Nur Atikah
Yustika Swasiyka Yusuf
Besse Resky Dahlia
Nurul Azizah Mansyur
Residen Pembimbing:
dr. Andi Emiral Amal
dr. Liesa Ferawaty Lesomar
Supervisor Pembimbing:
dr. Sri Hardiyanti Putri, M.Kes, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nurhadzkia Hallutuzahra
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 29/12/2020
Umur : 7 bulan
No RM : 940279
BB : 17 KG
TB : 101 CM
Tanggal masuk RS : 04/07/2021
SUBJEKTIF
Keluhan utama : DIARE ENCER
Seorang bayi perempuan usia 6 bulan datang ke rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer dengan frekuensi 5
kali sehari sejak 7 hari yang lalu. BAB tidak ada lender dan darah
Ada demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit turun dengan pemberian obat penurun demam, tidak kejang, tidak
batuk, tidak sesak, tidak muntah, anak tampak haus, mau minum, buang air kecil kuning kesan cukup
Riwayat kehamilan ibu : anak pertama, umur ibu 21 tahun, rutin control di dokter, konsumsi vitamin dan tablet
penambah darah, Riwayat menyusu, susu formula sejak lahir
Riwayat dirawat di NICU dengan diagnosis post colostomy etcausa letak tinggi dengan fistula rectofetibular. Riwayat
kelahiran sectiocesaria dengan usia kandungan 40 minggu lahir dengan berat badan 3110 gram.
ANTROPOMETRI
BB = 5,5 kg
TB = 62 cm
BB = 5,5 kg
U = 6 bulan
TB = 62 cm
U = 6 bulan
LK = 42 cm
U = 6 bulan
: hitam lurus sukar dicabut Palpasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bising jantung tidak ada
Ubun ubun besar : belum menutup : Tidak ada Perkusi : simetris kiri dan kanan, ada retraksi subcostal
Telinga otorrhea : sela iga kiri sama kanan
Mata : Mata cekung :Batas paru hepar ICS VI kanan, Batas parubelakang
Hidung : Tidak ada rinorhea
Mulut : Tidak ada oral thrush Auskultasi : Rhonki ada tidak ada, wheezing tidak ada
Lidah : Tidak ada oral thrush
Gigi : intak Abdomen : Datar, ikut gerak nafas
Ada demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit turun dengan pemberian obat penurun demam, tidak kejang, tidak batuk, tidak
sesak, tidak muntah, anak tampak haus, mau minum, buang air kecil kuning kesan cukup
Riwayat kehamilan ibu : anak pertama, umur ibu 21 tahun, rutin control di dokter, konsumsi vitamin dan tablet penambah darah,
Riwayat menyusu, susu formula sejak lahir
Riwayat dirawat di NICU dengan diagnosis post colostomy etcausa letak tinggi dengan fistula rectovestibular. Riwayat kelahiran
sectiocesaria dengan usia kandungan 40 minggu lahir dengan berat badan 3110 gram.
Pada Pemeriksaan Fisis ditemukan mata cekung dan Peristaltik Meningkat pada pasien.
Pemeriksaan Lab: WBC: 24.900, PLT 761.000, Analisa Feses tidak ditemukan kelainan, Elekrolit: Natrium: 130, Kalium: 4.9,
Clorida: 96
ASSESMENT PLANNING
Jamin Hidrasi:
Kebutuhan cairan (PWL+NWL+CWL) x BB
• Diare Akut (75 + 140 + 25) x 5,5 kg
• Dehidrasi Tidak Berat 1320 cc / 24 jam
• Leukositosis Enteral : 8 x 60 cc = 480 cc/jam
• Hiponatremi Parenteral : 1320 – 480 cc = 840 cc/24 jam
• Trombositosis Reaktif Infus asering 840 cc/24 jam
35 cc/jam
• Post Colonostomi Etcausa
11 tetes/menit
• Malformasi Anorektal Letak Tinggi Koreksi natrium
Dengan Fistula Rectovestibular (135-130) x (5.5 x 0.6) + (2 x 5.5) = 27,5 meq
840 cc asering = 109,2 meq (koreksi natrium tercukupi)
SUBJEKTIF
LAB ASSESMENT PLANNING
& OBJEKTIF
WHO, 2017
02. EPIDEMIOLOGI
No. Provinsi Kabupaten/Kota Kasus Kematian CFR (%)
1 Jawa Barat Kota Depok 137 0 0.00
2 Bali Tabanan 27 0 0.00
3 Bali Tabanan 52 0 0.00
4 Nusa Tenggara Lombok Utara 89 0 0.00
Barat
5 Nusa Tenggara Atambua 214 0 1.87
Timur
6 Kalimantan Barat Sanggau 73 0 1.37
7 Sulawesi Tengah Poso 13 0 7.69
8 Maluku Buru 20 0 5.00
9 Maluku Buru 9 0 11.11
10 Papua Pengunungan Bintang 122 0 22.95
TOTAL 756 0 4.76
Terjadi 10 kali KLB Diare pada tahun 2018 yang tersebar di 8 provinsi/kota. Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buru masing-masing terjadi 2 Kali
KLB. Jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang (CFR 4,76%)
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2018
Rekapitulasi KLB Diare di Indonesia (2010-2018)
Tahun Jumlah Provinsi Jumlah Kejadian Kasus Kematian CFR (%)
Angka kematian (CFR) saat KLB Diare diharapkan <1%. Tabel 6.4 menunjukkan bahwa CFR saat KLB masih cukup tinggi (>1%
kecuali pada tahun 2011 CFR pada saat KLB sebesar 0,40%, sedangkan tahun 2018 CFR Diare saat KLB mengalami peningk
di banding tahun 2017 yaitu menjadi 4,76%.
Bakteri
Bakteri Meningkatkan
Meningkatkan Menarik
Menarik cairan
cairan
Insufisiensi
Insufisiensi vili
vili Malabsorbsi
Malabsorbsi Hasilkan
Hasilkan asam
asam
Nutrien
Nutrien menfermentasi
menfermentasi osmolaritas
osmolaritas dari
dari plasma
plasma ke
ke Diare
Diare
intestinal
intestinal nutrient
nutrient organik
organik
nutrien
nutrien dalam
dalam lumen
lumen intralumen
intralumen
- Diare Sekretorik
Stimulasi
Stimulasi c-A
sekresi
Menghasilkan (adenosin) MP,
Nutrien cairan/elektrolit Diare
Toksin c-G
& Penurunan
(guanosine)MP
absorbs cairan
- Diare Dismotilitas
• Pemeriksaan tinja (tidak rutin pada diare akut, hanya bila ada tanda
intoleransi laktosa dan kecurigaan amoebiasis)
-Makroskopis: Konsistensi, warna, lendir, darah, bau
-Mikroskopis: Leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
-Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HC03)
•Tanpa dehidrasi
→
rencana terapi A
•Dengan dehidrasi
tidak berat
→
rencana terapi B
•Dengan dehidrasi
berat →
(Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
rencana terapi C Anak Indonesia; 2009)
2.Dukungan ASI dan makanan dengan menu yang
sama saat anak sehat sesuai umur tetap
Nutrisi diberikan untuk mencegah kehilangan
berat badan dan sebagai pengganti
nutrisi yang hilang.
ASI tetap diteruskan serta
frekuensinya lebih sering dari biasanya
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan
diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih
kurang 6 x sehari), rendah serat, buah
buahan diberikan terutama pisang.
• Tujuan mencegah gizi buruk
-Adanya perbaikan nafsu makan
menandakan fase kesembuhan
Disentri
Beri antibiotik selama 5 hari
yang masih sensitif terhadap
shigella menurut pola setempat
• Demam
• Tinja berdarah
• Muntah berulang
• Makan atau minum sedikit
• Anak sangat haus
• Diare makin sering
• Belum membaik dalam 3 hari
2. Pemberian ASI Eksklusif.
3. Perbaiki cara pemberian makanan pendamping ASI.
Arsurya, Y., & Rini, E. A. (2017). Hubungan Tingkat 4. Selalu gunakan air bersih.
Pengetahuan Ibu tentang Penanganan Diare dengan
Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang 5. Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah BAB
Kecamatan Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan dan saat menyajikan makanan.
Andalas, 6(2), 452–456 . 6. Gunakan jamban dengan benar.
7. Buang tinja bayi dan anak-anak secara cepat.
8. Imunisasi campak.
TERIMA KASIH