Anda di halaman 1dari 15

THANATOLOGI

FORENSIK
ADY PRASOJO (1210211202)
REFERENSI
• Ilmu Kedokteran Forensik FK UI
• Wahyono, Arief, 2015, Thanatologi & Traumatologi
Forensik. Instalasi Kedokteran Forensik RS Bhayangkara
TK1 Said Sukanto, Jakarta.
DEFINISI
• Berasal dari bahasa latin :
1. Thanatos = Yang behubungan dengan kematian
2. Logos = Ilmu
• Definisi : Thanatologi adalah topik dalam ilmu kedokteran
forensik yang mempelajari hal mati serta perubahan yang
terjadi pada tubuh setelah seseorang mati serta faktor
yang mempengaruhi perubahan tersebut.
• Dalam thanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati
• Kematian adalah keadaan terhentinya 3 sistem penunjang
kehidupan, antara lain
1. SSP
2. Henti Jantung
3. Henti Nafas
• Atau terhentinya salah satu organ diatas diikuti dua organ
lainnya (Mati Klinis / Mati Somatis)
A. Mati Suri
- Terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan yang masih
reversibel.
B. Mati Seluler
- Adalah kematian organ / sel beberapa saat setelah kematian
klinis untuk transplantasi.
(+) Mati Serebral
- Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali
batang otak dan serebellum
C. Mati Otak
- Adalah bila terjadi kerusakan seluruh otak yang irreversible,
termasuk batang otak dan serebellum.
MATI BATANG OTAK
• Merupakan patokan yang dipakai di
Indonesia untuk menentukan
secara pasti kematian
• Untuk menentukan mati batang
otak tidaklah sulit dan tidak
diperlukan peralatan yang canggih.
• Tes mati batang otak :
1. Testing for pupillary respons to
light
2. Testing for motor response to
paintful stimulus
3. Dolls eyes
4. Testing for corneal reflex
PERUBAHAN SETELAH
KEMATIAN
PERUBAHAN DINI / PERUBAHAN LANJUT /
TIDAK PASTI PASTI
K-V : PUCAT, DINGIN, LEBAM MAYAT/LIVOR
HENTI NADI; MORTIS;
HENTI NAFAS; KAKU MAYAT/RIGOR
SSP : RELAKSASI MORTIS;
PRIMER, ATONIA,
AREFLEKSI; PENURUNAN
SUHU/ALGOR
PENDATARAN BAGIAN MORTIS;
TUBUH YANG
TERTEKAN; PEMBUSUKAN;
SEGMENTASI/FRAGMEN MUMMIFIKASI;
ATASI KOLOM DARAH
DALAM A. CENTRALIS ADIPOCERE
RETINAE
A. LEBAM MAYAT /
LIVOR MORTIS
• Terjadi sebgai akibat penggumpalan
darah / SDM (dlm pembuluh darah)
pada daerah yg letaknya rendah
karena pengaruh gravitasi.
• Mulai tampak samar 15 – 30 menit
setelah mati;
• Makin nyata & menetap 8 – 12 jam
setelah mati.
• Faktor yang mempengaruhi :
a. Viskositas darah
b. Kadar Hb (Anemia Kronis)
c. Perdarahan (Hipovolemi)
B. KAKU MAYAT /
RIGOR MORTIS
• Saat mati somatis, masih terjadi glikogenolisis
yang menghasilkan fosfat yang berenergi
tinggi
• ATP berubah menjadi ADP, lalu ATP selama +/-
2 jam setelah kematian akan habis, kemudian
Aktin dan Miosin menjadi menggumpal
sehingga otot menjadi kaku
• Kaku mayat tampak 2-4 jam setelah kematian,
lengkap dalam waktu 10-12 jam setelah
kematian
• Faktor yang mempengaruhi :
1. Kurus
2. Suhu tinggi
3. Penyakit (radang/infeksi)
4. Aktivitas berat
C. ALGOR MORTIS /
SUHU MAYAT
• Saat mati, proses metabolisme masih
berlangsung utk beberapa saat
menghasilkan kalori untuk
mempertahankan suhu tubuh;
• 30-60 menit suhu tubuh masih bertahan,
setelah itu suhu turun sampai sama
dengan suhu keliling.
• Faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu awal (infeksi)
2. Bangun tubuh (gemuk / kurus)
3. Posisi tubuh (terlentang / meringkuk)
4. Pakaian yang dikenakan (tebal / tipis)
5. Suhu lingkungan, kelembapan
D. PEMBUSUKAN /
DECOMPOSITO
• Pembusukan awal tampak warna kehijauan diperut kanan
bawah akibat perkembang biakan gol. Clostridia dalam
perut sekirar +/- 24 jam setelah kematian. Makin menjalar
setelah timbul perubahan pada kulit;
• Lebih lanjut terbentul Vesikel – bullae pembusukan berisi
cairan hitam kehijauan kemudian pecah dan kulit ari
terkelupas;
• 48-72 jam setelah kematian tubuh menggembung karena
terjadi pemecahan protein oleh bakteri.
PEMBUSUKAN
Lalat hinggap  telur 
larva  panjang larva (umur
larva) memberikan perkiraan
saat kematian.
E. MUMMIFIKASI
• Terjadi pengeringn tubuh
akibat suhu keliling yang
tinggi serta kelembaban
rendah sehingga tubuh
menyusut berwarna coklat
kehitaman
• Faktor yang mempengaruhi
:
A. Suhu lingkungan tinggi;
B. Kelembaban udara
rendah;
C. Waktu yg lama
F. ADIPOSERA
• Asam lemak tidak jenuh
mengalami hidrogenasi,
sehingga asam lemak
jenuh menjadi lebih padat
• Faktor yang mempengaruhi
:
1. Suhu lingkungan tubuh
2. Kelembapan tinggi
3. Lemak cukup
4. Aliran udara rendah
5. Waktu yang lama
TERIMA KASIH.. 

Anda mungkin juga menyukai