Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

GEA + Dehidrasi Ringan Sedang

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Universitas Prima Indonesia
RS Royal Prima Marelan

Pembimbing :
dr. Welas, Sp.A

Oleh :
Wiranto 213307020092
Identitas Pasien

• Nama : Aurora Rudina


• Usia. : 7 bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• No. RM/Ruangan : 124965/305
• Tanggal masuk : 17 Agustus 2022
• DPJP : dr. Welas , Sp.A
Anamnesis
• Keluhan utama : Demam (+)
• Keluhan tambahan : BAB Cair (+), Muntah (+)
• Telaah : Seorang anak perempuan dibawa oleh ibunya ke
IGD RS Royal Prima dengan keluhan demam yang sudah dialami 4 hari, bersifat naik
turun. Pasien juga mengeluhkan adanya BAB Cair, dengan konsistensi BAB Cair > ampas,
dengan frekuensi ± 6x/hari, juga disertai lendir (+), darah (+). Pasien juga mengalami mual
(+), muntah (+) yang berisi air dan makanan yang dimakan pasien. Pasien juga merasa
lemas dan rasa haus (mau minum terus). BAK normal
Anamnesis
• Riwayat penyakit terdahulu : (-)
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
• Riwayat penggunaan obat : Paracetamol, Antibiotik
• Alergi obat : (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital
 Suhu : 39,4℃
 HR : 130 x/menit
 RR : 28 x/menit
 SpO2 : 100%
Pemeriksaan Fisik

Data antropometri

• Berat badan : 6 kg
• Tinggi badan : 80 cm
• BB Ideal : 7,6 kg
• TB Ideal : 67,3 cm
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm
Status Gizi

BB/U WHO
Diantara <-2SD s/d
-3SD = BB kurang
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm

TB/U WHO
>+3 SD: TB Sangat
tinggi
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm

BB/TB WHO
<-3 SD: Gizi buruk
Recommended Dietary Allowance (RDA)

• Kalori per hari = BB ideal x RDA menurut usia


= 7,6 x 98 = 744,8 kkal
• Protein per hari = BB ideal x RDA menurut usia
= 7,6 x 1,5 = 11,4 g
• Cairan = BB Ideal x RDA menurut usia
= 7,6 x (125-145)
= 950-1102 ml
Diagnosa Banding
 Gastroenteritis akut + Dehidrasi ringan sedang
 Food poisoning
 Tifoid Fever

Diagnosa Sementara
Gastroenreritis akut + DRS
 Terapi IGD
• IVFD RL 20 Tpm Mikro
• PCT Supp
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 17 Agustus 2022 Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hb 10,6 G/dl 12,5-14,5
Leukosit 19,83 103/ul 5-11
LED - Mm/1 hours <20
Trombosit 337 103/ul 150-450
Ht 30,6 % 30,5-45,0
Eritrosit 4,09 10^/mm3 4,50-6,50
MCV 74,7 Um3 75,0-95,0
MCH 26,0 Pg/cell 27,0-31,0
MCHC 34,8 G/dl 32,0-34,0
RDW 16,2 % 11.50-14.50
PDW 16,1 Fl 15,0-55,0
MPV 8,7 Fl 6,50-9,50
PCT 0,294 % 0,10-0,50
Hitung jenis Hasil Satuan Normal
leukosit
Eosinofil 1,2 % 1-3
Basofil 0,3 % 0-1
Monosit 4,5 % 2-8
Neutrophil 72,5 % 50-70
Limfosit 21,5 % 20-40

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode


Corona virus Negative Negative Swab qualitative
antigen screening

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode


Glukosa ad random 78 mg/dL <200 -
Follow Up
Hari/Tanggal S O A P
Kamis, 17 Mencret (+) 3X Sensorium : CM GEA + DRS • IVFD RL 20 tpm mikro
Agustus 2022 Demam (+) HR: 109 x/i • Inf PCT 90mg/8 jam
Muntah (-) RR: 22 x/i • Inj Ceftriaxone 300mg/12 jam
BAK Normal SpO2 : 98 % • Zink Syr 20mg 1x1
Temp : 38,2 oC • L-Bio 3 x 1 Sachet

Jumat, 18 Mencret (+) 2X Sensorium : CM GEA +DRS • IVFD RL 20 tpm mikro


Agustus 2022 Demam (-) HR:107 x/i • Inf PCT 90mg/8 jam
Muntah (-) RR: 25 x/i • Inj Ceftriaxone 300mg/12 jam
BAK Normal SpO2 : 99 % • Zink Syr 20mg 1x1
Temp : 37,2 oC • L-Bio 3 x 1 Sachet
Diagnosa Akhir

 Gastroenteritis Akut + Dehidrasi Ringan Sedang


TEORI
Gastroenteritis Akut
DEFINISI
Suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya 3x atau lebih) dalam satu hari.

Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan
merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun.
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut
terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare
sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian
bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
Etiologi
Terbagi menjadi dua tipe yaitu :

• INFEKSI
Golongan bakteri Golongan Virus Golongan parasit
 Aeromonas  Astrovirus  Balantidium coli
 Bacillus cereus  Calcivirus  Blastocystis homonis
 Campylobacter jejuni  Enteric adenovirus  Cryptosporidium parvum
 Clostridium perfringens  Coronavirus  Entamoeba histolytica
 Clostridium defficile  Rotavirus  Giardia lamblia
 Escherichia coli  Cytomegalovirus  Isospora belli
 Pleisiomonas shigeloides  Norwalk virus  Strongyloides stercoralis
 Salmonella  Herpes Simplex virus  Trichuris trichiura
 Shigella
 Staphylococcus aureus
 Vibrio cholera
 Vibrio parahaemolyicus
 Yersinia enterocolitica
 NON INFEKSI

Malasorpsi
Infeksi non gastrointestinal
• Defisiensi disakarida
Alergi susu sapi
• Malabsopsi glukosa
Defisiensi imun
• Cholestosis
Gangguan motilitas usus
Kesulitan makan
Penyakit Crohn
• Malrotasi
• Short Bowel Syndrome
• Atrofi microvilli
• Stricture
Keracunan makanan
• Logam berat
• Mushrooms
Derajat Dehidrasi
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

Modified from Duggan C, Santosham M, Glass RI: The management of acute diarrhea in children: oral rehydration, maintenance, and nutritional therapy, MMWR Recomm
Rep 41(RR-16):1–20,1992; and World Health Organization: The treatment of diarrhoea: a manual for physicians and other senior health workers, Geneva, 1995, World Health
Organization; and Centers for Disease Control and Prevention: Diagnosis and management of foodborne illnesses, MMWR 53(RR-4):1– 33, 2004.
• Pemeriksaan Fisik
Diagnosis GEA
1. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital
2. Tanda umum : gelisah / cengeng, lemah/ letargi, turgor kulit
• Anamnesa
3. Ubun-ubun besar, kelopak mata , air mata, mukosa bibir
1. Pola pemberian makanan
4. Tanda gangguan keseimbangan : napas cepat, kembung
2. Frekuensi , lama dan volume Buang
Air besar ( BAB) 5. Penilaian derajat dehidrasi
3. Ada/ tidak darah dan lendir di tinja 6. Bising usung yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hipokalemi
4. Bila disertai muntah : volume dan
frekuensinya 7. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill untuk menentukan derajat dehidrasi
5. Adanya rasa nyeri pada perut
6. Adakah penyakit lain : batuk, pilek,
otitis media dan campak • Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah: darah lengkap , analisa gas darah,
7. Kencing : biasa, berkurang, jarang atau
serum elektrolit , glukosa darah
tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir
2. Pemeriksaan Tinja
8. Keadaan fisik anak : tampak pucat/
tidak Makroskopis : konsistensi , warna , lendir, darah ,
bau
Mikroskopis : lekosit, eritrosit, parasite
dan bakteri
Kimia : pH, elektroilit
Tatalaksana

Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE):


 Berikan oralit
 Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut- turut
 Teruskan ASI-makan
 Berikan antibiotik secara selektif
 Berikan nasihat pada ibu/keluarga
Diare Tanpa Dehidrasi

Pemberian cairan maintenance dengan Holiday Segar


Diare dengan Dehidrasi ringan-sedang

Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit dapat
diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang sama dengan kecepatan 20 ml/kgBB/jam. Setelah 3
jam keadaan penderita dievaluasi, apakah membaik, tetap atau memburuk.
Diare dengan Dehidrasi berat
Zinc

 Dosis obat Zinc (1 tablet = 20 mg) - Umur < 6 bulan : 1/2 tablet /hari - Umur ≥ 6 bulan : 1
tablet /hari
 Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30 detik),
segera berikan kepada anak.
 Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis
penuh.
 Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat Zinc
segera setelah anak bisa minum atau makan.
Makanan selama diare
 Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh.
Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal
sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi.
 Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung kepada umur, makanan yang disukai dan
pola makan sebelum sakit serta budaya setempat.
 Bayi yang minum ASI harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau.
 Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam.
 Bila anak berumur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan lunak atau padat,
makanan ini harus diteruskan.
Antibiotik
Edukasi

Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit, Zinc,
ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika
anak:
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari
Pencegahan

 Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun


 Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
 Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang cukup
 Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
 Buang air besar di jamban
 Membuang tinja bayi dengan benar
 Memberikan imunisasi campak
Komplikasi

 Hipernatremia
 Hiponatremia
 Hiperkalemia
 Hipokalemia
 Kejang
Gizi Buruk

 Cara untuk menentukan status gizi pada anak


 Tentukan berat badan
 Tentukan tinggi badan
 Hitung BB/TB pada anak menggunakan kurva CDC / WHO
 Interpretasi
 >120% = Gizi lebih Obesitas Birth to 2 years (IMT WHO) :
 110-120% = Overweight < -3SD : Gizi Buruk
-2SD s/d -3SD : Gizi Kurang
 90-110% = Normal -2SD s/d +2SD : Gizi Baik
 70-90%= Gizi Kurang +2SD s/d +3SD : Gizi Lebih
 <70% = Gizi Buruk
>+3SD : Obesitas
Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Inap (1)

A. Balita Gizi Buruk usia 6-59 bulan, dilakukan:


1. Melalui 4 fase yaitu: fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
2. Penentuan kondisi klinis balita gizi buruk berdasarkan tanda bahaya dan tanda
penting serta melakukan tata laksana sesuai kondisi klinis mengacu pada 10
Langkah Tata Laksana Gizi Buruk.
Tata Laksana Balita
Gizi Buruk di
Layanan Rawat Inap
(2)
Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Inap (3)
Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Inap (4)
Tata Laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Inap (5)
Referensi

 Depkes RI (2011) ‘Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare’, Departemen Kesehatan
RI, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, pp. 1–40.
 Juffrie, M. et al. (2020) ‘Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1’, IDAI, pp. 126–
141.
 Kliegman, R. et al. (2021) Nelson Textbook Of Pediatrics. 21st edn, Elsevier. 21st edn.
 Kemenkes RI (2019) ‘Buku Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada
Balita’, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta, 2019

Anda mungkin juga menyukai