Anda di halaman 1dari 30

REFERAT PAS DAN ABORTUS

Preseptor :
Dr. Jims Ferdinan Possible, M.Ked., For., Sp.F

Oleh :
Andrian Reza Saputra
Desty Marini
Nabila Fatima Azzahra
Rachman Aziz
Shesy Sya’haya

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
DEFINISI
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

• Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap


anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama
kemudian, karena takut ketahuan bahwa dia melahirkan
anak. (Hoediyanto, 2010)

ABORTUS

• Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin


sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia
kandungannya dan terdapat faktor kesengajaan.
DASAR HUKUM
KUHP pasal 341
Pembunuhan anak sendiri
(Secara spontan, hukuman
bagi ibunya)
KUHP pasal 343 KUHP pasal 342
yaitu orang lain ikut yaitu pembunuhan
membantu anak sendiri dengan
direncanakan/spontan PEMBUNUHAN rencana (Hukuman
bagi ibunya)
ANAK SENDIRI

KUHP pasal 338 yaitu KUHP pasal 340 yaitu


pembunuhan tanpa pembunuhan dengan
rencana rencana
DASAR HUKUM KUHP pasal 346
KUHP pasal 347 Wanita yang sengaja
menggugurkan kandungannya KUHP pasal 348
Seseorang yang atau menyuruh orang lain untuk Seseorang yang
menggugurkan melakukannya. (Hukuman maks menggugurkan kandungan
kandungan wanita tanpa 4 tahun) wanita seizinnya wanita
seizinnya. (Hukuman tersebut. (Hukuman maks 5
maks 12 tahun) tahun 6 bulan).
KUHP Pasal 283 KUHP pasal 349
Barang siapa yang
mempertunjukan alat atau
cara menggugurkan
ABORTUS Dokter, bidan, atau juru
obat yang melakukan di atas.
Hukuman ditambah
kandungan kepada anak sepertiganya dan pencabutan
dibawah usia 17 tahun atau hak pekerjannya.
dibawah umur. Hukuman KUHP pasal 535
maksimum 9 bulan KUHP pasal 299 Barang siapa
Barang siapa/merawat/memberi mempertunjukkan secara
obat kepada seorang wanita terbuka alat /cara
adengan memberi harapan agar
gugur kandungannya. Hukuman menggugurkan
maksimal 4 tahun. tahun) kandungan. Hukuman
maksimal 3 bulan.
Tahap-Tahap Pemeriksaan
Kematian Bayi (PAS)
Dilakukan Pemeriksaan

1.Viabilitas 2.Tanda Perawatan

NonViable Viable Belum dirawat Sudah dirawat

Bukan PAS PAS Bukan PAS

a. Bayi hidup atau mati (di dalam kandungan).


b. Pernah bernafas atau belum bernafas
c. Lama hidup diluar kandungan
d. Lama kematian
e. Tanda Kekerasan
f. Cara dan mekanisme kematian
g. Perkiraan sebab kematian
Janin (Abortus) Dilakukan
Pemeriksaan

1.Viabilitas 2.Tanda Perawatan

Viable Non- Viable Belum dirawat Sudah dirawat

Bukan Abortus Bukan


Abortus
Abortus

a. Janin hidup atau mati (di dalam


kandungan).
b. Tanda kekerasan
c. Lama kematian
d. Cara dan mekanisme tindakan abortus
PEMERIKSAAN VIABILITAS
• Viable ialah keadaan bayi / janin yang berumur di atas 28 minggu yang
dapat hidup di luar kandungan lepas dari ibunya tanpa alat bantu
khusus, tidak ada cacat bawaan atau berdasarkan
pemeriksaan/penilaian medis (forensik) bayi tersebut,

• Memiliki kriteria sebagai berikut dengan teknik pengukuran/kuantitatif :


 Memiliki panjang badan (kepala-tumit) lebih dari 35 cm.
 Memiliki lingkar kepala lebih dari 32 cm.
 Memiliki berat badan minimal 1500 gram, kecuali untuk bayi mini
yang sudah viable BB minimal 1000 gram.
 Panjang tali pusat 7-8 inchi (17,5 – 20 cm).
PENENTUAN UMUR JANIN/ EMBRIO DALAM
RUMUS DE HAAS

Umur Panjang badan (kepala-tumit)


1 bulan 12 = 1 cm
2 bulan 22 = 4 cm
3 bulan 32 = 9 cm
4 bulan 42 = 16 cm
5 bulan 52 = 25 cm
6 bulan 6x5 = 30 cm
7 bulan 7x5 = 35 cm
8 bulan 8x5 = 40 cm
9 bulan 9x5 = 45 cm
CIRI FISIK BAYI VIABLE
 Memiliki rambut yang sudah menutupi kepala dan alis
 Garis telapak tangan dan kaki sudah mengisi 2/3 bagian depan
dengan alur yang jelas
 Tulang rawan telinga sudah tumbuh
 Jenis kelamin ♂ dan ♀ sudah bisa dibedakan
 Pertumbuhan gigi sudah sampai pada tingkat kalsifikasi (rontgen)
 Kuku sudah melewati ujung jari, alat indera sudah terbentuk
PEMERIKSAAN TANDA PERAWATAN
Tanda bayi sudah dirawat :
• Tali pusat telah terikat atau terpotong
• Verniks kaseosa(lemak bayi) telah dibersihkan
• Telah diberikan pakaian

Tanda bayi belum dirawat :


• Tali pusat masih menyatu atau belum dipotong
• Verniks kaseosa belum dibersihkan
• Masih dalam keadaan telanjang
Bayi hidup dan atau bayi mati di
dalam kandungan (PAS dan Abortus)
Menurut Forensik

HIDUP - HIDUP HIDUP - MATI MATI - MATI


Bayi hidup di dalam Bayi hidup di dalam Bayi sudah mati
kandungan/ rahim ibu, kandungan/ rahim ibu didalam kandungan
hidup dijalan lahir tetapi kemudian mati
(vagina), dan hidup baik saat berada di
diluar kandungan jalan lahir , atau mati
saat diluar kandungan
Dada telah
mengembang

Sela iga Pemeriksaan Bayi Sudah


melebar Perut
Bernafas (PAS) cembung

Tepi paru menumpul, gambaran paru-paru


Diafragma telah turun ke sela mozaik (bercak merah tidak homogen
iga 4 – 5 atau 5 – 6 pada dasar merah tua), teraba krepitasi,
perabaan spons, uji apung paru positif, uji
apung usus (Berslau’s second life test)
positif, ujiudara liangtelinga dalam (+).
UJI APUNG PARU
• Hasil baik, bila belum ada pembusukan
• Uji pengapungan mulai dilakukan pada alat dalam leher (diikat dulu) dan alat dalam dada
• Berturut - turut diuji apung : kedua paru dipisahkan dari trakea, tiap lobus paru, dan kemudian
dipotong kecil - tipis jaringan perifer paru
• Bila potongan kecil – tipis mengapung diletakan dalam karton lalu diinjak tanpa diputar dan
dimasukan kedalam air lagi.
• Tujuan diinjak untuk mengeluarkan udara/gas selain residu udara
• Volume residu hanya keluar bila alveoli rusak.
• Tetap terapung berarti terdapat udara volume residu atau dikatakan sebagai uji
apung paru positif
• Positip berarti : pernah bernafas = lahir hidup
• Negatip berarti :
• Mungkin belum pernah bernafas = lahir mati
• sudah bernapas: resorbsi pd asfiksia / apnoe lama
pneumonia lobaris
segera tenggelam pd kelahiran
pembusukan lanjut

Pemeriksaan Mikroskopis HARUS dilakukan untuk menarik


kesimpulan akhir dengan benar terutama bila hasil negatif
UJI TELINGA TENGAH ( middle ear test )
DASAR UJI TELINGA TENGAH CARA MELAKUKAN :
Wreden - Wendt :
• Bayi telah bernafas pada waktu • Digunting dengan kuat atau pahat kecil tegmen
dilahirkan timpani dibuka di bawah permukaan air dan
diperhatikan apakah keluar gelembung –
• Dapat mengadakan gerakan gelembung dari telinga tengah atau tidak
menelan • Gelembung keluar POSITIF
• Tuba auditiva Eustachii terbuka • Gelembung tidak keluar NEGATIF
karena aktivitas muskulus tensor et
levator veli palatini
• Udara masuk kedalam rongga
telinga tengah Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri,
1988
UJI LAMBUNG – USUS (UJI BRESLAU)
• BILA BAYI TELAH BERNAFAS LAMBUNG DAN USUS BERISI UDARA YANG
TERTELAN
• CARA MELAKUKAN :
• Doudenum di dekat Pilorus, Usus halus di daerah valvula Bauhini dan Usus besar di daerah rekto –
sigmoid diikat dengan tali rami
• Seluruh alat pencernaan dimasukan kedalam air
• Alat pencernaan terapung  POSITIF
• Alat pencernaan tidak terapung  NEGATIF

• NOTE : bila tidak seluruhnya terapung perhatikan mana yang tidak terapung, di uji sendiri – sendiri dg cara sama
dengan diatas
• Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988
Pemeriksaan Lama Hidup Di Pemeriksaan lama kematian
Luar Kandungan (PAS) (PAS DAN ABOSRTUS

Dapat dinilai dengan melihat : Lama kematian dengan


• Kondisi perawatan bayi melihat dan menilai tanda
pasti kematian:
• Pelepasan tali pusat, 24-48jam
• Lebam mayat
• Mekonium, setelah 2 hari
hilang • Kaku mayat
• Obliterasi pembuluh darah • Pembusukan
umbilicus 3-4 hari
• Ikterus, selama 4-10 hari hilang
Pemeriksaan Tanda Kekerasan (PAS & ABORTUS )
Tanda Kekerasan Berupa :
Pemeriksaan Cara dan Mekanisme Kematian (PAS)

Penjeratan

Pencekikan

Pembekapan

Penenggelaman

Sumbatan jalan nafas

Trauma Tajam

Trauma tumpul
Pemeriksaan Perkiraan Penyebab Kematian (PAS)

Perkiraan penyebab kematian


dapat berupa :

Non Asfiksia
(Tanpa Trias Asfiksia (Trias
Asfiksia) Afiksia)
PEMBAGIAN ABORTUS

Abortus

Abortus Abortus
Spontan Provokatus

Abortus Abortus Abortus Abortus Abortus Abortus


Imminens Insipiens inkompletus Kompletus Terapeutik Kriminalis
Medicinalis
ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS
(METODE)
Kekerasan Mekanik (Umum):
• Gerakan fisik berlebihan
• Jatuh
• Pemijatan / pengurutan perut bagian bawah
• Kekerasan langsung pada perut / uterus

Kekerasan Mekanik (Lokal):


• Penyemprotan air sabun atau air panas pada portio
• Pemasangan laminaria stift atau kateter ke dalam serviks.
• Manipulasi serviks dengan jari tangan
• Pemecahan selaput amnion dengan penyuntikan ke dalam uterus
Kimiawi / Obat-obatan :
• Emmenagogum yaitu obat untuk melancarkan haid
• Contoh : Aloe, Potassium Permanganate
• Purgativa / Emetica : obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI
tract
• Contoh : minyak eter
• Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsung, contoh :
Apiol, Ergot
• Garam dari logam berat

Klinik Aborsi :
• Dilatasi dan Kuretase
• AVM (Aspirasi Vakum Manual)
• Pengguguran dengan menggunakan kimia prostaglandin
• Operasi bedah caesar / histerektomy
KOMPLIKASI ABORTUS

Perdarahan akibat luka


Emboli udara dapat
pada jalan lahir, atonia Syok akibat refleks
terjadi pada teknik
uteri,sisa jaringan vasovagal atau
penyemprotan cairan
tertinggal, dan lain- neurogenik
kedalam uterus.
lain.

Keracunan obat Infeksi dan sepsis Asfiksia


PEMERIKSAAN ABORTUS PADA IBU
Hidup Mati

Px Luar & pemeriksaan labolatorium


Px Luar & pemeriksaan Labolatorium

Px tanda kehamilan/tanda pasca


abortus
Px tanda kehamilan/tanda pasca abortus

Px tanda kekerasan mekanik umum Px tanda kekerasan mekanik umum, lokal


dan zat kimia

Px tanda kekerasan mekanik lokal


(vagina dan jalan lahir) Px dalam/Otopsi

Px kekerasan karena zat kimia [sistemik & Px sebab kematian


lokal] Derajat Kualifikasi Luka (luka berat)
PEMERIKSAAN KORBAN
ABORTUS
Pada Korban Hidup
Pemeriksaan Medis (Pada Ibu)
 Anamnesis mengenai kehamilan pada ibu
 Tanda – tanda kehamilan : perubahan payudara, pigmentasi, uterus
membesar, adanya striae, lochia dari vagina, dan hormonal.
 Usaha penghentian kehamilan misalnya tanda-tanda kekerasan
pada genitalia interna / eksterna, daerah perut bagian bawah.
PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS
Pada Korban Mati
• Pada pemeriksaan jenazah, pembukaan • Periksa alat-alat genitalia interna
abdomen sebagai langkah pertama apakah pucat atau adanya memar.
dalam autopsi bila ada kecurigaan • Ambil darah dari jantung (segera
abortus kriminalis. setelah tes emboli) untuk pemeriksaan
• Pada pembedahan jenazah, bila toksikologi. Ambil urine untuk tes
didapatkan cairan dalam rongga perut kehamilan dan toksikologik.
atau kecurigaan lain, lakukan • Pemeriksaan mikroskopik, meliputi
pemeriksaan toksikologi. adanya sel trofoblas yang merupakan
• Uterus diperiksa apakah ada tanda kehamilan, kerusakan jaringan
pembesaran, krepitasi, luka atau yang merupakan jejas / tanda usaha
perforasi. Lakukan pula tes emboli penghentian kehamilan.
udara pada vena kava inferior dan
jantung.
PERBEDAAN PAS DAN ABORTUS PADA JANIN
Penilaian PAS Abortus

Viabilitas/kemampuan Viable (sudah mampu hidup Non-Viable (blm mmpu hdp


hidup diluar kandungan diluar kandungan) diluar kandungan)

Usia (dlm kandungan) >28 minggu <28 minggu

Kriteria Viabilitas BB: min 1000 gram, PB: min BB: <1000 gram, PB:<35 cm,
35 cm, LP: min 32 cm srt tlh LP: <32 cm srt blm memiliki ciri
mmiliki ciri tmbhn lainnya tambahan lainnya

Kesimpulan Visum Harus dinyatakan/ditulis sebab Tdk perlu dinyatakan/ditls sebab


(penyebab) kematian bayi (pnyb) kematian bayi (janin) ttp
perlu dinyatakan sebab (pnyb)
gugurnya/keluarnya konsepsi
KESIMPULAN

 Antara pembunuhan anak sendiri maupun abortus adalah dua sisi yang
berbeda. Baik dari segi definisi, peraturan perundangan maupun dari
berbagai pemeriksaan untuk dapat menegakkan suatu kasus dengan kasus
yang lainnya

 Kita sebagai bagian dari tenaga kesehatan yaitu dokter umum agar bisa
mengetahui dan paham tentang pembunuhan anak sendiri dan abortus,
serta untuk mengetahui bagaimana dasar–dasar hukum maupun landasan
hukumnya sebagaimana kita dapat membantu pelayanan kesehatan dan
juga dalam hal peradilan apabila dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku ajar ilmu kedokteran forensic dan 6. Amir, Amri. 2009. Ilmu Kedokteran
medikolegal edisi ke 8 FK. Airlangga Forensik. Medan: Percetakan RAMADHAN
Surabaya, 2012 7. Idris, Abdul. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran
2. Budiyanto arif, wibisana widiatmaka, siswandi Forensik. Binarupa Aksara.
sudiono, et al. thanatology dalam ilmu
8. Safitry, Oktavinda. 2014. Kompilasi Peraturan
kedokteran forensic FK UI Jakarta. 1997
Perundang-undangan terkait Praktik
3. Budiyanto arif, wibisana widiatmaka, siswandi Kedokteran. Jakarta Pusat: FKUI
sudiono, et al. Seri ilmu Kedokteran forensik 9. Aflanie Iwan,dr, ilmu kedokteran forensic dan
Pembunuhan Anak Sendiri kedokteran medikolegal. Rajawali press Jakarta, 2017
forensic FK UI Jakarta. 1988
10.Prawirohardjo,Sarwono. 2016. Ilmu
4. Aflanie Iwan,dr, ilmu kedokteran forensic dan Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono
medikolegal. Rajawali press Jakarta, 2017 Prawirohardjo. Jakarta
5. Hoediyanto. Ilmu kedokteran forensic dan
medikolegal edisi ke VIII. FK. Airlangga
Surabaya, 2012

Anda mungkin juga menyukai