Anda di halaman 1dari 24

DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN

LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis

• Penyakit demam akut pada manusia atau hewan

• Zoonosis yang paling luas penyebarannya di dunia

• Salah satu dari “re-emerging infectious diseases”

• Penyakit yang sering terlewatkan diagnosisnya


Mengapa Leptospirosis
sering terlewatkan diagnosisnya ?

• Infeksi bersifat sub-klinis atau tidak spesifik


• Diagnosis klinis tidak mudah, terutama yang ringan
• Sering didiagnosis keliru sbg penyakit demam lain
• Dokter kurang menyadari, tidak berfikir kearah Dx
• Tes diagnostik (RDT) tidak tersedia secara luas
• Ketidaktahuan masyarakat ttg penyakit ini
Manifestasi Klinis Leptospirosis

Leptospirosis ringan atau non-ikterik 80-90%


 Flu-like atau demam akut
 Sebagian besar kasus di diagnosis sbg penyakit demam lain
(diagnosis banding: dengue, malaria, hanta, rickettsioses dll)
 Pasien mungkin tidak berobat

Leptospirosis berat atau ikterik 10-20%


Weil`s disease (Sindrom Weil)  CFR is 5 - 30%

Ikterus, perdarahan dan gagal ginjal adalah


indikator utama Leptospirosis berat
Leptospirosis anikterik
mirip penyakit demam akut lain

Influenza Malaria tanpa komplikasi


Infeksi dengue
Infeksi hantavirus HIV seroconversion illness
Demam tifoid Rickettsiosis
Meningitis
Infeksi mononukleosis

Infeksi bakteri/virus lainnya


Disfungsi organ/komplikasi pada Leptospirosis berat (n: 87) #

Organ n (%)
Ginjal (AKI , oligurik or non-oligurik) 87 (100)
Hepar (hiperbilirubinemia / icterus) 87 (100)

Hematologi (trombositopenia, dg/ tanpa ganguan 85 (98)


koagulasi , DIC¥)
Kardiovaskuler (kelainan EKG, gagal jantung, syok dll) 74 (87)

Gastrointestinal (“pankreatitis” , hematemesis, melena) 16 (19)


Pulmo (perdarahan paru, ARDS dll) 5 (6)
Mata (perdarahan retina, uveitis) 4 (5)
Serebral (gangguang kesadaran, perdarahan otak) 4 (5)

Note: Semua dikonfirmasi dg MAT; 18 pasian dg Lepto DriDot saja.


MH Gasem dkk (2008)
Jumlah kasus yang dilaporkan dibawah angka semestinya

Sebagian besar laporan dari RS (hospital-based report only)

Sebagian besar kasus bersifat atipikal, ringan, non ikterik)


 Tidak dikenal atau di diagnosis keliru  under-reported
137 pasien demam akut di kota Semarang
( 67 rawat-inap dan 70 rawat jalan)

Sakit kepala (85%), nyeri otot (70%), mual (64%),


batuk (44%), nyeri perut (38%)

Leptospirosis: 9 (13% ) dari 67 pasien rawat inap


Diagnosis leptospirosis tidak akan ada (under-diagnosis) jika:
1. Dokter tidak berfikir kearah diagnosis leptospirosis
 Leptospirosis tidak dimasukkan dalam diagnosis banding
Emerging Infectious Diseases. Vol. 15, No. 6, June 2009  www.cdc.gov/eid
2. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium (MAT, PCR)
Definisi kasus

1. Kasus Suspect

 Demam akut (>=38.50C) dan/atau


nyeri kepala hebat, dengan

• Nyeri otot
• Malaise dan/atau
• Conjuctival suffusion dan

 Ada riwayat kontak dg lingkungan yang


terkontaminasi Leptospira
2. Kasus Probable

Di PPK tanpa pemeriksaan laboratorium

Kasus Suspect ditambah minimal dua dari 8 gejala2 dibawah ini:


1. nyeri betis
2. batuk dengan/tanpa batuk darah (perdarahan paru)
3. sesak nafas ( ARDS / perdarahan paru)
4. ikterus ( bilirubinemia direk)
5. manifestasi perdarahan (mimisan, hematemesis, hematom dll)
6. iritasi meningeal
7. anuria-oliguria ( AKI) dan/atau proteinuria
8. aritmia jantung

Catatan:
Kasus probable yang mengarah ke klinis berat segera ke PPK 2 atau 3
Klinis probable berat jika terdapat tanda klinis diatas ( dg bold dan italic)
2. Kasus Probable

Di PPK dengan fasilitas laboratorium

Kasus Suspect dengan

 IgM anti Leptospira positif dengan tes diagnostik cepat (RDT)


tehnik Lateral-Flow atau Dri Dot

atau

 minimal 3 dari 4 kelainan laboratorium dibawah ini

1. proteinuria, piuria, hematuria


2. lekositosis dg relatif neutrofilia (>80%), limfopenia
3. trombosit < 100.000 sel/mm
4. bilirubin > 2mg%; peningkatan ringan SGPT/SGOT
peningkatan amilase atau CPK
Catatan: RDT biasanya positif setelah hari ke 4 sakit karena
IgM anti Leptospira biasanya mulai terdeteksi pada hari ke 4 sakit
3. Kasus Confirmed

Kasus suspect atau probable disertai salah satu dari


pemeriksaan Lab dibawah ini :

 PCR positif (target SecY, LipL32 dll)


 Serokonversi MAT dari negatif menjadi positif atau
kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal
 Titer MAT ≥ 320 pada satu sampel (pada saat masuk RS)
 Isolasi bakteri Leptospira dari sampel klinis (darah, urin)

Catatan: MAT : Micro Agglutination Test (gold standard diagnosis Leptopirosis)


Kasus 1
Lelaki 63 th

Ax:
Demam 3 hari, nyeri kepala, nyeri otot, mual, muntah , nyeri perut
Tempat tinggal: Semarang kota, daerah bawah (rawan banjir).
Pekerjaan: tidak bekerja

Px: mata: tidak ada conjunctival suffusion


nyeri tekan gastrocnemius tidak ada
gejala/tanda klinis lain normal

Lab:
Darah: Lekosit : 12.700, Trombosit: 114.000
Lepto Tek Lateral Flow: negatif

DX: suspect Leptospirosis (non ikterik)

MAT-1 : negatif, MAT-2 : tidak dikerjakan


qPCR (Sec Y gene): positif

Dx: Leptospirosis (non-ikterik), confirmed


Kasus 2
Wanita 39 tahun
Demam tinggi, 6 hari, nyeri kepala, nyeri otot, menginggil, mual muntah,
Tempat tinggal: Semarang kota daerah bawah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Px:
Dehidrasi, sclera ikterik, ada conjunctival suffusion
Nyeri tekan gastrocnemius tidak ada

Lab: Lekosit: 14.800; Trombosit: 89.000, Lepto Tek lateral Flow: positif
Ureum: 126, creatinin: 2,04, Bilirubin total: 4,1, direk 3,7

Dx: Probable Leptospirosis (ikterik)

MAT-1 : 1/160, MAT-2: tidak dikerjakan


qPCR (SecY gen) : positif

Dx: Leptospirosis ( ikterik), confirmed


Kasus 3:
Lelaki 49 tahun
 
Ax
Demam akut 4 hari, nyeri otot, nyeri kepala, mual, diare,
Tempat tinggal: Demak
Pekerjaan: buruh bangunan
 
Px: Suhu 39,2 C, Sclera: tidak ada conjuctival suffusion

Lab: Lekosit: 12.700, trombosit: 168.000


Lepto Tek Dri Dot: positif
 
Dx : Probable Leptospirosis (non ikterik)

MAT-1 : 1/160, MAT-2: 1/640


qPCR: tidak dikerjakan

DX: Leptospirosis (non ikterik) confirmed


Kenapa misdiagnosis ( tidak dikenali oleh dokter )
Tidak tersedianya alat diagnosis Leptospirosis

RDT (lateral flow) : tes cepat tetapi bukan untuk diagnosis dini
karena IgM muncul umumnya mulai hari ke 5 sakit
tes ini mudah, terjangkau, seharusnya disediakan di PKM/RS

MAT (Micro Agglutination Test) adalah baku emas diagnosis


dapat mendeteksi serovars (untuk penyelidikan epidemiologi)
MAT sangat laborious, perlu sepasang sampel

PCR mendeteksi Leptospira sp atau produknya pada saat stadium


awal penyakit  diagnosis dini kasus
Tes ini masih mahal, tapi penting dx dini pasien atau saat KLB
Tes diagnostik untuk leptospirosis
Lama sakit <10 hari Lama sakit >10 hari
Sens % Spec % Sens % Spec %
MAT 69 99 94 99
ELISA 57 96 84 99
RDT 66 93 81 96
Lateral Flow

HL Smits et al, 1997


Gold standard PCR dg target SecY gene
RDT berdasarkan deteksi IgM anti Leptospira sp
sebaiknya digunakan untuk kasus/pasien dengan demam 5 hari keatas

RDT sebaiknya disediakan di Puskesmas/RS di daerah endemik Lepto


bagian paket pemeriksaan Lab untuk etiologi demam akut
Tatalaksana Kasus
• Pengobatan dengan antibiotik yang sesuai
dilakukan sejak kasus SUSPEK DITEGAKKAN
secara klinis.

Terapi untuk Leptospirosis ringan :


Pilihan :
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
• Kecuali : anak, ibu hamil, bila ada
kontraindikasi doksisiklin
Alternatif ( bila tidak dapat diberikan
Doksisiklin )
1. Amoksisilin 3 x 500/hari pada orang dewasa
2. Atau 10-20 mg/kgBB pada anak selama 7 hari
3. Bila alergi amoksisilin dapat diberikan
Makrolid
Terapi kasus leptospirosis berat
• Ceftriaxon 1 – 2 gram IV selama 7 hari
• Penisilin Prokain 1,5 juta unit IM per 6 jam
selama 7 hari
• Ampisilin 4 x 1 gram IV per hari selama 7 hari
• Terapi suportif dibutuhkan bila ada komplikasi
seperti gagal ginjal, pendarahan organ (paru,
saluran cerna, saluran kemih, serebral), syok
dan gangguan neurologi
Sistem rujukan
• Apabila menunjukan gejala leptospirosis berat :
– Kasus suspek dan kasus probabel yang disertai
gejala/tanda klinis ikterus,
– Manifestasi pendarahan
– Anuria/oliguria
– Sesak nafas
– Aritmia jantung
Rujuk ke RSUD Kab/ RSUD Prov yang memiliki fasilitas :
ruang perawatan intansif, dialisisis dll untuk menangani
gagal ginjal, ARDS dan pendarahan paru
Profilaksis
Saat ini belum ada kebijakan kemenkes perihal
tatacara profilaksis, mengingat leptospirosis
apabila cepat dalam diagnosa relatif mudah
disembuhkan dengan antibiotik
REFERENSI PENTING UNTUK LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai