Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

KETUBAN PECAH DINI

Oleh:
Timotius Wira Yudha, S. Ked
Owen Hu, S. Ked
Nikomang Leni Wulandari, S. Ked
Guna Sundari Thirumalai, S. Ked
Bagus Prasetyo, S.Ked
Adisti Meirizka, S.Ked

Pembimbing
dr. H. Nuswil Bernolian, Sp. OG(K)
OUTLINE
• BAB I : PENDAHULUAN
• BAB II : STATUS PASIEN
• BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
• BAB IV : ANALISIS KASUS
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab
Ketuban pecah dini (KPD)
langsung kematian ibu
atau Premature Rupture of
adalah karena infeksi
Membrane (PROM)
sebesar 20-25% dalam
merupakan keadaan
100.000 kelahiran hidup 
pecahnya selaput ketuban
KPD merupakan penyebab
sebelum persalinan.
paling sering .

Penyebab KPD belum


diketahui secara pasti.
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
• Nama : Ny. Lia Pratiwi
• Umur : 26 tahun
• Alamat : Jl. Tribata no. 798, Palembang
• Suku : Sumatra
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : SLTP
• Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
• MRS : 2 September 2017 pukul 13:50 WIB
• No. RM : 858455
Anamnesis
Keluhan Utama
• Hamil cukup bulan dengan keluar air-air.

Riwayat Perjalanan Penyakit


• Pada ±18 jam SMRS, Os mengeluh keluar air-air, berwarna
jernih, bau (-) banyaknya 2 kali ganti kain basah. Riwayat
perut mulas menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat ada, tetapi masih jarang. Riwayat
keluar darah bercampur lendir (-), riwayat trauma (-), riwayat
post coital (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat
keputihan (-), riwayat perut diurut-urut (-), riwayat demam (-),
riwayat alergi (-), dan riwayat sakit gigi (-). Os lalu berobat ke
RSMH Palembang. Os mengaku gerakan janin masih
dirasakan.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat darah tinggi (-)


• Riwayat darah tinggi pada kehamilan sebelumnya (-)
• Riwayat kencing manis (-)

Riwayat Dalam Keluarga

• Riwayat darah tinggi dan kencing manis pada keluarga


(-)
Status Sosial Ekonomi Sedang

Status Gizi Nafsu makan kurang namun tidak ada gangguan


pada miksi maupun defekasi. Berat badan
sebelum hamil 47 kg, tinggi badan 154 cm.
BMI : 20,88 (normoweight)

Status Perkawinan Menikah, 1 kali, lamanya 1 tahun

Status Reproduksi Menarche umur 13 tahun, haid teratur, siklus 28


hari, hari pertama haid terakhir tanggal 13
Desember 2016.

Status Persalinan G1P0A0


PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
• Keadaan Umum : Tampak sakit
• Kesadaran : Compos mentis
• BB : 58 kg
• TB : 154 cm
• Tekanan Darah : 120/70mmHg
• Nadi : 82x/ menit, isi/kualitas cukup, reguler
• Respirasi : 20x/menit, reguler
• Suhu : 36,5oC
PEMERIKSAAN KHUSUS
Mata Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema palpebra (-),
pupil isokor 3mm, refleks cahaya (+/+).
Hidung Kavum nasi dextra et sinistra lapang, sekret(-), perdarahan(-)
Telinga Liang telinga lapang
Mulut Perdarahan di gusi (-), sianosis sirkumoral (-), mukosa mulut
dan bibir kering (-), fisura (-), cheilitis (-).
Lidah Atropi papil (-).
Faring/Tonsil Dinding faring posterior hiperemis (-), tonsil T1-T1, tonsil
tidakhiperemis, detritus (-).
Kulit CRT < 3 detik
Leher Inspeksi : Tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thorax
Inspeksi : Simetris, retraksi intercostal, subkostal, suprasternal (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri

PARU
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler normal di kedua lapangan paru, ronkhi (-), wheezing (-).

JANTUNG
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, tidak ada thrill
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).

Abdomen
Inspeksi : Cembung
Lihat pemeriksaan obstetrik

Ekstremitas
Akral hangat (+), edema pretibial (-), koilonikia (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
• Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xyphoideus
(32 cm), letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, penurunan 5/5, His (-), DJJ 144 x/menit, TBJ
2.945 gram.

Pemeriksaan Dalam
Vaginal toucher
• Portio lunak, medial, OUE terbuka 1 cm, ketuban (+),air
ketuban (+) jernih, bau (-)
• Kepala dan penunjuk belum dapat diraba
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hb 7,6 mg/dl 11,4-15,0 mg/dl
RBC 3,89 juta/m3 4,0-5,7 juta/m3
WBC 8,9 x 103/m3 4,73-10,89 x 103/m3
Ht 29% 35-45 %
Trombosit 218.000/m3 189-436 x 103/m3
MCV 75,8 85 - 95 fL
MCH 27 28 – 32 pg
MCHC 34 33 – 35 g/dL
LED 19 < 20 mm/jam
Diff. Count
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 1-6%
Netrofil 88 50-70%
Limfosit 75 20-40%
Monosit 12 2-8%
KIMIA KLINIK

Besi (Fe/Iron) 58 61 – 157 µg/dL


TIBC 257 112 – 346 µg/dL
IMUNOSEROLOGI
Ferritin 9,45 13 – 400 ng/mL
CRP Kualitatif Negatif Negatif
CRP Kuantitatif <5 <5
URINALISIS
Urine lengkap
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1.005 1.003 – 1.030
pH (urine rutin) 6.0 6-9
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah Postif + Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 1 0.1 – 1.8
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
SEDIMEN URIN
Epitel Positif + Negatif
Lekosit 10 – 14 0–5
Eritrosit 2–4 0–1
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Mukus Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Pemeriksaan USG
• Tampak janin tunggal hidup presentasi kepala
Biometri:
• BPD : 9.2 cm
• HC: 32.05 cm
• AC : 32.1 cm
• FL : 70.41 cm
• EFW : 2.958 gr
• Plasenta di korpus anterior
• Ketuban cukup, AFI 2.4 cm
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 hamil 39 minggu kala 1 fase laten dengan
KPD 18 jam JTH preskep
TATALAKSANA
• Observasi denyut jantung janin dan tanda vital ibu
• IVFD RL gtt x/menit + amp oksitosin 10 IU
• Injeksi ampicilin 1gr / 6jam (IV)
• Rencana partus pervaginam
• Evaluasi patograf WHO modifikasi
PROGNOSIS
Prognosis Ibu :dubia ad bonam
Prognosis Janin :dubia ad bonam
LAPORAN PERSALINAN
• Tampak parturient ingin mengedan kuat. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio
tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (+), jernih, bau (-), terbawah kepala,
penurunan di bawah spina ischiadica, penunjuk SSL.
Pukul • Diagnosis: G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup presentasi kepala
• Penatalaksanaan: Pimpin persalinan pervaginam
22.30 WIB

• Lahir neonatus hidup, jenis kelamin perempuan, BB 3100 g, PB 42 cm, Apgar score 8/9,
FTAGA. Dilakukan manajemen aktif kala III: inj. Oksitosin 10 IU IM, peregangan tali
Pukul pusat terkendali, masase fundus uteri
22:45 WIB

• Plasenta lahir lengkap, BP 500 gram, PTP 48 cm, ukuran 17x18 cm 2. Dilakukan
eksplorasi jalan lahir, tidak ditemukan perluasan luka. Perdarahan aktif (-). Kondisi ibu
Pukul post partum baik.
22.50 WIB
Instruksi Pasca Persalinan
• Pantau nadi, tensi, pernafasan, suhu tiap jam sampai
dengan 2 jam postpartum
• Diet biasa
• Infus RL + oksitosin 20 IU gtt xx/menit
• Obat-obatan:- Cefadroxil 2x500mg PO
- Neurodex 1x1 tab PO
- Asam mefenamat 3x500 mg PO
• Cek laboratorium post partum jika Hb < 8 mg/dl,
rencanakan transfusi.
PEMERIKSAAN KHUSUS NIFAS
S Habis melahirkan

O Status presens
KU : Sedang
Sensorium: Compos mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/menit
RR :22 x/menit
Temp : 36,7oC
Status obstetri
Fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lochia rubra (+), hecting
episiotomi tenang, vulva dan vagina tenang.

A P1A0 post ekstraksi parsialis pasca plasenta

P Observasi tanda vital ibu, kontraksi, dan perdarahan


IVFD RL gtt xx/menit
Diet biasa
Mobilisasi secepatnya/dini
ASI on demand
Obat-obatan: - Cefadroxil 500mg/12 jam p.o
- Neurodex tab /12 jam p.o
- Paracetamol 500 mg/8 jam p.o
Vulva hygiene setelah mandi (pagi dan sore), setelah BAK dan BAB
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• KPD  Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan
yang ditandai dengan keluarnya cairan amnion sebelum
onset persalinan berlangsung.

• Menurut WHO  “Rupture of the membranes before the


onset of labour.”

• Premature rupture of membranes (PROM) keadaan dimana umur kehamilan


> 37 minggu dan ditandai dengan pecahnya selaput ketuban sebelum awal
persalinan.
• Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu disebut Preterm premature rupture
of membranes (PPROM)
Fungsi Selaput Ketuban
1. Sebagai medium sehingga janin dapat
bergerak bebas
2. Sebagai bantalan untuk meredam dan
mencegah dari benturan.

Selain itu air ketuban juga berfungsi untuk


mempertahankan suhu tubuh janin dan bekerja
hidrostatik pada saat persalinan untuk
memperluas ruang saluran serviks.
Etiologi
1. Inkompetensi Servik
2. Peningkatan tekanan intra uterin
3. Infeksi
Continue....
4. sosio-ekonomi rendah: rokok, defisiensi gizi, dan vit.c
(asam askorbat dan tembaga)
5. Riwayat persalinan dengan KPD sebelumnya
PATOFISIOLOGI
Peregangan Selaput Ketuban
Diagnosis
1. Anamnesis
keluar air sejak kapan ?, berapa kali ganti celana /
pembalut?, warna?, bau?, etiologi?
2. Pemeriksaan fisik
• Inspekulo tampak air menggenang di fornix
posterior vagina
3. Pemeriksaan penunjang
• Tes lakmus ( nitrazine test )
• Tes pakis ( “ferning test” )
• Pemeriksaan alfa- fetoprotein (AFP)
• USG, untuk melihat Amniotic Fluid Index (AFI),
presentasi, berat, dan usia.
Penatalaksanaan
• Konservatif (rawat dan diberikan antibiotik jika terdapat
tanda infeksi), jika umur kehamilan :
1. < 32-34 minggu, belum inpartu, berikan dexamethason,
awasi tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi
pada usia 37 minggu
2. 32-37 minggu, sudah inpartu, berikan tokolitik,
dexamethason, dan induksi setelah 24 jam.
Continue...
• Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitoksin. Bila
gagal seksio sesarea. Awasi tanda infeksi
Komplikasi
1. Persalinan premature
2. Infeksi
3. Gawat janin
4. Sindrom deformitas janin
Pencegahan
• ANC yang teratur
• Konsumsi makanan yang bergizi seimbang
• Hindari / kurangi aktifitas yang berlebihan dan beresiko
selama kehamilan
• Hindari merokok
Prognosis
Tergantung pada :
• Usia kehamilan
• Adanya infeksi / sepsis
• Factor resiko / penyebab
• Ketepatan Diagnosis awal dan penatalaksanaan
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien dikatakan sudah dalam
Diagnosis KPD 18 jam ini persalinan (in partu) jika memiliki
ditegakkan dari anamnesis tanda-tanda sebagai berikut:
dimana pasien mengaku air
Pada kasus ini diagnosa hamil Rasa sakit oleh adanya his yang
kawah telah keluar 18 jam
aterm ditegakkan dari anamnesis adekuat, sering, dan teratur
sebelum pasien datang ke RSMH.
didapatkan keterangan :
Pada pemeriksaan VT didapatkan Keluar lendir bercampur darah
kulit ketuban (+), air ketuban (+) HPHT : 13 Desember 2016 (bloody show)
jernih, tidak berbau. Sementara HPL : 20 Spetember 2017 Pada pemeriksaan dalam, servik
tanda-tanda infeksi tidak mendatar dan pembukaan telah
UK : 40 minggu
didapatkan (suhu ibu = 36,50 C, air ada.
ketuban jernih dan tidak berbau)
 KPD. Kadang ketuban pecah dengan
sendirinya.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini adalah :
• Pada kehamilan < 32 minggu
dilakukan tindakan konservatif yaitu tirah baring dan berikan sedatif,
antibiotik selama 5 hari, glukokortikosteroid dan tokolisis, namun bila terjadi
infeksi maka akhiri kehamilan
• Pada kehamilan 33-35 minggu
lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi persalinan. Bila terjadi
infeksi maka akhiri kehamilan
• Pada kehamilan > 36 minggu
bila ada his, pimpin persalinan dan lakukan akselerasi bila ada inersia uteri.
bila tidak ada his:
bishop score > 5  lakukan induksi persalinan
bishop score < 5 section cesaria
Pada pasien ini karena umur kehamilan 39 minggu (aterm), sudah dalam
persalinan, bishop score > 5, maka dilakukan induksi persalinan.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai