Pembimbing :
dr. Welas, Sp.A
Oleh :
Wiranto 213307020092
Identitas Pasien
Data antropometri
• Berat badan : 6 kg
• Tinggi badan : 80 cm
• BB Ideal : 7,6 kg
• TB Ideal : 67,3 cm
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm
Status Gizi
BB/U WHO
Diantara <-2SD s/d
-3SD = BB kurang
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm
TB/U WHO
>+3 SD: TB Sangat
tinggi
Aurora, 7 bulan
BB: 6 kg
TB: 80 cm
BB/TB WHO
<-3 SD: Gizi buruk
Recommended Dietary Allowance (RDA)
Diagnosa Sementara
Gastroenreritis akut + DRS
Terapi IGD
• IVFD RL 20 Tpm Mikro
• PCT Supp
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 17 Agustus 2022 Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hb 10,6 G/dl 12,5-14,5
Leukosit 19,83 103/ul 5-11
LED - Mm/1 hours <20
Trombosit 337 103/ul 150-450
Ht 30,6 % 30,5-45,0
Eritrosit 4,09 10^/mm3 4,50-6,50
MCV 74,7 Um3 75,0-95,0
MCH 26,0 Pg/cell 27,0-31,0
MCHC 34,8 G/dl 32,0-34,0
RDW 16,2 % 11.50-14.50
PDW 16,1 Fl 15,0-55,0
MPV 8,7 Fl 6,50-9,50
PCT 0,294 % 0,10-0,50
Hitung jenis Hasil Satuan Normal
leukosit
Eosinofil 1,2 % 1-3
Basofil 0,3 % 0-1
Monosit 4,5 % 2-8
Neutrophil 72,5 % 50-70
Limfosit 21,5 % 20-40
Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan
merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun.
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut
terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare
sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian
bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
Etiologi
Terbagi menjadi dua tipe yaitu :
• INFEKSI
Golongan bakteri Golongan Virus Golongan parasit
Aeromonas Astrovirus Balantidium coli
Bacillus cereus Calcivirus Blastocystis homonis
Campylobacter jejuni Enteric adenovirus Cryptosporidium parvum
Clostridium perfringens Coronavirus Entamoeba histolytica
Clostridium defficile Rotavirus Giardia lamblia
Escherichia coli Cytomegalovirus Isospora belli
Pleisiomonas shigeloides Norwalk virus Strongyloides stercoralis
Salmonella Herpes Simplex virus Trichuris trichiura
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholera
Vibrio parahaemolyicus
Yersinia enterocolitica
NON INFEKSI
Malasorpsi
Infeksi non gastrointestinal
• Defisiensi disakarida
Alergi susu sapi
• Malabsopsi glukosa
Defisiensi imun
• Cholestosis
Gangguan motilitas usus
Kesulitan makan
Penyakit Crohn
• Malrotasi
• Short Bowel Syndrome
• Atrofi microvilli
• Stricture
Keracunan makanan
• Logam berat
• Mushrooms
Derajat Dehidrasi
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
Modified from Duggan C, Santosham M, Glass RI: The management of acute diarrhea in children: oral rehydration, maintenance, and nutritional therapy, MMWR Recomm
Rep 41(RR-16):1–20,1992; and World Health Organization: The treatment of diarrhoea: a manual for physicians and other senior health workers, Geneva, 1995, World Health
Organization; and Centers for Disease Control and Prevention: Diagnosis and management of foodborne illnesses, MMWR 53(RR-4):1– 33, 2004.
• Pemeriksaan Fisik
Diagnosis GEA
1. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital
2. Tanda umum : gelisah / cengeng, lemah/ letargi, turgor kulit
• Anamnesa
3. Ubun-ubun besar, kelopak mata , air mata, mukosa bibir
1. Pola pemberian makanan
4. Tanda gangguan keseimbangan : napas cepat, kembung
2. Frekuensi , lama dan volume Buang
Air besar ( BAB) 5. Penilaian derajat dehidrasi
3. Ada/ tidak darah dan lendir di tinja 6. Bising usung yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hipokalemi
4. Bila disertai muntah : volume dan
frekuensinya 7. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill untuk menentukan derajat dehidrasi
5. Adanya rasa nyeri pada perut
6. Adakah penyakit lain : batuk, pilek,
otitis media dan campak • Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah: darah lengkap , analisa gas darah,
7. Kencing : biasa, berkurang, jarang atau
serum elektrolit , glukosa darah
tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir
2. Pemeriksaan Tinja
8. Keadaan fisik anak : tampak pucat/
tidak Makroskopis : konsistensi , warna , lendir, darah ,
bau
Mikroskopis : lekosit, eritrosit, parasite
dan bakteri
Kimia : pH, elektroilit
Tatalaksana
Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit dapat
diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang sama dengan kecepatan 20 ml/kgBB/jam. Setelah 3
jam keadaan penderita dievaluasi, apakah membaik, tetap atau memburuk.
Diare dengan Dehidrasi berat
Zinc
Dosis obat Zinc (1 tablet = 20 mg) - Umur < 6 bulan : 1/2 tablet /hari - Umur ≥ 6 bulan : 1
tablet /hari
Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30 detik),
segera berikan kepada anak.
Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis
penuh.
Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat Zinc
segera setelah anak bisa minum atau makan.
Makanan selama diare
Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh.
Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal
sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi.
Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung kepada umur, makanan yang disukai dan
pola makan sebelum sakit serta budaya setempat.
Bayi yang minum ASI harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau.
Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam.
Bila anak berumur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan lunak atau padat,
makanan ini harus diteruskan.
Antibiotik
Edukasi
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit, Zinc,
ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika
anak:
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari
Pencegahan
Hipernatremia
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipokalemia
Kejang
Gizi Buruk
Depkes RI (2011) ‘Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare’, Departemen Kesehatan
RI, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, pp. 1–40.
Juffrie, M. et al. (2020) ‘Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1’, IDAI, pp. 126–
141.
Kliegman, R. et al. (2021) Nelson Textbook Of Pediatrics. 21st edn, Elsevier. 21st edn.
Kemenkes RI (2019) ‘Buku Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada
Balita’, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta, 2019