Anda di halaman 1dari 14

Abortus Provokatif

kriminalis

LATAR BELAKANG
ABORTUS

Keluarnya hasil konsepsi


sebelum mencapai
viabilitas (usia gestasi
belum mencapai 20
minggu atau berat janin
kurang 500gram)
Atau
Menghentikankan janin
sebelum waktu
kelahiran tanpa melihat
usia kandungan

1)Abortus spontan
2)Abortus provokatus
Medisinalis
Kriminalis

10-15% kehamilan yang


terdiagnosis berakhir
dengan abortus

40% dari jumlah kasus


abortus adalah abortus
kriminalis

Definisi
Ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.
Batasan : - kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram

Jenis Jenis Abortus

Spontan (miscarriage)

Provokatus

Etiologi
50% dari abortus dikrnakan kelainan sitogenik pada trimester 1 (trisomy
Genetik autosom) : kelainan pada miosis maternal
Defek/anomali anatomic uterus pada 1/200 1/600 perempuan
Paling sering : septum uterus (40-80%), uterus bikornu, didelfis atau unikornis (10-30%)
Anatomi Acien (1996) pada 170 pasien hamil hanya 18,8% bisa bertahan sampai melahirkan aterm.
36,6% lahir preterm & sunsang.

SLE & anti phospholipid antibodies (aPA)


Autoimu Sekitar 10% dari penderita SLE dengan aborsi spontan. Bila ada kelainan pada aPA
persentase abortus/kematian janin meningkat kepada 75%
n
DeForest dkk (1917) melakukan pengamatan abortus berulang pada perempuan
yang terpapar brucellosis
Infeksi Teori yang menerangkan peran infeksi : metabolik toksik mikroba terhadap janin

1-10% malformasi janin akibat paparan obat, bahan kimia atau radiasi
Lingkunga Rokok dikertahui mengandung efek vasoaktif -> menghambat sirkulasi fetoplacenta

Tupalla dkk, Gangguan hematologi/ defek hemostatik -> produksi tromboksan berlebihan
dan penurunan produksi prostasiklin memicu vasospasme & agregasi trombosit
->mikrotrombi ->aliran darah menurun-> nekrosis placenta
hematolog Hageman, defisiensi faktor pembekuan darah dan penurunan protein C dan fibronopeptida
ik
-> trombosis sistemik

Kadar progestron rendah mempengaruhi kepekaan endometrium terhadap implantasi


embrio
Hormonal Wanita dengan DM yang terkontrol memiliki resiko abortus yang tidak lebih jelek disbanding
dengan wanita tanpa diabetes

/endokrin

Iminen
s
Septik

Insipie
ns

Gambara
n Aspek
Klinis
habitual
is

Inkompli
t/kompli
tus

Medikolegal
Prosedur medikolegal baik menurut
pandangan agama, undang-undang negara &
Abortus
etik kedokteran :

seorang dokter tidak diperboleh melakukan tindakan pengguguran selaras


dengan
sumpah dasar sumpah dokter Indonesia
Berdasarkan etika profesi : kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI), pasal 7 (d)
yang menyatakan :
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi
hidup makhluk insani.
Pada pelaksanaannya, apabila ada dokter yang melakukan pelanggaran, maka
penegakan implementasi etik akan dilakukan secara berjenjang dimulai dari
panitia
etik di masing-masing RS hingga Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK).

Aspek Hukum Abortus


UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa :
(1)
(2a)
medis
(2b)
trauma

setiap orang dilarang melakukan aborsi


larangan ayat 1 dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan
yang dideteksi sejak usia dini kehamilan
Kehamilan akibat pemerkosaan yang dapat menyebabkan
psikologis pada korban.

dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang manyatakan pemerintah wajib
melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan
tidak bertanggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) disebut, perempuan tidak


diperkenankan melakukan tindakan aborsi dan aborsi dikategorikan sebagai tindakan
kriminnalis.
Pasal 346: Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
Pasal 347: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau
membantu melakukan salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal
347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535 : Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan
suatu sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara
terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta
menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang
demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Abortus
Provokatus
Abortus provokatus
kriminalis adalah Abortus yang dilakukan pada kehamilan
Kriminalis
yang tidak diinginkan.

Dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga sering menimbulkan trias
komplikasi iaitu
(1) perdarahan,
(2) trauma alat genitalia/jalan lahir,
(3) infeksi hingga syok sepsis

Abortus provokatus kriminalis adalah Abortus yang dilakukan pada kehamilan


yang tidak diinginkan. Dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga
sering menimbulkan trias komplikasi iaitu perdarahan, trauma alat
genitalia/jalan lahir, infeksi hingga syok sepsis

dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri atau dengan bantuan orang lain seperti
dokter, bidan, perawat bahkan dukun beranak. Tindakan ini biasanya dilakukan
sejak yang bersangkutan terlambat datang bulan dan curiga akibat hamil

Pasal 299
1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan
itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau denda paling banyak empat puluh ribu rupiah
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaaN atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian
Selain KUHP, Abortus buatan ilegal juga diatur dalam Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan :

Pasal 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan
ayat (2), dipidana denngan penjara paling lama lima belas tahun dan pidana denda
paling banyakRp. 500.000.000

Pemeriksaan Forensik Abortus Provokatus Kriminalis

Korban hidup
tanda-tanda sisa kehamilan & usaha
penghentian kehamilan
pemeriksaan toksikologi,
pemeriksaan
makroskopik
dan
mikroskopik, terhadap jaringan dan janin
yang mati serta menentukan cara
pengguguran yang dilakukan serta sudah
berapa lama melahirkan.

Post morterm
Temuan otopsi pada korban yang meninggal
tergantung pada cara melakukan abortus
serta interval waktu antara tindakan abortus
dan waktu kematian.
Menentukan perempuan tersebut dalam
keadaan hamil atau tidak :
1. Menentukan perempuan tersebut dalam
keadaan hamil atau tidak
2. Mencari
tanda-tanda
cara
abortus
provokatus dilakukan
3. Pada pemeriksaan dalam akan dijumpai
(ukuran uterus membesar, tandak kuretase
pada endometrium, sisa placenta, ovarium,
jantung.)

Komplikasi

Perdarahan
Infeksi
Syok

Anda mungkin juga menyukai