Kematian
Wajar atau tidak wajar
DOKTER
Perkiraan Usia Kematian
Pembusukan
Sebab
Transplantasi KEGUNAAN kematian
Cara
kematian
DEFINISI MATI
MATI
SOMATIS/KLI
NIS
MATI MATI
CELULAR/MOL BATANG OTAK
EKULER
MATI
SEREBRAL
• MATI SOMATIS/KLINIS:
FUNGSI SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT, SISITEM
KARDIOVASKULAR, SISTEM PERNAFASAN
TERHENTI (IRREVERSIBLE)
• MATI SELLULER/ MOLEKULER:
KEMATIAN ORGAN ATAU JARINGAN TUBUH YG TIMBUL
BBRP SAAT SETELAH KEMATIAN SOMATIS
• MATI SEREBRAL:
KERUSAKAN KEDUA HEMISFER OTAK IRREVERSIBLE
KECUALI BATANG OTAK DAN SEREBELUM, SISTEM
PERNAFASAN DAN KARDIOVASKULAR MASIH
BERFUNGSI DG BANTUAN ALAT
• MATI BATANG OTAK:
TERJADI KERUSAKAN ISI NEURONAL INTRAKRANIAL
IRREVERSIBLE, TERMASUK BATANG OTAK DAN
SEREBELUM
• MATI SURI (SUSPENDED ANIMATION, APPARENT
DEATH)
TERHENTINYA 3 SISTEM KEHIDUPAN DG ALAT
SEDERHANA, DG PERALATAN CANGGIH MASIH DAPAT
DIBUKTIKAN BAHWA 3 SISTEM TERSEBUT
BERFUNGSI, CONTOH PD KASUS KERACUNAN OBAT
TIDUR, TERSENGAT ALIRAN LISTRIK, TENGGELAM
SK PB IDI No.336/PB IDI/a.4 tertanggal 15 Maret 1988
disusul SK PB IDI No.231/ PB.A.4/07/90.
a. Algor Mortis
b. Livor Mortis
c. Rigor Mortis
d. Pembusukan, Mumifikasi,
Adiposera
ALGOR MORTIS
• Proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yg
lebih dingin melalui cara Radiasi, Konduksi, evaporasi
dan konveksi.
• Marshall dan Hoare (1962)
- Dg suhu lingkungan 15,5 oC, penurunan suhu dg
kecepatan:
- 0.55 o C / jam pada 3 jam pertama
- 1,1 oC / jam pada 6 jam berikutnya
- 0,8 o C/ jam pada periode selanjutnya.
- Dengan suhu saat mati dianggap 37 o C
ALGOR MORTIS
Moritz’s formula :
Lama kematian (Jam) = (98,4°F- suhu rektal jenazah °F)
1,5
Dipercepat Diperlambat
Aktivitas √
1. Sel eritrosit menempati
LIVOR MORTIS daerah terbawah
(gravitasi) mengisi vena
dan venula membentuk
bercak warna merah ungu
(livide) pd bagian
terbawah, kecuali pada
bagian tubuh yg tertekan.
2. Hemolisis o.k aktifitas
< 8-12 jam Fibrinolisin yg berasal dr
Endotel Vasa
Lebam Mayat :
keracunan CO cherry pink
keracunan sianida dark red atau brick red.
nitro benzene,potassium chlorat chocolate brown
Clostridium perfringens perunggu (bronze)
asfiksia kebiruan
Aspek medikolegal Lebam
mayat
• Dapat memperkirakan saat kematian.
• Dapat memperkirakan posisi kematian.
• Tanda pasti kematian seluler.
• Mengetahui adanya manipulasi.
• Dapat mengetahui penyebab kematian.
RIGOR MORTIS
Cadangan Glikogen
otot (-) Energi (-) Aktin-Miosin Kaku Otot/
ADP (-) ATP (-) Menggumpal Kraniocaudal
Kaku Mayat diBuktikan
Umur anak-anak
Gizi buruk
Aspek Medikolegal Kaku Mayat
• Heat stiffening
Protein pada otot akan terkoagulasi pada temperatur diatas 149 derajat
Fahrenheit atau 65 derajat celcius.
Pada otopsi, otot dapat tampak menciut dan tampak karbonisasi ke permukaan.
Dibawahnya terdapat daerah pink kecoklatan (“cooked meat”), dan jika
proses tidak berlanjut sampai bagian bawahnya, tampak otot merah normal.
Pugilistic attitude pada tubuh yang terbakar, disebabkan karena besarnya
daerah otot fleksor dibanding otot ekstensor, yang mana terjadi pemaksaan
daerah anggota badan ke dalam posisi fleksi dan tulang belakang ke dalam
posisi opisthotonus
• Cold stiffening
• Penurunan temperatur pada mayat dibawah 3,5 derajat celcius atau 40 derajat Fahrenheit akan
menghasilkan memadatnya lemak subkutan dan otot. Saat tubuh dibawa untuk dihangatkan, akan
timbul true rigor mortis. Pada lingkungan bersuhu dingin ekstrim, cairan tubuh juga akan membeku
termasuk persendian, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga
sendi. Pada temperatur yang ekstrim, otot akan mengalami kekakuan yang palsu. Pada udara yang
sangat dingin, saat panas tubuh hilang, otot dapat mengeras karena cairan tubuh menjadi beku dan
memadat, seperti pada daging yang disimpan pada freezer.
• Membedakan orang mati karena kedinginan dengan orang yang telah mati sebelum kedinginan :
• Bila orang mati di kutub -> kematian terjadi karena kedinginan. Dingin membuat suhu tubuhnya
menjadi kaku, belum terjadi rigor mortis / kaku mayat. Sehingga apabila nanti dihangatkan,
tubuh mayat akan lemas dan kemudian terjadi rigor mortis (kaku mayat).
• Bila orang yang mati duluan, kemudian dibuang ditempat yang dingin -> tubuh mayat yang
dibuang akan tetap kaku karena udara dingin, tetapi setelah dihangatkan tubuh mayat akan
tetap lemas. Tidak akan terjadi rigor mortis.
• Cadaveric spasm
Penyebabnya adakah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat
setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat
sebelum meninggal.
Rigor mortis Cadaveric spasm
Onset Perubahan otot sesudah kematian Keadaan lanjut dari kontraksi otot,
seluler, diawali dengan primary otot dalam kondisi mati seketika
flaccidity
Otot Semua otot dalam tubuh Otot tertentu sesuai kontraksi
gas pembusukan
1. Faktor Eksternal
sterilitas √
suhu sekitar optimal : 21°C- suhu rendah, tinggi
kelembaban 38°C
2. Faktor internal tinggi
Umur Bayi, anak, lansia
Keadaan tubuh saat gemuk, oedema
meninggal
sebab kematian peradangan,mutilasi
kelamin keracunan arsen
Mummifikasi
proses pengeringan alat-alat tubuh akibat penguapan cairan
dan dehidrasi jaringan yg cepat pengeringan jaringan yg
dapat menghentikan pembusukan
Syarat adiposera :
tempat harus basah (harus mengandung air)
tempat harus mengandung alkali.
Tanda-tanda pada adiposera :
a. Tubuh berwarna putih sampai kekuningan
b. Bila diraba terasa seperti sabun
c. Pada pemanasan akan meleleh
d. Berbau tengik (rancid odour).
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
Mant 0 jam 12
Urea
(N: 4,9-5,5 mmol/l)
Darah
Kreatinin
(N: 70,7-212,2 µmol/l)
Metabolisme
Tanatologi Kematian
sel terhenti
Faktor yang
mempengaruh
i
Perkiraan saat Tanda pasti
kematian kematian