Anda di halaman 1dari 24

1

RIGOR MORTIS

Oleh : Clara Amelia 20190420069


Pembimbing : dr. Saliyah, Sp.F.M.
• Latin → Rigor : stiffness , mortis : death

Apa itu rigor • Keadaan dimana otot dari mayat menjadi kaku disertai
dengan pemendekan otot dalam derajat tertentu yang
mortis ? diawali dengan pelemasan otot
• Celullar death/molecular death → tanda kematian pasti

2
FISIOLOGI
KONTRAKSI
OTOT

3
4
PATOFISIOLOGI
RIGOR

5
FASE

1. Primary flaccidity
– Stadium somatic death
– Otot masih lemas
– Dapat dirangsang secara mekanik maupun
elektrik
– Cadangan glikogen → reversible bila
mendapat ATP dan O2
– Berlangsung ± 2-3 jam
7
FASE

2. Rigor mortis
– Otot kaku, tidak dapat dirangsang
– Stadium cellular death

3. Secondary flaccidity
– Otot lemas dan lembek
– Enzim proteotilik → merusak protein otot

8
ONSET & DURASI
• Onset & durasi bervariasi
• 1-2 jam setelah kematian & menetap dalam 9-12
jam
• Rule of 12 / March of Rigor
• India → musim panas : 18-36 jam ; musim dingin
24-48 jam

9
• Nysten’s rule : rigor tidak muncul secara simultan pada
semua otot. Mulai dari otot kecil ke besar
• Shapiro (1950) : rigor muncul secara simultan di semua

URUTAN otot.
• Buris (1993) : Otot jantung (30 min) → otot mastikasi
MUNCUL → otot regio nuchal → wajah, leher, ekstremitas
• Hilangnya rigor mengikuti pola munculnya rigor

10
11
EFEK PADA ORGAN LAIN 12

• Ukuran dan bentuk pupil kanan dan kiri tidak sama


• Refleks kornea dan reflex cahaya hilang
• Kornea keruh
• Kontraksi otot di vesikula seminalis dan prostat dan menyebabkan keluarnya semen
postmortem
• Goose skin/pimpling
13
FAKTOR YANG BERPENGARUH

• Suhu
Pada suhu hangat : onset lebih cepat, durasi lebih pendek
• Sebab kematian
High muscular activity : onset lebih cepat, durasi lebih pendek
• Kondisi otot sebelum kematian
Otot relaks, onset rigor lebih lama
• Usia 14

Belum muncul pada fetus < 7 bulan


DIFFERENSIAL DIAGNOSIS 15

• Heat stiffening
– Suhu > 650C koagulasi protein → kontraksi otot
– Akibat terbakar / kesetrum
– Kaku berlanjut hingga stadium dekomposisi
– Derajat kaku > dari rigor mortis
– Tidak terjadi rigor mortis
– Tanda eksposure : burning, blister, heat rupture, boxer’s
position
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS 16

• Cold stiffening
– Paparan tubuh pada suhu ekstrim < -50C
– Pemadatan lemak subcutan dan otot
– Pembekuan cairan synoval sendi → digerakkan timbul krepitasi
– Lemak subcutan mengeras → dianggap ligature mark, terutama pada infant
– Rigor mortis muncul setelah jenazah mencair
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS 17

• Spasme cadaver / instaneous rigor


– Jarang terjadi
– Keadaan dimana otot/grup otot tiba-tiba mengalami kekakuan setelah meninggal, tanpa melewati
fase primary relaxation
– Penyebab belum diketahui
– Berhubungan dengan kasus kematian yang violent disertai emosi yang intens saat meninggal
– Jarang muncul pada seluruh tubuh
– Contoh : orang yang tenggelam, bunuh diri dengan senjata api
18
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS 19

• Gas stiffening
– Tanda dekomposisi
– Terjadi akibat akumulasi gas pada jaringan → false rigidity
20
21
22
23
24
25

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai