Anda di halaman 1dari 27

Malaria

LAPORAN KASUS

Nur Millati Bani Mostavan


Internship RSUKT
Definisi

Penyakit infeksi sistemik yang


diakibatkan oleh parasite
Plasmodium dan ditularkan oleh
gigitan nyamuk Anopheles
Epidemiologi
Kabupaten/kota endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Indonesia bagian timur, diantaranya
Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Salah satu kabupaeten di luar Indonesia timur dengan prevalensi tinggi malaria:
Kabupaten Penajaman Paser Utara, Kalimantan Timur.

Total kasus malaria di Indonesia tahun 2020 sebanyak 254.055

Total kasus malaria di Indonesia tahun 2021 adalah 94.610


Etiologi
• Plasmodium falciparum: Paling sering jadi malaria berat dan
menyebabkan kematian

• Plasmodium vivax

• Plasmodium ovale: Umumnya manifestasi bersifat ringan

• Plasmodium malariae

• Plasmodium knowlesi
Pato-
fisiologi
Manifestasi Klinis
• TRIAS: Demam, menggigil, berkeringat

• Sifat demam: didahului stadium dingin (menggigil) lalu demam tinggi dan berkeringat banyak

• Gejala tersebut umum ditemukan pada penderita non daerah endemis

• Nyeri kepala

• Mual, muntah, diare

• Pegal-pegal, nyeri otot


Diagnosis
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

Keluhan: demam, menggigil, berkeringat, Suhu tubuh aksila >=37,5°C


sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot
atau pegal-pegal Konjungtiva anemis (pucat)

Riwayat sakit malaria Sklera ikterik

Riwayat minum obat malaria Spleenomegaly

Riwayat berkunjung ke daerah endemis Hepatomegaly


malaria

Riwayat tinggal di daerah endemis malaria


Diagnosis
PEMERIKSAAN MIKROSKOP PEMERIKSAAT RDT

Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis Mekanisme: deteksi antigen parasite malaria
untuk menentukan: dengan imunokromatografi

Ada tidaknya parasite malaria Tidak digunakan untuk evaluasi pengobatan

Spesies dan stadium plasmodium

Kepadatan parasit
Tatalaksana
Malaria Falsiparum
Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin
Primakuin pada falciparum  hari pertama (dosis 0,25mg/kgBB)
Primakuin tidak boleh untuk bayi <6bulan
Malaria Vivax
Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin
Primakuin pada vivaks  14 hari (dosis 0,25mg/kgBB)
Primakuin tidak boleh untuk bayi <6bulan
Malaria Campur: Falciparum + Vivax/ovale

DHP 3 hari + Primakuin 14 hari (0,25mg/kgBB/hari)


Malaria Vivax Relaps
DHP + Primakuin (Primakuin ditingkatkan jadi 0,5mg/kgBB/hari

Malaria Ovale
DHP + Primakuin (dosis sama seperti vivaks) selama 14 hari

Malaria Vivax Relaps


DHP (dosis sama dengan yang lain) 1x/hari selama 3 hari
Malaria Pada Ibu Hamil
Monitoring
RAWAT JALAN
• Evaluasi pengobatan hari ke 3, 7, 14, 21, dan 28
• Evaluasi: pemeriksaan klinis dan sediaan darah mikroskopis
• Jika ada perburukan dianjurkan segera datang (diluar jadwal)

RAWAT INAP
• Evaluasi pengobatan hari ke 7, 14, 21, 28
• Evaluasi: Pemeriksaan klinis dan sediaan darah mikroskopis
• Evaluasi hingga klinis membaik dan mikroskopis negatif
Preventif
Meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria

Mencegah gigitan nyamuk

Pengendalian vector

Kemoprofilaksis: Doksisiklin 100mg/hari, 1-2 hari sebelum berpergian hingga 4 minggu setelah
kembali.*

*Tidak boleh untuk ibu hami dan anak <8tahun


*Tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan
Laporan Kasus
Identitas Pasien
No. RM : 035928

Nama : Tn. Leber Marthen

Usia : 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. P Aji Iskandar RT 19, Tarakan Utara

Tanggal MRS : 02 Desember 2022


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang keluhan demam sejak 7 hari smrs, demam terus menerus, keringat dingin +, nyeri kepala +, mual
+, muntah -, masih bisa makan dan minum
pasien riwayat baru pulang dari papua 1 minggu yll, di papua selama 1 tahun
Pasien telah datang di poli pagi tadi control post MRS ec DBD
BAB BAK tidak ada keluhan

Riwayat Pengobatan: tidak ada


Riwayat Penyakit dahulu : disangkal
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran CM, E4V5M6 Kepala-leher Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, lidah kotor
TD 111/56 mmhg (-)
Nadi 90x/m Thorax Bentuk dada simetris, gerak dada simetris, tidak tampak
RR 20x/m retraksi
Suhu 37.5 C Paru Suara napas vesikuler simetris, wheezing -/-, rhonki -/-
SpO2 96% udara bebas
Jantung S1S2 tunggal, tidak ada murmur maupun gallop
BB 11,6 kg
Abdomen BU+normal, Nyeri tekan-, supel

Ekstremitas Akral hangat kering merah, tidak ada edema


Pemeriksaan Penunjang
Detail Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hb ( HGB ) 11.7 g/dl L= 14 -18 P = 12 - 16
MCV 80.2 fL 80 - 100
MCH 28,4 pg 27 – 34
MCHC 34,2 g/dl 31 – 37

Eritrosit ( RBC ) 3.73 juta/cc L = 4.5 -6.5 P = 3.0-6.0


Hematokrit (HCT) 32.6 % L = 40 - 48 P = 37 - 43
Trombosit ( PLT) 265.000 ribu/ cc 150.000 - 450.000

Lekosit ( WBC) 6.290 ribu/ cc 4.000 - 11.000


Hit. Jenis : Neotrofil 65.6 % 50 - 70
Hit. Jenis : Limfosit 25.9 % 20 - 40

Hit. Jenis : Monosit 4.1 % 2-8

Hit. Jenis : Eosinofil 0.3 % 1-3

Hit. Jenis : Basofil 0.1 % 0-1


Pemeriksaan Penunjang
Detail Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Ureum 17.3 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 0.84 mg/dl 1.1
Bilirubin total 1.42 mg/dl L= 0,6 - 1,1 P= 0,5 - 0,9
Pemeriksaan Penunjang
ERITROSIT Hipokromik Mikrositik Anisopoikilositosis, ( Normosit, Teardrop cell) sel
polikromasia Positif Normoblast Negatif tampak badan inklusi pada Eritrosit yang
merupakan suatu infeksi Parasit Malaria.

LEUKOSIT Kesan Jumlah Normal didominasi sel Netrofil Segmen, Imature Granulosit Positif
( Stab, Mielosit ), Vakuolisasi Negatif, Toxic Granule Negatif tidak didapatkan adanya
sel Blast.

TROMBOSIT Kesan Jumlah menurun, Giant Platelet Positif, Distribusi merata

KESIMPULAN Gambaran Hapusan Darah Tepi saat ini dapat merupakan suatu infeksi Parasit Malaria,
Mohon Evaluasi klinis dan Parameter penunjang lain.
MALARIA DDR POSITIF+
Indeks parasite 109/ul jenis plasmodium vivax
Diagnosis:
Malaria
Plasmodium Vivax
Planning
Diagnosis Cek DDR, Ur, Cr, Bilirubin
Terapi IVFD NaCl 0,9% 30 tpm
Drip antrain 2 amp tgc
Drip paracetamol 1 gr/8 jam
Inj ondancetron 4 mg/8 jam

PO
DHF 1x3 tab
Primaquin 1x1 (14 hari)

Monitoring -Klinis
-DDR
-HDT
Edukasi -Memakai kelambu
-Minum profilaksis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai