Anda di halaman 1dari 32

Malaria

Intan Aprianty Achmad C014182233


Arza Ditya C014191033
Esther Yuliana Natalia C014182276
Identitas Pasien
• Nama : ARA
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tgl. Lahir : 16-12-2013
• Umur : 6 tahun
• Rumah Sakit : RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
• MR : 904624
• Tanggal Masuk : 16-12-2019
Laporan Kasus
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Kesadaran menurun + demam
• Anamnesis Terpimpin
Pasien usia 6 tahun masuk ke RSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo dengan keluhan tidak sadarkan diri yang
dialami sejak 3 hari lalu. Pasien juga menderita demam.
Pasien sempat 3 bulan yang lalu menjalani operasi di RS
Papua dan post cardiac arrest. Riwayat malaria
sebelumnya tidak diketahui, riwayat OAT tidak ada.
Deskripsi Umum
Sakit berat/ Gizi
kurang/ GCS E2M3Vx .
Mata Hidung
TD : 110/80
Eksoptalmus/Enoptalmus: (-) Perdarahan: Tidak ada
Nadi : 80 kali/menit
Gerakan : Normal Sekret : Tidak ada
Pernapasan :
20x/menit Kelopak : Normal Massa : Tidak ada
Saturasi : 98% tanpa Konjungtiva:
modalitas Sklera : Tidak ikterik
Suhu : 38.5’C Pupil : Bulat, Isokor
2,5mm ODS
Leher
KGB : Tidak ada
pembesaran
Kepala Mulut
DVS : R+0 cmH20
Bentuk : Normal Bibir : Kering (-)
Pemb. Darah: Normal
Gusi : Normal
Muka : Simetris Kaku Kuduk: Tidak ada
Tonsil : Normal
Deformitas : Tumor : Tidak ada
Lidah : Bersih
Tidak ada Trakea : Normal
Rambut : Hitam,
sukar dicabut
Thoraks
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi :Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, massa


tidak ada

Perkusi :Batas paru dalam batas normal

Auskultasi :Vesikuler, Ronkhi (-) , wheezing (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada


Abdomen
Inspeksi : Datar ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik ada kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba pembesaran organ
maupun massa
Perkusi : Timpani, asites tidak ada

Ekstremitas
Edem pretibia : -/-
Edem dorsum pedis : -/-
Sianosis : (-)
Akral : Hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(RSUP Wahidin Sudirousodo 16-12-2019)

Jenis
Nilai
Pemeriksaa Hasil Satuan
Rujukan
n
Darah
Rutin
WBC 10.13 4,00 - 10,00 10^3/uL.
RBC 4.56 4,00 – 6,00 10^6/uL.
HBG 12.7 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 37.1 37,0 - 48,0 %
MCV 81.4 88,0 – 97,0 fL.
MCH 27.9 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 34.2 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 94 150 – 400 10^3/uL.
ASSESMENT
• Suspek Malaria serebral
• Hospitalized Acquired Pneumonia
• Hepatopati

PLANNING
Artesunat 2.4 mg/kgBB/intravena
DEFINISI
Penyakit malaria (malaria disease) : penyakit yang
disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam
eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam.
Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria
dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami
komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.
Epidemiologi
Prevalensi nasional malaria berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2010 adalah 0,6% dimana provinsi
dengan API di atas angka rata-rata nasional adalah Nusa
Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan
Tengah, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu,
Jambi, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Aceh.
Tingkat prevalensi tertinggi ditemukan di
wilayah timur Indonesia, yaitu di Papua Barat
(10,6%), Papua (10,1%) dan Nusa Tenggara
Timur (4,4%).
Epidemiologi
Menurut karakteristik umur, point prevalence paling
tinggi adalah pada umur 5-9 tahun (0,9%), kemudian pada
kelompok umur 1-4 tahun (0,8%) dan paling rendah pada
umur <1 tahun (0,3%). Sedangkan menurut period
prevalence, prevalensi paling tinggi adalah pada kelompok
umur >15 tahun (10,8%), nomor dua paling tinggi pada
kelompok umur 1-4 tahun (10,7%) dan paling rendah tetap
pada umur <1 tahun (8,2%).
ETIOLOGI
Ada empat jenis spesies parasit malaria
di dunia yang dapat menginfeksi sel
darah merah manusia, yaitu :
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
PATOMEKANISME
GEJALA KLINIS
TANPA KOMPLIKASI DENGAN KOMPLIKASI
• Demam • Gangguan kesadaran
• Menggigil • Keadaan umum yang sangat lemah
• Sakit kepala • Kejang-kejang
• Mual & muntah
• Diare
• Panas sangat tinggi
• Nyeri otot atau pegal- • Mata atau tubuh kuning
pegal • Tanda-tanda dehidrasi
• Perdarahan hidung, gusi atau saluran
pencernaan
• Nafas cepat atau sesak nafas
• Muntah terus menerus dan tidak dapat
makan minum
• Warna air seni seperti teh tua dan dapat
sampai kehitaman
• Jumlah air seni kurang sampai tidak ada
air seni
• Telapak tangan sangat pucat
DIAGNOSA MALARIA BERAT
• Ditemukan Plasmodium Falciparum stadium aseksual dengan
minimal satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil
laboratorium berikut:

Gambaran laboratorium
Manifestasi klinis
• Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
• Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15
• Perubahan kesadaran mmol/L)
• Kelemahan otot( tak bisa duduk/ • Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis
berjalan) tinggi, <7gr% untuk endemis sedang-rendah),
• Kejang berulang-ulang lebiih dari dua pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
episode dalam 24 jam. • Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau
• Distres pernafasan 100.000 parasit /μL di daerah endemis rendah
atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl
• Gagal sirkulasi atau syok
di daerah endemis tinggi)
• Jaundice • Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
• Hemoglobinuria • Hemoglobinuria
• Perdarahan spontan abnormal • Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3
• Edema paru mg%)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tetesan preparat darah tebal


• Hapusan darah tipis
• Tes antigen (Rapid Diagnostic Test)
• Tes serologi (IFA, ELISA)
• Tes diagnosis molekular (PCR)
TERAPI
• Prinsip pengobatan malaria : penderita
tergolong malaria biasa (yang tanpa komplikasi
atau penderita malaria berat/dengan
komplikasi.)
• Pengobatan malaria berat secara garis besar
terdiri atas 3 komponen : pengobatan suportif,
pengobatan spesifik dengan kemoterapi anti
malaria , dan pengobatan komplikasi.
Penatalaksanaan malaria
tanpa komplikasi
• Pengobatan Malaria falsiparum
dan Malaria vivaks
• Lini Pertama : DHP +
Primakuin
• Dosis obat : Dihydroartemisinin = 2
– 4 mg/kgBB
▫ Piperakuin = 16 – 32 mg/kgBB
▫ Primakuin = 0,75mg/kgBB
▫ (P. falciparum untuk hari I)
▫ Primakuin = 0,25 mg/kgBB
▫ (P. vivax selama 14 hari)
ATAU
• Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin
• Dosis obat : Amodiakuin basa =
10mg/kgBB
◦ Artesunat = 4mg/kgBB
◦ Primakuin = 0,75mg/kgBB
◦ (P. falciparum untuk hari I)
◦ Primakuin = 0,25 mg/kgBB
◦ (P. vivax selama 14 hari)
Penatalaksanaan
• Dihidroartemisin + Piperakuin +
Primakuin
- Dapat diberikan pada ibu hamil
trimester 2 dan 3.
• Dihidroartemisin : 2 – 4 mg/KgBB
• Piperakuin : 16 – 32 mg/KgBB
• Primakuin : 0,75 mg/KgBB
• Lini Kedua untuk Malaria falsiparum :
Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
• Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10mg/kgBB/hari)
• Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (> 15
tahun)
• Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (8-14
tahun)
• Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali diberikan 4 x sehari.Tidak
diberikan pada anak umur<8 tahun.
Oleh karena Doksisiklin dan Tetrasiklin tidak dapat diberikan
pada ibu hamil maka sebagai penggantinya dapat di pakai
Klindamisin
 Dosis anak-anak 10 mg/kg bb/kali diberikan 2 x sehari.
Perkapsul Klindamisin basa ~150 mg dan 300 mg
• Lini Kedua untuk Malaria Vivaks =
Kina + Primakuin
• Kina selama 7 hari + Primakuin selama 14 hari
• Dosis kina 10mg/kgBB
• Primakuin O,25mg/KgBB
Pengobatan Malaria Vivax yang Relaps

