bandar udara/pelabuhan/pos lintas batas darat; dan
i. hasil pemeriksaan sampel tanah dan cholinestrase dalam darah petugas dari
laboratorium yang terakreditasi.
Peranan KKP
(Permenkes 34 Tahun 2013)
BAB III PENYELENGGARAAN HAPUS TIKUS DAN HAPUS SERANGGA

Pasal 9
1) Penyelenggaraan hapus tikus kapal di pelabuhan, hapus serangga kapal di pelabuhan,
dan hapus serangga pesawat di bandar udara oleh Penyelenggara dilaksanakan sesuai
dengan pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
Pasal 10
2) Setiap Penyelenggara yang akan melakukan penyelenggaraan hapus tikus dan hapus
serangga harus melapor kepada Kepala KKP setempat dengan menunjukkan Izin
Penyelenggara yang masih berlaku
3) Dalam penyelenggaraan hapus tikus dan hapus serangga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mendapat pengawasan dari petugas KKP setempat
Pasal 11
Dalam hal Penyelenggara melaksanakan tindakan hapus tikus dan hapus serangga
dengan menggunakan pestisida, maka pestisida tersebut harus terdaftar dan
mempunyai izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Peranan KKP
(Permenkes 34 Tahun 2013)
BAB III Penyelenggaraan Hapus Tikus Dan Hapus Serangga

Pasal 12
Kepala KKP berwenang melarang atau menghentikan kegiatan penyelenggaraan hapus
tikus dan hapus serangga yang akan atau sedang dilaksanakan oleh Penyelenggara,
apabila tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 9, Pasal 10,
dan Pasal 11
Pasal 13
1) Direktur Jenderal dan Kepala KKP melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan hapus
tikus dan hapus serangga pada alat angkut di pelabuhan, bandar udara, dan PLBD
2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemberian bimbingan,
supervisi, dan konsultasi, mulai dari persiapan peralatan dan bahan, proses kerja, dan mutu
hasil kerja
Pasal 14
Kepala KKP wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan tindakan hapus tikus dan hapus
serangga di wilayah kerjanya setiap 3 (tiga) bulan kepada Direktur Jenderal P2P
Peranan KKP
(Permenkes 34 Tahun 2013)
BAB IV Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 15
1) Dalam rangka pembinaan & pengawasan  Dirjen P2P
 dapat ambil tindakan administratif
 penyelenggara lalai sehingga merugikan pengguna jasa
2) Tindakan administratif :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis; atau
c. Pencabutan izin
3) Kerugian yang diakibat oleh kelalaian Penyelenggara  SEPENUHNYA
menjadi tanggung jawab Penyelenggara bersangkutan
Simpulan

Pelaksanaan tindakan penyehatan kapal sebagai repon terhadap penyakit dan FR Kes

berupa hapus tikus dan hapus serangga.


Tindakan Penyehatan Kapal dapat diselenggarakan oleh KKP atau Penyelenggara yang

telah memiliki Izin Penyelenggara dari Dirjen P2P Kemenkes RI


Penyelenggara yg akan melakukan penyelenggaraan tindakan penyehatan kapal harus

melapor kpd Ka. KKP setempat dgn menunjukkan Izin Penyelenggara yg masih berlaku &

dalam penyelenggaraannya harus mendapat pengawasan dari petugas KKP.


Kepala KKP membuat SPK untuk Penyelenggara yang telah ditunjuk oleh pihak kapal guna

melakukan penyelenggaran tindakan penyehatan kapal


Kepala KKP membuat SPK untuk petugas pengawas KKP yg akan mengawasi penyelenggaran

tindakan penyehatan kapal.


Dirjen P2P dan Ka. KKP melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan tindakan

penyehatan kapal pada alat angkut di pelabuhan, bandar udara, dan PLBD
FUMIGASI KAPAL

TERIMA KASIH

BERHATI-HATILAH DALAM BEKERJA,


KARENA PENYESALAN SELALU DATANG KEMUDIAN

Anda mungkin juga menyukai