Anda di halaman 1dari 34

P e m b a c a a n L a p o r a n K a s u s

DEMAM TIFOID
OLEH
Astrid Niken FIjayanti

SUPERVISOR PEMBIMBING :
dr. Santi faradillah,Sp.A

PENDAMPING
dr. Anis Purwaningsih
Peserta Program Internship Dokter Indonesia (PIDI)
Periode Agustus 2022 – Agustus 2023 01
RS Umum Kota Tarakan
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama An M.A

Jenis Kelamin Laki Laki

Umur 7 Tahun

Perawatan Cemara

Tanggal MRS 19 November 2022

No RM 035509

03
KASUS
SUBJECTIVE (S) ANAMNESIS

Pasien masuk RS dengan keluhan demam dialami sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, demam tidak
terus menerus, demam terutama pada sore dan malam hari, demam turun dengan penurun panas. Batuk
ada berdahak . Tidak kejang. Tidak sesak. Nyeri perut tidak ada. Tidak ada muntah.
Buang air kecil: kuning, lancar kesan cukup.
Buang air besar: biasa, kuning, darah tidak ada.
Riwayat suka jajan sembarang ada (pentol di sekolah)
Riw Alergi: Disangkal
Riw Imunisasi: Lengkap 9 bulan
Riw ASI: Ada sampai umur 6 bulan, Sufor Ada (Lactogen dan Dancow)

04
KASUS
OBJECTIVE (O) KEADAAN UMUM
Sakit sedang/Compos Mentis GCS 15 (E4M6V5)

TANDA VITAL
Tekanan Darah 120/64 mmHg

Nadi 89 kali/menit

Napas 20 kali/menit

Suhu 39.3˚C

SpO2 98 %

BB 34 Kg

05
KASUS
PEMERIKSAAN FISIS
Kepala Mata
Deformitas Tidak ada
Konjungtiva Tidak anemis
Wajah Simetris
Sklera Tidak ikterik
Rambut Tidak mudah dicabut
Palpebra Tidak edema
Ukuran Normocephal
Mata Cekung Tidak ada
Bentuk Mesocephal

Telinga Hidung
Episaksis Tidak ada
Otorrhea Tidak ada
Rinorrhea Tidak ada
06
KASUS
PEMERIKSAAN FISIS
Mulut Leher
Bibir Kering KGB Tidak ada pembesaran

Lidah Kotor (+) ,Stomatitis (-) Kaku


Tidak ada
Duduk
Tonsil T1-T1, tidak hiperemis

Faring Tidak hiperemis


Status Tiposa
Kesadaran Menurun Tidak ada
Rambut Kering Tidak ada
Konjungtiva Anemis Tidak ada
Kulit Kering Tidak ada
Bibir kering Ada
07
Lidah kotor Ada
KASUS
PEMERIKSAAN FISIS
Jantung Paru

Inspeksi Ictus Cordis tidak nampak Inspeksi Simetris kiri dan kanan
Ictus cordis tidak teraba, thrill Vokal frmitus sama kedua
Palpasi Palpasi
tidak teraba hemithoraks

Perkusi Batas jantung kesan normal Perkusi Sonor kedua hemithoraks


BJ I/II murni reguler, Vesikuler, wheezing (-),
Auskultasi Auskultasi
bising jantung tidak ada rhonki (-)

08
KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

Abdomen Kulit dan Ekstremitas

Inspeksi Datar, ikut gerak nafas Edema Tidak ada

Auskultasi Peristaltik kesan normal Turgor Baik

Hepar dan lien tidak teraba Peteki Tidak ada


Palpasi
Nyeri tekan (-)

Perkusi Timpani

09
KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Immunoserologi
Hb 11,3 gr/dL
IgM Salmonela (Tubex) Positif/6
HCT 32.3%
WBC 9.210 / uL
PLT 253.000
MCV 76 m3 Laboratorium
MCH 25 pg RSUKT 19/11/2022
%Neut 66,8
%Lymph 26,4
%Mono 6,3
%Eos 0,5

10
KASUS
ASSESSMENT (A)

Demam Tifoid

13
KASUS
PLANNING (P)
• Tirah baring ADVICE DPJP
• Diet Tifoid (lunak, rendah serat) • IVFD D5 ¼ NS 1000 CC/24 JAM
• Resusitasi cairan • INJ CEFTRIAXON 600 MG/12JAM DRIP
Kristaloid Ringer Laktat DALAM NS 50 CC HABIS DALAM 1 JAM
10 CC/KGBB/JAM 340 CC/JAM • INJ PARASETAMOL 400 MG/8JAM IV
7 CC/KGBB/JAM 238 CC/JAM
5 CC /KGBB/JAM  170 CC/JAM PO
3CC/KGBB/JAM102CC (MAINTENANCE) • CURCUMA 1X1 TAB
• Antipiretik -> Kasus: Suhu 39.3 C • VIT C 1X1 TAB
Parasetamol • AMBROXOL 2X1/2 TAB
Dosis 10-15 mg/kgbb  400 MG IV EXTRA • CETIRIZIN 1X1/2 TAB
• Konsul DPJP

14
KASUS
FOLLOW UP
PERAWATAN HARI KE 1 PERAWATAN HARI KE 2 PERAWATAN HARI KE 3

S: SAAT INI DEMAM -, MAKAN MINUM S: SAAT INI DEMAM -, MAKAN MINUM S: PASIEN TIDAK ADA KELUHAN
SUDAH MULAI MAU SUDAH MULAI MAU DEMAM -, BATUK, PILEK, SARIAWAN
BERKURANG. MAKAN MINUM MAU
O: KU : SEDANG, CM KU : SEDANG, CM
TD : 120/64 MMHG TD : 124/67 MMHG O: KU : SEDANG, CM
N : 89 X/I N 90 X/I TD : 110/70 MMHG
RR : 20X/I RR 22X/I N 89 X/I
T : 36,6 T : 36,5 RR 20X/I
SPO2 : 98 % SPO2 98 % T : 36,6
BB : 34 KG BB 34 KG SPO2 98 %
BB 34 KG
K/L : ANEMIS -/-, IKTERIK -/- K/L : ANEMIS -/-, IKTERIK -/-
THORAX : VES +/+, RH -/-, WH -/- THORAX : VES +/+, RH -/-, WH -/- K/L : ANEMIS -/-, IKTERIK -/-
S1S2 TUNGGAL REG S1S2 TUNGGAL REG THORAX : VES +/+, RH -/-, WH -/-
ABD : SOEFL, BU +N ABD : SOEFL, BU +N S1S2 TUNGGAL REG
EKS : AH, CRT 2DTK EKS : AH, CRT 2DTK ABD : SOEFL, BU +N
EKS : AH, CRT 2DTK
P: P:
• IVFD D5 ¼ NS 700 CC/24 JAM • IVFD D5 ¼ NS 700 CC/24 JAM P:
• INJ CEFTRIAXON 600 MG/12JAM • INJ CEFTRIAXON 600 MG/12JAM ACC KRS
DRIP DALAM NS 50 CC HABIS DRIP DALAM NS 50 CC HABIS PO
DALAM 1 JAM DALAM 1 JAM CEFIXIM 2X150 MG
• INJ PARASETAMOL 400 MG/8JAM • INJ PARASETAMOL 400 MG/8JAM CURCUMA 1X1 TAB
IV IV

PO PO
• CURCUMA 1X1 TAB • CURCUMA 1X1 TAB
• VIT C 1X1 TAB • VIT C 1X1 TAB
• AMBROXOL 2X1/2 TAB • AMBROXOL 2X1/2 TAB
• CETIRIZIN 1X1/2 TAB • CETIRIZIN 1X1/2 TAB 14
DISKUSI

15
Definisi
Demam Tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi.
Ditandai oleh :
● panas berkepanjangan
● Bakterinemia
● Invasi bakteri pada sel fagosit mononulear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
Peyer”s patch

Poorwo Soedarmo, Sumarmo. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI 16
● Insiden tifoid Wanita ≈
pria
Epidemiologi
● Perkotaan < pedesaan

● ↑↑ pada pendidikan rendah


Prevalensi di
Indonesia 1,60%, ● ↑↑ Jumlah pengeluaran
tertinggi pada usia rumahan rendah
5–14 tahun,

2013
● negara maju terjadi
mencapai 5.700 kasus per
Secara global
tahunnya
diperkirakan setiap
tahunnya terjadi sekitar ● Negara berkembang
21 juta kasus dan 222.000 sekitar 21,5 juta orang
menyebabkan kematian per tahun

Rahmat, wahyu dkk. 2019. Demam Tifoid dengan Komplikasi Sepsis: Pengertian, Epidemiologi, Patogenesis, dan sebuaah laporan kasius.Palu: Jurnal Medical Profesional Fakultas Kedokteran 17
Tadulako
Pedoman Pengedalian Demam Tifoid. 2006. Kementerian Kesehtana Republik Indonesia
Faktor Risiko
Faktor Host
Faktor Lingkungan
● Usia
● Padat penduduk
● Status Gizi kurang => Imunitas ↓ ↓
● Sanitasi Jelek
● Kebersihan kuku pada anak
● Kurang air bersih
● Kebiasaan cuci tangan pada anak
● Urbanisasi
● Perilaku jajan anak
● Daerah Tropis
Faktor Agen ● Pengetahuan Ibu
● Jumlah patogen lebih dari 10 5

Ramainingrum,Galuh. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang. Fakultas Kedokteran Muhammadiah Semarang. 18
Sjahriani,Tessa. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Tifoid pada Ankak di RSUD Dr. H. Abdull Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.Semarang: Fakultas
Kedokteran Malahhayati Bandar Lampung
ETIOLOGI
Salmonella enterica serovar typhi atau
Salmonella enterica serovar paratyphi A,B, atau
C

● Basil
● Bakteri gram negatif
● Memiliki flagel
● Fakultatif anaerob
● Memiliki antigen O (antigen somatic), antigen H
(Antigen flagel), Antigen Vi (antigen kapsul)
19
Nelson Pediatric, 2019
Invasi ke dalam epitel usus
lagi, reaksi seperti semula

Patogenesis Makrofag sudah teraktivasi


Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri

Hiperaktivasi
Invasi ke dalam epitel usus halus

Hiperplasia plaque peyeri


Di lamina propria bakteri akan difagosit oleh
makrofag dan berkembang biak dalam makrofag

Erosi pembuluh darah Perdarahan saluran cerna


Makrofag bermigrasi ke Plaque Peyeri di Ileum Terminal

Menembus lapisan
Menuju Kelenjar getah bening mesenterika mukosa dan otot

Menuju ductus thoracicus Perforasi

Bakteremia primer
Peredaran darah sistemik (Asimptomatik)

Sistem Retikuloendothelial (Hati dan limfa)

Meninggalkan sel fagosit

Lumen
Berkembang biak di ekstraselular Cairam usus
Hati
organ atau sinusoid empedu
Feses

Bakteremia Sekunder
20
Peredaran darah sistemik
(Gejala sistemik)
Nelson Pediatric, 2019
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisis Penunjang

21
Anamnesis
• Identitas? An. M.A, Laki-laki, 7 thn 3
• Keluhan utama? Demam
• Riwayat penyakit sekarang:
- Onset dan durasi demam? 5 hari
- Sifat demam? Tidak terus menerus (remitten), terutama sore & malam
• Gejala penyerta
- Anoreksia, disfagia, malaise, sakit kepala, artralgia, mialgia, sukar membuka mulut.
- Manifestasi perdarahan
- Menggigil
- Kejang
- Gangguan sistem respirasi
- Gangguan gastrointestinal
- Sistem urogenitali
- Ruam kulit
• Riwayat peyakit yang sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar tempat tinggal
• Riwayat imunisasi
• Riwayat bepergian atau pernah tinggal di daerah endemik
• Riwayat kebiasaan? Suka jajan sembarangan 22
Kumpulan Manual Keterampilan Klinik & Laboratorium Kedokteran Tropis Universitas Hasanuddin 2017
Anamnesis

Keluhan Keluhan Riwayat


Utama Penyerta
Lingkungan
Anak TIFOID

Gejala mirip influenza, nyeri


kepala, anoreksia, nausea,
penurunan nafsu makan, nyeri
abdomen, batuk kering dan Riwayat makan, riwayat perjalanan,
mialgia, diare, konstipasi riwayat penyakit sebelumnya

Demam Sumber air, genangan air, tempat mandi


• Febris remitten 7 – 14 hari dan cuci tangan, tempat pembuangan
• Setiap hari, sore & malam lebih tinggi sampah, dll
• Minggu I : Berangsur meningkat
• Minggu II : Menetap

23
Minggu III : Berangsur menurun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016.Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
Demam Kontinyu

Demam Remitten

Demam Intermitten

24
Pemeriksaan Fisis

Peningkatan Suhu Badan Status Tifosa


Demam bersifat remitten
Kesadaran menurun, Rambut kering,
progresif dan pada minggu
Konjungtiva anemis, Kulit kering,
kedua demam menetap tinggi
Bibir kering, Lidah kotor,
(39-40°C)

Kelainan Organ Bradikardi Relatif


Peningkatan suhu
Hepatomegali, splenomegali,
1°C, tidak diikuti
meteorismus
peningkatan denyut
nadi 8x/menit
25
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016.Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
Pemeriksaan Penunjang

Kultur Pemeriksaan PCR


• Darah •
Spesimen Urin
• Tinja • Spesimen Darah
• Urin • Spesimen Tinja

Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan Serologis


• HB • Tubex test
• Jumlah Leukosit • Tes Widal
• Hitung jenis
• Trombosit

26
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016.Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
Differensial Diagnosis
PENYAKIT GEJALA
• Demam dengue
• Malaria Demam Tifoid Demam (>7 hari) terutama di
• Tuberkulosis sore dan malam hari, Nyeri
• Pneumonia abdomen, Diare, Lidah kotor
• Gastroenteritis
• Hepatitis akut Malaria Demam terus
menerus/intermitten , sakit
kepala, mual, muntah, diare,
anemia
Dengue Fever Demam 2-7 hari, Nyeri
retroorbital, myalgia,
atralgia, mual, muntah,
hiperestesi.

27
Nelson Textbook of Pediatrics, 2019
Tatalaksana
 Terapi Suportif
1. Tirah baring/Bed Rest
2. Nutrisi
- Cairan : Menjaga kecukupan asupan cairan oral maupun parenteral
- Diet : Lunak rendah serat
3. Kontrol dan monitoring tanda-tanda vital
4. Menjaga kebersihan
 Terapi Simptomatik
1. Antipiretik : Jika demam
2. Antiemetik : Muntah

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penangan Demam Tifoid.


28
Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Tatalaksana
 Terapi Kausatif

ANTIBIOTIKA DOSIS KELEBIHAN DAN KEUNTUNGAN

Kloramfenikol 50 mg/Kg BB/ hr  Merupakan obat yang sering


 Dewasa : 4 x 500 mg (2 gr) digunakan dan telah lama dikenal
Lini I Anak : 50-100 mg/Kg BB/hr efektif untuk demam tifoid
(drug of choice) Max 2 gr selama  Murah dan dapat diberi peroral
10-14 hari. Dibagi 4 dosis sensivitas masih tinggi
 Pemberian PO/IV
 Tidak diberikan bila lekosit <
2000/mm3
 #
Trimester Ketiga kehamilan

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penangan Demam Tifoid. 29


Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Tatalaksana
TMP-SMX Dewasa : 2 x (160-800)  Tidak mahal
(Kotrimoksasol) Selama 2 minggu  Pemberian peroral
Anak : TMP 6-10 mg/Kg
BB/hr atau SMX
30-50 mg/Kg/hr
Selama 10 hr
Ampisilin Dewasa : (3-4) gr/hr  Aman untuk penderita hamil
& Amoksisilin Anak : 100 mg/Kg BB/hr  Sering dikombinasi dengan
Selama 10 hr khloramfenikol pada pasien kritis
 Tidak mahal
 Pemberian PO/IV

Tiamfenikol Dewasa : 4 x 500 mg  Dapat untuk anak dan dewasa


Anak : 50 mg/Kg BB/hr  Dilaporkan cukup sensitive pada
Selama (5-7) hari beberapa daerah
bebas panas  Trimester pertama kehamilan

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penangan Demam Tifoid.


30
Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Tatalaksana
Quinolone  Siprofloksasin :  Pefloksasin dan fleroksasin lebih
2 X 500 mg 1 minggu cepat menurunkan suhu
 Ofloksasin :  Efektif mencegah relaps dan karier
2 x (200-400) 1 minggu  Pemberian peroral
 Pefloksasin :  Anak : tidak dianjurkan karena efek
1 x 400 selama 1 minggu samping pada pertumbuhan tulang
 Fleroksasin :
1 x 400 selama 1 minggu

Seftriakson Dewasa : (2-4) gr/hr Selama 3-5 hr  Cepat menurunkan suhu, lama
Anak : 80 mg/Kg BB/hr pemberian pendek & dapat dosis
Dosis tunggal slm 5 hr tunggal serta cukup aman untuk anak
 Pemberian IV

Cefixim Anak : 15-20 mg/Kg BB/hr dibagi 2  Aman untuk anak


dosis selama 10 hari  Efektif
 Pemberian peroral

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penangan Demam Tifoid. 31


Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Prognosis
• Tergantung pada kecepatan diagnosis dan pemberian terapi antibiotik yang sesuai.  
• Faktor lain adalah usia, kondisi umum kesehatan, gizi, serotipe Salmonella penyebab, dan
komplikasi yang muncul pada pasien.  
• Bayi dan anak-anak dengan kekurangan gizi dan pasien yang terinfeksi dengan bakteri
multidrug-resistant berisiko lebih tinggi untuk memperoleh outcome yang buruk.  
• Meski mendapat terapi yang tepat, 2-4% anak yang terinfeksi mungkin mengalami
kekambuhan setelah respons klinis awal terhadap pengobatan.  
• Risiko menjadi karier rendah pada anak-anak dan meningkat seiring bertambahnya usia.

Kleigman RM, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 20 th Ed. 2016. Philadelphia: Elsevier-Saunders.

32
Pencegahan

• Akses air bersih dan sanitasi yang memadai


• Kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
• Vaksinasi tifoid

World Health Organization, 2018

33
Komplikasi

Syok Hepatitis
Tifoid
Septik Peritonitis tifosa
Ensefalopati

Perdarahan
Pankreatitis dan
Perikarditis
Tifosa perforasi
usus

Kemenkes. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.Jakarta, 2006.pp 7-8


34
DAFTAR PUSTAKA
• Poorwo Soedarmo, Sumarmo. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
• Rahmat, wahyu dkk. 2019. Demam Tifoid dengan Komplikasi Sepsis: Pengertian, Epidemiologi, Patogenesis, dan sebuaah
laporan kasius.Palu: Jurnal Medical Profesional Fakultas Kedokteran Tadulako
• Pedoman Pengedalian Demam Tifoid. 2006. Kementerian Kesehtana Republik Indonesia
• Ramainingrum,Galuh. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang.
Fakultas Kedokteran Muhammadiah Semarang.
• Sjahriani,Tessa. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Tifoid pada Ankak di RSUD Dr. H. Abdull
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.Semarang: Fakultas Kedokteran Malahhayati Bandar Lampung
• Nelson Pediatric, 2019
• Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016.Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
• Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penangan Demam Tifoid.
• Depkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
• Kleigman RM, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th Ed. 2016. Philadelphia: Elsevier-Saunders.
• World Health Organization, 2018 35
• Kemenkes. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.Jakarta, 2006.pp 7-8
Terima Kasih

36

Anda mungkin juga menyukai