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh)


diberikan lagi regimen ACT yang sama tetapi dosis
primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
Pengobatan infeksi campur P.
falciparum + P. vivaks/P.
ovale
• Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P.
vivaks/P. ovale dengan ACT. Pada penderita
dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3
hari serta primakuin dengan dosis 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari.
Pengobatan malaria berat

• Semua penderita malaria berat harus ditangani di


Rumah sakit(RS)
A.Pengobatan malaria berat di puskesmas /klinik non
perawatan
sebelum dirujuk berikan artemeter intramuskular
dosis awal (3,2mg/kgBB)
B.Pengobatan malaria berat di puskesmas / klinik
perawatan atau rumah sakit
Artesunat intravena merupakan pilihan utama jika
tidak tersedia ,dapat diberikan artemeter
intramuskular atau kina drip
Terapi pada Malaria Berat
• Prinsip tatalaksana berupa
▫ Tindakan stabilasasi (airway, breathing,
circulation).
▫ Pengobatan simptomatik
▫ Pemberian anti-malaria- pilihan utama derivat
artemisin parenteral: Artesunat (IV/IM)
▫ Penanganan komplikasi.
• Memerlukan terapi parenteral.
▫ Menurunkan kadar parasitemia dengan cepat.
▫ Kurang efek samping
• Artesunate
▫ Vial 60mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut
0.6ml natrium bikarbonat 5%. Setelah dilarutkan
dengan 3-5ml dextrose 5%.
▫ Loading dose dilakukan 2.4 mg/kgBB selama 2 menit
dan diulang setelah 12 jam. Selanjutnya diberikan 2.4
mg/kgBB 1x sehari sampai mampu minum obat.
▫ Bila sudah dapatr minum obat dilanjut dengan
regimen lini pertama malaria falciparum tanpa
komplikasi.
• Artemeter
▫ Ampul 80mg dalam larutan minyak. Loading dose 3.2
mg/kgBB IM selanjutnya 1.6 mg/kgBB IM /day
sampai mampu minum obat.
Profilaksis
• Doksisiklin
Mulai 1-2 hari pre perjalanan dan stop 4 minggu
post perjalanan dgn R/ 100mg/hari
• Meflokuin
Mulai 2-3 minggu pre perjalanan dan stop 4
minggu post perjalanan dgn R/ 250 mg/minggu
Komplikasi
• Malaria serebral merupakan komplikasi dari infeksi P.
falciparum dan sering menjadi penyebab kematian (20%
sampai 40%), terutama di kalangan anak-anak dan
orang dewasa non-immun.
• Malaria serebral terjadi pada pasien dengan parasitemia
intens (> 5%). Komplikasi lainnya termasuk ruptur
limpa, gagal ginjal, hemolisis parah (demam
blackwater), edema paru, hipoglikemia,
trombositopenia, dan malaria algid (sindrom sepsis
dengan kolaps vaskuler)
EDUKASI
Pada daerah yang endemik malaria hendaknya memberikan
edukasi mengenai beberapa hal berikut ini :
• Hendaknya tidur dengan menggunakan kelambu anti serangga.
• Melakukan kontrol terhadap lingkungan sekitar yang menjadi
sarang berkembang biaknya nyamuk.
• Memberikan dukungan terhadap wanita untuk mendapatkan
terapi preventif ketika berada pada masa kehamilan.
• Mengenali gejala malaria dan mencari penanganan secepat
mungkin, terutama pada individu dengan resiko yang tinggi.
• Ketika telah terinfeksi oleh malaria, hendaknya meminta obat
anti malaria dan menyelesaikan pengobatan dengan siklus yang
benar.
• Menggunakan penangkal nyamuk, jika ada, dan metode
proteksi lain yang direkomendasikan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai